Home / Rumah Tangga / Hari-hari Dimanjakan Paman / Chapter 1191 - Chapter 1200

All Chapters of Hari-hari Dimanjakan Paman: Chapter 1191 - Chapter 1200

2938 Chapters

Bab 1191

Dia pernah bertemu banyak nyonya keluarga kaya, ada banyak di antara mereka yang tidak bisa mengendalikan pasangan mereka keluar dan bermain dengan wanita lain. Mereka hanya bisa berpura-pura tidak mengetahui hal itu. Namun, sangat jarang ada wanita seperti Sophia yang berpikiran sangat terbuka dan sama sekali tidak mengeluh.Ariel tidak berbicara. Seolah-olah berbaik hati, Sophia mengingatkannya lagi, "Bu Ariel, kamu juga harus berpikiran sedikit terbuka, ya! Kalau wanita nggak berpikiran terbuka, hari-hari yang dia lalui akan sangat melelahkan!""Hmm? Aku harus berpikiran terbuka mengenai apa?" Ariel tidak mengerti maksud wanita itu.Sophia terkekeh dan berkata, "Maksudku Tuan Muda Justin masih muda dan polos. Dia pasti sudah mengumbar banyak janji padamu, 'kan? Jangan terlalu menganggap serius janjinya. Perasaan seorang pria bisa datang dengan cepat dan pergi dengan cepat pula. Saat perasaan mereka sudah berubah, mereka akan mencampakkan wanita mereka begitu saja!"Ariel tertegun se
Read more

Bab 1192

Justin terkejut bukan main. "Kak Ariel, apa kamu sedang ... bercanda denganku?"Walaupun berbagai pemikiran liar memenuhi benaknya sejak pertama kali dirinya "mencicipi rasa" seorang wanita, tetapi dia tetap menghormati keinginan pacarnya. Selama Ariel tidak bersedia, dia tidak akan memaksanya.Sebenarnya, sejak mereka melakukan hubungan itu sekali, dia yang selalu mengganggu Ariel, tetapi Ariel selalu tidak mengizinkannya melewati batas.Ariel menarik kerah baju pemuda itu dengan satu jarinya dan berkata, "Aku nggak bercanda denganmu. Duduk baik-baik dan pakai sabuk pengamanmu. Aku akan membawamu ke rumahku."Justin menelan ludahnya dengan susah payah. Seperti seorang anak kecil yang akan segera mendapat hadiah, dia duduk dengan patuh dan memakai sabuk pengamannya dengan baik.Melihat gerak-geriknya, Ariel tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa. Seorang pemuda polos jauh lebih manis dibandingkan pria bajingan yang licik di luar sana!Hidup sangat singkat, jadi harus menikmati hidup
Read more

Bab 1193

Moon sangat terkenal di dunia arsitektur. Sama seperti sosok Tuan Agam, foto sosok arsitek terkenal itu juga tidak pernah tersebar luas di dunia maya. Semua orang hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak pernah melihat wajahnya.Menurut rumor yang beredar, Moon adalah seorang wanita muda yang cantik dan kaya!Kalau hari ini mereka tidak berhasil memotret sosok Tuan Agam yang misterius itu, dengan memotret Moon, sang arsitek terkenal saja, mereka sudah bisa menulis sebuah artikel yang bagus!Para wartawan menanti kemunculan Moon dengan penuh harap. Namun, hasilnya malah membuat mereka semua sangat kecewa ....Moon sudah naik ke atas panggung. Namun, berbeda dengan yang rumor yang beredar bahwa Moon adalah sosok wanita muda yang cantik dan kaya, postur tubuh wanita yang muncul di atas panggung tampak sedikit gemuk, gaya berpakaiannya juga sedikit kampungan, bahkan dia mengenakan topi dan masker!Penampilan Moon membuat antusiasme para wartawan untuk memotretnya menurun secara signifi
Read more

