Share

Cerita Bang Gavin

Penulis: Reina Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"T-Tuan Gavin?" gumam Bu Hanum bergetar.

"Silahkan masuk, tuan!" ucapnya setelah sekian lama terdiam.

Tuan Gavin dan juga Radit langsung masuk dan melempar senyum padaku dan juga Arsen yang tengah menghampirinya juga.

"Silahkan duduk, tuan! Biar aku ambilkan minum dulu!" ucapku seramah mungkin.

"Ck! Jangan panggil aku Tuan, panggil Bang Gavin!" decaknya, membuat Bu Hanum langsung menoleh padaku dengan raut heran.

"Eh, iya! Aku lupa, bang! Tunggu sebentar, aku ambilkan minum dulu, ya!" ucapku kemudian tersenyum padanya.

Aku bergegas membuat empat gelas teh manis untuk mereka lalu tak lupa membawa sepiring pisang goreng buatan Bu Hanum.

"Silahkan!" ucapku seraya menyodorkan apa yang sudah kubawa dari dapur.

"Ze, duduk sini!" titah Bang Gavin seraya menepuk-nepuk sofa disampingnya.

Hal itu langsung membuat Arsen menoleh seraya memberikan tatapan tajam padaku.

Aku hanya bisa tersenyum kikuk, kemudi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Sisi Peduli Arsen

    Seulas cerita yang disampaikan oleh Bang Gavin tadi membuatku sedikit tau tentang masalalu dan alasan mengapa ia memilih menjalani hidup yang terbilang keras.Namun, meski begitu aku hanya bisa menyimak dan mendoakan yang terbaik untuknya. Semoga saja, suatu hari nanti ia bisa menghentikan bisnis gelapnya itu.Untuk saat ini, aku ingin fokus pada keluarga kecilku dulu. Aku harap apa yang akan Arsen mulai bisa membawa kami menuju kehidupan yang lebih baik lagi nantinya.Sesuatu yang diawali dengan niat baik, semoga saja membuahkan hasil yang baik pula.Sesuai rencana yang sudah Arsen bahas, siang ini aku dan Arsen langsung meluncur menuju tempat yang sebelumnya sudah Arsen dapatkan melalui iklan dari seseorang di media sosial.Ia sudah membuat janji untuk bertemu di lokasi dan berencana untuk langsung melakukan transaksi jika tempatnya benar-benar cocok."Wah, ternyata tempatnya sesuai dengan apa yang sudah dideskripsikan. Jadi, gimana menurut kamu, Ze?" ucap Arsen begitu kami turun da

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Bakat Terpendam

    Tak ingin membuang waktu, Arsen langsung menghubungi beberapa tukang untuk merenovasi bangunan yang baru saja Arsen beli kemarin. Ia memberikan contoh model bangunan yang ia inginkan lalu mulai mempersiapkan kebutuhan apa saja untuk restoran nya selama ia menunggu proses renovasi selesai.Tak hanya mempersiapkan soal furniture, dekorasi, dan juga beberapa barang, Arsen juga mulai mempersiapkan anak buahnya untuk bekerja.Ia melatih mereka untuk melakukan tugas yang sudah Arsen berikan sebelumnya, terutama untuk seorang koki. Tentu saja, sebelum terjun langsung melayani pembeli, Arsen melakukan tes untuk mencicipi masakannya terlebih dahulu."Oh, jadi ternyata kamu bisa masak juga, ya?" ucapku saat Arsen mempertemukan kembali aku dengan Yanto."Iya dong, Bu bos! Gini-gini aku pandai masak karena sejak kecil sudah terbiasa hidup mandiri," sahut Yanto seraya membusungkan dada.Aku tersenyum karenanya, jika dulu ia dan kedua temannya sempat bertingkah bak seorang waria, tapi kali ini di d

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Grand Opening

    Satu Minggu berlalu.Restoran yang Arsen idamkan akhirnya rampung juga. Tempat, dan segala perlengkapan sudah siap. Hanya saja, sampai saat ini justru hal yang paling penting dalam sebuah restoran itulah yang belum siap.Koki!Ya, selama satu Minggu training, Yanto masih belum juga bisa memasak dengan baik. Aku sudah mengusulkan untuk mencari koki yang memang sudah profesional saja. Namun, Arsen tetap bersikeras untuk tetap mempertahankan dan mengupayakan agar Yanto yang menjadi koki di restorannya.Hal itu semata-mata Arsen lakukan bukan tanpa alasan. Ia mempertahankan Yanto karena Yanto sendiri yang memohon pada Arsen. Katanya, menjadi seorang koki adalah impiannya sejak kecil. Namun, aku rasa alasannya bukan hanya hal itu saja.Akan tetapi, apakah bisa seorang amatir disulap menjadi profesional dalam jangka waktu yang dekat?"Tentu saja tidak! Semuanya butuh proses, dan biarkan Yanto menjalaninya," ucap Arsen saat aku mulai me

