Share

Bingung

Author: Reina Putri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Baiklah, aku beri kamu satu kesempatan!" ucapku pada akhirnya.

Arsen melerai pelukan dan menatapku dengan raut bahagia. Ia kemudian kembali memelukku dan mengecup pucuk kepalaku berulang kali.

"Makasih, Ze! Makasih!" gumamnya.

Tok! Tok! Tok!

"Arsen, Zea! Diluar ada Gavin, dia ingin ketemu sama kalian!" ucap Bu Hanum dari balik pintu.

"Iya, Bu! Sebentar!" sahutku seraya melepas diri dari pelukan Arsen.

"Ze, sudahlah, gak usah berhubungan dengan dia lagi! Aku juga ragu soal pengakuannya kalau dia dan kamu itu saudara," cegah Arsen.

Aku tertegun. Tebakkan Arsen memang benar, Bang Gavin sendiri sudah mengakuinya kemarin soal hubungan saudara yang dia maksud. Namun, sebelum aku memutuskan untuk tak berhubungan dengannya, aku harus tau dulu kebenaran soal apa yang Arsen tuduhkan.

"Aku harus ketemu dengan Bang Gavin. Masalah ini perlu diluruskan," ucapku membuat Arsen berdecak pelan.

Meski begitu, Arsen tak urung ikut juga denganku dan menemui Bang Gavin yang nampak sudah menunggu di ruang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Bingung 2

    Melihat Bu Hanum pingsan, Arsen dan Bang Gavin dengan sigap menggotong tubuh Bu Hanum dan membawanya ke dalam mobil.Aku dan Arsen langsung meluncur menuju rumah sakit. Sedangkan Bang Gavin sendiri nampak menyusul dengan menggunakan mobilnya.Sesampainya di rumah sakit, Bu Hanum langsung diberi pertolongan. Aku dan Arsen menunggu di depan dengan penuh kecemasan. Pasalnya, Bu Hanum tak pernah seperti ini sebelumnya."Gimana kondisi Bu Hanum?"Aku dan Arsen seketika menatap Bang Gavin yang baru saja sampai."Entahlah, bang! Dokternya belum keluar," sahutku."Puas loe?! Puas udah buat ibu sampai pingsan gara-gara mulut busuk loe?!" sentak Arsen seraya mencengkram kerah baju Bang Gavin."Heh, gue bicara fakta! Jadi, yang buat Bu Hanum seperti ini, itu adalah loe sendiri!" sahut Bang Gavin seraya menepis tangan Arsen dengan kasar."Fakta apanya?! Loe hanya mengatakan apa yang ada di otak loe yang dangkal itu!" sela Arsen membuat Bang Gavin langsung melayangkan tinjunya."Argh! Sudah, sudah

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Dokter Siska dan Orang Asing

    "Arsen?" gumam Bu Hanum."Bu, apa yang ibu katakan? Tolong jangan memperkeruh suasana!" ucap Arsen penuh penekanan."Kalau begitu, jelaskan pada ibu, sebenarnya selama ini kamu kemana? Kenapa tiba-tiba Gavin dan Zea malah memergoki kamu sedang bersama Siska? Jangan bilang, kalau kamu dan dia kembali menjalin hubungan?!""Bu, tolong, Bu ... percaya sama aku! Aku sepertinya hanya dijebak oleh Gavin, Bu! Jika ibu saja tidak percaya, lantas bagaimana dengan Zea?" ucap Arsen seraya menoleh padaku."Tolonglah, Bu! Ibu taukan bagaimana aku kalau sudah jatuh cinta?" sambungnya.Arsen menghampiri Bu Hanum, saat ini kondisi sepertinya sedang terbalik. Alih-alih aku yang notabene adalah istrinya yang seharusnya ia bujuk dan diberi penjelasan, justru Arsen kini malah sibuk meyakinkan ibunya sendiri."Justru karena itu! Ibu gak mau kamu sampai berhubungan lagi dengan wanita itu! Ibu gak terima, Sen! Ibu gak terima!" sentak Bu Hanum."Bu, aku gak mungkin khianati Zea, ibu harus percaya itu! Wanita