Bab 1194

Setelah melemparkan seulas senyum pada beberapa orang karyawan itu, Pamela mulai melihat-lihat gedung sendirian.Aula besar karyawan ini juga dilengkapi dengan jendela langit-langit. Dia berjalan keluar dan melihat-lihat sejenak. Ternyata, hasilnya jauh lebih bagus dari yang dia bayangkan. Setengah dari Kota Marila bisa terlihat jelas dari sini.Namun, tidak peduli seberapa bagus pemandangan dari jendela langit-langit di sini, tetap tidak bisa dibandingkan dengan rancangan khusus ruangan presdir yang ditempati oleh Agam.Dia merancang secara khusus ruangan pria itu di sisi utara. Melalu jendela langit-langit ruangan pria itu, pemandangan yang bisa dilihat dari tempat ini adalah Danau Batur, danau yang paling indah di Kota Marila. Matahari terbit di pagi hari dan matahari terbenam di sore hari. Setelah lelah bekerja seharian, begitu mendongak, maka indra penglihatan pria itu akan dimanjakan oleh pemandangan yang sangat indah.Kini, setelah Pamela pikir-pikir kembali, sia-sia saja meranc
Read more

Bab 1195

Pamela tampak sangat tenang, dia memberi penjelasan kepada wanita itu dengan sabar. "Aku adalah tamu yang datang untuk menghadiri acara pengguntingan pita Perusahaan Dirgantara. Aku naik ke lantai atas gedung ini hanya untuk melihat-lihat saja. Barusan sebenarnya aku mau ke kamar kecil, tapi saat mencari kamar kecil, aku malah salah masuk."Sangat jelas bahwa Sophia sama sekali tidak memercayai penjelasan yang diberikan oleh Pamela kepadanya ini. Dia mengamati Pamela dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan sorot mata curiga sekali lagi, lalu berkata, "Kamu adalah tamu yang datang untuk menghadiri acara pengguntingan pita Perusahaan Dirgantara? Lalu, kamu mengatakan saat mencari kamar kecil, kamu salah masuk? Apa kamu pikir aku sangat mudah dikelabui? Kenapa aku nggak tahu di antara tamu yang menghadiri acara pengguntingan pita ini ada orang sepertimu? Coba kamu sebut namamu."Pamela berkata, "Aku adalah Moon, arsitek yang merancang gedung baru perkantoran Perusahaan Dirgantara in
Read more

Bab 1196

Pamela sudah menyadari bahwa wanita di hadapannya ini memang sengaja mempersulitnya.Untung saja hari ini Agam tidak akan datang. Selama pria itu tidak datang, maka tidak masalah.Pamela menatap Sophia dengan sorot mata tenang dan berkata, "Kalau aku melepas topi dan maskerku, kamu akan membiarkanku pergi? Mengapa kamu begitu bersikeras untuk melihat wajahku? Hanya karena aku sedikit gemuk, maka kamu mencurigaiku mencuri barang dan menyembunyikannya di dalam pakaianku? Kalau kamu begitu nggak menghormati orang lain, silakan lapor polisi saja. Setelah anggota kepolisian datang dan memintaku untuk melepas masker dan topiku, maka aku akan melakukannya!"Setelah mempertimbangkan situasi yang sedang dihadapinya ini dengan matang, Pamela yakin wanita bernama Sophia ini tidak akan lapor polisi.Biarpun wanita itu meyakini bahwa dirinya sudah mencuri sesuatu dari ruangan ini, kemungkinan besar wanita itu juga tidak akan memilih untuk lapor polisi pada hari ini dan saat ini juga.Dibandingkan d
Read more

Bab 1197

Pamela melirik Sophia sekilas, lalu berkata, "Kupikir, kita cukup berinteraksi seperti ini saja. Maaf, aku nggak bisa melepas topi dan maskerku sekarang."Sophia tertawa dan berkata seolah sedikit tidak paham, "Kenapa nggak bisa?"Pamela berkata dengan terus terang, "Ah, karena aku terlalu jelek. Aku nggak ingin menakut-nakuti kalian."Sophia tertegun sejenak, lalu berkata, "Ya ampun, apa yang kamu bicarakan? Kami nggak akan ketakutan. Moon, seorang arsitek berbakat sepertimu sudah memiliki keunggulan yang luar biasa. Bakatmu yang paling penting! Untuk apa kamu begitu memedulikan penampilan luarmu? Lepaskan saja topi dan maskermu, agar kami bisa mengenalmu dengan lebih baik lagi!"Pamela tidak ingin beromong kosong dengan Sophia lagi. Dia memang berniat untuk pamit. Namun, sebelum kata-kata itu sempat keluar dari mulutnya, Agam sudah angkat bicara, "Lepas saja topi dan maskermu!"Pamela tertegun sejenak, lalu berkata, "Pak Agam, hubungan kerja sama kita sudah resmi berakhir. Sepertinya
Read more

