Home / Romansa / Suami Idiotku Ternyata .... / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Suami Idiotku Ternyata ....: Chapter 61 - Chapter 70

134 Chapters

Saudara Ketemu Gede

Radit terus menarik paksa tubuhku, bahkan kini ada beberapa pria juga yang mulai membantunya. Tangan mereka mulai kurang ajar menyentuhku. Hal itu tentu saja membuatku sangat benci pada Radit yang menjadi awal dari ini semua."Lepaskan! Kalian semua bajingan!" umpatku. Namun nyatanya mereka semakin menjadi.Sreet!Dress yang kukenakan sobek saat seseorang menariknya dengan cukup keras. Aku bahkan hampir terjatuh karena ulahnya.Sebisa mungkin kedua tanganku mempertahankan dressku agar tidak jatuh.Kali ini aku sudah tidak bisa melawan lagi. Mungkin aku akan benar-benar mengalami apa yang dulu Fara alami."Hentikan!" teriak suara yang tak asing ditelingaku.Tak berselang lama, satu persatu pria yang mengelilingiku menjauh saat seseorang menarik paksa mereka dan menghajarnya satu persatu."Arsen?" gumamku.Arsen dan beberapa anak buahnya kini terlibat perkelahian dengan anak buah Tuan Gavin dan juga tamun
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Bang Gavin

"Tapi aku tidak akan pernah mau mengakui tuan sebagai saudara jika sampai Arsen kenapa-kenapa!" gumamku membuatnya langsung menoleh padaku."Kenapa begitu?! Yang membuat Arsen seperti ini kan bukan aku!" ucapnya."Kalau saja tuan tidak memisahkan kami, tentu saja kejadian ini tidak akan pernah terjadi!" kesalku.Tuan Gavin menarik nafas dalam, tak lama kemudian dia merangkul pundak ku dan menyandarkan kepalaku dibahunya."Maaf, Ze! Aku benar-benar tidak tau kalau kamu adalah adikku," bisiknya."Dan aku juga belum percaya kenapa aku bisa sampai punya saudara sejahat ini," gumamku membuat Tuan Gavin langsung menjauhkan tubuhku seraya berdecak dan menatapku dengan kesal."Kamu akan tau ceritanya nanti! Tidak usah langsung memberikan penilaian buruk padaku!" ketusnya."Sekarang, berdoa saja untuk kesembuhan suami yang sangat kamu cintai itu! Bahkan dengan suka rela kamu bilang mau melakukan apa saja demi dia. Hih, memalukan
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Andai Waktu Bisa Berhenti

Dokter bilang, Arsen harus dirawat untuk beberapa hari kedepan sampai luka di kepalanya kering. Oleh sebab itu, aku juga menginap di rumah sakit untuk menjaganya.Bu Hanum sengaja tidak diberitahu soal masalah ini, Arsen bilang dia tidak ingin membuat Bu Hanum khawatir. Apalagi saat ini Bu Hanum sedang berusaha untuk merintis bisnis barunya."Ze, aku gak mau makanan rumah sakit," keluh Arsen saat aku hendak menyuapinya."Terus, kamu maunya makan apa?" tanyaku."Aku mau nasi Padang aja. Kebetulan disebrang rumah sakit ini ada penjual nasi Padang. Beliin, ya!" ucapnya."Ya udah. Mana uangnya?" tanyaku seraya mengulurkan tangan padanya.Arsen lantas mengambil dompetnya dan memberikan satu lembar uang merah padaku."Beli nasinya satu porsi aja, ya! Terus sama es tehnya juga satu," pesannya.Aku mengernyitkan dahiku seraya mengambil uang tersebut. Beberapa kali aku menatap Arsen dan uang itu secara bergantian.
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Sindiran Untuk Mantan

