Home / Urban / Tinggal Bersama Bos Cantikku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tinggal Bersama Bos Cantikku: Chapter 81 - Chapter 90

2906 Chapters

Bab 81

Pada saat ini, Eko buru-buru maju dan berkata, "Paman. Oh, bukan, Pak Theo. Restoran ini nggak higienis. Aku pergi periksa dan suruh mereka berhenti beroperasi untuk memperbaiki masalahnya, tapi bosnya nggak menurut, masih ingin melukai kami. Coba lihat, gigiku patah karenanya."Theo memelototi Eko dengan keji. Dia tentu saja tahu seberapa buruknya moral Eko, keponakan luarnya ini.Akan tetapi, dia tidak bisa diam saja melihat keponakannya dipukul orang. Jika tidak, saat dia pulang ibunya pasti akan memarahinya habis-habisan.Oleh karena itu, dia berbicara dengan nada kaku, "Siapa yang memukulmu?"Eko segera menunjuk Surya sambil berkata, "Dia orangnya."Theo melangkah dengan langkah santai menghampiri Surya, lalu bertanya dengan nada dingin, "Kamu yang memukulnya?""Betul," jawab Surya dengan nada datar.Saat Theo melihat ekspresi acuh tak acuh Surya, sontak emosinya tersulut."Hei, menyerang aparat penegak hukum adalah kejahatan besar. Apa kamu tahu sekarang aku bisa menyuruh orang m
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 82

Ini masih hal kecil. Andaikan Pak Diki sungguh serius dan bahkan ikut menyelidikinya, hal-hal jahat yang dia lakukan itu apa masih bisa disembunyikan?Begitu memikirkan sampai di sini, kedua kaki Theo sudah gemetar hebat.Sedangkan anak buahnya melihat Theo seperti itu juga serbasalah dan terpana di sana.Hanya Eko yang tidak tahu parahnya masalah dan berkata, "Pak Theo, cepat bereskan dia."Theo ingin sekali menghabisi keponakan pecundangnya ini.Namun, sekarang yang harus dia pertimbangkan adalah bagaimana melindungi dirinya sendiri.Sesaat kemudian, dia tiba-tiba memikirkan caranya dan berteriak, "Eko, ada apa ini sebenarnya?"Eko pun terpana. Sambil memandang Theo, dia berkata, "Paman, bukankah semuanya sudah kukatakan di telepon?""Katakan apanya? Bos, kemari sebentar," kata Theo memanggil bos restoran tadi.Pemilik restoran itu datang dengan wajah bingung, lalu dengan takut-takut berdiri di hadapan Theo.Theo berkata dengan lembut, "Bos, katakanlah sejujurnya apa dia makan tanpa
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 83

Ternyata dia!Dalin Wijaya, putra dari orang yang berjasa mendirikan negara, Hendra Wijaya, Jenderal Dalin yang sekarang menjabat jadi penanggung jawab utama area militer di Provinsi Andaru!Di mata orang-orang, Dalin sudah dianggap sebagai tokoh yang kelak akan menjadi salah satu tokoh besar di Kota Senara, Negara Aerovia. Dia adalah orang tingkat atas dari pihak militer, kelak akan menjadi pilar negara.Saat ini, Theo sudah mulai berpikir untuk mengakhiri nyawanya. Karena kakinya sudah lemas, dia langsung terjatuh di lantai.Sementara itu, Eko jelas masih tidak tahu seberapa parahnya kejadian ini. Begitu melihat pamannya terjatuh di lantai, dia buru-buru memapah sambil berkata, "Paman kenapa?"Di lain sisi, Dalin berjabat tangan sambil tersenyum pada Diki, lalu berkata, "Kebetulan hari ini agak senggang, lalu bertemu anak buahmu yang sedang menindas orang dan membuatku nggak tahan. Jadi, aku meneleponmu."Sontak, ekspresi Diki berubah drastis.Di antara tokoh besar seperti mereka, be
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 84

