Share

Bab 1824

Penulis: Hargai
Keempat bocah itu tercengang. Setelah saling memandang, mereka dengan bijaksana menutup mata mereka dengan tangan kecil mereka dan berkata dengan serempak.

"Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!"

"Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!"

"Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!"

"Kami nggak dapat melihat apa pun lagi!"

Pamela juga menatap keempat anaknya, lalu dia menatap Agam dengan jijik. "Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin melakukan sihir untuk mereka ... uh!"

Sebelum Pamela bisa menyelesaikan kata-katanya yang menjijikkan, dagunya dicubit dan bibirnya ditahan ....

Pamela tersipu, lalu dia memukuli Agam dan mencoba mendorongnya menjauh!

Apa yang dia lakukan? Di depan anak-anak! Bagaimana mungkin dia ....

Namun, Agam tidak melepaskannya. Tangan Agam yang memegang dagu Pamela itu, memegangi kepala Pamela dan menekan bagian belakang kepalanya!

Saat ini, kerinduan yang hendak meledak pun terlampiaskan!

Empat bocah kesayangan di belakang bisa melihat adegan itu di antara jari-jari mereka!

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1825

    Pamela tidak mengganggu mereka. Dia naik ke atas dengan tenang bersama keempat anaknya.Setelah kembali ke kamar, Pamela tampak duduk dengan tenang di sofa. Kemudian, putrinya, Vani datang mencarinya. "Ibu, apakah pria itu benar-benar ayah kita?"Pamela mengangkat kepalanya untuk melihat putrinya dan mengangguk. "Yah, dia adalah ayahmu. Apakah kamu menyukainya?"Vani mengerutkan keningnya dengan kesal. "Aku nggak tahu! Aku bahkan nggak mengenalnya! Tapi, Ibu menyukainya, jadi aku menyukainya!"Pamela mengangkat alisnya. "Apakah menurutmu aku menyukainya?"Vani mengangguk. "Ya! Ibu pasti sangat menyukainya!"Pamela tertegun sejenak. Dia memeluk putrinya dan mengusap wajah kecilnya. "Bagaimana kamu bisa tahu bahwa aku menyukainya?"Mata Vani yang besar dan cerah berbinar. "Karena Ibu membiarkannya menciummu! Kalau Ibu nggak menyukainya, Ibu nggak akan membiarkan dia menciummu!"Pamela sedikit tidak berdaya. "Oh! Ternyata kamu melihatnya!"Vani terkekeh, "Bukan hanya aku, Kakak juga melih

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1826

    Leher Pamela terasa geli digesek Agam, dia menggerutu, "Apa yang kamu lakukan!"Agam menegakkan tubuh, merendahkan dahinya, lalu menjawab, "Menurutmu?"Suara itu membawa embusan napas hangat, ujung hidungnya menjauh, ingin menciumnya lagi ....Pamela yang mata dan tangannya cekatan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Agam, dia mengerutkan kening sambil memperingatkan, "Nggak boleh lagi!"Pria itu kecewa karena gagal mengulumnya. "Kenapa?" tanyanya.Pamela menatapnya, lalu berkata, "Apa menurutmu sekarang waktunya melakukan ini? Lepaskan aku, ada yang mau kutanyakan padamu!"Agam enggan melepaskannya, "Aku nggak akan ke mana-mana, pertanyaannya nanti malam saja, hm?"Pamela hampir terbuai olehnya, dia mengerahkan seluruh tenaganya agar tetap rasional, "Nggak bisa! Aku juga nggak akan ke mana-mana, kamu juga bisa nanti malam baru ...."Lanjutan kalimatnya tidak sanggup dia ucapkan, bahkan wajahnya memerah!Melihatnya seperti ini, Agam tertawa lagi, lalu menempelkan pipinya ke pipi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1827

    Memikirkan hal ini, Sophia merasa getir, dia sudah banyak berubah demi Alex, tapi mengapa Alex tidak kunjung menyukainya? Mengapa dia masih begitu dingin dan acuh tak acuh?Sebenarnya kurang baik apa dia?Kurang baik apa dia dibanding Pamela?Sebenarnya kenapa?Siapa yang bisa memberi tahu alasannya?Sophia yang dulu yakin bisa menggerakkan hati Alex, bisa membuat Alex perlahan jatuh cinta padanya, kini telah kehilangan harapan!Meski begitu, dia tidak mau menyerah, dia tidak mau melepaskan pria yang dengan susah payah dia tahan di sisinya.Kalau sampai itu terjadi, bukankah pengorbanannya tiga tahun ini sia-sia?Dan yang paling penting, dia tidak percaya di dunia ini ada pria yang lebih hebat dari Alex, tidak ada pria yang lebih pantas bersanding dengannya selain Alex.Tidak ada!Dengan perasaan kacau, benci, gundah, ekstrem dan keras kepala, Sophia mabuk sendirian di bar, lalu akhirnya dibawa pulang ke hotel oleh bawahan Theo.Dia merasakan sakit kepala yang luar biasa ketika bangun,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1828

    Sophia menangis tersedu-sedu, "Iya, Alex hilang! Dia nggak memasuki Negara Muriana!"Theo mengerutkan kening berpikir, berbalik memasuki kamar tanpa mengatakan apa-apa, meninggalkan pintu terbuka ....Melihat tidak ada pergerakan apa pun dari Theo, Sophia segera mengikuti. "Ayah! Ayah, katakan sesuatu! Aku sangat cemas!"Theo mengambil segelas air dan meminumnya, kemudian berkata dengan tenang, "Apa yang harus kukatakan?"Sophia begitu cemas hingga mengentakkan kakinya. "Bantu aku hubungi anak buah yang mengantar Alex!" pintanya.Theo menatap Sophia yang obsesif, lalu mengambil ponsel di sampingnya dan menghubungi nomor anak buahnya. Setelah menekan tombol pengeras suara, dia meletakkan ponselnya ke samping.Kemudian, Sophia mendengar notifikasi di luar jangkauan dari ujung telepon, lalu sistem memutuskan panggilan secara otomatis.Harapan di mata Sophia seketika sirna, kemudian dia memohon, "Ke ... kenapa bisa begini .... Ayah, aku mohon, suruh orang bantu aku menemukan Alex. Aku moho

