Home / Romansa / Suami Idiotku Ternyata .... / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Suami Idiotku Ternyata ....: Chapter 81 - Chapter 90

134 Chapters

Teror

Kenapa kalian gegabah sekali?" seru Bu Hanum seraya mengusap dada."Arsen, kalau sampai ada yang sadar dengan kematian Pak Seno, lalu kasusnya diselidiki, kalian justru akan semakin terpojok!" sambungnya."Apa yang sudah kalian lakukan malah seolah-olah menunjukkan bahwa kalian memang bersalah. Kenapa tak memilih menghubungi polisi saja dan menceritakan kronologi yang sebenarnya?" tutur Bu Hanum lagi.Aku dan Arsen saling melempar pandangan. Apa yang Bu Hanum ucapkan memang benar. Tapi, kenapa juga Arsen malah mengambil jalan tadi? Lalu, kenapa juga aku malah bertindak ceroboh?Arsen mengusap wajahnya dengan gusar."Semuanya sudah terlanjur, Bu. Lalu, apa yang bisa kulakukan?" ucapnya.Bu Hanum menarik nafas dalam lalu menghembuskan dengan kasar. Kini, bukan hanya aku dan Arsen saja yang diliputi ketakutan dan juga kekhawatiran, tapi ... Bu Hanum juga."Mungkin, saat ini kita cuma bisa berdoa, semoga saja ... semuanya ba
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Penemuan Bangkai Manusia

"Sial! Dasar pengecut!"Terdengar umpatan Arsen dari arah depan. Aku dan Bu Hanum segera menghampiri Arsen yang nampaknya baru saja pulang setelah beberapa saat lalu ia berlari mengejar sosok yang telah melemparkan batu ke dalam rumah."Gimana? Ketemu gak?" tanya Bu Hanum seraya menuntun Arsen untuk duduk."Nggak, Bu! Tapi, tadi aku sempet lihat orangnya, hanya saja dia mengenakan penutup wajah jadi aku tak bisa melihat wajahnya. Dan sialnya, dia juga cepat banget hilangnya," tutur Arsen kesal."Apa jangan-jangan ... itu hantu?!" seruku membuat Bu Hanum dan Arsen langsung menoleh padaku."Kamu ngomong apa sih, Ze? Mana ada hantu bisa lari," timpal Arsen."Tapi malam ini aku parno banget. Kita tidur bertiga aja, ya!" ucapku penuh harap.Arsen langsung membulatkan matanya kemudian menggeleng dengan cepat.Ia langsung mendahului Bu Hanum untuk menghampiriku kemudian merengkuh pinggangku dengan erat."Kalau
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Jadi Tersangka

"Semula kami menduga pelaku pembunuhan adalah pemilik tempat cuci steam. Hanya saja, setelah melihat rekaman cctv yang terletak didepan gedung sekolah, kami malah mencurigai anda," ucap seorang polisi memulai pembicaraan.Aku dan Arsen saling melempar pandang. Sebelumnya, kami sama sekali tidak tau kalau didepan sekolah terdapat kamera cctv."Apa kalian bisa menjelaskan ini?" tanyanya yang memang bertugas untuk mengintrogasi kami.Ia lalu menyodorkan layar laptopnya dan terlihatlah rekaman aku dan Arsen saat sedang menyeret jasad Pak Seno keluar dari resto."Apa yang kalian bawa ini? Apakah itu adalah jasad korban? Jawab dengan jujur!" ucap polisi tersebut seraya menunjuk jasad Pak Seno yang terbungkus kain."Saya bisa jelaskan, pak!" sahut Arsen setelah menarik nafas cukup dalam."Silahkan!""Jadi, yang kami bawa itu sebenarnya memang jasadnya Pak Seno," tutur Arsen. Membuat polisi didepan kami langsung mengernyitkan da
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Satu Sel Bersama Wanita Gila