"Betul ...." Theo mana berani menyangkal lagi, dia hanya bisa menerima kenyataan ini dengan penuh penderitaan.Saat ini, Diki berkata dengan ekspresi muram, "Sekarang jabatanmu ditangguhkan. Bawa keponakanmu pergi ke tempat yang seharusnya untuk menerima penyelidikan. Aku akan mengawasimu menyelidiki kasus ini secara pribadi, jangan harap bisa menyembunyikan apa pun."Begitu mendengar kata-kata ini, Theo hampir saja pingsan.Diki akan mengawasinya sendiri, apa mungkin dia masih bisa selamat? Begitu memikirkan begitu banyak hal buruk yang dia lakukan, lalu memikirkan akibat yang akan dia hadapi, Theo pun tidak mampu bertahan lagi dan langsung pingsan di tempat.Saat ini, Eko juga sudah tahu ada masalah besar sampai kedua kakinya gemetaran.Meskipun Diki hanya membawa satu orang, aura pemimpin kelas atas di tubuhnya tidak dimiliki oleh orang biasa.Ditambah dengan kondisi pamannya yang seperti itu, Eko sudah tahu Diki adalah atasan tingkat tinggi. Kali ini dia sudah tamat.Saat ini, sekr
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 85

"Hadiah apa?" Rasa penasaran Linda pun memuncak. Dia melihat beberapa lembar kertas yang sudah ditulis oleh Surya, tetapi dia tidak paham isinya.Surya berkata, "Nggak usah lihat, kamu juga nggak akan mengerti. Malam ini aku nggak makan di rumah, jadi kamu makan sendiri. Aku harus pergi ke rumah Pak Hendra.""Rumah." Saat mendengar kata ini, hati Linda terasa hangat, jadi dia tersenyum.Lalu, Surya masih belum menyadari kalimat ini pada Linda tentang betapa beratnya akibat yang dia akibatkan. Setelah itu, sambil membawa beberapa lembar kertas itu, dia pun buru-buru pergi.Di saat bersamaan.Saat ini, di rumah Hendra, juru masak sudah menyiapkan semeja penuh hidangan. Hendra juga mengeluarkan anggur simpanannya dan meletakkannya di meja makan.Hendra, Dalin dan Indah duduk menunggu di sofa.Pada saat ini, bel pintu berbunyi. Indah pun langsung berdiri membuka pintu."Bapak sudah datang. Silakan masuk." Saat ini, sikap Indah pada Surya sudah berubah drastis. Bisa dibilang sangat sopan. B
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 86

Dengan adanya jaminan dari Hendra masuk ke sistem negara, dia bisa naik pangkat secara cepat.Namun, Surya tersenyum simpul sambil menjawab, "Pak Hendra, aku sudah terbiasa nggak terikat. Apalagi, ada urusanku sendiri yang harus dilakukan. Bapak jangan persulit aku lagi."Hendra mengela napas dan berkata, "Tiap orang punya ambisinya sendiri, aku tentu nggak akan memaksamu. Aku hanya berharap kamu bisa terus punya hati cinta tanah air."Setelah mengerutkan keningnya, Surya yang mengerti maksud Hendra pun berkata perlahan-lahan, "Pak Hendra tenang saja. Aku nggak pernah punya niat lainnya."Seusai berkata demikian, Surya berbalik dan pergi. Hendra terus memandangi bayangan punggung Surya sampai sudah tidak terlihat lagi, dia baru pelan-pelan berbalik badan dan masuk ke dalam rumahnya.Setelah Surya sampai di rumah, dia melihat Linda yang mengenakan pakaian tidur minim bersandar miring di sofa, tampaknya Linda sudah tertidur.Tubuh indah berkulit putih terbaring di situ sungguh mencolok.
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 87

Rania buru-buru berkata, "Apa maksud kata-katamu ini?"Mira berkata dengan lugas, "Ada apa? Apa kata-kataku salah? Dia hanya seorang pekerja biasa dan sampai sekarang belum punya pekerjaan tetap. Kamu jangan sampai tertipu olehnya."Rania menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Sepertinya Mira masih belum tahu Surya yang sekarang sebenarnya merupakan keberadaan yang betapa hebat sampai mengatakannya seperti itu."Bohongi aku apanya? Dasar." Rania hanya bisa berkata demikian.Mira malah duduk di sampingnya lalu berkata, "Kabarnya kamu menjadi manajer umum Lintang Harapan?""Aku hanya jadi manajer umum satu departemen saja," ungkap Rania, mengoreksi kata-kata Mira.Mira tertawa, lalu berkata, "Ini sudah bagus. Sekarang kamu sudah jadi manajer umum. Bocah seperti Surya itu nggak punya pekerjaan jadi kebetulan memanfaatkan hubungan teman sekolah untuk mendekatimu, lalu menipu uang dan dirimu. Bukankah ini sudah jelas?"Sontak, Rania terkejut. Dia sungguh tidak mengerti cara pikir mac
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 88