Brukk!Aku dan Arsen reflek menoleh ke sumber suara saat terdengar suara benda jatuh.Ternyata di ambang pintu sudah berdiri Dokter Siska dengan parsel buah yang nampaknya tak sengaja ia jatuhkan.Aku dan Arsen saling menatap untuk beberapa saat, kemudian segera bangun seraya tersenyum kikuk."Maaf, aku tidak ketuk pintu terlebih dahulu! Maaf sudah mengganggu!" ucap Dokter Siska seraya hendak kembali."Ah, dokter boleh masuk, kok! Kita gak keganggu sama sekali," ucapku mempersilahkan.Dokter Siska nampak tersenyum kemudian mengambil parselnya dan menghampiri Arsen."Bagaimana keadaan kamu sekarang?" tanyanya."Sudah jauh lebih baik," sahut Arsen singkat."Memangnya, apa yang terjadi? Kenapa sampai banyak sekali bekas lebam seperti ini?" tanyanya seraya menatap wajah dan kedua tangan Arsen dengan teliti."Tidak apa-apa. Hanya masalah kesalah pahaman saja," sahut Arsen datar.Dokter Sisk
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Beli Lingerie

Aku menolak suapan Arsen saat Dokter Siska sudah keluar dari ruangan. Hal itu membuat Arsen mengernyitkan dahinya seraya menatapku."Kamu kenapa sih, gak pura-pura idiot lagi didepan Dokter Siska?" tanyaku seraya merengut."Loh, kamu lebih suka lihat aku dikira idiot?" tanyanya."Ya nggak gitu juga sih. Tapi, gara-gara itu kamu lihat sendiri kan Dokter Siska kayanya punya suatu harapan sama kamu!" ketusku."Ya itu terserah dia, sayang! Yang penting harapanku ya cuma kamu!" sahut Arsen seraya tersenyum."Udah, pokonya sekarang kita gak usah bahas masalalu lagi, ya! Sebaiknya, kita tata masa depan agar lebih baik lagi," sambungnya."Tapi, kamu gak berubah didepan Dokter Siska doang 'kan?" tanyaku lagi."Enggak, dong! Mulai hari ini Arsen udah gak idiot lagi!" terangnya kemudian mengedipkan sebelah mata."Itu artinya, kamu udah gak akan lakuin kejahatan-kejahatan lagi 'kan?" tanyaku antusias dan Arsen langsung meng
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Sambutan Hangat dari Bu Hanum

Sesampainya di rumah aku langsung disambut oleh Bu Hanum.Wanita yang sudah kuanggap sebagai ibu kandungku sendiri itu langsung berhambur memelukku dengan mata yang berkaca-kaca."Kalian liburannya lama banget, sih?!" ucap Bu Hanum seraya menatap aku dan Arsen secara bergantian."Padahal ibu udah kangen banget sama Zea dan mau ngucapin banyak terimakasih sama kamu," sambungnya seraya menggenggam kedua tanganku."Maklum lah, Bu! Kita kan udah lama gak ketemu, ya wajar dong kalau butuh waktu untuk berdua saja?" seloroh Arsen membuatku tersenyum tipis.Dengan raut bahagia, Bu Hanum langsung menggiring aku dan Arsen untuk duduk. Ia lalu membawakan beberapa cemilan dan air minum untuk kami.Andai saja Bu Hanum tau apa yang sudah terjadi pada Arsen, hal pertama yang akan ia lakukan pastilah menanyakan tentang keadaan anak semata wayangnya itu. Tapi, Arsen yang begitu pandai menyembunyikan keadaannya saat itu membuat Bu Hanum percaya sa
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Nikmat Mana Lagi

Malam telah tiba.Usai membersihkan diri aku langsung berhambur ke tempat tidur dan merebahkan diri disana. Setelah beberapa hari menjadi babu paksa di rumah Tuan Gavin alias Bang Gavin, aku sungguh sangat merindukan masa-masa bersantai seperti ini.Aku merentangkan kedua tanganku untuk meregangkan otot-otot yang terasa kaku setelah tiga hari kemarin berbagi ranjang rumah sakit yang sempit bersama Arsen."Ah, nikmat mana lagi yang kau dustakan?" gumamku kemudian berguling-guling diatas ranjang yang memang cukup luas."Akhirnya bisa bersantai juga!" seruku kemudian tengkurap dengan gaya yang paling nyaman.Mataku hampir saja terpejam kala menikmati rasa nyaman itu. Namun, tiba-tiba saja Arsen melompat keatas ranjang seraya menarik tubuhku untuk kembali bangun."Ish, Arsen apa-apaan sih?!" protesku kesal."Enak banget ya, jam segini udah mau tidur!" ucapnya kemudian berkecak pinggang."Lah, terus aku harus ngapain
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Bangun Kesiangan

