Semua Bab Hari-hari Dimanjakan Paman: Bab 1801 - Bab 1810

2938 Bab

Bab 1801

Quenne berkata, "Aku pergi ke rumahmu dan bertemu dengan putrimu. Aku memberitahunya bahwa aku datang mencarimu. Lalu, dia mengunci aku, teman dan anak temanku di loteng rumahmu. Akhirnya, istrimu melukaiku dengan pisau."Darius tampak malu, tapi hatinya dipenuhi dengan amarah. Dia berharap bisa segera kembali untuk menghajar istri dan putrinya yang tidak berguna itu!Apa yang dikatakan gadis kecil tadi memang benar, mereka memang pantas dipukul!"Quenne, maafkan aku, anggota keluargaku menyakitimu! Aku minta maaf atas nama mereka. Aku akan membayar biaya pengobatanmu!"Ekspresi Quenne sangat tenang. Dia bersenandung pelan dan berkata, "Nggak perlu. Aku mencarimu karena aku ingin bertanya tentang putriku."Saat mendengar Quenne menyebut putrinya, ekspresi Darius menjadi sangat masam ...."Uh ... omong-omong soal ini, aku turut prihatin! Aku minta maaf karena nggak merawat putrimu dengan baik. Aku membiarkannya sakit dan meninggal di usia muda ...."Quenne berkata sambil mengerutkan ken
Baca selengkapnya

Bab 1802

Saat itu, dalam situasi darurat Quenne mendatangi Darius. Dia meminta Darius untuk membantunya merawat Pamela. Setelah tiga bulan, dia akan kembali menjemput putrinya.Karena wanita idamannya mempercayakan putrinya, Darius tidak tega menolak. Jadi, dia menyetujui permintaan Quenne.Namun, tiga bulan kemudian, Quenne tidak menjemput putrinya sesuai kesepakatan. Keluarganya penuh konflik karena Pamela. Jadi, atas dorongan Wulan, Darius mengirim Pamela ke pedesaan.Siapa sangka hanya seminggu setelah mengirim Pamela pergi, Quenne datang untuk menjemput putrinya!Menghadapi wanita idamannya, Darius sangat malu untuk mengatakan bahwa dia telah mengirim Pamela ke pedesaan. Dia takut akan merusak citranya di benak wanita idamannya, jadi dia memberitahunya bahwa Pamela menderita penyakit aneh dan mati karena tidak diobati.Quenne sangat sedih. Dia meminta abu putrinya dan pergi ....Sebenarnya abu itu adalah abu seekor anjing peliharaan yang pernah dibesarkan oleh putri sulungnya, Jovita.Sete
Baca selengkapnya

Bab 1803

Sonya berjalan keluar dan berkata, "Ajari Pak Darius dengan baik. Sebaiknya, beri dia pelajaran yang akan dia ingat seumur hidup. Saat memikirkannya, dia akan mengalami mimpi buruk!"Pemimpin pria berbaju hitam itu mengangguk dan berkata, "Nona, kami mengerti!"Setelah menjawab, dia menyeret Darius keluar dengan sangat kuat. Dia akan mengajari Darius di luar rumah sakit agar tidak mengotori halaman rumah sakit!Sonya memperhatikan anak buah ayahnya membawa Darius pergi. Dia merasa lega karena anak buah ayahnya tidak berbelas kasihan!Sonya mengalihkan pandangannya. Saat dia hendak kembali ke bangsal, dia merasakan tatapan aneh sedang menatapnya ....Jadi, dia mendongak dan melihat seorang wanita cantik mengenakan kacamata berbingkai emas yang baru saja dia lihat di koridor.Kenapa wanita cantik itu menatap Sonya seperti itu? Dia tidak meninggalkan pintu bangsal Quenne. Hal ini membuat Sonya memperhatikannya!Sonya mengerutkan keningnya. Kemudian, dia maju dua langkah dan bertanya, "Hei
Baca selengkapnya

