Semua Bab Hari-hari Dimanjakan Paman: Bab 1841 - Bab 1850

2938 Bab

Bab 1841

"Kamu ...." Sophia menatap tajam pada Pamela, seolah tidak punya kartu truf lain untuk digunakan. Melihat Pamela dan Agam berdiri bersama, matanya menjadi merah karena cemburu!Tiba-tiba, dia tertawa lagi sambil memegangi perutnya, lalu berkata, "Pamela, kamu begitu percaya diri karena kamu sudah melahirkan tiga anak untuk pria ini! Tapi, kamu bukan satu-satunya wanita di dunia ini yang bisa melahirkan, aku juga bisa! Sekarang, aku sedang mengandung anak suamimu!"Pamela menyipitkan mata, menatap perut rata Sophia. "Bagaimana kamu bisa hamil?" tanyanya.Mendengar pertanyaan Pamela, Sophia memandang Agam dengan ambigu, lalu menjawab, "Menurutmu bagaimana aku bisa hamil? Tentu saja pria di sebelahmu yang menginginkanku setiap malam! Kalau nggak, mana mungkin aku bisa hamil?"Pamela menoleh, menatap Agam.Agam tidak berekspresi, hanya berkata, "Nggak pernah kusentuh."Pamela mendengus pelan, lalu menatap Sophia lagi, "Dia belum pernah menyentuhmu, jadi bagaimana kamu bisa hamil? Nona Soph
Baca selengkapnya

Bab 1842

Mampu memaksa pria yang tidak pernah memukul wanita hingga menendangnya, Sophia pun sepenuhnya menyerah!Semua di luar kendali, semuanya tidak bisa dikembalikan lagi!Meski kehilangan segalanya, dia tidak akan membiarkan mereka berbahagia bersama!"Kalau begitu, ke nerakalah bersamaku!"Saat Agam memeriksa apakah Pamela terluka, tiba-tiba Sophia mengeluarkan botol air mineral berukuran kecil dari sakunya, yang berisi cairan yang tidak diketahui. Dia membuka tutup botol dan meraung marah ke arah Pamela untuk menyiramkan isinya ....Saat Agam menyadarinya, mereka tidak sempat menghindar lagi, jadi Agam memeluk Pamela, melindunginya berguling menuruni tangga bersama!Cairan yang disiramkan Sophia tumpah ke lantai, mengeluarkan gelembung putih yang mengerikan ....Lemparan pertama meleset, Sophia bergegas menuruni tangga dengan sisa cairan setengah botol, bermaksud menyiramkannya pada mereka berdua!Tiba-tiba terdengar suara berdebum!Pintu tangga darurat terbuka, petugas polisi bergegas m
Baca selengkapnya

Bab 1843

Begitu mendongak, dia melihat ekspresi tertekan pada wajah kecil Pamela yang kuat dan jarang menitikkan air mata itu.Perasaan Agam hancur, kancing terakhir belum terpasang, dia segera berdiri, mengangkat wajah kecil Pamela untuk menyeka air matanya. "Kenapa menangis? Aku nggak apa-apa, nggak sakit kok! Gadis bodoh, jangan menangis lagi, kalau ibumu tahu aku membuatmu menangis dan jadi nggak suka padaku, bagaimana?" katanya.Air mata Pamela mengalir tak terkendali, dia tersedak, "Kamu masih bilang nggak sakit .... Bagaimana mungkin luka seperti itu nggak sakit ...."Agam memeluk dan menghiburnya, "Agak sakit sih, tapi dengan kamu di sisiku, suasana hati Paman jadi baik, sakitnya nggak terasa lagi!"Pamela mengerutkan bibir, dengan lembut memegang lengan Agam yang terluka, memintanya untuk meletakkannya dan jangan bergerak. "Bicaramu sangat lancar! Mulai sekarang kamu harus menurut, biarkan aku melakukan debridemen dan mengoleskan obat tepat waktu!" katanya.Agam menjawab dengan patuh,
Baca selengkapnya

