Home / Rumah Tangga / Hari-hari Dimanjakan Paman / Chapter 1821 - Chapter 1830

All Chapters of Hari-hari Dimanjakan Paman: Chapter 1821 - Chapter 1830

2938 Chapters

Bab 1821

Melihat hal ini, Revan yang sedang duduk di dalam mobil benar-benar tidak tahan lagi. Dia ingin membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Namun, dia baru menyadari bahwa pintu mobil telah dikunci oleh ibunya!Dalam keputusasaan, Revan menurunkan jendela, mengangkat kepalanya dan berteriak kepada Pamela, "Ibu! Ibu ... aku minta maaf, jangan berkelahi dengan mereka ... Jumlah mereka terlalu banyak. Aku bersedia meminta maaf ...."Saat dia mendengar suara putranya, Pamela yang awalnya siap untuk menantang pun menjadi luluh. Dia berbalik untuk melihat ke arah Revan dan berkata dengan tegas, "Jangan meminta maaf! Bukankah Ibu memberitahumu kalau kamu nggak melakukan kesalahan apa pun, kamu nggak perlu meminta maaf! Tutup jendela mobil dan awasi adikmu!"Mata Revan memerah. Dia tidak ingin melihat ibunya ditindas ....Saat ini, Heri dan Vani tidak ingin bersikap patuh lagi. Dia ingin keluar dari mobil bersama kakaknya untuk melindungi ibu!Pamela terganggu oleh anak-anak hingga rambutnya di
Read more

Bab 1822

Alis tegas pria itu melirik ke arah ayah dari anak gendut itu. Kemudian, ayah yang dari anak gendut itu langsung berkeringat dingin ....Siapa ... dia?Mengapa seluruh tubuhnya memancarkan aura yang begitu menakutkan!Setelah mata pria itu melirik ayah dari anak gendut itu, dia menatap Pamela. Tatapan dingin di matanya menghilang. Dia mengangkat alisnya dan membuka tangannya sedikit. "Apakah kamu nggak merindukanku?"Pamela menatapnya. Air mata muncul di matanya yang jernih, tetapi nada suaranya terdengar kesal. "Dari mana saja kamu? Kenapa kamu nggak membalas pesanku?"Pamela tidak mendekat, jadi Agam menghampirinya, lalu melingkarkan lengannya di pinggang Pamela yang ramping. Dia meletakkan dagunya di bahu Pamela dan menjelaskan dengan suara rendah, "Aku membuang ponselku agar nggak ditemukan. Setelah meninggalkan bandara kemarin, aku pergi untuk mengurus beberapa hal. Maaf, aku terlambat lagi."Pamela meninju dada Agam sambil berkata dengan suara tercekat, "Dasar bajingan! Aku pikir
Read more

Bab 1823

Revan dan Heri mengenal ayah mereka. Melihat Agam memukuli orang jahat demi mereka, mereka terkejut dan senang. Mereka juga terus berseru dari waktu ke waktu!Kali ini adalah pertama kalinya Vani melihat pria ini. Dia mengedipkan matanya yang besar dengan tatapan kagum dan ragu ....Pamela memperhatikan dengan tenang dan menguap dengan malas, seolah dia sedikit tidak puas dengan gerakan pria itu yang lambat!Saat ayah dari anak gendut itu tergeletak di tanah dan tidak mampu bangun, akhirnya lelaki itu menghentikan gerakannya. Dia mengeluarkan handuk dari saku dadanya dan menyeka tangannya, lalu melemparkannya ke orang yang tergeletak di tanah dengan nada menghina dan tidak peduli. Setelah itu, dia berkata dengan nada mencemooh, "Namaku adalah Agam. Nama lengkapku adalah Agam Dirgantara. Kalau kamu nggak terima, kamu bisa datang mencariku kapan saja."Saat ayah dari anak gendut yang tergeletak di tanah mendengar kata-kata Agam, matanya membelalak ....A ... Agam! Agam, tuan muda dari Ke
Read more

