Ternyata dia!Dalin Wijaya, putra dari orang yang berjasa mendirikan negara, Hendra Wijaya, Jenderal Dalin yang sekarang menjabat jadi penanggung jawab utama area militer di Provinsi Andaru!Di mata orang-orang, Dalin sudah dianggap sebagai tokoh yang kelak akan menjadi salah satu tokoh besar di Kota Senara, Negara Aerovia. Dia adalah orang tingkat atas dari pihak militer, kelak akan menjadi pilar negara.Saat ini, Theo sudah mulai berpikir untuk mengakhiri nyawanya. Karena kakinya sudah lemas, dia langsung terjatuh di lantai.Sementara itu, Eko jelas masih tidak tahu seberapa parahnya kejadian ini. Begitu melihat pamannya terjatuh di lantai, dia buru-buru memapah sambil berkata, "Paman kenapa?"Di lain sisi, Dalin berjabat tangan sambil tersenyum pada Diki, lalu berkata, "Kebetulan hari ini agak senggang, lalu bertemu anak buahmu yang sedang menindas orang dan membuatku nggak tahan. Jadi, aku meneleponmu."Sontak, ekspresi Diki berubah drastis.Di antara tokoh besar seperti mereka, be
"Betul ...." Theo mana berani menyangkal lagi, dia hanya bisa menerima kenyataan ini dengan penuh penderitaan.Saat ini, Diki berkata dengan ekspresi muram, "Sekarang jabatanmu ditangguhkan. Bawa keponakanmu pergi ke tempat yang seharusnya untuk menerima penyelidikan. Aku akan mengawasimu menyelidiki kasus ini secara pribadi, jangan harap bisa menyembunyikan apa pun."Begitu mendengar kata-kata ini, Theo hampir saja pingsan.Diki akan mengawasinya sendiri, apa mungkin dia masih bisa selamat? Begitu memikirkan begitu banyak hal buruk yang dia lakukan, lalu memikirkan akibat yang akan dia hadapi, Theo pun tidak mampu bertahan lagi dan langsung pingsan di tempat.Saat ini, Eko juga sudah tahu ada masalah besar sampai kedua kakinya gemetaran.Meskipun Diki hanya membawa satu orang, aura pemimpin kelas atas di tubuhnya tidak dimiliki oleh orang biasa.Ditambah dengan kondisi pamannya yang seperti itu, Eko sudah tahu Diki adalah atasan tingkat tinggi. Kali ini dia sudah tamat.Saat ini, sekr
"Hadiah apa?" Rasa penasaran Linda pun memuncak. Dia melihat beberapa lembar kertas yang sudah ditulis oleh Surya, tetapi dia tidak paham isinya.Surya berkata, "Nggak usah lihat, kamu juga nggak akan mengerti. Malam ini aku nggak makan di rumah, jadi kamu makan sendiri. Aku harus pergi ke rumah Pak Hendra.""Rumah." Saat mendengar kata ini, hati Linda terasa hangat, jadi dia tersenyum.Lalu, Surya masih belum menyadari kalimat ini pada Linda tentang betapa beratnya akibat yang dia akibatkan. Setelah itu, sambil membawa beberapa lembar kertas itu, dia pun buru-buru pergi.Di saat bersamaan.Saat ini, di rumah Hendra, juru masak sudah menyiapkan semeja penuh hidangan. Hendra juga mengeluarkan anggur simpanannya dan meletakkannya di meja makan.Hendra, Dalin dan Indah duduk menunggu di sofa.Pada saat ini, bel pintu berbunyi. Indah pun langsung berdiri membuka pintu."Bapak sudah datang. Silakan masuk." Saat ini, sikap Indah pada Surya sudah berubah drastis. Bisa dibilang sangat sopan. B
Dengan adanya jaminan dari Hendra masuk ke sistem negara, dia bisa naik pangkat secara cepat.Namun, Surya tersenyum simpul sambil menjawab, "Pak Hendra, aku sudah terbiasa nggak terikat. Apalagi, ada urusanku sendiri yang harus dilakukan. Bapak jangan persulit aku lagi."Hendra mengela napas dan berkata, "Tiap orang punya ambisinya sendiri, aku tentu nggak akan memaksamu. Aku hanya berharap kamu bisa terus punya hati cinta tanah air."Setelah mengerutkan keningnya, Surya yang mengerti maksud Hendra pun berkata perlahan-lahan, "Pak Hendra tenang saja. Aku nggak pernah punya niat lainnya."Seusai berkata demikian, Surya berbalik dan pergi. Hendra terus memandangi bayangan punggung Surya sampai sudah tidak terlihat lagi, dia baru pelan-pelan berbalik badan dan masuk ke dalam rumahnya.Setelah Surya sampai di rumah, dia melihat Linda yang mengenakan pakaian tidur minim bersandar miring di sofa, tampaknya Linda sudah tertidur.Tubuh indah berkulit putih terbaring di situ sungguh mencolok.