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Bertempur Semalaman

    Apa? Besok pagi?" beoku seraya membulatkan kedua mata."Ah, tentu saja bisa! Boleh kami minta nomor wa atau alamatnya, mbak?" seloroh Bu Hanum membuatku hampir sesak nafas.Bagaimana bisa menyelesaikan pesanan segitu banyak dalam waktu satu malam?Pikiranku mulai melayang menapaki satu persatu langkah yang harus kulakukan.Mulai dari belanja, menyiapkan bahan, memasak, hingga mengemas.500, 1000, dan 1000.1000 porsi nasi paket kumplit!Apa aku sanggup?Ah! Aku sudah keburu lelah sebelum menjalaninya!"Tapi, bu-""Ssht! Kamu tenang aja, ibu bisa bantu, kok!" tukas Bu Hanum saat aku hendak protes.Sedangkan di depanku Arsen juga nampak kebingungan. Mungkin, pikirannya tak jauh berbeda denganku."Ini kartu nama saya! Dan ini, untuk DP nya!" ucapnya seraya menyodorkan sebuah kartu dan amplop coklat yang lumayan tebal.Bu Hanum menyenggol lenganku agar aku segera mengambi

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Godaan Dalam Memulai Bisnis

    "Alhamdulillah!" seru kami seraya tos bersama-sama saat semuanya telah selesai.Beberapa anak buah Arsen yang lainnya kini juga sudah datang untuk menjalankan tugas mereka, yaitu mengantar pesanan ke alamat tujuan. Sedangkan aku sendiri harus bersiap untuk pergi ke resto guna menjalani hari pertama disana."Ze, kamu pasti lelah, sebaiknya kamu istirahat dulu, saja!" ucap Arsen yang menyusulku ke kamar."Nggak lelah, kok! Aku seneng bisa melakukan ini semua!" sahutku seraya tersenyum."Tapi semalaman kamu gak tidur. Aku gak mau kamu sakit!" ucapnya dengan raut khawatir."Kamu tenang aja, aku gak papa, kok!" sahutku seraya mengedipkan sebelah mata.Arsen tersenyum, ia lalu meraih tubuhku kedalam pelukannya."Maaf, ya! Aku selalu membuatmu repot!" bisiknya."Apanya yang buat repot? Justru aku senang bisa berbaur dengan orang banyak. Ini adalah kebahagiaan pelengkap untukku," jelasku membuat Arsen langsung mengecup

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Kecurigaan Bang Gavin

    "Hey!"Kompak kami menoleh ke sumber suara saat terdengar teriakan nyaring dari seseorang di pintu masuk."T-tuan Gavin?" gumam beberapa anak buah Arsen seraya bangkit dari kursinya."Kamu keterlaluan, Ze!" seru Bang Gavin seraya menghampiriku. Hal itu juga membuatku, Arsen dan juga Bu Hanum segera berdiri.Untuk sejenak, suasana terasa begitu tegang. Apalagi, saat ini Bang Gavin menatap aku dan Arsen dengan tatapan yang tajam.Ia dan dua orang yang kuyakini adalah anak buahnya yang sedang menyamar dengan memakai pakaian biasa nampak angkuh dengan kedua tangan yang dilipat diatas dada dan tatapan nyalang yang seolah siap mengajak perang membuat sepuluh orang anak buah Arsen juga nampak bersiaga."Ze, Arsen! Kenapa kalian buka restoran tapi gak ngundang aku, hem? Kalian anggap aku ini apa?!" tanya Bang Gavin sinis."Em, maaf, bang! Ka-kami ...-""Kami pikir Abang sibuk dan tak ada waktu untuk urusan sepele seperti ini," tukas Arsen memotong ucapanku."Apa? Sepele? Apapun yang berkaitan