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Dua Kepala

    "Sshht!""Arsen?" gumamku pelan."Kamu mau ngapain? Jangan gegabah, Ze! Dia bawa senjata tajam!" bisiknya seraya terus memperhatikan ke arah Dokter Siska dan pria asing itu berada."Arsen, Dokter Siska sedang diancam!" panikku."Kedatangan kita nanti justru akan memperkeruh suasana!" ucap Arsen seraya merogoh ponsel dari sakunya."Kamu mau ngapain?" tanyaku."Ambil bukti buat lapor polisi!" sahutnya singkat.Arsen nampak merekam kejadian yang berjarak sekitar beberapa meter dari tempat persembunyian kami."Sekarang, loe tau kan siapa gue?! Jadi, jangan macem-macem!" ucap pria itu kemudian kembali menurunkan pisaunya.Pria itu nampak melemparkan sesuatu pada Dokter Siska, hingga dengan tubuh yang sepertinya gemetar, Dokter Siska pun memungut benda tersebut."Ambil dan tutup mulut!" ucap pria itu kemudian berlalu.Aku segera menarik Arsen untuk pergi dari tempat ini setelah pria yang entah siapa itu pergi meninggalkan Dokter Siska sendiri."Arsen, kamu tau gak apa yang kudengar tadi?" t

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Ijin Anu

    Setelah acara makan yang dibumbui dengan obrolan rada jorok bin ngeres usai, aku dan Arsen langsung bergegas kembali ke kamar Bu Hanum."Duh, ternyata aku udah lama banget nih, ninggalin ibu sendiri," gumamku saat melihat jam dipergelangan tangan."Kalau udah sama aku, jadi lupa waktu 'kan?" Arsen malah menggoda."Iya, kamu itu emang ngeselin!" sahutku."Tapi juga ngangenin 'kan?" timpalnya seraya merangkul bahuku.Aku hanya bisa mencebikkan bibir untuk merespon candaannya.Setelah sampai di depan kamar Bu Hanum, kita langsung masuk dan mendapati Bu Hanum sedang berdiri seraya menatap keluar jendela."Bu, ibu udah baikan? Kok sudah turun dari tempat tidur?" tanyaku seraya menghampirinya.Bu Hanum nampak sedikit terkejut dengan kedatanganku dan juga Arsen. Nampaknya, beliau tadi sedang melamun."Ibu lagi mikirin apa, Bu?" tanya Arsen seraya mengusap bahunya pelan.Bu Hanum nampak menghela nafas,

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Malah Ada tamu

    Sesampainya dirumah, Arsen langsung menggiringku menuju kamar. Tak ada lagi canggung canggungan seperti tadi saat pertama kali bertemu. Suasana kini kembali ke mode awal."Aku mandi dulu, deh! Biar seger, ya!" ucapku saat Arsen hendak mendaratkan ciumannya."Nanti aja deh!" ucap Arsen nampak keberatan.Namun, karena aku merasa risih dengan tubuh yang berkeringat dan terasa lengket, akhirnya aku memaksa untuk mandi terlebih dahulu sebelum ritual panas itu akan dimulai."Astaga! Bagaimana ini?!" pekikku saat mendapati noda darah dalam celana dalamku.Kenapa juga tamu bulanan ini datang disaat waktu yang tidak tepat?!Aku hanya bisa melanjutkan aktivitasku seraya memikirkan bagaimana cara untuk menjelaskan pada Arsen. Pria itu pasti sangat kecewa saat nanti kuberi tau kalau malam ini aku malah kedatangan tamu bulanan. Padahal, sudah terlihat jelas bagaimana semangatnya ia sedari tadi menunggu momen ini.Dengan per

