Share

Menahan Pesona Evan

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-02 23:20:53

Tak terasa sudah hampir sebulan pernikahan Susan dan Evan terjadi dan masih saja keduanya terlihat canggung tiap kali bertemu. Meski Renata sudah terus berusaha juga mendekatkan mereka berdua dan berharap semua terjadi seperti keinginannya.

Selain itu, hubungan Susan dengan Renata juga sudah semakin membaik seiring berjalannya waktu. Tidak ada lagi yang membuat mereka saling berdebat akhir-akhir ini. Keduanya tampak seperti adik dan kakak yang saling menyayangi saja.

“Kamu nggak ikut, San?” tanya Renata dengan kening berkerut.

“Nggak deh, Mba. Aku di rumah aja, soalnya lagi nggak enak badan,” jawab Susan dengan senyum kecut. Dia baru saja keluar kamar dengan piyama berwarna merah muda saat bertemu dengan Renata dan Evan yang sudah terlihat sangat rapi.

“Loh, kok jadi nggak ikut sih? Kan ini acaranya buat ngerayain satu bulan pernikahan kamu sama mas Evan,” ucap Renata lagi seperti tidak bisa percaya.

“Nggak apa-apa, Sayang. Kita berdua aja yang pergi makan malamnya, Susan nggak enak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Lakukan Sekali Lagi

    “Mas, udah satu bulan tapi nggak ada perkembangan dari Susan. Apa mungkin, yang kamu lakukan sekali waktu itu nggak membuahkan hasil?” tanya Renata di sela suapannya.“Nggak usah bahas masalah itu sekarang. Nikmati aja waktu kita berdua,” ucap Evan yang jelas enggan menanggapi permasalahan itu.“Kenapa, Mas? Mumpung kita lagi dinner berdua dan kesempatan kita bahas masalah ini juga.”“Aku lagi nggak mau bahas masalah itu, Sayang. Bisa kan?”“Aku pengen bahas, Mas!” tegas Renata dengan ketus dan keras kepalanya.Evan menarik napas dalam dan membuangnya perlahan. Dia sungguh tidak akan pernah bisa melawan kekeras kepalaan Renata yang seperti ini sampai kapan pun. Renata memang selalu ingin didengarkan dan tidak pernah mau mengalah. Hal ini yang akhir-akhir ini membuat Evan mulai merasa jenuh.“Kita bahas sekali ini supaya dua bulan ke depan nggak terbuang percuma, Mas!” lanjut Renata lagi kepada Evan dengan nada tinggi, tapi tidak mengusik ketenangan pengunjung yang lain pula.Mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Mulai Mencintai Susan

    “Maksud kamu apa, Mas?”“Kamu pasti tau apa yang aku maksud, Sayang.”“Kamu berharap jatuh cinta sama Susan?”“Aku nggak pernah berharap akan jatuh cinta pada wanita selain kamu, Sayang. Tapi, kalau begini terus aku sebagai seorang pria juga pasti takut,” ungkap Evan dengan sorot mata yang tajam.“Kamu takut apa, Mas? Selama kamu menjaga hatimu untukku, semuanya nggak akan pernah berubah. Hanya masalah hubungan seperti itu, tetap bisa meski tanpa cinta,” balas Renata yang tidak mengerti dengan hal yang saat ini sudah mulai dirasakan oleh Evan.Sebagai seorang pria, tentu saja dia juga sudah mulai merasakan bahwa Susan adalah istri yang berhak juga mendapatkan kasih sayang dan perhatian darinya. Tidak menuntut untuk diperlakukan sebagai seorang suami dan diberikan haknya, tapi Evan merasa kasihan pada Susan yang dianggapnya sebagai gadis kecil tak berdosa.Di usianya yang masih sangat muda, Susan sudah menanggung terlalu banyak beban hidup. Dimulai dari diperjual belikan oleh ayah kand

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Mandi Keramas.

    Evan mengendarai kendaraan roda empatnya dengan kecepatan penuh. Dia tidak bisa sabar lagi sampai di rumah untuk melihat langsung keadaan Susan. Jelas terlihat raut kecemasan dan kekhawatiran di sana dan semua itu tentu saja tak luput dari pantauan Renata.“Mas, nggak usah ngebut banget bisa nggak? Aku ngeri jadinya duduk di samping kamu. Udah kayak pembalap di sircuit aja,” protes Renata dengan sengaja menguji Evan untuk mendengar jawabannya.“Nggak bisa, Sayang. Kita harus segera sampai di rumah, karena nyawa Susan mungkin aja dalam bahaya.” Evan menolak untuk menuruti permintaan Renata.“Kenapa kamu khawatir banget sama keadaan dia?” tanya Renata bernada curiga.Mendengar itu saja ekspresi Evan sudah langsung berubah drastis. Dia sendiri tidak tahu mengapa sudah terlalu panik saat ini. “Bukan gitu, Sayang. Susan kan sekarang ada di rumah kita, dan kalau terjadi apa-apa sama dia di sana, tetap kita juga yang akan kena imbasnya,” ungkap Evan menjawab pertanyaan Renata tanpa berani me

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Hamil?

