Share

Bab 1831

Penulis: Hargai
Pamela terdiam.

Bicara apa dia? Bicara apa di hadapan adik iparnya!

Pamela mendorongnya kuat-kuat, ingin melepaskan diri dari dekapannya ....

Agam tidak melepaskannya, Pamela juga tidak bisa melepaskan diri, saat ini Pak Dimas kembali!

"Nyonya, barang yang Anda minta sudah didapatkan."

Ketiga orang itu menatap Pak Dimas secara bersamaan.

Terlihat dua lembar daun hijau di tangan Pak Dimas.

Pamela menggunakan alasan ini untuk melepaskan diri, "Lepaskan aku, nggak lihat barang yang kuminta sudah datang?"

Agam tidak tahu apa yang akan dilakukan Pamela, tapi dia melepaskannya.

Pamela bangkit, mengambil daun jeruk dari tangan Pak Dimas, lalu berbalik dan menepuk Agam ....

Agam sedikit ragu-ragu, tapi tidak menghindarinya, karena pukulannya tidak menyakitkan.

Setelah menepuk Agam beberapa saat, Pamela menyerahkan daun jeruk itu pada Pak Dimas untuk dibuang.

Kemudian, dia duduk kembali ke posisi semula dan berkata, "Kamu baru saja kembali dari tempat pengurungan, dengan begini bisa menyingkirk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1832

    Pertanyaan ini juga membuat Agam terdiam.Pamela menatap Agam, menunggu jawabannya.Menghadapi tatapan sang istri, Agam menjawab di bawah tekanan yang luar biasa, "Tentu saja aku menyukai segalanya."Ricky segera belajar darinya, "Kalau begitu aku juga menyukai segalanya dari Olivia, aku ingin punya masa depan dengannya."Dengan begini, Agam tidak menemukan kesalahan apa pun!Sementara Pamela tertawa dibuatnya, jarang sekali ada yang bisa membuat Agam kehabisan kata-kata.Dia mencondongkan tubuh ke telinga Agam, tersenyum sambil berkata, "Sudahlah! Mereka berdua benar-benar saling mencintai. Sebagai kakak, kamu jangan mempersulit dia lagi!"Tangan besar Agam masih melingkari pinggang kecil Pamela, meremasnya sambil bertanya, "Kamu sangat menyukai adik kelas ini, ya? Um?"Pamela tidak bisa berkata-kata. Begitu mendapatkan kembali ingatannya, Agam malah semakin cemburuan!Saat ini, Olivia turun dari lantai atas, "Kak!"Teriakan ini begitu menyayat hati dan nyaring, ingus dan air matanya

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1833

    Pamela terdiam!Tidak bisa berkata-kata. Dasar keterlaluan!Olivia dan Ricky tertegun sejenak, lalu mengangguk bersamaan.Kemudian, mereka melihat Agam dengan sangat kuat menggendong Pamela ke atas.Tentu Pamela tidak mau, tapi dia sudah menyerah untuk melawan. Berdasarkan pemahamannya terhadap Agam, semakin dia melawan, situasinya akan semakin canggung.Bisa saja dia melakukan sesuatu yang lebih keterlaluan, jadi biarkan sajalah!Memandangi punggung Agam dan Pamela naik ke atas, Olivia kembali meneteskan air mata haru. Kak Agam benar-benar sudah kembali!Syukurlah!Saat ini, selembar tisu diulurkan, "Sudah, cepat lap, riasanmu sudah luntur."Olivia tersadar kembali, dia menatap Ricky, mengernyitkan bibir, berkata dengan ekspresi sedih, "Ah .... Kak Ricky, kamu nggak akan mengeluh seperti Kak Agam, 'kan?"Ricky tidak berdaya, dia tertawa dibuatnya.Takut Olivia akan berpikir sembarangan lagi, Ricky pun duduk dan menyeka air matanya sambil berkata, "Bodoh! Bagaimana mungkin aku seperti

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1834

    Meski bukan lagi gadis muda, Pamela masih tersipu oleh kata-kata Agam, dia memukulnya karena kesal, "Bisa nggak kamu tahu malu sedikit?"Agam tertawa sambil berkata, "Untuk apa malu-malu di hadapanmu?"Bulu mata Pamela sedikit bergetar, dia mendorong dada Agam sambil berkata, "Hentikan! Jangan buat aku mengkhawatirkanmu ...."Agam mengangkat alisnya, "Apa yang kamu khawatirkan?" tanyanya.Pamela sedikit malu mengatakannya, "Kakimu baru saja pulih, jadi ... lebih baik jangan melakukan olahraga berat ...."Agam menyipitkan mata indahnya, menyisir rambut pendek dari dahi dengan jari rampingnya. "Kamu nggak merindukanku?" tanyanya.Pamela bukanlah gadis tanpa hasrat, "Rindu, tapi kita masih punya banyak waktu."Mata indah pria itu menatapnya sesaat, akhirnya memutuskan tidak menindasnya. Dia bergerak, berbaring di sampingnya, meraih salah satu tangan kecil Pamela dan menggenggam jarinya erat-erat."Oke, kita masih punya banyak waktu."Suasana makan malam kediaman Dirgantara meriah dan dama

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1835

    Mendengar suara Frida, Pamela menoleh, terlihat Frida tersenyum menatapnya dari dapur, "Pamela, ayo sarapan! Sudah disiapkan untukmu."Pamela mengangguk, berjalan menuju ruang makan, lalu duduk. Frida meminta pembantu membawakan sarapan yang baru disiapkan ke hadapannya.Kemudian, Frida juga duduk di samping Pamela, "Pamela, cepat makan!" pintanya.Suasana hati Frida hari ini terlihat bagus, sangat bersinar, sudah pasti karena Agam, cucu sulungnya sudah kembali."Nek, kenapa nggak ada yang membangunkanku?" tanya Pamela dengan perasaan aneh sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.Frida tersenyum lebar, "Agam nggak mengizinkan kamu diganggu, katanya biarkan kamu tidur lebih lama, karena kamu kelelahan kemarin. Pamela, makan yang banyak, isi kembali tenagamu! Kata orang, pasangan nggak bertemu sebentar saja sudah seperti pengantin baru, kamu dan Agam sudah terpisah tiga tahun, pasti sangat merindukan satu sama lain!"Pamela yang sedang makan seketika tersipu ....'Cih! Dasar Paman!'