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Bertemu dengan Bu Rena

    Satu Minggu berlalu.Berkat usaha dan kerja keras Arsen dalam melakukan promosi, akhirnya satu persatu pelanggan mulai percaya dan mengunjungi resto kami.Tak hanya berkat promosi, ternyata kembalinya kepercayaan pelanggan adalah karena terungkapnya kasus cicak dalam makanan kami adalah murni karena fitnah dari seseorang.Berkat bukti dan klarifikasi yang bisa Bang Gavin dapatkan, akhirnya resto kami mulai padat pengunjung.Tak hanya itu, kabar baiknya adalah Yanto juga sudah pandai dalam melakukan tugasnya. Hingga saat ini, aku hanya akan datang ke resto untuk mengecek saja.Seperti hari ini, karena bosan di rumah, aku akhirnya memutuskan untuk menyusul Arsen ke resto dengan mengendarai taksi.Bersamaan dengan sampainya aku di resto, kulihat seseorang yang juga baru sampai sedang turun dari mobilnya. Awalnya aku tidak begitu peduli, hingga akhirnya tubuh montok itu mengingatkanku pada seseorang."Bu Rena!" gumamku.

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Tingkah Random Bu Rena

    "Kalian tau, gak? Pria ini pernah menjadi tetanggaku dan membohongi orang satu komplek! Tak hanya itu, dia juga bahkan membohongi istrinya dengan pura-pura...-""Bu Rena!" seruku seraya mengambil ponsel dari tangannya.Hal itu tentu saja membuat Bu Rena memicingkan matanya padaku. Dengan raut kesal ia juga hendak kembali mengambil ponselnya dari tanganku."Maaf, Bu! Aku akan kembalikan ponsel Bu Rena, asal ibu berjanji untuk tidak membuat konten dulu! Kita bicara dulu baik-baik, ya!" bujukku."Kamu ini kenapa sih, Ze? Kamu lupa apa, dia itu udah bohongin kamu, udah jebak kamu, dan udah jual kamu 'kan? Sekarang, mumpung orangnya ada disini, mending kita viralin aja! Biar dia dapat ganjarannya!" cerocosnya berapi-api."Bu Rena mau makan?" tanya Arsen dengan santainya.Untuk sesaat Bu Rena terdiam. Dia hanya memindai penampilan Arsen dari atas hingga bawah dengan tatapan sinis."Ya iyalah mau makan! Loe pikir gue kesini mau berak apa?" ketusnya dengan gaya ABG alay."Kalau gitu, silahkan

Bab terbaru

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Titik Bahagia

    Sudah genap satu bulan sejak kejadian mengerikan malam itu. Sejauh ini akhirnya aku dan Arsen bisa kembali bernafas lega. Menjalani hari dengan normal tanpa ada gangguan ataupun ancaman.Bang Gavin dan Keyla sendiri nampaknya juga sedang menikmati momen indah mereka sebagai pengantin baru. Ya, ternyata saran Arsen saat di rumah sakit disetujui oleh Bang Gavin. Mereka akhirnya pergi bulan madu tanpa harus membuat ulang pesta.Tadinya Arsen hendak membayarkan tiket untuk mereka sebagai hadiah, namun sepertinya Bang Gavin merasa kasihan pada kondisi keuangan kami yang sedang acak-acakan hingga ia menolaknya dengan halus."Ah, syukurlah, Ze! Akhirnya resto itu bisa kembali lagi ke tangan kita. Lusa, mungkin berkas-berkasnya sudah beres, jadi ... kita bisa kembali mengelolanya," ucap Arsen seraya duduk disampingku."Syukurlah. Semoga kali ini berjalan lancar," sahutku penuh harap.Aku baru saja hendak menyandarkan kepalaku di bahunya, akan tetapi dering ponsel justru membuat Arsen bangkit

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Keyla : "Ada yang lebih seru lagi?"

    "Sorry, gue gak bisa tepatin janji gue dulu!" ucap Arsen pada Bang Gavin yang baru saja datang.Sekarang Arsen sudah dipindah ke ruang rawat. Kondisinya sudah jauh lebih baik dari tadi malam. Bahkan, dia baru saja menghabiskan semangkuk penuh bubur yang kuberikan."Wuih ... gak bisa gitu dong! Jangan mentang-mentang loe lagi sakit gini. Janji tetap janji, loe harus tepatin bro!" sahut Bang Gavin.Pria itu mengambil alih tempat duduk ku. Tatapannya dan Arsen saling beradu, hal itu membuatku sedikit khawatir, apa mungkin dalam keadaan seperti ini pun mereka akan tetap berantem?"Ya loe mikirlah! Memangnya dalam kondisi gue yang seperti ini gue bisa apa?!" ketus Arsen kemudian memalingkan wajahnya."Ya emangnya loe udah tau gue mau minta apa?" sahut Bang Gavin tak kalah sengit.Arsen kembali menoleh. Tatapan mereka kembali beradu. Untuk beberapa saat, keheningan terjadi hingga membuat suasana cenderung menjadi menegangkan."Hahaha!"Tawa mereka pecah bahkan hampir bersamaan.Aku, Keyla d

