Tepat pada saat ini, sekretarisnya mengetuk pintu ruangannya.Ariel tersadar kembali dari lamunannya dan berkata, "Masuk."Sang sekretaris mendorong pintu dan berjalan masuk ke dalam ruangan, lalu menyodorkan sebuah dokumen kepadanya. "Bu Ariel, ini dokumen yang tadi Ibu minta."Ariel menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm, letakkan saja!"Setelah meletakkan dokumen itu di atas meja sesuai instruksi Ariel, sekretaris itu bertanya, "Hmm .... Bu Ariel, Tuan Muda Keluarga Yanuar itu datang mencari Ibu lagi. Apa aku harus mempersilakannya masuk?"Mendengar Justin datang lagi, Ariel memijat-mijat pelipisnya dan berkata, "Persilakan dia masuk!"Kalau tidak dipersilakan masuk, pemuda itu juga tidak akan pulang ke rumah dengan patuh, melainkan akan berjalan mondar-mondir di depan pintu ruangannya. Tentu saja tidak baik kalau sampai bawahannya melihat pemuda itu mondar-mandir di depan pintu ruangannya."Baik!" jawab sekretaris itu sambil membungkukkan badannya dengan penuh hormat, lalu berja
Baca selengkapnya