Home / Rumah Tangga / Hari-hari Dimanjakan Paman / Chapter 1861 - Chapter 1870

All Chapters of Hari-hari Dimanjakan Paman: Chapter 1861 - Chapter 1870

2938 Chapters

Bab 1861

Mendengar pertanyaan ini, Revan awalnya terkejut, lalu dia memandang ke arah datangnya suara ....Seorang pria yang duduk di samping api unggun sedang tersenyum sambil menatapnya. Hanya saja, senyuman ini sama sekali tidak terlihat ramah, melainkan sangat menakutkan!Setelah sekitar belasan detik, Revan baru teringat akan sesuatu. "Kamu ... kamu paman penjual balon!" seru Revan.Pria ini berusia sekitar 40-an tahun, dia berjanggut dan berpakaian kotor. Penampilannya agak berbeda, sehingga Revan bisa mengenalinya.Revan masih ingat, sebelumnya, pria ini pernah mengucapkan banyak hal padanya melalui pintu belakang di taman bunga rumah mereka ...."Oh! Kamu mengingatku, ya! Tapi, sayangnya, sekarang, Paman nggak punya balon yang bisa dijual padamu!" kata pria itu.Revan merasakan bahaya, jadi dia meringkuk di sudut kandang anjing ini dan bertanya, "Kenapa ... kenapa kamu mau membawaku ke sini? Apa yang mau kamu lakukan?"Melihat anak ini ketakutan, pria itu merasa makin lucu. "Jangan taku
Read more

Bab 1862

Melihat anak di dalam kandang anjing ini tidak menghiraukan dirinya, Kalana berhenti tersenyum dan berkata dengan tidak sabar, "Kuhitung sampai tiga. Kalau kamu masih saja nggak mengangkat kepalamu, aku akan marah! Satu, dua ...."Sebelum dia bisa menyebut angka tiga, Revan memaksa dirinya untuk mengangkat kepalanya dan melihat Kalana.Wanita ini adalah mimpi buruknya. Dulu, begitu wanita ini merasa kesal, dia selalu melampiaskan amarahnya pada Revan. Pada saat itu, Revan memang masih sangat kecil dan ada banyak sekali hal yang tidak lagi dia ingat dengan jelas. Namun, tubuhnya langsung menunjukkan reaksi ketakutan.Dia sangat takut pada wanita ini ....Melihat anak ini mengangkat kepalanya dengan patuh, ekspresi Kalana yang gelap baru sedikit membaik. Dia tersenyum lagi dengan ramah dan mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Revan. "Benar! Begini dong baru patuh! Ini baru anak Ibu yang baik!" kata Kalana.Hanya dengan sentuhan fisik ini saja, Revan sudah langsung bergetar ketakut
Read more

Bab 1863

Meskipun begitu, memanggil wanita ini dengan panggilan "Ibu" tetap saja membuat Revan merasa tidak nyaman.Karena Revan akhirnya menjadi penurut dan tidak begitu takut pada dirinya lagi, Kalana tersenyum dengan lebih tulus dan berseru, "Tentu saja boleh! Tapi, sebelum Ibu melepaskanmu, kamu harus menjawab beberapa pertanyaan Ibu! Kalau kamu menjawab dengan baik, Ibu akan melepaskanmu. Oke?"Revan menganggukkan kepalanya dengan patuh dan menjawab, "Oke!"Kalana pun tersenyum dan mulai bertanya, "Revan, coba Ibu tanya, bagaimana hidupmu selama ini di Kediaman Dirgantara?"Setelah berpikir sejenak, Revan menjawab, "Emm ... baik ...."Mendengar jawaban ini, tatapan Kalana seketika tampak kesal. "Apa maksudmu baik?! Jawab dengan lebih jelas!" seru Kalana.Dari reaksi Kalana, Revan menebak jawaban yang ingin Kalana dengar. Oleh karena itu, Revan menjawab, "Baik ... maksudku biasa-biasa saja .... Aku bisa makan dan minum di Kediaman Dirgantara, tapi nggak bisa dibandingkan dengan anak kandung
Read more