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Seperti Mimpi

    Lima pistol sudah mengarah ke kepala kami masing-masing. Tanganku sudah hilang rasa. Aku tak bisa menggambarkan ketakutan ku saat ini. Dalam hati, mungkin inilah akhir dari hidupku.Kutatap Arsen dengan lekat. Aku tak ingin kehilangan momen terakhirku untuk menatap wajahnya yang kini tak sadarkan diri.Dialah pria yang sudah membawaku kedalam cerita ini. Cerita yang penuh dengan konflik dan juga rahasia yang harus selalu kujaga.Dialah pria yang sudah membuatku jatuh cinta dengan segala kegilaannya.Dialah pria yang membuatku mengerti kenapa orang berkata bahwa cinta itu buta."Ze," Lirih Bu Hanum memanggilku.Aku menoleh padanya. Wajahnya sudah dibanjiri oleh keringat dan juga air mata.Kami sama-sama takut. Kami sama-sama tak bisa berbuat apa-apa."Tolong jangan bunuh aku! Aku gak tau apa-apa!" lirih Keyla.Pandanganku beralih pada Bang Gavin, ia memang nampak lebih tenang daripada kami. Namun, wajahnya tetap saja tak bisa menyembunyikan ketakutannya saat ini."Melenyapkan kami sebe

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Tak Sesuai Ekspektasi

    "Loh, tempat apa ini? Kok sepi banget?" gumam Keyla begitu kami sampai.Saat ini kami memang bukan mengunjungi kantor polisi tempat aku dan Arsen dijebak tempo hari.Erlangga, atau lebih tepatnya Jendral Erlangga suaminya Dokter Siska yang menurutku tak pantas dipanggil gelarnya itu memintaku untuk datang ke tempat ini.Ternyata selama beberapa hari kebelakang, Arsen dikurung di tempat kumuh dan terpencil ini. Mereka seharusnya tak pantas disebut sebagai polisi karena mereka menangkap untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri.Memang mereka tak sepenuhnya salah. Karena yang mereka tangkap dan mereka peras adalah orang yang salah juga. Hanya saja, apa yang mereka pinta sungguh diluar batas kemampuan manusia biasa sepertiku dan Arsen.Mereka benar-benar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan kami. Lalu, apa bedanya mereka dengan kami para penjahat?"Kamu yakin ini tempatnya, Ze?" tanya Bang Gavin seraya menoleh ke arahku."Menurut lokasi yang Dokter Siska share sih, benar

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Berbagi Rahasia

    Setelah acara selesai, aku dan Bu Hanum memilih untuk duduk di luar. Menjauh dari keramaian adalah salah satu cara kami untuk lebih menenangkan diri."Ze, kira-kira kita harus jual apalagi untuk mengumpulkan uang sebanyak itu?" ucap Bu Hanum memecah keheningan diantara kami."Entahlah, Bu. Bukannya yang kita punya saat ini hanya tinggal rumah itu saja?" sahutku."Jika rumah itu dijual, lalu dimana kita akan tinggal?" sambungku."Iya Ze. Kamu benar. Tapi, gimana kalau sebagian uangnya kita belikan rumah yang lebih kecil. Yang penting jumlah uang yang kita butuhkan bertambah," timpal Bu Hanum membuatku langsung mengangkat wajah."Tak ada salahnya juga sih, Bu! Ayo, kita tawarkan mulai hari ini juga, semoga bisa cepat laku!" ucapku antusias."Gak usah!"Bang Gavin tiba-tiba saja sudah berada dibelakang kami. Ia dan Keyla mulai mendekat menghampiri aku dan Bu Hanum."Aku ada cara lain buat membebaskan Arsen. Ya, semoga saja berhasil!" ucap Bang Gavin seraya duduk disampingku."Cara apa, b

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Rapuh

    Rumah, mobil, butik, dan juga restoran sudah terjual. Semuanya lenyap hanya dalam tiga hari. Itu juga berkat bantuan Bang Gavin, namun nyatanya uang yang diperlukan masih kurang banyak. Sedangkan, besok adalah hari pernikahan Bang Gavin dan Keyla.Entahlah!Aku tak bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Kini, yang tersisa hanyalah rumah yang kami tempati. Bahkan isinya saja sudah berkurang. Karena kami benar-benar menjual apapun yang bisa diuangkan."Bagaimana ini, Bu? Rasanya aku gak akan bisa hadir ke pesta jika Arsen tak ada," gumamku saat aku dan Bu Hanum sedang duduk berdua."Ibu juga pusing Ze," sahut Bu Hanum singkat.Hari ini Bu Hanum nampak lebih murung dari kemarin. Mungkin lelahnya sama denganku, atau justru mungkin lebih?"Bu?" Kuusap bahunya pelan saat ia tertunduk lesu."Kita pasti bisa, Bu! Katanya, doa seorang ibu dan istri itu menembus langit. Kita perkuat lagi doa dan ikhtiar nya, ya! Kita harus semangat!" ucapku mencoba untuk menguatkan.Menguatkan diri sendiri dan