    “Bagaimana keadaannya, Man?” tanya Evan kepada Lukman dengan nada cemas.Seorang dokter muda dan tampan baru saja selesai memeriksa keadaan Susan yang masih tak sadarkan diri. Dia juga sudah memberikan dua buah suntikan sekaligus kepada Susan di dalam keadaan tidak sadar itu.Dokter muda bernama Lukman dan adalah teman lama Evan itu pun beranjak dari sisi Susan. “Ada hal penting yang ingin aku sampaikan, Van.”“Apa? Sampaikan aja di sini, Man. Kami semua memang sedang menunggu hasil pemeriksaan kamu,” sela Renata yang tak sabar dengan hal itu.“Begini ... kalau menurut pemeriksaan aku, gadis ini sedang dalam keadaan hamil muda. Tapi, aku takut salah dan sebaiknya kalian lakukan pemeriksaan di rumah sakit aja. Gimana?” tanya Lukman yang memang tampak ragu menyampaikan kabar itu.Kabar yang tidak hanya membuat dia terkejut, tapi juga tiga orang lainnya yang berdiri di sana. Lukman sudah bertanya tentang siapa Susan dan menurut Renata dia adalah adik temannya yang datang dari luar kota l

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Mengandung Anak Evan

    “Mbok Nah, apa aku nggak salah dengar tadi?” tanya Evan kepada mbok Minah saat hanya tersisa mereka berdua saja di sana.“Nggak, Nak. Tadi udah jelas kalau dokter Lukman bilang Susan sedang mengandung lima atau enam minggu saat ini.” Mbok Minah mengatakan hal itu dengan sangat jelas kepada Evan.Evan terduduk lesu di kursi yang ada di samping kasur Susan. Kursi yang tadinya diduduki oleh Renata saat mengenggam tangan Susan dan takut terjadi hal buruk pada calon ibu anak suaminya itu. Tentu saja, Evan dapat melihat raut penuh pengharapan dari wajah Renata saat Susan masih diperiksa oleh Lukman tadi. Berharap kalau gadis itu mengandung anak suaminya tentu saja.Hal yang seharusnya tidak pernah diharapkan oleh istri mana pun di dunia ini. Namun, jelas sekali kalau Renata memang berharap banyak pada Susan. Baginya, wanita itu adalah pengharapan terakhirnya saat ini. Waktunya memang tidak banyak lagi saat ini, mengingat ancaman dari keluarga Evan dua bulan lalu, yang tidak pernah dia berit

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Menolak Ingat Punya 2 Istri

    “Mas. Benar yang dikatakan oleh mbok Nah tadi?”“Menurut kamu bagaimana, Susan?”“Aku lagi nanya sama kamu, Mas!”“Tadi kamu diperiksa sama dokter kenalan aku, kebetulan dia salah satu teman terbaikku dan menurut dia memang begitu.”“Jadi, bagaimana sekarang?” tanya Susan dengan nada bingung.Dia dan Evan tinggal berdua saja di dalam kamarnya itu, sementara mbok Minah sudah pergi keluar untuk membuatkan makanan yang sekiranya bisa dimakan oleh Susan saat ini. Evan tinggal di kamar itu untuk menemaninya dan Susan punya kesempatan untuk bertanya serius kepadanya saat ini.Evan sendiri tampak bingung juga saat ini, walaupun tadi dia mendengar sendiri dengan kedua telinganya saat Lukman menjelaskan kondisia atau keadaan Susan. Hal yang memang masih rasanya sulit bisa diterimanya untuk saat ini.“Apanya yang bagaimana, Susan? Kamu hamil dan jelas itu adalah anakku, karena kesalahan yang nggak sengaja aku lakukan malam itu sama kamu,” ungkap Evan secara jujur dan jelas pula.“Apa mba Renata