Bab 1844

Setelah dimarahi Pamela, Jason terdiam, tapi kemudian tidak lupa menggodanya, "Dia baru saja kembali, kamu sudah melindunginya seperti ini?"Pamela mendengus, "Dia itu suamiku, siapa lagi yang kulindungi kalau bukan dia?"Melihat Pamela berbicara dengan penuh semangat, seharusnya dia baik-baik saja, barulah Jason tertawa sambil berkata, "Oke, oke! Kakak nggak berani mengatai Tuan Agam lagi, lain kali aku hanya memujinya, oke?"Pamela mengiakan, "Sebaiknya kamu jangan menindasnya!"Jason merasa difitnah, "Adikku sayang, kamu terlalu memandang tinggi kakakmu! Jangankan sekarang, sejak dulu aku nggak mampu menindasnya, dia yang selalu menghalangi jalanku, aku bahkan nggak punya kesempatan membuat perhitungan!" katanya.Pamela menjawab, "Apa boleh buat! Itu tergantung kemampuan masing-masing orang, artinya kamu masih harus bekerja keras!"Jason tertawa kesal, kemudian berkata, "Dasar kejam! Pilih suami daripada kakak! Sudahlah, Kakak susul, ya? Sekalian menyapa adik iparku yang berharga it
Baca selengkapnya

Bab 1845

Agam tidak membiarkannya mengambilnya, lalu berkata dengan tegas, "Nggak perlu, aku nggak selemah itu! Cuma luka kecil, nggak perlu sepanik itu. Biarkan aku tampil dengan baik sekali lagi di depan Ibu!"Pamela mengerutkan bibir, "Kalau begitu, kamu harus tunjukkan kemampuanmu! Buat dia menyukaimu!" katanya.Agam tersenyum, "Aku pasti berusaha!"...Kembali ke kamar Quenne dirawat, Agam sekali lagi mendapat perhatian dari Quenne, Silvia dan Sonya.Bukan karena hal lain, melainkan dia telah berganti baju pasien.Agam melangkah maju dengan anggun, meletakkan hadiah di tangannya sambil berkata, "Ibu, ini hadiah kecil dariku, semoga Anda menyukainya."Quenne bersandar di tempat tidur, melihat hadiah yang diletakkan Agam, seketika dia mengerti apa yang dilakukan anak itu setelah keluar tadi.Dia keluar untuk membeli barang-barang ini!"Kamu terlalu sungkan! Kamu sengaja keluar membelinya lagi, sebenarnya nggak perlu!" kata Quenne.Agam berkata dengan sopan dan rendah hati, "Ibu yang terlalu
Baca selengkapnya

Bab 1846

Pamela memandang Silvia, "Bibi, ini bukan masalah memberi pelajaran lagi. Sophia mengambil sebotol asam sulfat dan melemparkannya langsung ke arahku. Meski nggak mengenaiku, lengan Tuan Agam terluka karena cipratan cairan itu demi melindungiku! Sekarang, Sophia telah dibawa pergi oleh polisi!"Apa? Asam sulfat?Silvia, Sonya dan Quenne terkejut secara bersamaan!"Beraninya dia berbuat seperti itu!" Silvia tidak dapat memercayainya. Meski tahu Sophia melakukan beberapa hal ekstrem, dia benar-benar tidak menyangka Sophia akan melakukan hal seperti itu!Setelah terkejut, Sonya merasa sangat jijik, "Kenapa dia nggak berani? Sejak kecil Ayah memanjakannya. Apa pun yang dia lakukan, Ayah akan mendukungnya tanpa syarat dan membantunya membereskan kekacauan. Sekarang, dia terlalu percaya diri!" katanya.Quenne lebih peduli pada kondisi Pamela dan Agam. "Bulan, kamu benar-benar nggak terluka?" tanyanya.Pamela duduk di samping Quenne, mengangguk padanya, "Nggak, aku nggak terluka, Ibu nggak usa
Baca selengkapnya

Bab 1847

Saat Silvia dan Sonya tiba di hotel, Theo baru saja menerima kabar penangkapan Sophia dan hendak keluar untuk menolongnya!Begitu pintu dibuka, Silvia menggandeng Sonya mengadang di depan pintu.Theo tertegun sejenak, lalu berkata, "Silvia, kenapa kamu kembali? Quenne sudah keluar rumah sakit? Sudahlah, sekarang aku harus keluar, kamu dan Sonya masuk dulu, kita bicara lagi setelah aku pulang."Silvia mengerutkan kening sambil bertanya, "Kamu mau ke mana? Mau membebaskan putrimu yang kejam itu?"Mendengar hal tersebut, Theo menghentikan langkah dan menatap istrinya sembari balik bertanya, "Kamu sudah tahu?"Silvia mendengus dan berkata "Dia melakukan hal sekejam itu, kamu masih mau menyelamatkannya? Kalau kamu menyelamatkannya, dia nggak akan menyadari kesalahannya, dia akan semakin berani melakukan apa pun yang dia inginkan!"Theo mengerutkan kening dan membela, "Silvia, Sophia memang keras kepala, tapi dia nggak keterlaluan seperti yang kamu katakan! Kali ini, dia pasti dijebak Pamela
Baca selengkapnya

