Home / Romansa / Suami Idiotku Ternyata .... / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Suami Idiotku Ternyata ....: Chapter 91 - Chapter 100

134 Chapters

Kepergok Sekamar Bersama Mantan

Lagi-lagi Bang Gavin menghentikan mobil secara mendadak, bahkan kali ini aku sampai terhuyung kedepan karenanya."Ada apa sih, bang? Apa hubungannya dengan Arsen?" tanyaku sekali lagi.Alih-alih menjawab, Bang Gavin malah menoleh sekilas padaku, lalu ia kembali menoleh kebelakang seolah sedang mencari sesuatu."Bang, apa jangan-jangan, maksud kamu Arsen juga yang membakar lapas tempat bapak dikurung saat itu?!" tebakku.Mendengarnya, Bang Gavin nampak tercengang. Ia lalu menghela nafas kemudian memegang kedua bahuku dengan ekspresi yang sulit diartikan."Maaf Ze, obrolan tadi kita tunda dulu! Tadi aku sempet lihat Arsen disana!" ucapnya seraya menunjuk ke belakang.Aku yang memang menantikan momen ini seketika langsung antusias. Tanpa bicara lagi, aku langsung keluar dari mobil dan setengah berlari ke arah yang Bang Gavin tunjuk."Zea, tunggu!"Tak kupedulikan lagi seruan Bang Gavin yang masih berada di dalam mobil. Aku terus berlari seraya mencari-cari sosok Arsen diantara banyaknya
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Dari Abang Ingin jadi Ayang

"Termasuk aku?! Maksudnya?" beoku.Bang Gavin menghela nafas cukup dalam, kali ini ia terlihat sedikit gugup."Ya, intinya kamu berhak bahagia, Ze! Jika Arsen membuatmu terluka, jadi ... lebih baik tinggalkan saja. Karena nyatanya laki-laki di dunia ini masih banyak. Bukan cuma dia aja," Bang Gavin kembali mengulang ucapannya."Iya, termasuk Bang Gavin, gitu 'kan?" timpalku membuatnya langsung tersenyum kikuk."Sudah, lupakan saja! Kita cari penginapan di sekitar sini, ya! Aku sudah ngantuk banget soalnya," tukasnya.****Aku dan Bang Gavin akhirnya menginap di salah satu hotel di kota ini. Kami memesan kamar yang terpisah namun masih dilantai yang sama.Kulihat jam di dinding sudah menunjukan angka sebelas. Namun sialnya, mata ini masih tak mau juga terpejam. Berkali-kali aku terus saja memeriksa ponselku dan berharap benda itu menyala dengan menunjukkan nama Arsen dilayarnya.Hanya saja, nyatanya harapanku tak kunjung terjadi. Sampai detik ini, Arsen sama sekali tak menghubungiku."
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Siapa yang Benar?

Aku mengerjapkan mataku berulang kali saat menatap wajah Bang Gavin.Tingkahnya, ucapannya, dan ekspresinya sungguh jauh berbeda dari Gavin yang dulu waktu pertama kali bertemu."Abang kesambet?" tanyaku seraya meletakkan punggung tangan didahinya.Bang Gavin meringis, ia menurunkan tanganku kemudian berdiri seraya mengusap wajah."Ini sudah larut malam! Sana masuk kamar!" ucapnya tanpa menoleh padaku.Aku tau, dia hanya sedang mengalihkan pembicaraan.Aku hanya bisa mengedikkan bahu saat melihat tingkah anehnya malam ini. Aku yang sakit hati, tapi malah Bang Gavin yang terlihat eror.Aneh!"Ya udah, aku ke kamar dulu, Abang juga jangan kelamaan diluar! Nanti tambah kesambet, aku juga yang repot!" ucapku kemudian menepuk bahunya pelan.Terdengar Bang Gavin menghembuskan nafas dengan kasar. Namun, aku enggan untuk kembali menoleh. Kulanjutkan langkahku menuju kamar dan merebahkan diri disana."Ayolah, Ze ... tidur! Kamu pasti bisa lupain kejadian Arsen tadi!" gumamku seraya menutup mat
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Haruskah Aku Percaya?