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Siap Menerimanya

    Evan kembali ke kamarnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia sama sekali tidak bisa mengerti dengan pikiran Susan saat ini. Namun, dia juga tidak bisa menuruti semua yang gadis itu mau seperti yang tadi dia ungkapkan.“Mas. Kok melamun?” tanya Renata yang memperhatikan Evan sejak mulai masuk kamar tadi hanya menatap kosong jalan di depannya.“Eh, ada kamu di kamar? Seingatku tadi kamu pergi nebus resep untuk Susan deh, Sayang.” Evan menyahut untuk menjawab pertanyaan Renata.Jelas ada raut kaget di wajah Evan saat melihat Renata duduk di kursi meja riasnya. Sepertinya, Renata baru saja selesai merias wajah mulusnya itu. Wajah yang mungkin kini sudah tidak lagi muda dan cantik seperti dulu.Renata tersenyum dan berdiri menghampiri suaminya dengan pelukan yang hangat. Evan sempat terkejut dan tidak mengerti mengapa Renata mendadak bersikap manja dan juga agresif seperti itu. Namun, di sisi lain tentu saja Evan merasa senang dan langsung membalas pelukan sang istri.Sudah sejak lama

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Bukannya Kita?

    “Kamu ngomong apa sih, Sayang? Aku nggak ada maksud untuk membawa serius pernikahan dengan Susan saat ini!” tegas Evan kepada Renata.“Kita nggak ada bisa menebak apa yang akan dan bisa terjadi di kemudian hari, Mas.”“Maksudnya, kamu berharap kalau perasaanku ke Susan berubah jadi sungguhan, begitu?” tanya Evan dengan nada penuh penekanan di akhir kalimatnya itu.Renata tidak bisa menjawab lagi karena sebenarnya dia tidak pernah mengharapkan hal itu sama sekali. Hanya saja, dari cara dan sikap Evan yang tampak aneh itu jelas bisa dibaca oleh Renata. Namun, tetap dia tidak ingin mempertegasnya terlalu cepat karena bagaimanapun juga saat ini Renata masih teramat sangat mencintai suaminya itu.Hal yang nekad dan begitu menguji keimanan, kesabaran, keikhlasan, dan juga ketabahan ini harus dia jalani karena rasa cintanya yang begitu besar terhadap Evan pada awalnya. Renata tidak ingin bercerai dan berpisah dari pria yang sudah sepuluh tahun menjadi suaminya itu.Semua hal yang dia takutka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07

Bab terbaru

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Kamu Ikut Denganku!

    Sarah baru sadar bahwa Renata ada di sana dan membuatnya menjadi sedikit canggung. Renata hanya tersenyum kaku saat ditatap tak enak hati oleh Sarah. Begitu pula dengan Evan yang merasa bahwa ibunya itu sudah menyakiti hati dan perasaan Renata secara tidak sengaja.“Maafkan Mami, ya Sayang. Mami nggak bermaksud menyinggung kamu dan mengabaikan kamu. Mami hanya kasian sama Susan, dia kan senndirian sekarang dan kondisinya juga sedang hamil seperti kamu. Jadi, kita keluarganya sekarang supaya dia tetap semangat,” jelas Sarah kepada Renata dan memang terlihat sedikit gurat perasaan bersalah di wajah wanita paruh baya itu.“Nggak apa-apa kok, Mi. Aku juga udah bilang seperti itu sebelumnya sama Susan. Dia boleh anggap kami semua ini sebagai keluarganya.” Renata berkata dengan bijak dan tidak marah sama sekali.“Iya, Nak. Bagus kalau kamu mempunyai pemikiran seperti itu dan memang biasanya kalau wanita hamil akan peka terhadap perasaan wanita hamil lainnya. Jadi, Mami salut banget sama pem

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Selalu Ada Untukmu!

    “Baru trimester pertama, Bu.” Susan menjawab dengan singkat dan senyuman yang canggung.“Oh gitu, ya. Berarti sama dengan usia kehamilan Renata,” ucap Sarah lagi dan berusaha menepis perasaan aneh atau curiganya saat tadi menyentuh perut Susan.“Iya, Bu. Memang usia kehamilan kami sepertinya sama,” kata Susan dengan senyum canggung.“Nggak usah takut dan malu-malu sama saya. Saya ini maminya Evan dan kamu boleh panggil mami juga sama saya. Nggak usah panggil ibu lagi, ya.” Sarah berkata dengan sangat ramahnya kepada Susan dan hal itu tentu saja membuat Renata sedikit cemburu.Walaupun pada dasarnya dia memang ingin mencurikan simpati Sarah untuk Susan, agar Sarah tidak terlalu fokus pada kehamilan palsunya itu. Namun, tetap saja saat semua terjadi di depan mata kepalanya sendiri Renat merasa cemburu akan hal itu.Evan sudah bisa melihat gelagat cemburu dari istrinya itu dan mulai bergerak ke kursi tempat di mana Renata duduk bersama dengan Sarah saat ini. Akan tetapi, saat Sarah melih

