Semua Bab Hari-hari Dimanjakan Paman: Bab 1871 - Bab 1880

2938 Bab

Bab 1871

Agam tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya langsung menginjak gas untuk meningkatkan kecepatannya!Jason dan Justin yang duduk di barisan belakang juga tidak bersuara. Namun, mereka terkejut melihat kemampuan Pamela yang bahkan bisa menemukan lokasi sebuah nomor telepon dalam waktu sesingkat itu!Terutama Justin, dia sangat tertarik dengan teknologi komputer seperti ini. Dia menjulurkan kepalanya dari belakang dan melihat layar komputer Pamela, lalu dia seketika tercengang!"Kak! Ternyata kamu ... kamu Mooney, ya!" seru Justin.Pamela tidak punya waktu untuk meladeni Justin. Dia hanya menoleh dan memelototi adiknya ini sambil berseru, "Duduk dengan baik! Jangan berisik!"Justin memonyongkan bibirnya dengan tidak berdaya sambil duduk kembali di tempatnya. Namun, kekaguman dalam hatinya meningkat!Idola yang paling dia kagumi ternyata adalah kakaknya sendiri!Hal ini benar-benar sulit dipercaya!...Pada saat ini, di sisi lain.Di daerah telantar di pinggiran Kota Marila, setelah
Baca selengkapnya

Bab 1872

Pria paruh baya ini baru mulai menyadari situasi ini. "Hah? Secepat ini?"Kalana sudah tidak sempat menjelaskan apa pun pada si bodoh ini. Dia memasuki gua tersebut dengan terburu-buru dan membawa Revan keluar dari kandang anjing ....Orang lain mungkin tidak bisa menemukannya secepat ini, tetapi kalau itu Pamela dan Agam, mereka mungkin bisa melakukannya. Oleh karena itu, dia harus mencari tempat persembunyian lainnya secepat mungkin.Revan yang berada di dalam kandang anjing masih menangis. Dia terus menangis tersedu-sedu sambil bergetar ketakutan.Kalana tidak memedulikan perasaan Revan. Dia langsung menarik Revan ke luar dan mengikat Revan dengan tali rami, lalu menyuruh pria di mulut gua ini untuk menggendong anak ini!Pria itu sangat tidak senang. Namun, dia belum menerima uang 200 juta yang Kalana janjikan untuknya, jadi dia hanya bisa menuruti kemauan wanita ini ....Dia pun menggendong Revan dan keluar dari gua ini dengan Kalana. Kalana juga sengaja membuang ponsel pria ini di
Baca selengkapnya

Bab 1873

Anjing pelacak itu memasuki gua tersebut terlebih dahulu, diikuti oleh Agam dan Pamela.Gua ini gelap gulita, mereka bisa mencium bau kayu bakar.Para petugas kepolisian menyalakan senter mereka, sehingga mereka melihat kandang anjing dan tumpukan kayu yang sudah pernah dibakar di dalam gua ....Begitu Pamela melihat kandang anjing itu, sepasang matanya langsung berkaca-kaca!"Mereka pasti mengurung Revan di dalam kandang anjing ini! Sialan! Kenapa mereka bisa berbuat seperti ini terhadap seorang anak kecil?!" seru Pamela.Melihat kandang anjing tersebut, ekspresi Agam juga menggelap ....Anjing pelacak itu terus mengendus-endus di sekitar dan menggonggong saat ia menemukan bau khusus.Justin pergi memeriksa dengan petugas kepolisian dan melihat genangan air di tanah ....Apakah itu urine anak kecil?Melihat genangan air itu, pikiran Pamela seperti terhubung dengan putranya. Dia langsung berkata, "Itu pasti punya Revan, dia meninggalkan petunjuk untuk kita! Pipisnya belum kering, artin
Baca selengkapnya

