Share

Bab 1806

Penulis: Hargai
Sophia tidak ingin bertengkar dengan ayahnya. Dia berdiri dan ingin pergi. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu, jadi dia berhenti dan bertanya, "Omong-omong, Ayah? Apakah Ayah sudah menemukan Bibi Silvia dan Sonya?"

Theo berdeham, "Mereka akan kembali dalam beberapa hari."

Sophia mengerutkan keningnya. "Benarkah? Di mana mereka?"

Theo mengangkat matanya dengan waspada dan memperingatkan, "Aku akhirnya berhasil membujukmu Silvia, tolong jangan membuat masalah kali ini! Kalau kamu nggak ingin hidup damai dengan Silvia, aku nggak akan memaksamu. Kalau nggak, aku akan berusaha agar kalian nggak bertemu. Kita jalani hidup kita sendiri!"

Saat Sophia mendengar ini, dia merasa tidak enak. "Ayah, apa maksudmu menjalani hidup kita sendiri? Apakah kamu berencana untuk tinggal bersama Bibi Silvia daripada aku?"

Melihat air mata putrinya yang mengalir, Theo tidak merasa kasihan. "Aku nggak bilang aku nggak menginginkanmu! Jangan berpikir macam-macam dan menangis tanpa henti! Sudahlah, aku sudah cuk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1807

    Adsila tertawa terbahak-bahak, "Lihatlah betapa takutnya kamu! Aku membantumu menguji pacarmu. Kalau kamu putus dengannya begitu saja, pria seperti itu nggak layak untukmu!"Olivia cemberut. Dia terlihat sedikit canggung.Ricky tersenyum dan memeluk bahu Olivia, lalu dia berkata kepada Adsila dengan ramah, "Aku sangat mengenalnya. Dia memang memiliki temperamen yang buruk, tapi aku nggak takut."Adsila tersenyum dan bersulang kepadanya. "Kalau begitu, aku harap kamu bisa menikahi Nona Olivia secepat mungkin!"Ricky mengambil anggur dari meja prasmanan di sebelahnya dan bersulang dengan Adsila. "Terima kasih, aku akan bekerja keras."Adsila menyesap anggur itu dengan ekspresi kagum. Kemudian, dia menepuk bahu Olivia. "Pacarmu lumayan! Kamu harus menyayanginya!"Olivia memelototi Adsila sambil mendengus. Jika bukan karena Adsila menikah hari ini, Olivia tidak akan melepaskannya. Mereka pasti akan bertengkar!Adsila pergi untuk menjamu para tamu bersama suaminya, Marlon ....Ricky memeluk

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1808

    Adsila berdiri dengan sepatu hak tinggi dan bersulang dengan para tamu selama lebih dari dua jam. Dia sangat lelah hingga dia hampir tidak bisa berdiri. Setelah mengantar para tamu, dia jatuh ke pelukan Marlon untuk beristirahat."Menikah sangat melelahkan! Aku nggak akan menikah lain kali!"Marlon memapah Adsila. Kemudian, dia tersenyum sambil mengangkat alisnya. "Kamu masih ingin menikah lagi?"Adsila mengerutkan bibirnya. "Siapa tahu! Bagaimana kalau suatu hari kamu merasa permainan pernikahan nggak lagi menyenangkan, ingin mencampakkanku dan menjalani hari-harimu yang penuh warna? Kalau begitu, aku nggak mungkin nggak mencari pria lain karena pria bajingan sepertimu, 'kan!"Marlon mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Adsila. "Kamu nggak patuh! Kata-kata menyedihkan apa yang kamu ucapkan di hari bahagia ini? Kalau aku masih merindukan dunia luar, kenapa aku terburu-buru menikahimu? Apakah aku bodoh?"Wajah Adsila berubah karena cubitan Marlon. Dia mengerutkan kening sambil menge

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1809

    Sophia secara alami tahu bahwa dia adalah tamu tak diundang. Dia datang ke sini hanya untuk menimbulkan masalah bagi Pamela.Dia mengambil segelas anggur dan bersulang pada Adsila sambil tersenyum. "Adsila! Semoga pernikahanmu bahagia bersama selamanya!"Adsila tampak jijik hingga hampir muntah. "Cih! Siapa yang peduli dengan doamu? Keluar dari sini! Aku nggak mengundangmu ke pernikahanku!"Sophia sama sekali tidak keberatan dengan omelan Adsila. Dia memandang Pamela dengan acuh tak acuh. "Pamela, kamu nggak memakai riasan di pesta pernikahan?"Pamela menatapnya dengan tatapan dingin. "Apakah kamu keberatan?"Sophia tersenyum dan berkata, "Nggak! Menurutku, memakai riasan saat menghadiri pesta pernikahan adalah tanda penghormatan terhadap pengantin. Kalau kamu hadir seperti ini, kamu terlihat nggak menghargai kedua sahabatmu!"Pamela tidak mengatakan apa-apa, tapi Adsila memarahinya terlebih dahulu, "Keluar dari sini! Peduli apa kamu! Bahkan tanpa riasan, bibiku 10.000 kali lebih canti

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1810

    Pamela mengambil segelas jus dan meminumnya dengan ekspresi tenang. "Aku nggak menganggapnya serius. Hari ini adalah hari bahagiamu. Jangan biarkan orang yang nggak penting memengaruhi suasana hatimu."Adsila menepuk wajahnya dengan lembut. "Yah! Aku juga harus menjaga suasana hati yang baik. Aku nggak boleh berada dalam suasana hati yang buruk karena wanita jahat itu!"Marlon membawa sepasang sepatu dan melihat Adsila mengerutkan keningnya. "Ada apa? Apakah kakimu sakit?"Adsila mendengus, "Ini salahmu! Bagaimana kamu mengatur keamanan sampai tamu nggak diundang bisa menyelinap masuk!"Marlon tidak melihat Sophia masuk. Dia berjongkok untuk mengganti sepatunya. "Kenapa? Siapa yang baru saja datang?""Tanyakan pada bibiku! Ada wanita jahat yang datang untuk membawa kesialan bagi kita!" kata Adsila sambil mengangkat dagunya. Dia meminta Marlon bertanya pada Pamela, tapi Marlon menemukan kursi tempat Pamela duduk sudah kosong!"Hah? Di mana Bibi? Tadi, dia masih ada di sini!" Adsila meli