Bab 1804

"Quenne, jangan khawatir! Sekalipun Keluarga Yanuar benar-benar menemukanmu di sini, aku nggak akan membiarkan mereka masuk!"Silvia terus menghibur Quenne.Quenne memegang tangan Silvia dengan erat sambil berkata, "Kalau begitu, bantu aku urus prosedur keluar dari rumah sakit, tolonglah ...."Silvia berkata, "Quenne, kondisimu saat ini benar-benar nggak layak untuk dipulangkan. Hari ini sudah larut. Tunggu sampai besok! Besok, aku akan meminta Theo untuk membantumu pindah ke rumah sakit lain, oke?"Quenne mengangguk dengan mata memerah. "Baiklah, aku harus merepotkan suamimu lagi ...."Melihat Quenne akhirnya sedikit tenang, Silvia berkata sambil menghela napas lega, "Kamu nggak merepotkan! Quenne, kamu harus menjaga suasana hatimu tetap tenang, agar lukamu bisa sembuh lebih cepat ...."Quenne berbaring dengan lemah. Dia menatap langit-langit bangsal rumah sakit tanpa mengatakan sepatah kata pun....Ariel kembali ke bangsal VIP di lantai atas, tetapi dia tidak masuk. Dia hanya duduk
Baca selengkapnya

Bab 1805

"Alex, ini sudah larut. Berhentilah bermain dan tidurlah lebih awal! Aku khawatir kamu nggak akan bisa tidur nyenyak saat membawa Kevin sendirian lusa. Kamu perlu istirahat yang cukup dua hari ini."Alex mengangkat matanya dan melirik ke arah Sophia. "Yah, apakah barang bawaan kami sudah dikemas?"Sophia mengangguk. "Semuanya sudah dikemas! Aku sudah memasukkan barang-barang kamu dan Kevin ke dalam kopermu! Aku akan meminta Ayah untuk mengirim seseorang mengantarmu. Ketika kamu sampai di Negara Muriana, seseorang akan menjemputmu."Alex mengangguk dengan ekspresi datar.Dia tahu bahwa Sophia tidak akan memercayainya membawa Kevin sendirian. Dia pasti akan mengutus seseorang untuk mengawasi Alex dan membatasi kebebasannya."Kevin, ayo! Kita tidur!" Alex dengan lembut menepuk Kevin yang masih melihat papan catur dengan serius.Sebelum Kevin menemukan cara untuk mengalahkan ayahnya, pikirannya disela oleh kedatangan Sophia. Dia sedang dalam suasana hati buruk. Dia memelototi Sophia, lalu
Baca selengkapnya

Bab 1806

Sophia tidak ingin bertengkar dengan ayahnya. Dia berdiri dan ingin pergi. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu, jadi dia berhenti dan bertanya, "Omong-omong, Ayah? Apakah Ayah sudah menemukan Bibi Silvia dan Sonya?"Theo berdeham, "Mereka akan kembali dalam beberapa hari."Sophia mengerutkan keningnya. "Benarkah? Di mana mereka?"Theo mengangkat matanya dengan waspada dan memperingatkan, "Aku akhirnya berhasil membujukmu Silvia, tolong jangan membuat masalah kali ini! Kalau kamu nggak ingin hidup damai dengan Silvia, aku nggak akan memaksamu. Kalau nggak, aku akan berusaha agar kalian nggak bertemu. Kita jalani hidup kita sendiri!"Saat Sophia mendengar ini, dia merasa tidak enak. "Ayah, apa maksudmu menjalani hidup kita sendiri? Apakah kamu berencana untuk tinggal bersama Bibi Silvia daripada aku?"Melihat air mata putrinya yang mengalir, Theo tidak merasa kasihan. "Aku nggak bilang aku nggak menginginkanmu! Jangan berpikir macam-macam dan menangis tanpa henti! Sudahlah, aku sudah cuk
Baca selengkapnya

Bab 1807

Adsila tertawa terbahak-bahak, "Lihatlah betapa takutnya kamu! Aku membantumu menguji pacarmu. Kalau kamu putus dengannya begitu saja, pria seperti itu nggak layak untukmu!"Olivia cemberut. Dia terlihat sedikit canggung.Ricky tersenyum dan memeluk bahu Olivia, lalu dia berkata kepada Adsila dengan ramah, "Aku sangat mengenalnya. Dia memang memiliki temperamen yang buruk, tapi aku nggak takut."Adsila tersenyum dan bersulang kepadanya. "Kalau begitu, aku harap kamu bisa menikahi Nona Olivia secepat mungkin!"Ricky mengambil anggur dari meja prasmanan di sebelahnya dan bersulang dengan Adsila. "Terima kasih, aku akan bekerja keras."Adsila menyesap anggur itu dengan ekspresi kagum. Kemudian, dia menepuk bahu Olivia. "Pacarmu lumayan! Kamu harus menyayanginya!"Olivia memelototi Adsila sambil mendengus. Jika bukan karena Adsila menikah hari ini, Olivia tidak akan melepaskannya. Mereka pasti akan bertengkar!Adsila pergi untuk menjamu para tamu bersama suaminya, Marlon ....Ricky memeluk
Baca selengkapnya