  • Suami Idiotku Ternyata ....   271 T

    "Ya Allah ... cobaan apalagi ini?!" pekik Bu Hanum dengan tangan bergetar.Surat yang baru saja ia baca bahkan hampir terjatuh karenanya."Bagaimana menurut ibu?" tanyaku pelan."Entahlah, Ze. Apakah semua harta kita bisa cukup atau tidak untuk memenuhi perjanjian ini," sahutnya lemas."Tapi, ibu setuju 'kan untuk berusaha membuat Arsen bebas?" tanyaku lagi.Bu Hanum mengangkat wajahnya, ia lantas memberikan surat itu keatas pangkuanku."Ya tentu saja, Ze! Semua ini terjadi juga awalnya karena kesalahan ibu. Jika Arsen harus bertanggung jawab dan dihukum, maka ibu juga harus dihukum. Tapi, jika memang ada cara lain, kenapa tidak? Ibu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," tutur Bu Hanum seraya beranjak dari duduknya."Ibu mau kemana?" tanyaku cepat kemudian menyusul langkahnya."Ibu mau ambil surat-surat penting. Hari ini juga, kita harus dapatkan uangnya!" tegas Bu Hanum membuatku langsung meneteskan air mata."Terimakasih, Bu!" ucapku bergetar kemudian memeluknya.Kamipun lantas

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Hitam diatas Putih

    "Ya tentu saja serius! Memangnya kamu pikir dengan uang itu nyawa orang-orang yang sudah melayang itu bisa kembali apa?" sinis Dokter Siska."Iya memang tidak. Tapi, uang sebanyak itu juga memangnya mau kalian apakan?" tanyaku geram."Ya buat kami nikmati lah! Kamu pikir tutup mulut itu gampang apa? Apalagi, ini soal tindak kriminal yang sangat besar. Gak mudah loh, buat kami menutupi sebuah kejahatan," timpal Dokter Siska yang disambut anggukan oleh suaminya."Biar saja, Ze! Gak usah tanggapi mereka. Mungkin, ini memang saatnya aku mempertanggung jawabkan semuanya. Aku minta maaf untuk selama ini, Ze!" ucap Arsen seraya merangkul bahuku."Uuh, so sweet!" cibir Dokter Siska."Nggak! Kamu gak boleh nyerah. Kamu udah terlanjur bawa aku kedalam hidupmu, Arsen. Jadi, kamu harus tanggung jawab padaku dan tetap bersamaku karena kita harus membesarkan anak ini bersama-sama," tekanku seraya mengusap perutku."Justru demi kamu dan anak kita. Aku tak akan sudi memberikan sepeserpun hartaku pada

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Perjanjian Bersyarat

    "Tidak! Tolong lepaskan kami!" ucapku cepat.Pria itu tersenyum seraya mengalihkan tatapannya padaku. Ia menjentikkan jarinya lalu seorang wanita datang menghampirinya."Do-dokter Siska?" gumamku kala sudah melihat wanita itu dari dekat."Iya, ini aku. Dan ini, suamiku!" terangnya yang langsung membuatku ternganga."Oh, jadi ini suamimu?" desis Arsen seraya menatap Dokter Siska dan pria dengan name tag Erlangga."Iya, aku adalah istri seorang jendral. Bagaimana? Sudah merasa tertipu dengan aktingku selama ini?" tanya Dokter Siska seraya tersenyum kecut."Dokter Siska, tolong bebaskan kami. Arsen sudah berubah, ia tidak seperti yang kalian tuduhkan," ucapku mengiba."Zea, kamu tenang saja. Anggap sja disini, statusmu adalah korban, karena kamu juga pernah hendak dijual pada Pak Seno. Jadi, kamu tidak akan kami tahan," tutur Dokter Siska seraya menghampiriku.Polisi yang sedari tadi meringkus kedua tanganku kebelakang kini langsung melepaskannya begitu dapat perintah dari Dokter Siska.

DMCA.com Protection Status