Bab 1864

Revan berteriak kesakitan, "Ahhh!"Kalana menjambak rambutnya Revan dengan lebih kuat daripada sebelumnya. "Revan sudah besar, ya, sudah bisa berbohong pada Ibu! Anak nakal!"Revan merinding ketakutan, sekujur tubuhnya juga berkeringat dingin. "Nggak, nggak ...."Kalana menengadah sambil tertawa, lalu berkata, "Nggak? Kamu masih berani bilang nggak? Kamu kira aku nggak tahu apa yang terjadi selama ini di Kediaman Dirgantara? Agam sama sekali nggak berada di rumah, dia melarikan diri dengan wanita lain! Pamela si wanita jalang itu kira kalau dia merebut Agam dariku, dia bisa hidup bahagia dengan Agam? Apa hasilnya?! Dia tetap saja menjaga Kediaman Dirgantara sendirian selama bertahun-tahun! Hahahahaha .... Kualat dia!"Revan hanya merasa bahwa rambutnya seperti akan rontok dijambak wanita ini, bahkan kulit kepalanya sudah mati rasa. "Aku ... sakit sekali ...."Namun, Kalana sama sekali tidak mengasihani anak ini. Dia malah menjambak rambut Revan dengan makin kuat. "Biarkan saja! Ini huk
Read more

Bab 1865

Lampu di ruang tamu masih menyala. Jason duduk sendirian di tempat ini dengan sebatang rokok yang sudah dinyalakan. Dia menyuruh para pembantu untuk beristirahat karena dia ingin duduk sendirian untuk sesaat ....Rokoknya terus terbakar, sehingga kepulan asap menyebar ke mana-mana, tetapi Jason tidak mengisapnya, entah apa yang sedang dia pikirkan.Melalui jendela di ruang tamu, dia kebetulan bisa melihat gerbang besi di rumah mereka. Pada saat ini, cahaya terang menyinari mata Jason!Cahaya itu berasal dari lampu mobil!'Siapa yang datang berkunjung malam-malam begini?' pikir Jason. Sambil mengernyit dengan kesal, dia menjentikkan abu rokoknya. Ponsel di atas meja juga tiba-tiba berdering ....Setelah Jason melihatnya sekilas dengan santai, matanya seketika berkilau. Dia langsung menerima panggilan ini!"Halo? Pamela, ada apa? Kenapa kamu mencari Kakak?" tanya Jason.Dari ujung telepon lainnya, Pamela berseru, "Buka pintu!"Dengan alis terangkat, Jason bertanya, "Itu kamu, ya? Sebenta
Read more

Bab 1866

Agam merangkul dan menepuk-nepuk bahu Pamela untuk menenangkan istrinya ini, lalu membawanya ke dalam rumah dengan Jason.Setelah Jason membuat beberapa panggilan di satu sisi, dia kembali ke ruang tamu dan berkata pada kedua orang itu, "Dia memang sudah dibebaskan selama sebulan. Tapi, dia nggak pernah pulang. Akhir-akhir ini, dia melakukan beberapa pekerjaan di Kota Marila. Tapi, dua hari yang lalu, dia mengundurkan diri. Sekarang, nggak ada yang tahu dia di mana."Pamela tidak bisa duduk diam lagi, dia berdiri dan berkata, "Pasti itu dia! Dialah yang menculik Revan! Apa yang mau dia lakukan?!"Jason menatap adiknya dengan tatapan tidak berdaya. Meskipun dia memahami kekhawatiran adiknya terhadap anak itu, dia juga tidak mengetahui informasi apa pun yang bisa membantu adiknya. "Pamela, aku sudah mengirimkan orang untuk mencari keberadaannya! Jangan terlalu panik, ya. Kalau Kalana membawa Revan pergi, Revan masih bisa dibilang lumayan aman. Bagaimanapun, Revan dulu adalah anak yang pe
Read more

Bab 1867

Mendengar pertanyaan kakaknya, Justin langsung tercengang. Tatapannya terus bergerak. "Eh? Kak, kenapa kamu tiba-tiba teringat akan Kak Kalana?"Jason sangat memahami adiknya ini. Begitu Justin berbohong, matanya terus bergerak. Melihat hal ini, Jason seketika mengernyit dan bertanya dengan serius, "Cepat katakan! Apakah kamu bertemu dengannya?""Nggak ..." jawab Justin sambil menghindari tatapan Jason.Jason meraih kerah baju adiknya sambil berkata, "Sekarang, Revan menghilang, dia mungkin diculik oleh Kalana. Kamu juga sudah lihat, Pamela sudah menjadi sepanik ini! Kalau kamu melihat Kalana, cepat beri tahu kami dia di mana!"Revan menghilang? Mata Justin seketika terbelalak. "Hah? Nggak mungkin, deh! Mana mungkin Kak Kalana ...."Jason mendekati adiknya dan berkata lagi, "Kamu ternyata sudah bertemu dengannya, ya?! Cepat katakan dia di mana!"Mendengar ucapan ini, Pamela juga melepaskan dirinya dari pelukan Agam dan berseru, "Kamu pernah bertemu dengan Kalana? Cepat beri tahu aku di
Read more