Bab 1874

Mendengar Revan menanyakan hal ini dengan suaranya yang serak, Kalana berjalan turun sambil terkekeh dengan jijik. "Menurutmu kenapa? Karena kamu adalah anak yang aku adopsi! Barangku, sejelek apa pun itu, tetap adalah milikku! Aku nggak akan membiarkan orang lain merebut milikku!"Tatapan Revan tampak tidak berdaya dan juga putus asa. "Tapi ... kamu sama sekali nggak menyukai anak-anak ... kamu juga nggak menyukaiku. Kenapa kamu nggak bisa membiarkanku tinggal dengan Ayah dan Ibu ...."Mendengar Revan menyebut "ibu" yang bukan merujuk pada dirinya sendiri, Kalana seketika naik darah. Dia langsung melemparkan anak kecil ini ke tanah dengan kuat!"Apa katamu? Siapa yang kamu sebut ibumu?" kata Kalana.Jalan pegunungan tidak rata dan penuh akan duri. Begitu Revan terlempar ke tanah, kulitnya yang terekspos langsung robek karena duri tanaman yang tajam, sehingga dia mengerang kesakitan sambil mengernyit!Namun, Kalana masih saja menendangnya dengan kuat sambil berseru, "Dasar bajingan! Si
Baca selengkapnya

Bab 1875

Oleh karena itu, dia ingin merebut kembali anak yang dia adopsi dari Pamela!Dia berpikir, karena Keluarga Dirgantara sudah menerima Revan, artinya mereka sangat mementingkan anak ini. Asalkan dia bisa mengendalikan Revan seperti sebelumnya, dia tidak lagi takut Keluarga Dirgantara tidak akan menghargainya dan tidak memberinya keuntungan apa pun!Hal terpenting adalah dengan Revan di sisinya, dia akan tetap berhubungan dengan Agam dan mungkin bisa membangkitkan ikatan lama mereka!'Sayang sekali, anak sialan ini malah selemah ini! Baru kutendang beberapa kali saja dia sudah mati!' pikir Kalana.Saat Kalana sedang memikirkan cara untuk menangani mayat anak ini, suara lolongan anjing mengejutkannya!'Kenapa bisa ada anjing di pegunungan?''Itu anjing atau serigala?!''Gawat! Aku nggak punya senjata untuk membela diri ....'Kalana tidak sempat banyak pikir lagi. Dia melihat ke sekeliling, lalu bergegas berlari turun gunung!'Baik itu anjing maupun serigala, mereka bisa makan mayat Revan d
Baca selengkapnya

Bab 1876

Saat Pamela terbangun, dia mendapati dirinya sudah berada di rumah sakit.Pancaran cahaya lampu terasa sangat menusuk ketika dia membuka matanya. Saking ketakutannya, dia sampai berkeringat dingin."Revan!!!" serunya.Saat ini, pandangannya masih kabur. Dia hanya merasakan seseorang mengelus-elus kepalanya dengan lembut dan berbisik di telinganya, "Nggak apa-apa, semuanya sudah baik-baik saja ...."Akhirnya napas Pamela sudah sedikit lebih teratur, perlahan-lahan pandangannya juga sudah jelas. Dia sudah bisa melihat dengan jelas orang-orang di sekitarnya.Ada Ariel, Marlon, Adsila, Jason, Justin, serta Marko.Mereka semua menatapnya dengan tatapan simpati sekaligus khawatir ....Sementara itu, orang yang memeluknya dan menghiburnya dengan suara lembut adalah Agam.Pamela langsung menarik dirinya dari pelukan Agam, lalu bertanya dengan ekspresi panik dan mata memerah, "Di mana Revan?"Agam berkata padanya dengan lembut, "Dia baik-baik saja, dia sudah sadar. Kamu nggak perlu khawatir, do
Baca selengkapnya

Bab 1877

Di departemen rawat inap anak-anak rumah sakit.Saat Agam membawa Pamela memasuki bangsal, Revan sedang duduk di ranjang sambil memakan apel yang dikupas oleh Olivia dengan linglung.Melihat Pamela memasuki bangsal, ekspresi panik dua lansia Keluarga Dirgantara baru tampak rileks ...."Pamela juga sudah sadar, ya!""Syukurlah, syukurlah kamu sudah sadar!"Pamela hanya menganggukkan kepalanya kepada dua lansia itu. Kemudian, dia melepaskan dirinya dari genggaman Agam dan berjalan dengan cepat menuju ke sisi ranjang. Melihat Revan dalam kondisi baik-baik saja, dia langsung berlinang air mata.'Syukurlah! Revan baik-baik saja. Dia benar-benar baik-baik saja ....'Begitu melihat Pamela, Revan langsung merasa apel dalam genggamannya tidak enak lagi. Dia meletakkan apel itu di samping, lalu merentangkan kedua tangannya dan melemparkan dirinya ke dalam pelukan Pamela. "Ibu .... Aku mengira aku nggak akan bisa bertemu Ibu lagi ...."Pamela memeluk sosok putra yang hampir saja menghilang dari h
Baca selengkapnya