Rania buru-buru berkata, "Apa maksud kata-katamu ini?"Mira berkata dengan lugas, "Ada apa? Apa kata-kataku salah? Dia hanya seorang pekerja biasa dan sampai sekarang belum punya pekerjaan tetap. Kamu jangan sampai tertipu olehnya."Rania menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Sepertinya Mira masih belum tahu Surya yang sekarang sebenarnya merupakan keberadaan yang betapa hebat sampai mengatakannya seperti itu."Bohongi aku apanya? Dasar." Rania hanya bisa berkata demikian.Mira malah duduk di sampingnya lalu berkata, "Kabarnya kamu menjadi manajer umum Lintang Harapan?""Aku hanya jadi manajer umum satu departemen saja," ungkap Rania, mengoreksi kata-kata Mira.Mira tertawa, lalu berkata, "Ini sudah bagus. Sekarang kamu sudah jadi manajer umum. Bocah seperti Surya itu nggak punya pekerjaan jadi kebetulan memanfaatkan hubungan teman sekolah untuk mendekatimu, lalu menipu uang dan dirimu. Bukankah ini sudah jelas?"Sontak, Rania terkejut. Dia sungguh tidak mengerti cara pikir mac
Maksudnya sudah jelas, yaitu mereka sebaiknya segera pergi.Namun, Mira tampaknya tidak mengerti arti sorot mata Rania dan malah menyuruh pacarnya duduk sambil berkata, "Jarang-jarang kita bisa bertemu. Ayo makan bersama.""Ini sepertinya nggak pantas, 'kan? Bisa mengganggumu dan temanmu," bisik Rania pada Mira.Mira menjawab sambil tertawa, "Nggak akan ganggu. Kalau bersama lebih ramai."Rania sangat tidak berdaya dan hanya bisa menundukkan kepalanya diam-diam.Sejujurnya, dia sangat tidak ingin bertemu Mira di sini, apalagi makan bersama dengannya.Namun, bagaimana mungkin bisa dia katakan kata-kata ini?Sementara Surya hanya berkata dengan nada datar, "Daripada diundang bertemu, lebih baik kebetulan bertemu."Akan tetapi, di saat ini Mira malah berkata, "Surya, kabarnya Rania yang mentraktir kali ini?""Betul," jawab Surya.Mira menjawab dengan nada mengejek, "Apakah kamu tahu berapa harga sekali makan di sini?""Aku sungguh nggak tahu, aku jarang makan di tempat seperti ini."Ini m
Mira berkata sambil mengangkat dagunya, "Seorang eksekutif senior dari sebuah grup investasi internasional dan CEO cabang Aerovia yang akan segera didirikan. Pria yang begitu muda dan tampan baru pantas disandingkan dengan kecantikan dan penampilan muda kami, bukan orang rendahan sepertimu yang nggak punya apa-apa."Surya sungguh kehabisan kata-kata, kenapa sekarang dia menjadi pria rendahan yang tidak punya apa-apa?Apalagi, dia ingat saat Mira sekolah adalah seorang gadis idaman yang arogan. Semua pria tidak bisa mendekatinya dan menjulukinya si cantik yang dingin.Namun, sekarang kenapa dia bisa berganti-ganti pacar semudah itu? Perubahannya sungguh besar.Saat melihat Surya tidak bicara lagi, Mira makin merasa bangga dan berkata dengan nada dingin, "Sekarang kamu sudah tahu perbedaan kalian, 'kan? Ingat kata-kataku, jangan mengincar Rania. Sudah dengar belum?"Kali ini, Rania tidak tahan lagi dan buru-buru menyela, "Mira, kamu sudah salah paham. Sungguh bukan seperti yang kamu piki
Pada saat ini, Surya makan sambil menatap pria asing itu.Dia selalu merasa ada yang aneh dari kata-kata Mira.Kenapa tiba-tiba Mira bisa kenal pria asing yang berposisi begitu tinggi?Sesaat kemudian, sambil pura-pura menelepon, Surya mengambil foto pria asing itu. Dia mengirimkannya ke petugas intelijennya, Elsa, seorang peretas genius dan penembak jitu di kantor pusat luar negeri Pelita di Walla. Surya juga melampirkan nama pria asing tersebut, Richard Tyson.Setelah mengirimkannya, Surya tersenyum simpul karena nama pria ini sepertinya agak aneh.Sekitar belasan menit kemudian, dia menerima balasan dari Elsa.Di Walla memang ada Konsorsium Kapita, tapi tidak ada orang bernama Richard Tyson. Nama asli orang ini adalah Robert Saxon, seorang dalang yang dicurigai melakukan berbagai kasus penipuan dan telah menjadi buronan Negara Hesos selama lebih dari setahun.Setelah Surya selesai melihatnya, diam-diam dia menggelengkan kepalanya. Tampaknya, Mira sudah diincar.Begitu memikirkan Mir
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di