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1829

    Di ruang baca, keduanya lama mengobrol, Pamela sudah mendapat jawaban atas segala pertanyaan di hatinya.Dia ingin bangkit dari pelukan Agam, tapi pria itu mendekapnya erat.Agam mendekat, ingin bercumbu dengannya.Pamela memalingkan wajah, menahan dada Agam dengan jarinya, kemudian berkata, "Sebaiknya kamu mandi dulu, kita bicarakan lagi setelah kamu bersih!"Agam menyipitkan matanya, "Suruh aku membersihkan diri? Apa yang akan kamu lakukan padaku?" tanyanya.Pamela kehabisan kata-kata, dia memutar mata padanya, "Siapa yang mau melakukan sesuatu? Aku suruh kamu mandi karena nggak suka ada aroma orang lain di tubuhmu," jawabnya.Agam berlagak sedih, dia menundukkan dahinya sambil berkata, "Paman sangat bersih. Meski melupakanmu beberapa saat, Paman nggak pernah melakukan hal yang bersalah padamu, nggak ada aroma orang lain di tubuhku ...."Pamela mengerutkan alis sambil berkata, "Maksudku, baju yang kamu pakai, aroma detergennya, semua berasal dari orang lain! Aku nggak suka!"Agam ter

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1830

    Saat mendapat kabar, Olivia sedang berkencan dengan Ricky.Setelah menerima telepon dari rumahnya, Olivia segera pulang bersama Ricky. Begitu tiba di rumah, dia langsung memeluk Pamela, "Kak! Kak Pamela! Apa Kak Agam sudah pulang? Apa itu benar?" tanyanya.Pamela hampir jatuh olehnya, dia menstabilkan diri, kemudian menjawab, "Um, benar!"Olivia menangis kegirangan, "Dia benaran sudah pulang? Di mana Kak Agam? Di mana dia?"Pamela menjawab, "Sedang mandi! Kamu lepaskan dulu aku, aku nggak bisa bernapas, sebentar lagi kamu bisa bertemu dengannya!"Olivia tersadar kembali, dia segera melepaskan Pamela, "Maaf, Kak Pamela, aku ... aku ter ... terlalu senang!"Dia terlalu bersemangat ketika memeluk, demikian pula ketika melepaskan, hingga hampir terjatuh ke belakang, untung saja Ricky menahannya dari belakang!Ricky membantu Olivia berdiri, kemudian berkata pada Pamela dengan sungkan, "Maaf, Kak, dia anaknya sembrono."Ucapannya terdengar seakan sudah menganggap Olivia keluarganya sendiri!

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1831

    Pamela terdiam.Bicara apa dia? Bicara apa di hadapan adik iparnya!Pamela mendorongnya kuat-kuat, ingin melepaskan diri dari dekapannya ....Agam tidak melepaskannya, Pamela juga tidak bisa melepaskan diri, saat ini Pak Dimas kembali!"Nyonya, barang yang Anda minta sudah didapatkan."Ketiga orang itu menatap Pak Dimas secara bersamaan.Terlihat dua lembar daun hijau di tangan Pak Dimas.Pamela menggunakan alasan ini untuk melepaskan diri, "Lepaskan aku, nggak lihat barang yang kuminta sudah datang?"Agam tidak tahu apa yang akan dilakukan Pamela, tapi dia melepaskannya.Pamela bangkit, mengambil daun jeruk dari tangan Pak Dimas, lalu berbalik dan menepuk Agam ....Agam sedikit ragu-ragu, tapi tidak menghindarinya, karena pukulannya tidak menyakitkan.Setelah menepuk Agam beberapa saat, Pamela menyerahkan daun jeruk itu pada Pak Dimas untuk dibuang.Kemudian, dia duduk kembali ke posisi semula dan berkata, "Kamu baru saja kembali dari tempat pengurungan, dengan begini bisa menyingkirk

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1832

    Pertanyaan ini juga membuat Agam terdiam.Pamela menatap Agam, menunggu jawabannya.Menghadapi tatapan sang istri, Agam menjawab di bawah tekanan yang luar biasa, "Tentu saja aku menyukai segalanya."Ricky segera belajar darinya, "Kalau begitu aku juga menyukai segalanya dari Olivia, aku ingin punya masa depan dengannya."Dengan begini, Agam tidak menemukan kesalahan apa pun!Sementara Pamela tertawa dibuatnya, jarang sekali ada yang bisa membuat Agam kehabisan kata-kata.Dia mencondongkan tubuh ke telinga Agam, tersenyum sambil berkata, "Sudahlah! Mereka berdua benar-benar saling mencintai. Sebagai kakak, kamu jangan mempersulit dia lagi!"Tangan besar Agam masih melingkari pinggang kecil Pamela, meremasnya sambil bertanya, "Kamu sangat menyukai adik kelas ini, ya? Um?"Pamela tidak bisa berkata-kata. Begitu mendapatkan kembali ingatannya, Agam malah semakin cemburuan!Saat ini, Olivia turun dari lantai atas, "Kak!"Teriakan ini begitu menyayat hati dan nyaring, ingus dan air matanya

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status