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Mata-mata

    "Loe dapat darimana foto ini?" tanya Arsen dengan tatapan tajam."Kenapa? Malu loe ketauan brengsek nya?!" ucap Bang Gavin angkuh."Asal loe tau, ya! Disini, juga ada Zea!" ucap Arsen seraya menunjuk kearah foto.Bang Gavin nampak terkejut. Ia menatapku seolah meminta kepastian.Aku mengangguk. Itu memang foto beberapa jam yang lalu saat aku dan Arsen sedang mengintip Dokter Siska dan pria asing di toilet tua."Kecurigaan ku semakin terbukti 'kan Ze? Dia pasti sengaja membuat skenario ini!" tebak Arsen."Jaga mulut loe, ya! Disini, siapa sebenarnya yang salah, hah?!" sentak Bang Gavin seraya menarik kaos yang Arsen kenakan.Arsen hanya menanggapinya dengan senyum tipis. Ia menepis tangan Bang Gavin dengan satu kibasan tangan."Sekali lagi gue ingatkan! Jangan pernah usik dan ganggu hubungan rumah tangga gue jika loe tak ingin topeng loe terbongkar!"Arsen menekankan setiap kata-katanya."Gue sama sekali gak ada niatan buat usik rumah tangga kalian! Disini gue hanya ingin mencoba untuk

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Akhirnya Terungkap Juga!

    Hari terus berlalu.Aku tidak pernah menyangka kalau Yanto akan melakukan tugasnya dengan cara se simpel itu.CCTV.Ya! Yanto hanya memasangkan CCTV secara diam-diam di beberapa titik rumah Bang Gavin dan juga mobil Arsen. Ternyata dengan cara itu dia bisa melakukan tiga tugas sekaligus.Menjadi koki di restoran.Memata-matai Bang Gavin.Dan juga mengamati gerak-gerik Arsen saat diluar rumah dan juga resto.Tak hanya itu, bukan hanya Yanto saja yang bisa melihat hasil kerjanya. Akupun turut diberi koneksi agar bisa memantau keduanya hanya dari ponselku saja.Kapanpun dan dimanapun aku bisa memantau kegiatan Bang Gavin di rumah dan juga mengetahui kemana saja Arsen pergi.Canggih bukan?Akupun tak menyangka dengan ke jeniusan Yanto.Hari ini, selagi menunggu ibu yang sedang istirahat di kamarnya. Aku membuka ponselku dan melihat aktivitas Bang Gavin di rumahnya."Pokoknya aku gak mau tau, kamu awasi terus Arsen dan jangan sampai dia menyakiti kembali hati Zea!"Terdengar suara Bang Gav

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Akhirnya Mereka Kembali Akur

    Tanpa menunggu Bang Gavin, aku langsung pergi ke lokasi terakhir Arsen. Disana sudah banyak orang yang berkumpul.Dadaku berdebar tak karuan. Lututku juga rasanya bergetar dan lemas.Bagaimana kondisi Arsen?Dengan air mata yang beruraian, aku menerobos kerumunan orang dan langsung melihat keadaan mobil Arsen yang sudah ringsek."Dimana korbannya?" tanyaku."Sudah dibawa ke rumah sakit, mbak! Mbak kenal dengan korban?" tanyanya."Ini mobil suami saya!" sahutku seraya terus terisak."Suami?" beo salah satu wanita yang ikut menimpali."Tapi korbannya wanita, mbak. Hanya satu orang, tidak ada laki-laki di dalam mobil ini," sambungnya.Aku segera mengusap air mataku, kemudian menatap wanita itu dengan penuh harap."Benarkah tidak ada korban laki-laki di dalam mobil ini?" tanyaku memastikan."Iya mbak, tidak ada. Korban baru saja dibawa oleh ambulan. Jika tidak percaya, mbak tanya saja sama