Bab 1824

Keempat bocah itu tercengang. Setelah saling memandang, mereka dengan bijaksana menutup mata mereka dengan tangan kecil mereka dan berkata dengan serempak."Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!""Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!""Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!""Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!"Pamela juga menatap keempat anaknya, lalu dia menatap Agam dengan jijik. "Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin melakukan sihir untuk mereka ... uh!"Sebelum Pamela bisa menyelesaikan kata-katanya yang menjijikkan, dagunya dicubit dan bibirnya ditahan ....Pamela tersipu, lalu dia memukuli Agam dan mencoba mendorongnya menjauh!Apa yang dia lakukan? Di depan anak-anak! Bagaimana mungkin dia ....Namun, Agam tidak melepaskannya. Tangan Agam yang memegang dagu Pamela itu, memegangi kepala Pamela dan menekan bagian belakang kepalanya!Saat ini, kerinduan yang hendak meledak pun terlampiaskan!Empat bocah kesayangan di belakang bisa melihat adegan itu di antara jari-jari mereka!
Read more

Bab 1825

Pamela tidak mengganggu mereka. Dia naik ke atas dengan tenang bersama keempat anaknya.Setelah kembali ke kamar, Pamela tampak duduk dengan tenang di sofa. Kemudian, putrinya, Vani datang mencarinya. "Ibu, apakah pria itu benar-benar ayah kita?"Pamela mengangkat kepalanya untuk melihat putrinya dan mengangguk. "Yah, dia adalah ayahmu. Apakah kamu menyukainya?"Vani mengerutkan keningnya dengan kesal. "Aku nggak tahu! Aku bahkan nggak mengenalnya! Tapi, Ibu menyukainya, jadi aku menyukainya!"Pamela mengangkat alisnya. "Apakah menurutmu aku menyukainya?"Vani mengangguk. "Ya! Ibu pasti sangat menyukainya!"Pamela tertegun sejenak. Dia memeluk putrinya dan mengusap wajah kecilnya. "Bagaimana kamu bisa tahu bahwa aku menyukainya?"Mata Vani yang besar dan cerah berbinar. "Karena Ibu membiarkannya menciummu! Kalau Ibu nggak menyukainya, Ibu nggak akan membiarkan dia menciummu!"Pamela sedikit tidak berdaya. "Oh! Ternyata kamu melihatnya!"Vani terkekeh, "Bukan hanya aku, Kakak juga melih
Read more

Bab 1826

Leher Pamela terasa geli digesek Agam, dia menggerutu, "Apa yang kamu lakukan!"Agam menegakkan tubuh, merendahkan dahinya, lalu menjawab, "Menurutmu?"Suara itu membawa embusan napas hangat, ujung hidungnya menjauh, ingin menciumnya lagi ....Pamela yang mata dan tangannya cekatan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Agam, dia mengerutkan kening sambil memperingatkan, "Nggak boleh lagi!"Pria itu kecewa karena gagal mengulumnya. "Kenapa?" tanyanya.Pamela menatapnya, lalu berkata, "Apa menurutmu sekarang waktunya melakukan ini? Lepaskan aku, ada yang mau kutanyakan padamu!"Agam enggan melepaskannya, "Aku nggak akan ke mana-mana, pertanyaannya nanti malam saja, hm?"Pamela hampir terbuai olehnya, dia mengerahkan seluruh tenaganya agar tetap rasional, "Nggak bisa! Aku juga nggak akan ke mana-mana, kamu juga bisa nanti malam baru ...."Lanjutan kalimatnya tidak sanggup dia ucapkan, bahkan wajahnya memerah!Melihatnya seperti ini, Agam tertawa lagi, lalu menempelkan pipinya ke pipi
Read more

Bab 1827

Memikirkan hal ini, Sophia merasa getir, dia sudah banyak berubah demi Alex, tapi mengapa Alex tidak kunjung menyukainya? Mengapa dia masih begitu dingin dan acuh tak acuh?Sebenarnya kurang baik apa dia?Kurang baik apa dia dibanding Pamela?Sebenarnya kenapa?Siapa yang bisa memberi tahu alasannya?Sophia yang dulu yakin bisa menggerakkan hati Alex, bisa membuat Alex perlahan jatuh cinta padanya, kini telah kehilangan harapan!Meski begitu, dia tidak mau menyerah, dia tidak mau melepaskan pria yang dengan susah payah dia tahan di sisinya.Kalau sampai itu terjadi, bukankah pengorbanannya tiga tahun ini sia-sia?Dan yang paling penting, dia tidak percaya di dunia ini ada pria yang lebih hebat dari Alex, tidak ada pria yang lebih pantas bersanding dengannya selain Alex.Tidak ada!Dengan perasaan kacau, benci, gundah, ekstrem dan keras kepala, Sophia mabuk sendirian di bar, lalu akhirnya dibawa pulang ke hotel oleh bawahan Theo.Dia merasakan sakit kepala yang luar biasa ketika bangun,
Read more