Entah sudah jam berapa sekarang, yang jelas aku sudah dua kali mendengar suara adzan. Kutaksir, mungkin hari sudah menjelang sore. Namun, sampai saat ini Bu Hanum belum juga datang mengunjungi ku. Entah beliau memang belum dihubungi, atau mungkin Bu Hanum memang belum sempat untuk kesini. Hal ini tentunya membuatku semakin sedih saja. Aku benar-benar merasa sendiri saat ini.Di ruangan dengan ukuran sekitar 3x4 m ini aku tak bisa melihat apapun selain tembok putih polos dan jeruji besi. Satu buah kursi dan meja diluar sana juga kosong. Tak ada satupun polisi yang berjaga. Pintu yang terletak di samping kursi dan meja jaga pun nampak tertutup rapat hingga aku sama sekali tak bisa melihat dunia luar.Kesal!Lagi-lagi aku harus terputus dengan dunia luar."Jangan melawan!"Terdengar suara ribut-ribut diluar sana disusul dengan terbukanya pintu depan. Aku segera mundur beberapa langkah saat kemudian polisi yang membawa seorang wanita itu hend
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Mulut Manusia

Tik! Tik! Tik!Samar kudengar suara detik jam berbunyi. Semakin lama semakin jelas pula terdengar suara-suara berisik lainnya.Aku meringis!Saat kesadaran mulai pulih seutuhnya, saat itu pula rasa sakit dan perih dibagian wajahku terasa.Perlahan, kuangkat tangan kiriku yang ternyata terpasang selang infus. Namun pergerakan ku tertahan karena sebuah borgol yang dikaitkan pada sisi ranjang.Aku mendengus kesal!Kuraba bagian wajahku dengan tangan kanan.Sakit!Pipi kananku terasa bengkak.Dahi kananku juga diperban.Sial!Ini pasti gara-gara wanita tomboy stres itu.Kuhembuskan nafas dengan kasar saat mengingat kejadian mengerikan tadi. Sungguh rasa kesalku terhadap polwan yang enggan kumintai tolong bertambah besar.Kuedarkan pandanganku ke ruang yang cukup luas namun terdapat banyak tirai penyekat. Sepertinya saat ini aku sedang berada di rumah sakit. Karena kudenga
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

Teror Dari Arsen?

Huffth!Akhirnya aku bisa bernafas lega setelah dipindahkan ke ruang rawat khusus. Telingaku tak perlu lagi tersiksa mendengar ocehan-ocehan mereka yang tak ada benarnya sama sekali.Di ruang berukuran sekitar 4x4 m ini aku bisa leluasa untuk melakukan apapun yang kumau. Ada sofa untukku bersantai jika aku bosan berbaring di tempat tidur, ada tv, AC, dan tentunya yang paling menyenangkan adalah adanya jendela.Ya, aku jadi bisa melihat ke luar ruangan hingga aku tak merasa terkurung lagi. Meski ditanganku masih terlingkar borgol, setidaknya borgol tersebut tidak dikaitkan pada sisi ranjang seperti di ruangan yang sebelumnya.Hari ini sudah terhitung dua hari sejak aku dirawat di rumah sakit, katanya mungkin ini adalah hari terakhirku menginap disini. Selanjutnya, aku akan kembali menjalani masa kurungan sampai semuanya benar-benar terbukti. Bersalah, atau tidak!Terkadang, aku merasa hukuman ini tidaklah adil. Tapi, apa boleh bu
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

Kecelakaan

"Dari Arsen?" beoku dan Bu Hanum nyaris bersamaan.Aku segera meminta surat tersebut kemudian membacanya.[Tunggu aku! Aku janji akan cari cara untuk bebasin kamu. Hanya saja, suruh ibu untuk meneruskan sandiwaranya tentang teror itu!][Arsen.]"Baiklah! Surat ini bisa menjadi bukti berikutnya kalau anda dan suami anda memang bersalah!" ucap polisi tersebut seraya mengambil kertas itu dari tanganku."Ta-tapi ... pak-""Waktu besuk juga sudah habis, silahkan ibu keluar!" tukasnya."Tapi gak mungkin itu dari Arsen, pak!" ucap Bu Hanum disela langkahnya yang mulai ditarik paksa oleh polisi tersebut untuk meninggalkan ruang rawatku.Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Alih-alih membebaskanku, Arsen justru malah menambah berat tuduhanku sebagai tersangka.Jika benar itu Arsen, kenapa dia melakukan hal itu?Malam ini akhirnya aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terus memikirkan kejanggalan ini. Apalagi, saat ini penjagaan di kamarku lebih diperketat lagi. Mungkin mereka takut aku akan
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Dua Pilihan