Latest chapter

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Titik Bahagia

    Sudah genap satu bulan sejak kejadian mengerikan malam itu. Sejauh ini akhirnya aku dan Arsen bisa kembali bernafas lega. Menjalani hari dengan normal tanpa ada gangguan ataupun ancaman.Bang Gavin dan Keyla sendiri nampaknya juga sedang menikmati momen indah mereka sebagai pengantin baru. Ya, ternyata saran Arsen saat di rumah sakit disetujui oleh Bang Gavin. Mereka akhirnya pergi bulan madu tanpa harus membuat ulang pesta.Tadinya Arsen hendak membayarkan tiket untuk mereka sebagai hadiah, namun sepertinya Bang Gavin merasa kasihan pada kondisi keuangan kami yang sedang acak-acakan hingga ia menolaknya dengan halus."Ah, syukurlah, Ze! Akhirnya resto itu bisa kembali lagi ke tangan kita. Lusa, mungkin berkas-berkasnya sudah beres, jadi ... kita bisa kembali mengelolanya," ucap Arsen seraya duduk disampingku."Syukurlah. Semoga kali ini berjalan lancar," sahutku penuh harap.Aku baru saja hendak menyandarkan kepalaku di bahunya, akan tetapi dering ponsel justru membuat Arsen bangkit

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Keyla : "Ada yang lebih seru lagi?"

    "Sorry, gue gak bisa tepatin janji gue dulu!" ucap Arsen pada Bang Gavin yang baru saja datang.Sekarang Arsen sudah dipindah ke ruang rawat. Kondisinya sudah jauh lebih baik dari tadi malam. Bahkan, dia baru saja menghabiskan semangkuk penuh bubur yang kuberikan."Wuih ... gak bisa gitu dong! Jangan mentang-mentang loe lagi sakit gini. Janji tetap janji, loe harus tepatin bro!" sahut Bang Gavin.Pria itu mengambil alih tempat duduk ku. Tatapannya dan Arsen saling beradu, hal itu membuatku sedikit khawatir, apa mungkin dalam keadaan seperti ini pun mereka akan tetap berantem?"Ya loe mikirlah! Memangnya dalam kondisi gue yang seperti ini gue bisa apa?!" ketus Arsen kemudian memalingkan wajahnya."Ya emangnya loe udah tau gue mau minta apa?" sahut Bang Gavin tak kalah sengit.Arsen kembali menoleh. Tatapan mereka kembali beradu. Untuk beberapa saat, keheningan terjadi hingga membuat suasana cenderung menjadi menegangkan."Hahaha!"Tawa mereka pecah bahkan hampir bersamaan.Aku, Keyla d

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Seperti Mimpi

    Lima pistol sudah mengarah ke kepala kami masing-masing. Tanganku sudah hilang rasa. Aku tak bisa menggambarkan ketakutan ku saat ini. Dalam hati, mungkin inilah akhir dari hidupku.Kutatap Arsen dengan lekat. Aku tak ingin kehilangan momen terakhirku untuk menatap wajahnya yang kini tak sadarkan diri.Dialah pria yang sudah membawaku kedalam cerita ini. Cerita yang penuh dengan konflik dan juga rahasia yang harus selalu kujaga.Dialah pria yang sudah membuatku jatuh cinta dengan segala kegilaannya.Dialah pria yang membuatku mengerti kenapa orang berkata bahwa cinta itu buta."Ze," Lirih Bu Hanum memanggilku.Aku menoleh padanya. Wajahnya sudah dibanjiri oleh keringat dan juga air mata.Kami sama-sama takut. Kami sama-sama tak bisa berbuat apa-apa."Tolong jangan bunuh aku! Aku gak tau apa-apa!" lirih Keyla.Pandanganku beralih pada Bang Gavin, ia memang nampak lebih tenang daripada kami. Namun, wajahnya tetap saja tak bisa menyembunyikan ketakutannya saat ini."Melenyapkan kami sebe