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1836

    Agam berjalan mengitari meja ke sisi Pamela, mengambil cangkir kopi dari tangannya, menyesap, lalu bertanya, "Um, mau bawa aku ke mana?"Pamela menjawab, "Kamu akan tahu setelah tiba di sana. Aku akan menjelaskan situasi spesifik perusahaan tiga tahun terakhir lebih dulu."Agam mengusap kepala Pamela dengan tangan besarnya sambil berkata, "Nggak perlu, lebih kurang aku sudah mengetahuinya dari rapat tadi. Kamu bisa langsung membawaku pergi sekarang!"Pamela menatapnya, dalam hati merasa jijik. Dia merasa pria ini sangat pandai menggoda. Kalimat sesederhana "membawaku pergi" begitu ambigu, seolah dia ingin membawanya pergi melakukan sesuatu yang buruk!Setelah menepis tangan besar di kepalanya, Pamela bangkit, lalu meraih dasi pria itu, menariknya dengan lembut sambil berkata, "Kalau begitu, ayo kita berangkat!"Agam meletakkan cangkir kopi di tangannya, membiarkan gadis kecil itu menyeretnya keluar dari kantor Direktur!Orang pertama yang terkejut adalah sekretaris di depan pintu. Bu P

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1837

    Saat ini, ada yang mengetuk pintu kamar itu.Quenne yang hendak memasukkan sesuap bubur ke dalam mulut pun menoleh, menatap pintu dengan penuh harap.Sonya segera bangkit untuk membukakan pintu.Begitu pintu terbuka, benar saja Pamela yang datang!"Kak Pamela, akhirnya kamu datang juga! Kamu nggak tahu, Bibi Quenne menantikan kedatanganmu!" kata Sonya.Pamela mengangguk menjelaskan, "Dua hari ini aku ada urusan, baru hari ini bisa meluangkan waktu."Dengan senang hati, Sonya bermaksud meraih tangan Pamela dan menariknya masuk, tapi ternyata tangan Pamela sedang digandeng oleh orang lain.Saat itu dia baru menyadari, Pamela tidak datang sendirian!Dia menatap tangan besar itu, lalu mendongak, seketika pupil mata Sonya membesar, "Kak ... Kak Alex, kamu ... sudah bisa berdiri?"Ekspresi wajah Agam terlihat tidak senang melihat adik tiri Sophia, meskipun Silvia dan Sonya tidak pernah melakukan apa pun padanya, seperti Sophia.Agam mengabaikan Sonya, dia menggenggam tangan kecil Pamela sema

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1838

    Ucapan Sonya yang tiba-tiba membuat semua pandangan tertuju padanya.Quenne penasaran, dia tersenyum sambil bertanya, "Sonya, maksudmu apa yang berbeda?"Sonya berjalan maju beberapa langkah, menatap Agam yang tinggi besar sambil berkata, "Maksudku, sikap Kak Alex di hadapan Kak Pamela jauh berbeda dengan sikapnya pada Sophia."Mendengar nama Sophia, rasa jijik di mata Agam seketika menyala.Karena mengkhawatirkan Pamela, Quenne ingin tahu apakah pria ini bisa diandalkan, jadi dia bertanya lagi, "Benarkah? Apa bedanya?"Sonya berpikir sejenak, lalu menjawab, "Semuanya berbeda! Di tempat Sophia, sikap Kak Alex sangat dingin, sedikit bicara, matanya gelap, membuat orang malas melihatnya! Tapi di sisi Kak Pamela, dia sangat lembut, penyayang, bersemangat dan sangat sopan!"Pamela menggerakkan sudut bibirnya, rasanya yang dikatakan Sonya terlalu berlebihan!Sejak masuk tadi, Agam baru mengucapkan satu kalimat, lagi pula tidak selembut itu?Mendengar ucapan Sonya, Quenne kembali menatap Aga

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1839

    Agam keluar dari kamar Quenne dirawat, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menelepon sambil berjalan keluar.Setelah memberikan instruksi melalui telepon, dia memutuskan panggilan, lalu seseorang menghalangi jalannya!"Alex!"Suara Sophia bagaikan suara iblis, membangkitkan kebencian dalam diri Agam, begitu mendongak, dia melihat Sophia berdiri di hadapannya dengan mata merah, seperti akan menangis.Sophia tidak memiliki rupa yang lembut, sejak lama Agam ingin memberitahunya bahwa ekspresi menyedihkan seperti itu tidak cocok untuknya.Namun, dia sama sekali tidak ingin berbicara dengan wanita ini, jadi dia melewatinya begitu saja ....Kemunculan Sophia menandakan dirinya tidak ingin menyerah, dia tiba-tiba memeluk pinggang pria itu, menangis dan berteriak, "Alex! Kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini! Nggak boleh .... Aku begitu mencintaimu .... Aku melakukan banyak hal untukmu, aku sudah banyak berkorban, kenapa kamu meninggalkanku! Alex! Huhuhu ...."Suara tangisannya menarik pe

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status