Perdebatan diantara Arsen dan juga Bang Gavin tak kunjung selesai. Adu mulut diantara mereka kini berakhir dengan adu tinju."Stop! Stop!" teriakku untuk melerai perkelahian diantara mereka."Stooopp!!! Atau aku pergi?!" teriakku saat mereka tak kunjung berhenti.Mendengar itu, Arsen dan juga Bang Gavin akhirnya berhenti berkelahi. Mereka dengan kompak langsung menghampiriku."Ze, kita harus bicara! Aku gak mau kamu sampai salah paham," ucap Arsen seraya meraih tanganku."Nggak, Ze! Jangan beri kesempatan untuk seorang pengkhianat!" sanggah Bang Gavin seraya meraih tanganku yang satunya.Perdebatan dan adu mulut pun terjadi lagi, kini aku layaknya sebuah boneka yang jadi rebutan."Lepaaas! Sakit tau!" teriakku membuat mereka akhirnya berhenti."Ze, please ...!" lirih Arsen dengan tatapan sayu.Sejak awal aku memang ingin mendengar penjelasan darinya. Akupun langsung mengangguk tanda setuju. Sedangkan disamping itu Bang Gavin nampak menatapku dan Arsen dengan tatapan tak suka."Hati-ha
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Bingung

"Baiklah, aku beri kamu satu kesempatan!" ucapku pada akhirnya.Arsen melerai pelukan dan menatapku dengan raut bahagia. Ia kemudian kembali memelukku dan mengecup pucuk kepalaku berulang kali."Makasih, Ze! Makasih!" gumamnya.Tok! Tok! Tok!"Arsen, Zea! Diluar ada Gavin, dia ingin ketemu sama kalian!" ucap Bu Hanum dari balik pintu."Iya, Bu! Sebentar!" sahutku seraya melepas diri dari pelukan Arsen."Ze, sudahlah, gak usah berhubungan dengan dia lagi! Aku juga ragu soal pengakuannya kalau dia dan kamu itu saudara," cegah Arsen.Aku tertegun. Tebakkan Arsen memang benar, Bang Gavin sendiri sudah mengakuinya kemarin soal hubungan saudara yang dia maksud. Namun, sebelum aku memutuskan untuk tak berhubungan dengannya, aku harus tau dulu kebenaran soal apa yang Arsen tuduhkan."Aku harus ketemu dengan Bang Gavin. Masalah ini perlu diluruskan," ucapku membuat Arsen berdecak pelan.Meski begitu, Arsen tak urung ikut juga denganku dan menemui Bang Gavin yang nampak sudah menunggu di ruang
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Bingung 2

Melihat Bu Hanum pingsan, Arsen dan Bang Gavin dengan sigap menggotong tubuh Bu Hanum dan membawanya ke dalam mobil.Aku dan Arsen langsung meluncur menuju rumah sakit. Sedangkan Bang Gavin sendiri nampak menyusul dengan menggunakan mobilnya.Sesampainya di rumah sakit, Bu Hanum langsung diberi pertolongan. Aku dan Arsen menunggu di depan dengan penuh kecemasan. Pasalnya, Bu Hanum tak pernah seperti ini sebelumnya."Gimana kondisi Bu Hanum?"Aku dan Arsen seketika menatap Bang Gavin yang baru saja sampai."Entahlah, bang! Dokternya belum keluar," sahutku."Puas loe?! Puas udah buat ibu sampai pingsan gara-gara mulut busuk loe?!" sentak Arsen seraya mencengkram kerah baju Bang Gavin."Heh, gue bicara fakta! Jadi, yang buat Bu Hanum seperti ini, itu adalah loe sendiri!" sahut Bang Gavin seraya menepis tangan Arsen dengan kasar."Fakta apanya?! Loe hanya mengatakan apa yang ada di otak loe yang dangkal itu!" sela Arsen membuat Bang Gavin langsung melayangkan tinjunya."Argh! Sudah, sudah
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Dokter Siska dan Orang Asing