Aku terbangun ditempat yang begitu asing.Sebuah hamparan rumput hijau disebuah dataran luas dengan telaga disampingnya.Tak ada siapapun kecuali aku.Berkali-kali aku berjalan dan mencari sosok Bu Hanum hingga tubuhku rasanya sangat lelah. Namun, tak kudapati beliau dimanapun.Lebih anehnya, sejauh apapun aku melangkah, aku akan tetap kembali ke tempat yang sama."Tolong! Apakah ada orang disini?" teriakku yang mulai frustasi dengan keadaan."Bu Hanum?! Ibu dimana?!" lagi, aku berteriak.Namun masih tak ada jawaban.Aku terduduk dengan lemas. Kupandangi tangan dan juga kakiku, lalu kuraba pula wajahku.Tak ada luka yang berarti!Bukankah kecelakaan tadi sangat parah?Atau mungkin aku sudah mati?Segelintir pertanyaan mulai melintas dibenakku.Membuatku lagi-lagi berteriak minta tolong.Aku takut!"Zea? Apa kamu sudah lelah, nak?"Aku terperanjat saat mendengar suara yang menyebut namaku.Mataku mulai awas melihat kesekitar.Namun, justru aku malah terkejut saat ternyata sosok itu ten
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Provokasi

Arsen?!""Alhamdulillah, pasien sadar!"Samar kudengar bisik-bisik suara disekitarku. Dengan perlahan, akupun membuka mata.Silau!Aku kembali memejamkan mata dan mengerjapkannya beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatan dengan cahaya yang ada."Ah, syukurlah! Mbak sudah melewati masa kritis!" gumam seorang wanita yang kutaksir adalah dokter.Kuhela nafas cukup dalam untuk menetralkan rasa sakit yang mulai terasa disekujur tubuh.Aku pikir, aku akan mati.Tapi nyatanya?"Dimana ibu?" tanyaku pelan."Bu Hanum? Beliau ada di luar," sahutnya kemudian tersenyum.Kupijat dahiku yang terasa berdenyut nyeri. Aku baru sadar bahwa apa yang kualami tadi ternyata hanya mimpi. Tak ada ibu ataupun bapak disini.Seharusnya yang aku tanyakan memang Bu Hanum. Karena kita kecelakaan bersama, apa mungkin dia baik-baik saja?"Kebetulan kondisi beliau jauh lebih baik dari pada mbak. Nanti, biar saya panggilkan dulu," ucapnya seolah tau apa yang kupikirkan.Aku kemudian mengangguk sebagai respon. Selur
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Sekilas Tentang Masalalu

Sudah terhitung satu Minggu aku tinggal di rumah Bang Gavin, dan selama itu pula Arsen masih belum diketahui kabarnya. Jika dijumlahkan, Arsen pergi dan tak ada kabar sudah lebih dari satu bulan lamanya.Sedangkan Senza Resto untuk sementara waktu ditutup karena kasus kematian Pak Seno.Kini, hari-hariku di rumah Bang Gavin terasa hambar. Aku merasa kesepian. Bang Gavin jarang ada di rumah, ia selalu sibuk dengan urusannya diluar sana. Sedangkan aku sendiri tak diperbolehkan untuk keluar rumah kecuali bersamanya. Akan tetapi, ia justru tak punya banyak waktu untuk hal itu.Setiap waktu kuhabiskan hanya untuk mencoba menghubungi nomor Arsen. Berharap nomor tersebut tiba-tiba aktif.Jika sudah lelah mencoba, maka aku akan menghubungi Bu Hanum, berharap ia sudah mendapat kabar dari Arsen. Namun nyatanya usahaku belum juga berbuah hasil."Arsen kamu dimana?!" teriakku yang mulai frustasi dengan keadaan.Kusapu bersih semua benda yang berada diatas meja hias dengan kedua tanganku. Membuat
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status