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Tak Sesuai Ekspektasi

    "Loh, tempat apa ini? Kok sepi banget?" gumam Keyla begitu kami sampai.Saat ini kami memang bukan mengunjungi kantor polisi tempat aku dan Arsen dijebak tempo hari.Erlangga, atau lebih tepatnya Jendral Erlangga suaminya Dokter Siska yang menurutku tak pantas dipanggil gelarnya itu memintaku untuk datang ke tempat ini.Ternyata selama beberapa hari kebelakang, Arsen dikurung di tempat kumuh dan terpencil ini. Mereka seharusnya tak pantas disebut sebagai polisi karena mereka menangkap untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri.Memang mereka tak sepenuhnya salah. Karena yang mereka tangkap dan mereka peras adalah orang yang salah juga. Hanya saja, apa yang mereka pinta sungguh diluar batas kemampuan manusia biasa sepertiku dan Arsen.Mereka benar-benar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan kami. Lalu, apa bedanya mereka dengan kami para penjahat?"Kamu yakin ini tempatnya, Ze?" tanya Bang Gavin seraya menoleh ke arahku."Menurut lokasi yang Dokter Siska share sih, benar

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Berbagi Rahasia

    Setelah acara selesai, aku dan Bu Hanum memilih untuk duduk di luar. Menjauh dari keramaian adalah salah satu cara kami untuk lebih menenangkan diri."Ze, kira-kira kita harus jual apalagi untuk mengumpulkan uang sebanyak itu?" ucap Bu Hanum memecah keheningan diantara kami."Entahlah, Bu. Bukannya yang kita punya saat ini hanya tinggal rumah itu saja?" sahutku."Jika rumah itu dijual, lalu dimana kita akan tinggal?" sambungku."Iya Ze. Kamu benar. Tapi, gimana kalau sebagian uangnya kita belikan rumah yang lebih kecil. Yang penting jumlah uang yang kita butuhkan bertambah," timpal Bu Hanum membuatku langsung mengangkat wajah."Tak ada salahnya juga sih, Bu! Ayo, kita tawarkan mulai hari ini juga, semoga bisa cepat laku!" ucapku antusias."Gak usah!"Bang Gavin tiba-tiba saja sudah berada dibelakang kami. Ia dan Keyla mulai mendekat menghampiri aku dan Bu Hanum."Aku ada cara lain buat membebaskan Arsen. Ya, semoga saja berhasil!" ucap Bang Gavin seraya duduk disampingku."Cara apa, b

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Rapuh

    Rumah, mobil, butik, dan juga restoran sudah terjual. Semuanya lenyap hanya dalam tiga hari. Itu juga berkat bantuan Bang Gavin, namun nyatanya uang yang diperlukan masih kurang banyak. Sedangkan, besok adalah hari pernikahan Bang Gavin dan Keyla.Entahlah!Aku tak bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Kini, yang tersisa hanyalah rumah yang kami tempati. Bahkan isinya saja sudah berkurang. Karena kami benar-benar menjual apapun yang bisa diuangkan."Bagaimana ini, Bu? Rasanya aku gak akan bisa hadir ke pesta jika Arsen tak ada," gumamku saat aku dan Bu Hanum sedang duduk berdua."Ibu juga pusing Ze," sahut Bu Hanum singkat.Hari ini Bu Hanum nampak lebih murung dari kemarin. Mungkin lelahnya sama denganku, atau justru mungkin lebih?"Bu?" Kuusap bahunya pelan saat ia tertunduk lesu."Kita pasti bisa, Bu! Katanya, doa seorang ibu dan istri itu menembus langit. Kita perkuat lagi doa dan ikhtiar nya, ya! Kita harus semangat!" ucapku mencoba untuk menguatkan.Menguatkan diri sendiri dan