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Sarah Bertemu Susan

    “Oh dia ... dia istri temannya mas Evan, Ma. Dan sekarang dia udah jadi janda ...,” ucap Renata menjawab pertanyaan Sarah dengan membawa ekspresi sedih yang dibuat-buat.“Hah? Teman Evan yang mana? Kamu punya teman yang udah meninggal, Van? Kok Mami nggak tau?” tanya Sarah pula beralih kepada Evan yang berada di sisi Renata.“Eh, i-iya, Ma. Teman aku waktu masih SMA dulu dan dia memilih untuk jadi abdi negara. Tapi, sayangnya dia gugur di medan pertempuran dan sekarang istrinya menjanda dan juga lagi hamil, sama seperti Rena.” Evan untuk pertama kalinya bicara panjang lebar untuk menjelaskan semua hal yang tentu saja adalah kebohongan itu kepada SarahSelama ini Evan terkenal dengan sebutan pria yang bersikap dingin dan tidak banyak bicara. Memang seperti itulah Evan, dan dia tidak terlalu suka banyak bicara dalam hal apapun. Sarah sangat hafal dengan sikap dan kebiasaan putranya itu.Jadi, saat dia mendengar Evan berbicara seperti tadi tentu saja membuat Sarah tahu bahwa putranya jug

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Percayakan Pada Kami

    “Mami! Kenapa nanya gitu sama Renata? Mami melukai hati istriku!” tegur Evan lagi dan kini berpindah ke sisi Renata.Dia merangkul tubuh istrinya yang tampak sedih dan mata Renata bahkan sudah berkaca-kaca. Walaupun dia berpura-pura hamil saat ini di depan Sarah, tetap saja sebenarnya dia tidak akan pernah bisa mengandung lagi. Jadi, pertanyaan yang dilemparkan Sarah kepadanya itu terasa begitu menyakitkan dan juga mengoyak ngoyak perasaannya saat ini.“Sayang ... nggak usah diambil hati, ya ucapan mami. Mami hanya kaget dan merasa syok, soalnya kan selama ini kita udah berjuang keras untuk bisa mendapatkan keturunan.” Evan berusaha untuk menghibur hati dan perasaan Renata yang sudah jelas merasa kacau berat sekarang ini.“Nggak apa-apa, Mas. Aku ngerti kok kalau Mami masih nggak percaya sama kehamilan aku ini. Mudah-mudahan nanti anak ini lahir mirip banget sama kamu, ya Mas. Jadi, Mami nggak meragukan lagi bayi dalam kandunganku ini,” ungkap Renata dengan nada sedih di depan Sarah.

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Beneran Bisa Hamil?

    Setelah memberikan arahan kepada Susan, Renata pun turun ke bawah dan mempersiapkan jamuan untuk ibu mertuanya yang akan datang dan menginap. Tentu saja mbok Minah sudah membantunya membersihkan rumah yang memang selalu sudah dalam keadaan rapi dan bersih.“Mbok Nah udah masak apa di dapur?” tanya Renata yang duduk di ruang keluarga, di atas sebuah sofa empuk berwarna merah hati.“Mbok Nah lagi bikin sambalado tanak gitu, Mba. Soalnya bu Sarah kan suka itu banget dari dulu.”“Oh iya. Apa kebetulan semua bahan ada di kulkas, ya Mbo?” tanya Renata lagi.“Iya, Mba. Kebetulan semua bahan ada karena kemarin kan mas Evan abis belanja online juga sama yang biasa nganter ke rumah. Tapi, tadi Mbok Nah tambahin telor puyuh aja biar enak dan ada lauknya selain campuran teri dan kawan-kawannya di sana.” Mbok Minah menjelaskan hal itu kepada Renata dengan sangat detail.Renata tidak mendapatkan info dari Evan bahwa ibunya akan datang dan menginap. Sebenarnya, Renata merasa kesal kepada Evan karena