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1811

    Mungkinkah teman lama itu adalah ... ibunya?Memikirkan hal ini, Pamela tidak bisa tinggal lebih lama lagi. Dia menarik pakaian Ariel dan bertanya, "Di bangsal mana? Dia berada di bangsal mana?"Ariel memberi tahu Pamela dengan jujur.Pamela buru-buru berkata, "Awasi ketiga anak itu. Beri tahu Marlon dan Adsila bahwa aku akan mengatur acara untuk mereka di malam hari!"Saat melihat Pamela begitu panik, Ariel merasa khawatir. Jadi, dia menariknya dan berkata, "Bos, biarkan aku pergi bersamamu!"Pamela menggelengkan kepalanya dan menolak, "Kamu nggak boleh pergi! Kamu harus menjaga Revan dan yang lainnya! Aku akan baik-baik saja, jangan khawatir!"Setelah berkata, Pamela meninggalkan Ariel dan bergegas keluar untuk masuk ke dalam mobil!Pamela membutuhkan waktu 40 menit untuk mengendarai mobilnya ke rumah sakit. Dia memarkir mobilnya di tempat parkir dengan tidak sabar, lalu berlari ke rumah sakit!Berenice telah muncul! Ibunya masih hidup ....Pamela sangat cemas. Dia sangat ingin berte

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1812

    Tepat ketika Pamela hendak mengetuk pintu, pintu bangsal tiba-tiba terbuka dari dalam ....Beberapa pria berjas hitam keluar dengan membawa beberapa kebutuhan sehari-hari. Kelihatannya mereka datang untuk menjemput seseorang keluar dari rumah sakit.Pamela memeriksa nomor bangsal lagi. Dia memastikan bahwa nomor itu sama dengan yang dikatakan Ariel padanya. Kemudian, dia bertanya kepada salah satu pria berbaju hitam, "Maaf, apakah pasien di bangsal ini akan dipulangkan?"Pria berbaju hitam memandangnya dengan waspada. "Siapa kamu? Kenapa kamu bertanya hal ini?"Pamela menjawab, "Aku datang untuk mengunjungi pasien di bangsal ini."Pria berbaju hitam berkata dengan kasar, "Pergi, pergi! Pasien di sini bukanlah orang yang bisa kamu temui begitu saja! Nggak ada yang bisa masuk tanpa instruksi dari Nyonya dan Nona!"Nyonya dan Nona? Begitu dia mendengarnya, Pamela memahami sesuatu. "Aku kenal nyonya dan nona kalian. Beri tahu nonya kalian Pamela datang kemari. Dia pasti akan mengizinkan ak

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1813

    Setelah berkata, Sonya melompat-lompat, lalu meraih tangan ibunya dan berjalan keluar ....Hanya tersisa Pamela dan Quenne saling memandang di bangsal.Quenne yang pertama membuka suara. Quenne berkata sambil tersenyum lembut, "Bulan, kamu seharusnya nggak ... nggak ingat Ibu, 'kan?"Pamela hanya menatap ibunya dan tidak berkata apa-apa.Quenne menghela napas dengan nada mencela diri sendiri. "Ibu bersalah padamu. Ibu membiarkanmu mengembara sendirian selama bertahun-tahun. Sekarang, Ibu baru menemukanmu. Maafkan Ibu ...."Pamela memperhatikan air mata ibunya yang jatuh, kemudian dia menundukkan kepalanya. Pamela menatap luka yang dibalut di lengan ibunya dan bertanya, "Bagaimana kamu bisa terluka? Apakah lukanya serius?"Quenne tertegun sejenak. Dia melihat lukanya, lalu berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa, lukaku nggak serius!"Pamela mengangkat kepalanya untuk menatap mata ibunya. Suasana hatinya menjadi rumit dan sedih. Sekarang, Pamela bukan anak-anak lagi. Dia

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1814

    Quenne memegang tangan putrinya yang dingin dan berkata, "Nggak, Ibu ingin membawamu pergi dari sini! Bulan, apakah kamu bersedia pergi dengan Ibu?"Ekspresi Pamela membeku. Pamela berpikir dia memiliki jawaban yang sangat pasti, tetapi saat ini dia ragu-ragu ....Melihat keragu-raguan Pamela, Quenne menyadari bahwa putrinya bukan anak-anak lagi.Bulan telah tumbuh dewasa. Dia memiliki orang-orang yang peduli padanya dan orang-orang dia pedulikan ....Quenne menyeka air matanya sambil tersenyum. "Lihatlah, Ibu masih memperlakukanmu sebagai seorang bocah! Ibu lupa kamu adalah seorang gadis dewasa sekarang. Kamu memiliki keluarga dan anak-anakmu sendiri!"Pamela tersadar dari lamunannya, lalu memandang ibunya dengan rasa malu. "Nggak bisakah Ibu tinggal? Tinggal bersama kami?"Senyuman Quenne menjadi sedikit getir. "Bulan, aku ...."Pamela adalah anak yang cerdas. Dia segera memahami kekhawatiran ibunya. "Ibu, kamu nggak ingin tinggal karena Keluarga Yanuar, 'kan?"Quenne tetap diam dan

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status