Home / Romansa / Mengandung Benih Bayaran Om Evan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mengandung Benih Bayaran Om Evan: Chapter 41 - Chapter 50

62 Chapters

Menunggu Susan

“Susan lama banget baliknya? Apa dia jadi sungkan dan nggak jadi masuk ke kamar ini, ya?” tanya Evan yang sudah setengah jam menunggu Susan datang kembali.Awalnya, Evan hanya ingin mandi dan mengerjakan pekerjaannya saja di kamar Susan ini. Hatinya sudah terlanjur kecewa dengan sikap Renata kepadanya. Jadi, dia merasa perlu menenangkan diri dan mereka tidak bisa bertemu untuk sementara waktu. Hal itu hanya akan memicu kembali pertengkaran yang tadi sudah usai.Evan menutup laptopnya dan tidak lagi bisa konsen bekerja karena memikirkan Susan yang tak kunjung datang kembali. Dia bahkan sudah berbaring di atas ranjang karena memang tubuhnya merasa benar-benar lelah saat ini.“Apa mungkin Susan kabur, ya? Dia pasti merasa nggak enak sama aku dan juga Renata, karena sekarang keadaan sudah tidak seperti yang dia pikirkan sejak awal.” Evan kembali bergumam ketika teringat dengan niat awal Susan kabur dari kotanya mengikuti Evan ke kota ini.Evan beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan me
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Suka yang Sederhana

Tubuh Renata menegang saat mendengar ucapan yang baru saja dilayangkan suaminya itu. Kenyataan yang sebenarnya memang ingin dia tutupi dari Evan. Dia menyadari bahwa hal yang sudah dilakukannya bersama Rizal di kamar hotel itu adalah kesalahan.“Kenapa kamu diam? Kaget kenapa aku bisa tau semuanya?” tanya Evan yang mendapati Renata hanya diam mematung di tempatnya.Renata masih termangu tak percaya dengan yang baru saja dia dengar. Dia tidak percaya jika Evan ternyata mengetahui hal itu juga. Renata ingin membalikkan keadaan agar tidak terlalu tampak bersalah di mata suami yang jujur saja masih sangat dicintainya itu.“Aku sempat heran kenapa bisa ketemu dan semua itu terjadi, Mas. Ternyata ... aku tau sekarang penyebabnya. Kamu yang sengaja mengatur semua itu kan, Mas?” tanya Renata dengan berani.“Aku mengatur apa maksudmu? Jangan mengalihkan pembicaraan dan melempar kesalahanmu padaku,” jawab Evan dan kini mulai menatap Renata dengan bengis.“Kalau nggak kamu, siapa lagi yang punya
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Gairah Terpendam

Susan duduk di tepi ranjang dengan pikiran yang berkecemuk. Mana mungkin dia bisa tenang jika ucapan Evan padanya tadi masih terbayang dengan sangat jelas. Pria itu memanggilnya dengan sebutan sayang, tadi ketika mereka bertiga makan bersama mbok Minah juga.“Apa mas Evan tadi salah manggil orang, ya? Mungkin dia pikir aku ini adalah mba Renata.” Susan berbicara dengan dirinya sendiri.Susan tidak tahu harus melakukan apa lagi saat ini dan tubuhnya sudah merasakan lelah yang teramat sangat. Ditambah lagi perut yang sudah terisi dengan penuh, kekenyangan membuat matanya mulai terasa berat.“Ya ampun, berat banget mataku. Tidur ajalah kalau gitu, besok aja mikirin yang lainnya. Mas Evan juga kayaknya udah sama mba Rena lagi. Bisa tenang tidur di sini sampai pagi,” gumam Susan lagi dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sudah dihias dengan sangat indah.Tentu saja kamar itu dijadikan kamar pengantin oleh MUA yang tadi merias Susan. Mereka tahu bahwa Susan menikah dengan pr
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Susan Keramas Pagi