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Mengatakan Kebohongan

    “Bu Sarah itu maminya mas Evan, berarti itu mertuanya Nak Susan juga sekarang. Tapi ... tetap nggak boleh dikasih tau, ya.” Mbok Minah berkata dengan wajah yang sendu setelah sempat bersemangat.“Maminya mas Evan? Jadi, dia mau datang ke sini, Mbok Nah?” tanya Susan yang jujur saja merasa kaget dengan kabar kedatangan ibu mertua Renata itu.“Iya, Nak. Beliau udah ada di Bandara sekarang. Biasanya kalau datang, beliau akan menginap seminggu paling lama di sini,” jelas mbok Minah kepada Susan pula.“Menginap seminggu di sini? Terus, aku gimana, dong Mbok Nah? Apa aku harus sembunyi selama seminggu sampai maminya mas Evan pulang?”“Itu yang Mbok Nah belum tau, Nak. Gimana kalau kita tunggu aja keputusan dari mba Renata atau mas Evan? Biar lebih jelas dan nggak salah ambil langkah.”“Mbok Nah benar. Aku siap kalau harus pergi dulu dari rumah ini selama maminya mas Evan menginap. Kalau sembunyi di dalam rumah doang selama seminggu, aku nggak mau, Mbok!”Susan terus terang saja kepada mbok

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Benih Om Evan

    “Oke kalau gitu, Mba. Aku pegang janji Mba dan aku pasti akan tagih saat waktunya tiba nanti,” kata Susan dengan suara yang terdengar penuh tekad.Renata tidak menanggapinya terlalu serius karena dia tahu tidak ada yang lebih diinginkan seorang wanita dengan kehidupan miris seperti Susan itu kecuali uang. Bukan maksud hati Renata untuk merendahkan derajat Susan, tapi kebanyakan wanita yang dia temui memang mengidolak uang dan uang di atas segala-galanya untuk dijadikan sebagai permintaan atau persyaratan utama.Jadi, untuk saat ini pun dia sudah bisa menebak apa yang akan diminta Susan ketika anak dalam kandungannya itu sudah lahir. Susan pasti butuh biaya dan juga banyak sekali uang untuk pergi dari hidupnya dan Evan. Gadis dengan latar belakang keluarga tidak mampu itu tentu butuh modal banyak untuk bisa terus melanjutkan hidupnya setelah pergi dan keluar dari keluarga Evan.“Sekarang, kamu ikuti aturan mainnya dan lakukan semua dengan baik. Bisa?” tanya Renata dengan suara pelan ta

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Anak Kita?

    Renata tertegun mendengar pertanyaan dari Evan dan tidak menduga kalau pria itu akan bertanya seperti itu. Bagi Renata, dia sudah melakukan semua yang terbaik sejak awal dan sekarang mereka sudah mendapatkan hasil yang diinginkan.“Aku juga akan bantu merawat dia, Mas. Dia kan tinggal di sini, jadi nggak mungkin aku cuek aja sama dia.” Renata menjawab dengan senyum ramah.“Merawat dia bagaimana?” tanya Evan sekali lagi.“Aku akan membantu meringankan tugas kamu sebagai seorang suami lah, Mas. Kamu kan juga harus kerja dan nggak bisa selalu ada untuk Susan. Makanya aku yang akan gantiin kamu selama kamu bekerja.”“Terus, kalau aku udah pulang kerja gimana?”“Saatnya kamu yang mengurus dia dan memenuhi semua yang dia mau, Sayang. Kita harus kerja sama karena anak itu nantinya juga akan menjadi anak kita.”“Kamu yakin itu akan jadi anak kita nantinya? Gimana kalau tiba-tiba aja nanti Susan nggak mau menyerahkan anak itu untuk kita?” tanya Evan yang terdengar tidak terlalu serius bertanya

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Bukannya Kita?

    “Kamu ngomong apa sih, Sayang? Aku nggak ada maksud untuk membawa serius pernikahan dengan Susan saat ini!” tegas Evan kepada Renata.“Kita nggak ada bisa menebak apa yang akan dan bisa terjadi di kemudian hari, Mas.”“Maksudnya, kamu berharap kalau perasaanku ke Susan berubah jadi sungguhan, begitu?” tanya Evan dengan nada penuh penekanan di akhir kalimatnya itu.Renata tidak bisa menjawab lagi karena sebenarnya dia tidak pernah mengharapkan hal itu sama sekali. Hanya saja, dari cara dan sikap Evan yang tampak aneh itu jelas bisa dibaca oleh Renata. Namun, tetap dia tidak ingin mempertegasnya terlalu cepat karena bagaimanapun juga saat ini Renata masih teramat sangat mencintai suaminya itu.Hal yang nekad dan begitu menguji keimanan, kesabaran, keikhlasan, dan juga ketabahan ini harus dia jalani karena rasa cintanya yang begitu besar terhadap Evan pada awalnya. Renata tidak ingin bercerai dan berpisah dari pria yang sudah sepuluh tahun menjadi suaminya itu.Semua hal yang dia takutka

DMCA.com Protection Status