Bab 1828

Sophia menangis tersedu-sedu, "Iya, Alex hilang! Dia nggak memasuki Negara Muriana!"Theo mengerutkan kening berpikir, berbalik memasuki kamar tanpa mengatakan apa-apa, meninggalkan pintu terbuka ....Melihat tidak ada pergerakan apa pun dari Theo, Sophia segera mengikuti. "Ayah! Ayah, katakan sesuatu! Aku sangat cemas!"Theo mengambil segelas air dan meminumnya, kemudian berkata dengan tenang, "Apa yang harus kukatakan?"Sophia begitu cemas hingga mengentakkan kakinya. "Bantu aku hubungi anak buah yang mengantar Alex!" pintanya.Theo menatap Sophia yang obsesif, lalu mengambil ponsel di sampingnya dan menghubungi nomor anak buahnya. Setelah menekan tombol pengeras suara, dia meletakkan ponselnya ke samping.Kemudian, Sophia mendengar notifikasi di luar jangkauan dari ujung telepon, lalu sistem memutuskan panggilan secara otomatis.Harapan di mata Sophia seketika sirna, kemudian dia memohon, "Ke ... kenapa bisa begini .... Ayah, aku mohon, suruh orang bantu aku menemukan Alex. Aku moho
Read more

Bab 1829

Di ruang baca, keduanya lama mengobrol, Pamela sudah mendapat jawaban atas segala pertanyaan di hatinya.Dia ingin bangkit dari pelukan Agam, tapi pria itu mendekapnya erat.Agam mendekat, ingin bercumbu dengannya.Pamela memalingkan wajah, menahan dada Agam dengan jarinya, kemudian berkata, "Sebaiknya kamu mandi dulu, kita bicarakan lagi setelah kamu bersih!"Agam menyipitkan matanya, "Suruh aku membersihkan diri? Apa yang akan kamu lakukan padaku?" tanyanya.Pamela kehabisan kata-kata, dia memutar mata padanya, "Siapa yang mau melakukan sesuatu? Aku suruh kamu mandi karena nggak suka ada aroma orang lain di tubuhmu," jawabnya.Agam berlagak sedih, dia menundukkan dahinya sambil berkata, "Paman sangat bersih. Meski melupakanmu beberapa saat, Paman nggak pernah melakukan hal yang bersalah padamu, nggak ada aroma orang lain di tubuhku ...."Pamela mengerutkan alis sambil berkata, "Maksudku, baju yang kamu pakai, aroma detergennya, semua berasal dari orang lain! Aku nggak suka!"Agam ter
Read more

Bab 1830

Saat mendapat kabar, Olivia sedang berkencan dengan Ricky.Setelah menerima telepon dari rumahnya, Olivia segera pulang bersama Ricky. Begitu tiba di rumah, dia langsung memeluk Pamela, "Kak! Kak Pamela! Apa Kak Agam sudah pulang? Apa itu benar?" tanyanya.Pamela hampir jatuh olehnya, dia menstabilkan diri, kemudian menjawab, "Um, benar!"Olivia menangis kegirangan, "Dia benaran sudah pulang? Di mana Kak Agam? Di mana dia?"Pamela menjawab, "Sedang mandi! Kamu lepaskan dulu aku, aku nggak bisa bernapas, sebentar lagi kamu bisa bertemu dengannya!"Olivia tersadar kembali, dia segera melepaskan Pamela, "Maaf, Kak Pamela, aku ... aku ter ... terlalu senang!"Dia terlalu bersemangat ketika memeluk, demikian pula ketika melepaskan, hingga hampir terjatuh ke belakang, untung saja Ricky menahannya dari belakang!Ricky membantu Olivia berdiri, kemudian berkata pada Pamela dengan sungkan, "Maaf, Kak, dia anaknya sembrono."Ucapannya terdengar seakan sudah menganggap Olivia keluarganya sendiri!
Read more
PREV
1
...
181182183184185
...
294
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status