Bab 1848

Silvia sangat tahu karakter suaminya, membuatnya minta maaf adalah hal yang sulit, tapi dia tetap berusaha membujuknya."Irwanto! Kamu juga tahu, menahan Tuan Agam selama tiga tahun adalah kesalahan Sophia. Tuan Agam jelas-jelas punya istri dan anak, Sophia malah memisahkan mereka secara paksa, bagaimanapun kita yang bersalah! Nggak ada salahnya minta maaf!" bujuk Silvia.Theo memasang wajah tegas sambil berkata, "Meski begitu, kalau dia mau membuat perhitungan, silakan saja! Aku nggak takut! Mau aku minta maaf? Itu nggak mungkin!""Kamu ...." Silvia benar-benar tak berdaya, "Apa lagi yang harus kukatakan padamu? Apa kamu harus membuat kedua belah pihak bertarung sampai mati? Quenne dan aku adalah teman baik, sikapmu benar-benar membuatku malu!"Theo mengerutkan kening, tidak mampu melepaskan harga dirinya yang tinggi, diam tak bersuara.Sonya yang sejak tadi berdiri diam di samping tiba-tiba mendekat, menatap ayahnya dari dekat, lalu membuat suara, "Bleqbleqbleq!"Theo tertegun, menat
Baca selengkapnya

Bab 1849

Di rumah sakit.Saat Pamela sedang mengobrol dengan Quenne, Agam duduk diam di samping dan mengupas apel untuk mereka.Pamela tidak membiarkan dia menggerakkan tangannya, tapi dia tidak mendengarkan dan hanya mengatakan tidak apa-apa.Karena lengannya terluka, dia tidak pergi ke perusahaan lagi di sore hari dan meminta bawahannya untuk menangani beberapa pekerjaan!Tanpa sadar, sore berganti malam, ketika Pamela memikirkan makanan apa yang harus dipesan untuk dimakan bersama ibunya, terdengar suara ketukan dari pintu.Agam bangkit untuk membukakan pintu, ketika berhadapan dengan Theo, ekspresi wajahnya seketika berubah dingin.Ekspresi Theo juga tidak terlihat bagus. Dia memandang Agam dari atas ke bawah, matanya berhenti pada kaki Agam, kemudian mendengus ...."Kakimu sudah pulih, pandai juga kamu berpura-pura!" katanya.Agam menyipitkan mata indahnya, berbalik bertanya, "Apa aku perlu begitu jujur di hadapan kalian?"Theo membuka mulut untuk mengejeknya lagi, tapi Silvia menarik leng
Baca selengkapnya

Bab 1850

Silvia merasa malu, dia menundukkan kepala atas nama suaminya, "Pamela, aku tahu ini sangat nggak pantas, tapi aku tetap berharap kalian bisa bersikap lunak .... Dia melakukan kesalahan ini karena ingin melindungi putrinya! Aku akan membuatnya menebusnya!"Melihat istrinya menundukkan kepalanya di depan seorang gadis kecil seperti Pamela, alis Theo berkerut lagi. Dia hendak bicara, tapi Sonya menarik tangannya untuk menghentikan, lalu dia menutup mulutnya dengan enggan.Pamela sudah menebaknya, tidak ada emosi di wajahnya, dengan senyuman yang agak campur aduk ...."Bibi, ada kalimat lama, entah Bibi pernah mendengarnya atau nggak?" tanya Pamela.Silvia sedikit bingung, "Apa?"Mata Pamela tiba-tiba menajam. "Kalau minta maaf berguna, untuk apa ada polisi!" jawabnya.Silvia tampak tersudut, "Uh ...."Pamela melanjutkan, "Bibi, aku tahu Bibi teman baik ibuku, selama ini Bibi sangat baik pada ibuku, tapi masalah ini nggak bisa dicampuradukkan. Aku menghormati persahabatan Bibi dengan ibuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
183184185186187
...
294
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status