  • Suami Idiotku Ternyata ....   271 T

    "Ya Allah ... cobaan apalagi ini?!" pekik Bu Hanum dengan tangan bergetar.Surat yang baru saja ia baca bahkan hampir terjatuh karenanya."Bagaimana menurut ibu?" tanyaku pelan."Entahlah, Ze. Apakah semua harta kita bisa cukup atau tidak untuk memenuhi perjanjian ini," sahutnya lemas."Tapi, ibu setuju 'kan untuk berusaha membuat Arsen bebas?" tanyaku lagi.Bu Hanum mengangkat wajahnya, ia lantas memberikan surat itu keatas pangkuanku."Ya tentu saja, Ze! Semua ini terjadi juga awalnya karena kesalahan ibu. Jika Arsen harus bertanggung jawab dan dihukum, maka ibu juga harus dihukum. Tapi, jika memang ada cara lain, kenapa tidak? Ibu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," tutur Bu Hanum seraya beranjak dari duduknya."Ibu mau kemana?" tanyaku cepat kemudian menyusul langkahnya."Ibu mau ambil surat-surat penting. Hari ini juga, kita harus dapatkan uangnya!" tegas Bu Hanum membuatku langsung meneteskan air mata."Terimakasih, Bu!" ucapku bergetar kemudian memeluknya.Kamipun lantas

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Hitam diatas Putih

    "Ya tentu saja serius! Memangnya kamu pikir dengan uang itu nyawa orang-orang yang sudah melayang itu bisa kembali apa?" sinis Dokter Siska."Iya memang tidak. Tapi, uang sebanyak itu juga memangnya mau kalian apakan?" tanyaku geram."Ya buat kami nikmati lah! Kamu pikir tutup mulut itu gampang apa? Apalagi, ini soal tindak kriminal yang sangat besar. Gak mudah loh, buat kami menutupi sebuah kejahatan," timpal Dokter Siska yang disambut anggukan oleh suaminya."Biar saja, Ze! Gak usah tanggapi mereka. Mungkin, ini memang saatnya aku mempertanggung jawabkan semuanya. Aku minta maaf untuk selama ini, Ze!" ucap Arsen seraya merangkul bahuku."Uuh, so sweet!" cibir Dokter Siska."Nggak! Kamu gak boleh nyerah. Kamu udah terlanjur bawa aku kedalam hidupmu, Arsen. Jadi, kamu harus tanggung jawab padaku dan tetap bersamaku karena kita harus membesarkan anak ini bersama-sama," tekanku seraya mengusap perutku."Justru demi kamu dan anak kita. Aku tak akan sudi memberikan sepeserpun hartaku pada

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Perjanjian Bersyarat

    "Tidak! Tolong lepaskan kami!" ucapku cepat.Pria itu tersenyum seraya mengalihkan tatapannya padaku. Ia menjentikkan jarinya lalu seorang wanita datang menghampirinya."Do-dokter Siska?" gumamku kala sudah melihat wanita itu dari dekat."Iya, ini aku. Dan ini, suamiku!" terangnya yang langsung membuatku ternganga."Oh, jadi ini suamimu?" desis Arsen seraya menatap Dokter Siska dan pria dengan name tag Erlangga."Iya, aku adalah istri seorang jendral. Bagaimana? Sudah merasa tertipu dengan aktingku selama ini?" tanya Dokter Siska seraya tersenyum kecut."Dokter Siska, tolong bebaskan kami. Arsen sudah berubah, ia tidak seperti yang kalian tuduhkan," ucapku mengiba."Zea, kamu tenang saja. Anggap sja disini, statusmu adalah korban, karena kamu juga pernah hendak dijual pada Pak Seno. Jadi, kamu tidak akan kami tahan," tutur Dokter Siska seraya menghampiriku.Polisi yang sedari tadi meringkus kedua tanganku kebelakang kini langsung melepaskannya begitu dapat perintah dari Dokter Siska.

DMCA.com Protection Status