Evan tidak menyangka jika Renata menjadi seagresif ini sekarang, setelah sebelumnya wanita itu sempat bersikap dingin pada hubungan mereka. Terlebih lagi saat Evan terus saja menolak untuk mencari wanita yang akan dinikahinya dan mau mengandung benih yang akan dibayarnya nanti.Cumbuan sepasang suami istri itu bertambah dalam dan saat ini keduanya sudah berada di atas ranjang. Ciuman itu tidak terlepas sama sekali sejak tadi dan Renata terlihat sangat bersemangat melakukan hal itu bersama Evan.Bagi seorang pria dan juga suami yang mencintai istrinya, tentu saja Evan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Kedua tangannya bekerja dengan cepat dan dalam waktu singkat seluruh pakaian Renata sudah terlecuti dari tubuhnya.“Mas ... aku kangen. Aku pengen,” bisik Renata dengan suara yang sangat manja dengan tatapan sayu.“Aku juga, Sayang.” Evan berkata dengan suara serak.Posisinya saat ini berada di atas tubuh Renata dan keduanya sudah tidak lagi memakai sehelai benang pun. Renata terl
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Suamiku Juga.

“Mbok Nah ngomong apaan sih, ada-ada aja deh!” cicit Susan dengan mulut monyong dan juga sedikit merasa kesal. Dia teringat akan kejadian semalam di kamar Renata dan Evan.“Kenapa memangnya? Biasa aja, Nak. Namanya juga pengantin baru,” ucap mbok Minah lagi dengan senyum yang lebar, dia masih belum tahu yang sebenarnya terjadi.“Nggak lah, Mbok. Aku tuh nikah nggak karena cinta dan nggak karena memang ingin merebut mas Evan dari mba Renata. Jadi, nggak mungkin ada malam pertama antara aku dan mas Evan,” ungkap Susan yang dengan jelas mengatakan semua itu tanpa ada beban sedikit pun.“Kenapa nggak mungkin? Kamu kan menikah secara sah dengan mas Evan,” kata Renata yang baru saja muncul di antara mbok Minah dan Susan.Susan menjadi canggung mendengar hal itu dan langsung menepikan diri. Renata sama seperti dirinya pagi ini, sudah mandi dan keramas juga. Tentu saja, Renata lebih cocok untuk hal yang disebutkan oleh mbok Minah tadi.Renata tampil dengan daster rumahan yang tidak murahan te
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

Menahan Pesona Evan

Tak terasa sudah hampir sebulan pernikahan Susan dan Evan terjadi dan masih saja keduanya terlihat canggung tiap kali bertemu. Meski Renata sudah terus berusaha juga mendekatkan mereka berdua dan berharap semua terjadi seperti keinginannya.Selain itu, hubungan Susan dengan Renata juga sudah semakin membaik seiring berjalannya waktu. Tidak ada lagi yang membuat mereka saling berdebat akhir-akhir ini. Keduanya tampak seperti adik dan kakak yang saling menyayangi saja.“Kamu nggak ikut, San?” tanya Renata dengan kening berkerut.“Nggak deh, Mba. Aku di rumah aja, soalnya lagi nggak enak badan,” jawab Susan dengan senyum kecut. Dia baru saja keluar kamar dengan piyama berwarna merah muda saat bertemu dengan Renata dan Evan yang sudah terlihat sangat rapi.“Loh, kok jadi nggak ikut sih? Kan ini acaranya buat ngerayain satu bulan pernikahan kamu sama mas Evan,” ucap Renata lagi seperti tidak bisa percaya.“Nggak apa-apa, Sayang. Kita berdua aja yang pergi makan malamnya, Susan nggak enak b
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

Lakukan Sekali Lagi

“Mas, udah satu bulan tapi nggak ada perkembangan dari Susan. Apa mungkin, yang kamu lakukan sekali waktu itu nggak membuahkan hasil?” tanya Renata di sela suapannya.“Nggak usah bahas masalah itu sekarang. Nikmati aja waktu kita berdua,” ucap Evan yang jelas enggan menanggapi permasalahan itu.“Kenapa, Mas? Mumpung kita lagi dinner berdua dan kesempatan kita bahas masalah ini juga.”“Aku lagi nggak mau bahas masalah itu, Sayang. Bisa kan?”“Aku pengen bahas, Mas!” tegas Renata dengan ketus dan keras kepalanya.Evan menarik napas dalam dan membuangnya perlahan. Dia sungguh tidak akan pernah bisa melawan kekeras kepalaan Renata yang seperti ini sampai kapan pun. Renata memang selalu ingin didengarkan dan tidak pernah mau mengalah. Hal ini yang akhir-akhir ini membuat Evan mulai merasa jenuh.“Kita bahas sekali ini supaya dua bulan ke depan nggak terbuang percuma, Mas!” lanjut Renata lagi kepada Evan dengan nada tinggi, tapi tidak mengusik ketenangan pengunjung yang lain pula.Mendengar
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