Bab 1808

Adsila berdiri dengan sepatu hak tinggi dan bersulang dengan para tamu selama lebih dari dua jam. Dia sangat lelah hingga dia hampir tidak bisa berdiri. Setelah mengantar para tamu, dia jatuh ke pelukan Marlon untuk beristirahat."Menikah sangat melelahkan! Aku nggak akan menikah lain kali!"Marlon memapah Adsila. Kemudian, dia tersenyum sambil mengangkat alisnya. "Kamu masih ingin menikah lagi?"Adsila mengerutkan bibirnya. "Siapa tahu! Bagaimana kalau suatu hari kamu merasa permainan pernikahan nggak lagi menyenangkan, ingin mencampakkanku dan menjalani hari-harimu yang penuh warna? Kalau begitu, aku nggak mungkin nggak mencari pria lain karena pria bajingan sepertimu, 'kan!"Marlon mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Adsila. "Kamu nggak patuh! Kata-kata menyedihkan apa yang kamu ucapkan di hari bahagia ini? Kalau aku masih merindukan dunia luar, kenapa aku terburu-buru menikahimu? Apakah aku bodoh?"Wajah Adsila berubah karena cubitan Marlon. Dia mengerutkan kening sambil menge
Baca selengkapnya

Bab 1809

Sophia secara alami tahu bahwa dia adalah tamu tak diundang. Dia datang ke sini hanya untuk menimbulkan masalah bagi Pamela.Dia mengambil segelas anggur dan bersulang pada Adsila sambil tersenyum. "Adsila! Semoga pernikahanmu bahagia bersama selamanya!"Adsila tampak jijik hingga hampir muntah. "Cih! Siapa yang peduli dengan doamu? Keluar dari sini! Aku nggak mengundangmu ke pernikahanku!"Sophia sama sekali tidak keberatan dengan omelan Adsila. Dia memandang Pamela dengan acuh tak acuh. "Pamela, kamu nggak memakai riasan di pesta pernikahan?"Pamela menatapnya dengan tatapan dingin. "Apakah kamu keberatan?"Sophia tersenyum dan berkata, "Nggak! Menurutku, memakai riasan saat menghadiri pesta pernikahan adalah tanda penghormatan terhadap pengantin. Kalau kamu hadir seperti ini, kamu terlihat nggak menghargai kedua sahabatmu!"Pamela tidak mengatakan apa-apa, tapi Adsila memarahinya terlebih dahulu, "Keluar dari sini! Peduli apa kamu! Bahkan tanpa riasan, bibiku 10.000 kali lebih canti
Baca selengkapnya

Bab 1810

Pamela mengambil segelas jus dan meminumnya dengan ekspresi tenang. "Aku nggak menganggapnya serius. Hari ini adalah hari bahagiamu. Jangan biarkan orang yang nggak penting memengaruhi suasana hatimu."Adsila menepuk wajahnya dengan lembut. "Yah! Aku juga harus menjaga suasana hati yang baik. Aku nggak boleh berada dalam suasana hati yang buruk karena wanita jahat itu!"Marlon membawa sepasang sepatu dan melihat Adsila mengerutkan keningnya. "Ada apa? Apakah kakimu sakit?"Adsila mendengus, "Ini salahmu! Bagaimana kamu mengatur keamanan sampai tamu nggak diundang bisa menyelinap masuk!"Marlon tidak melihat Sophia masuk. Dia berjongkok untuk mengganti sepatunya. "Kenapa? Siapa yang baru saja datang?""Tanyakan pada bibiku! Ada wanita jahat yang datang untuk membawa kesialan bagi kita!" kata Adsila sambil mengangkat dagunya. Dia meminta Marlon bertanya pada Pamela, tapi Marlon menemukan kursi tempat Pamela duduk sudah kosong!"Hah? Di mana Bibi? Tadi, dia masih ada di sini!" Adsila meli
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
179180181182183
...
294
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status