Bab 1868

Saat mobil ini sedang melaju dengan cepat di jalanan, Justin dan Jason duduk di barisan belakang mobil ....Justin hanya mengenakan setelan piama. Pada saat ini, ponsel di kantongnya berdering. Dia bergegas menolak panggilan ini. Dengan situasi sekarang, dia tidak berani berbicara di dalam mobil.Ariel menghubunginya untuk menanyakan situasinya. Setelah menolak panggilan ini, Justin membuka perangkat lunak sosial di ponselnya untuk menjelaskan situasi sekarang pada Ariel.Namun, sebelum dia bisa selesai mengetik pesannya, Ariel sudah terlebih dahulu mengirimkan pesan padanya ...."Ada apa? Bos benar-benar pergi ke rumah kalian?"Justin menghapus ketikannya dan mengiakan pertanyaan Ariel terlebih dahulu, lalu menambahkan satu kalimat lagi. "Nggak apa-apa, tidur saja dulu!"Sudah semalam ini, dia tidak ingin membuat Ariel khawatir, dia berharap agar Ariel bisa tidur dengan nyenyak.Namun, tentu saja Ariel memahami sifatnya Justin. Jika benar-benar tidak ada apa-apa, bagaimana mungkin Jus
Read more

Bab 1869

Kemudian, tiga pria itu juga mengikutinya turun dari mobil. Mereka tidak mengetahui apa yang akan Pamela lakukan, jadi mereka hanya bisa terus mengikuti di dekatnya.Biasanya, toko seperti ini memasang sistem alarm.Pamela berjalan ke depan restoran cepat saji ini dan menendang pintunya dengan sangat kuat, sehingga pintu ini langsung hancur!Alarmnya seketika berbunyi, suaranya sangat memekakkan telinga, sehingga menarik perhatian banyak pejalan kaki di sekitar.Semua orang merasa sangat aneh. Tiga pria dan satu wanita di depan pintu restoran itu datang dengan mobil mewah, mengapa mereka malah merusak pintu restoran itu?Apa yang terjadi?Aura tiga pria di samping Pamela terlalu kuat, sehingga banyak orang yang ingin menonton keramaian ini tidak berani mendekat ....Alarm ini segera menarik perhatian pemilik toko ini!Pemilik toko ini adalah seorang pria paruh baya, dia datang dengan istrinya!"Siapa kalian? Kenapa kalian menghancurkan pintu restoranku?! Apa yang mau kalian lakukan?!"
Read more

Bab 1870

Mendengar istri pria tersebut tiba-tiba berseru seakan-akan dia teringat akan sesuatu, tatapan Pamela seketika menjadi fokus. "Ada apa? Apakah kamu mengingat sesuatu?" tanya Pamela."Aku ingat, saat gadis itu kerja di sini, nggak tahu sengaja atau nggak, dia selalu menempel dengan suamiku. Suamiku nggak menghiraukannya, jadi dia sering mendekati seorang pekerja di dapur supaya pria ini membantunya melakukan ini dan itu. Setelah aku memecat gadis itu, pekerja di dapur itu juga tiba-tiba mengundurkan diri! Mungkin kedua hal ini ada hubungannya!" jawab wanita itu.Pamela kembali melihat secercah harapan. Dia menggenggam tangan wanita itu erat-erat dan bertanya, "Apakah kamu mempunyai foto pria itu?"Setelah berpikir sejenak, wanita itu menjawab, "Ada! Ada fotonya! Bulan lalu, saat toko kami mengadakan perayaan ulang tahun yang ketiga, dia masih bekerja di sini dan kami ada foto bersama! Sayang, seharusnya kamu masih ada foto itu, 'kan?! Cepat tunjukkan pada gadis ini!"Mendengar perintah
Read more
PREV
1
...
185186187188189
...
294
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status