Mulai Mencintai Susan

“Maksud kamu apa, Mas?”“Kamu pasti tau apa yang aku maksud, Sayang.”“Kamu berharap jatuh cinta sama Susan?”“Aku nggak pernah berharap akan jatuh cinta pada wanita selain kamu, Sayang. Tapi, kalau begini terus aku sebagai seorang pria juga pasti takut,” ungkap Evan dengan sorot mata yang tajam.“Kamu takut apa, Mas? Selama kamu menjaga hatimu untukku, semuanya nggak akan pernah berubah. Hanya masalah hubungan seperti itu, tetap bisa meski tanpa cinta,” balas Renata yang tidak mengerti dengan hal yang saat ini sudah mulai dirasakan oleh Evan.Sebagai seorang pria, tentu saja dia juga sudah mulai merasakan bahwa Susan adalah istri yang berhak juga mendapatkan kasih sayang dan perhatian darinya. Tidak menuntut untuk diperlakukan sebagai seorang suami dan diberikan haknya, tapi Evan merasa kasihan pada Susan yang dianggapnya sebagai gadis kecil tak berdosa.Di usianya yang masih sangat muda, Susan sudah menanggung terlalu banyak beban hidup. Dimulai dari diperjual belikan oleh ayah kand
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

Mandi Keramas.

Evan mengendarai kendaraan roda empatnya dengan kecepatan penuh. Dia tidak bisa sabar lagi sampai di rumah untuk melihat langsung keadaan Susan. Jelas terlihat raut kecemasan dan kekhawatiran di sana dan semua itu tentu saja tak luput dari pantauan Renata.“Mas, nggak usah ngebut banget bisa nggak? Aku ngeri jadinya duduk di samping kamu. Udah kayak pembalap di sircuit aja,” protes Renata dengan sengaja menguji Evan untuk mendengar jawabannya.“Nggak bisa, Sayang. Kita harus segera sampai di rumah, karena nyawa Susan mungkin aja dalam bahaya.” Evan menolak untuk menuruti permintaan Renata.“Kenapa kamu khawatir banget sama keadaan dia?” tanya Renata bernada curiga.Mendengar itu saja ekspresi Evan sudah langsung berubah drastis. Dia sendiri tidak tahu mengapa sudah terlalu panik saat ini. “Bukan gitu, Sayang. Susan kan sekarang ada di rumah kita, dan kalau terjadi apa-apa sama dia di sana, tetap kita juga yang akan kena imbasnya,” ungkap Evan menjawab pertanyaan Renata tanpa berani me
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

Hamil?

“Bagaimana keadaannya, Man?” tanya Evan kepada Lukman dengan nada cemas.Seorang dokter muda dan tampan baru saja selesai memeriksa keadaan Susan yang masih tak sadarkan diri. Dia juga sudah memberikan dua buah suntikan sekaligus kepada Susan di dalam keadaan tidak sadar itu.Dokter muda bernama Lukman dan adalah teman lama Evan itu pun beranjak dari sisi Susan. “Ada hal penting yang ingin aku sampaikan, Van.”“Apa? Sampaikan aja di sini, Man. Kami semua memang sedang menunggu hasil pemeriksaan kamu,” sela Renata yang tak sabar dengan hal itu.“Begini ... kalau menurut pemeriksaan aku, gadis ini sedang dalam keadaan hamil muda. Tapi, aku takut salah dan sebaiknya kalian lakukan pemeriksaan di rumah sakit aja. Gimana?” tanya Lukman yang memang tampak ragu menyampaikan kabar itu.Kabar yang tidak hanya membuat dia terkejut, tapi juga tiga orang lainnya yang berdiri di sana. Lukman sudah bertanya tentang siapa Susan dan menurut Renata dia adalah adik temannya yang datang dari luar kota l
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status