Bab 1878

Revan mengedipkan matanya dan berkata, "Oke!"Pamela membiarkan Revan setengah berbaring di kepala tempat tidur, lalu menutupi bocah itu dengan selimut. Kemudian, dia baru mulai berbicara."Revan, kejadian hari ini adalah kejadian nggak terduga. Kelak, kejadian seperti ini nggak akan terulang lagi. Kamu harus mengingat pengalaman yang kamu peroleh dari kejadian kali ini. Kelak, kamu harus lebih waspada lagi. Tapi, berjanjilah pada Ibu, kamu jangan sampai trauma karena kejadian ini, ya?"Pamela sedang mengarahkan putranya karena takut kondisi mental putranya terganggu karena kejadian ini.Mendengar ucapan ibunya, Revan menunjukkan ekspresi sedih dan berkata, "Tapi .... Sangat menakutkan .... Setiap kali aku memejamkan mataku, aku teringat saat-saat wanita jahat itu memukulku .... Ibu, kelak bisakah aku ikut bersama Ibu sepanjang waktu? Bisakah aku nggak terpisah dari Ibu selamanya ...."Melihat putranya yang sebelumnya periang dan selalu bersikap dewasa itu menjadi ketakutan seperti ini
Baca selengkapnya

Bab 1879

Mendengar Pamela mengatakan tidak merasa jijik padanya, Revan baru benar-benar terlihat lega.Sebenarnya, dia sendiri juga jijik pada dirinya sendiri dan merasa tindakannya itu sangat kotor ....Seolah-olah teringat akan sesuatu, Pamela bertanya lagi, "Kalau begitu, saat Ibu menemukanmu, kamu sudah nggak bernapas, apa kamu juga sengaja berpura-pura melakukan hal itu?"Revan menganggukkan kepalanya dan berkata dengan jujur, "Awalnya, aku memang sengaja berpura-pura melakukannya. Saat Ibu belum tiba, wanita itu terus memukulku dan menendangku, aku sengaja menahan napasku agar dia mengira aku sudah mati dan meninggalkanku begitu saja. Dengan begitu, aku sudah bisa pergi mencari Ibu! Setelahnya, aku mendengar suara Ibu meneriakkan namaku, tapi aku nggak berani memercayai hal itu nyata. Aku takut hanya sedang berhalusinasi, jadi aku nggak membuka mataku ...."Pamela merasa sangat senang, dia tertawa dan berkata, "Bagus, bagus. Kerja yang bagus, Sayang. Di usiamu yang masih sekecil ini, bisa
Baca selengkapnya

Bab 1880

Justin memapah ayahnya bangkit dari sofa, lalu mengikuti kecepatan langkah kaki ayahnya dan menemani ayahnya berjalan ke arah pintu ....Saat melewati Ariel, Justin mencondongkan tubuhnya mendekati wanita itu dan berbisik, "Aku akan mengantar ayahku ke mobil terlebih dahulu. Nanti aku akan kembali lagi untuk menemuimu. Tunggu aku, ya!"Setelah menganggukkan kepalanya, Ariel mengalihkan pandangannya dan membenarkan posisi kacamatanya, lalu lanjut mengobrol bersama Marlon dan Adsila.Setelah Justin dan Marko keluar dari bangsal, Marlon terkekeh dan berkata dengan nada bercanda, "Ariel, kulihat Tuan Muda Justin sangat serius denganmu. Bagaimana kalau kamu mempertimbangkan untuk menyusul langkah kami dan menikah?"Saat berbicara, Marlon merangkul Adsila. Keduanya terlihat mesra dan bahagia.Ariel memutar matanya dan berkata, "Apa sekarang adalah saatnya untuk membahas hal seperti itu? Keluarga Bos sudah tertimpa masalah sebesar ini, Bos juga baru sadar, bisa-bisanya kamu bercanda di saat s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
186187188189190
...
294
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status