"Arsen?" gumam Bu Hanum."Bu, apa yang ibu katakan? Tolong jangan memperkeruh suasana!" ucap Arsen penuh penekanan."Kalau begitu, jelaskan pada ibu, sebenarnya selama ini kamu kemana? Kenapa tiba-tiba Gavin dan Zea malah memergoki kamu sedang bersama Siska? Jangan bilang, kalau kamu dan dia kembali menjalin hubungan?!""Bu, tolong, Bu ... percaya sama aku! Aku sepertinya hanya dijebak oleh Gavin, Bu! Jika ibu saja tidak percaya, lantas bagaimana dengan Zea?" ucap Arsen seraya menoleh padaku."Tolonglah, Bu! Ibu taukan bagaimana aku kalau sudah jatuh cinta?" sambungnya.Arsen menghampiri Bu Hanum, saat ini kondisi sepertinya sedang terbalik. Alih-alih aku yang notabene adalah istrinya yang seharusnya ia bujuk dan diberi penjelasan, justru Arsen kini malah sibuk meyakinkan ibunya sendiri."Justru karena itu! Ibu gak mau kamu sampai berhubungan lagi dengan wanita itu! Ibu gak terima, Sen! Ibu gak terima!" sentak Bu Hanum."Bu, aku gak mungkin khianati Zea, ibu harus percaya itu! Wanita
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Dua Kepala

"Sshht!""Arsen?" gumamku pelan."Kamu mau ngapain? Jangan gegabah, Ze! Dia bawa senjata tajam!" bisiknya seraya terus memperhatikan ke arah Dokter Siska dan pria asing itu berada."Arsen, Dokter Siska sedang diancam!" panikku."Kedatangan kita nanti justru akan memperkeruh suasana!" ucap Arsen seraya merogoh ponsel dari sakunya."Kamu mau ngapain?" tanyaku."Ambil bukti buat lapor polisi!" sahutnya singkat.Arsen nampak merekam kejadian yang berjarak sekitar beberapa meter dari tempat persembunyian kami."Sekarang, loe tau kan siapa gue?! Jadi, jangan macem-macem!" ucap pria itu kemudian kembali menurunkan pisaunya.Pria itu nampak melemparkan sesuatu pada Dokter Siska, hingga dengan tubuh yang sepertinya gemetar, Dokter Siska pun memungut benda tersebut."Ambil dan tutup mulut!" ucap pria itu kemudian berlalu.Aku segera menarik Arsen untuk pergi dari tempat ini setelah pria yang entah siapa itu pergi meninggalkan Dokter Siska sendiri."Arsen, kamu tau gak apa yang kudengar tadi?" t
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Ijin Anu

Setelah acara makan yang dibumbui dengan obrolan rada jorok bin ngeres usai, aku dan Arsen langsung bergegas kembali ke kamar Bu Hanum."Duh, ternyata aku udah lama banget nih, ninggalin ibu sendiri," gumamku saat melihat jam dipergelangan tangan."Kalau udah sama aku, jadi lupa waktu 'kan?" Arsen malah menggoda."Iya, kamu itu emang ngeselin!" sahutku."Tapi juga ngangenin 'kan?" timpalnya seraya merangkul bahuku.Aku hanya bisa mencebikkan bibir untuk merespon candaannya.Setelah sampai di depan kamar Bu Hanum, kita langsung masuk dan mendapati Bu Hanum sedang berdiri seraya menatap keluar jendela."Bu, ibu udah baikan? Kok sudah turun dari tempat tidur?" tanyaku seraya menghampirinya.Bu Hanum nampak sedikit terkejut dengan kedatanganku dan juga Arsen. Nampaknya, beliau tadi sedang melamun."Ibu lagi mikirin apa, Bu?" tanya Arsen seraya mengusap bahunya pelan.Bu Hanum nampak menghela nafas,
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Malah Ada tamu

Sesampainya dirumah, Arsen langsung menggiringku menuju kamar. Tak ada lagi canggung canggungan seperti tadi saat pertama kali bertemu. Suasana kini kembali ke mode awal."Aku mandi dulu, deh! Biar seger, ya!" ucapku saat Arsen hendak mendaratkan ciumannya."Nanti aja deh!" ucap Arsen nampak keberatan.Namun, karena aku merasa risih dengan tubuh yang berkeringat dan terasa lengket, akhirnya aku memaksa untuk mandi terlebih dahulu sebelum ritual panas itu akan dimulai."Astaga! Bagaimana ini?!" pekikku saat mendapati noda darah dalam celana dalamku.Kenapa juga tamu bulanan ini datang disaat waktu yang tidak tepat?!Aku hanya bisa melanjutkan aktivitasku seraya memikirkan bagaimana cara untuk menjelaskan pada Arsen. Pria itu pasti sangat kecewa saat nanti kuberi tau kalau malam ini aku malah kedatangan tamu bulanan. Padahal, sudah terlihat jelas bagaimana semangatnya ia sedari tadi menunggu momen ini.Dengan per
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status