Maksudnya sudah jelas, yaitu mereka sebaiknya segera pergi.Namun, Mira tampaknya tidak mengerti arti sorot mata Rania dan malah menyuruh pacarnya duduk sambil berkata, "Jarang-jarang kita bisa bertemu. Ayo makan bersama.""Ini sepertinya nggak pantas, 'kan? Bisa mengganggumu dan temanmu," bisik Rania pada Mira.Mira menjawab sambil tertawa, "Nggak akan ganggu. Kalau bersama lebih ramai."Rania sangat tidak berdaya dan hanya bisa menundukkan kepalanya diam-diam.Sejujurnya, dia sangat tidak ingin bertemu Mira di sini, apalagi makan bersama dengannya.Namun, bagaimana mungkin bisa dia katakan kata-kata ini?Sementara Surya hanya berkata dengan nada datar, "Daripada diundang bertemu, lebih baik kebetulan bertemu."Akan tetapi, di saat ini Mira malah berkata, "Surya, kabarnya Rania yang mentraktir kali ini?""Betul," jawab Surya.Mira menjawab dengan nada mengejek, "Apakah kamu tahu berapa harga sekali makan di sini?""Aku sungguh nggak tahu, aku jarang makan di tempat seperti ini."Ini m
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 89

Mira berkata sambil mengangkat dagunya, "Seorang eksekutif senior dari sebuah grup investasi internasional dan CEO cabang Aerovia yang akan segera didirikan. Pria yang begitu muda dan tampan baru pantas disandingkan dengan kecantikan dan penampilan muda kami, bukan orang rendahan sepertimu yang nggak punya apa-apa."Surya sungguh kehabisan kata-kata, kenapa sekarang dia menjadi pria rendahan yang tidak punya apa-apa?Apalagi, dia ingat saat Mira sekolah adalah seorang gadis idaman yang arogan. Semua pria tidak bisa mendekatinya dan menjulukinya si cantik yang dingin.Namun, sekarang kenapa dia bisa berganti-ganti pacar semudah itu? Perubahannya sungguh besar.Saat melihat Surya tidak bicara lagi, Mira makin merasa bangga dan berkata dengan nada dingin, "Sekarang kamu sudah tahu perbedaan kalian, 'kan? Ingat kata-kataku, jangan mengincar Rania. Sudah dengar belum?"Kali ini, Rania tidak tahan lagi dan buru-buru menyela, "Mira, kamu sudah salah paham. Sungguh bukan seperti yang kamu piki
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 90

Pada saat ini, Surya makan sambil menatap pria asing itu.Dia selalu merasa ada yang aneh dari kata-kata Mira.Kenapa tiba-tiba Mira bisa kenal pria asing yang berposisi begitu tinggi?Sesaat kemudian, sambil pura-pura menelepon, Surya mengambil foto pria asing itu. Dia mengirimkannya ke petugas intelijennya, Elsa, seorang peretas genius dan penembak jitu di kantor pusat luar negeri Pelita di Walla. Surya juga melampirkan nama pria asing tersebut, Richard Tyson.Setelah mengirimkannya, Surya tersenyum simpul karena nama pria ini sepertinya agak aneh.Sekitar belasan menit kemudian, dia menerima balasan dari Elsa.Di Walla memang ada Konsorsium Kapita, tapi tidak ada orang bernama Richard Tyson. Nama asli orang ini adalah Robert Saxon, seorang dalang yang dicurigai melakukan berbagai kasus penipuan dan telah menjadi buronan Negara Hesos selama lebih dari setahun.Setelah Surya selesai melihatnya, diam-diam dia menggelengkan kepalanya. Tampaknya, Mira sudah diincar.Begitu memikirkan Mir
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
PREV
1
...
7891011
...
291
DMCA.com Protection Status