Bab 1198

Menyadari gejolak perasaan Agam, Sophia makin penasaran pada arsitek bernama Moon itu!"Moon, apa yang kamu pikirkan lagi?"Pamela menggertakkan giginya, lalu melepaskan masker hitam yang menutupi wajahnya. Saat itu pula, "wajah asli"-nya terpampang jelas di hadapan mereka ....Wajah yang terpampang nyata di hadapan mereka ini adalah wajah yang tampak berkerut. Selain sepasang mata indahnya, hidungnya pesek, bibirnya tebal, bentuk wajahnya juga sangat bulat. Hanya dua kata untuk menilai paras wanita itu, yaitu sangat jelek.Melihat wajah wanita di hadapannya yang dipenuhi dengan kerutan bekas luka, Sophia terkejut bukan main. Tiba-tiba, dia seakan sudah mengerti mengapa wanita itu menutupi dirinya dengan sangat rapat.Ternyata, wanita itu benar-benar sangat jelek!Begitu melihat wajah wanita itu, mata Agam seolah kehilangan cahayanya.Pamela berkata dengan sorot mata dingin, "Sekarang kalian sudah lihat sendiri, 'kan? Apa kalian sudah puas?"Sophia bertanya dengan sedikit simpati, "Moo
Read more

Bab 1199

Sophia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Agam, aku nggak perlu lihat menu lagi. Kamu bantu aku pesan saja! Lagi pula, kamu juga tahu apa makanan kesukaanku!"Agam juga tidak memaksa Sophia untuk melihat menu lagi, melainkan mengembalikan menu kepada pelayan dan membantu memesan beberapa hidangan yang sering dipesan oleh Sophia.Melihat Agam membantu istri sahnya memesan makanan, samar-samar sudut bibir Pamela membentuk seulas senyum menyindir. Dia menundukkan kepalanya dan meneguk air lemon yang disuguhkan gratis di atas meja.Sophia tersenyum dan berkata dengan sopan, "Moon, apa masih ada yang ingin kamu pesan? Kamu nggak perlu sungkan dengan Agam. Kalau ada hidangan yang ingin kamu makan, pesan saja!"Saat mengucapkan kata-kata itu, Sophia terlihat sangat santai, seperti sedang memberi tahu Pamela untuk tidak sungkan dengan suaminya!Ya, wajar saja dia berbicara seperti itu karena pria itu memang suaminya.Pamela memaksakan seulas senyum dan berkata, "Nggak perlu. Aku sudah segem
Read more

Bab 1200

Pamela tidak tahu apakah dia sendiri sudah berpikir banyak atau tidak. Dia selalu merasa Agam sedang mengawasinya akan mengambil hidangan yang mana ....Sophia memasukkan sepotong sayap ayam ke piring Pamela dan berkata dengan ramah, "Moon, coba kamu cicipi ayam asam manis ini. Biasanya, aku paling menyukai hidangan ini! Rasanya sangat lezat!"Kebetulan sekali, Pamela juga menyukai ayam asam manis.Namun, hari ini dia tidak ingin memakannya, karena perasaan muak yang menyelimuti hatinya.Setelah mengucapkan terima kasih sambil tersenyum, Pamela lanjut memasukkan makanan-makanan yang biasanya tidak disukainya ke dalam mulutnya. Dia hanya ingin segera menghabiskan makannya dan mengakhiri acara makan yang tidak diharapkannya ini.Namun, karena memakan makanan yang tidak disukainya dan kehamilannya yang memengaruhi selera makannya, tiba-tiba saja Pamela merasa tidak nyaman dan ingin memuntahkan isi perutnya.Dia berusaha tetap tenang, lalu bangkit dari kursinya dan berkata, "Maaf, aku perg
Read more
PREV
1
...
118119120121122
...
294
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status