Tok! Tok! Tok!"Arsen, Zea, kalian ada didalam 'kan?"Samar telingaku mendengar suara ketukan pintu dan juga suara Bu Hanum di luar sana. Hal itu membuatku mengerjapkan mata dan mencoba untuk memulihkan kesadaran ku."Astagfirullah!"Reflek aku terbangun saking kagetnya saat melihat diluar sana sudah terang benderang."Ya ampun!"Kutepuk jidatku kemudian mengusap wajah dengan kasar saat kulihat jam sudah menunjukkan angka sepuluh.Kulihat Arsen yang masih terlelap dalam tidurnya lalu menggoyang kan lengannya beberapa kali agar ia terbangun."Hemm ... apa sih, Ze? Masih mau?" gumamnya seraya menggeliat.Aku mencebikkan bibirku kemudian menggeleng pelan mendengar ucapannya."Arsen, ini udah siang! Kamu kok gak bangunin aku, sih?" omelku.Arsen akhirnya membuka matanya lalu bangun dengan malas."Perasaan baru merem deh, Ze!" gumamnya seraya menguap.Tok! Tok! Tok!
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Cerita Bang Gavin

"T-Tuan Gavin?" gumam Bu Hanum bergetar."Silahkan masuk, tuan!" ucapnya setelah sekian lama terdiam.Tuan Gavin dan juga Radit langsung masuk dan melempar senyum padaku dan juga Arsen yang tengah menghampirinya juga."Silahkan duduk, tuan! Biar aku ambilkan minum dulu!" ucapku seramah mungkin."Ck! Jangan panggil aku Tuan, panggil Bang Gavin!" decaknya, membuat Bu Hanum langsung menoleh padaku dengan raut heran."Eh, iya! Aku lupa, bang! Tunggu sebentar, aku ambilkan minum dulu, ya!" ucapku kemudian tersenyum padanya.Aku bergegas membuat empat gelas teh manis untuk mereka lalu tak lupa membawa sepiring pisang goreng buatan Bu Hanum."Silahkan!" ucapku seraya menyodorkan apa yang sudah kubawa dari dapur."Ze, duduk sini!" titah Bang Gavin seraya menepuk-nepuk sofa disampingnya.Hal itu langsung membuat Arsen menoleh seraya memberikan tatapan tajam padaku.Aku hanya bisa tersenyum kikuk, kemudi
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Sisi Peduli Arsen

Seulas cerita yang disampaikan oleh Bang Gavin tadi membuatku sedikit tau tentang masalalu dan alasan mengapa ia memilih menjalani hidup yang terbilang keras.Namun, meski begitu aku hanya bisa menyimak dan mendoakan yang terbaik untuknya. Semoga saja, suatu hari nanti ia bisa menghentikan bisnis gelapnya itu.Untuk saat ini, aku ingin fokus pada keluarga kecilku dulu. Aku harap apa yang akan Arsen mulai bisa membawa kami menuju kehidupan yang lebih baik lagi nantinya.Sesuatu yang diawali dengan niat baik, semoga saja membuahkan hasil yang baik pula.Sesuai rencana yang sudah Arsen bahas, siang ini aku dan Arsen langsung meluncur menuju tempat yang sebelumnya sudah Arsen dapatkan melalui iklan dari seseorang di media sosial.Ia sudah membuat janji untuk bertemu di lokasi dan berencana untuk langsung melakukan transaksi jika tempatnya benar-benar cocok."Wah, ternyata tempatnya sesuai dengan apa yang sudah dideskripsikan. Jadi, gimana menurut kamu, Ze?" ucap Arsen begitu kami turun da
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status