All Chapters of Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang: Chapter 61 - Chapter 70

108 Chapters

Bab 61

Tanpa belas kasian, Ayu mengambil semua uang milik Gendis dan membawanya pergi.Dengan raut wajah yang masih kesal, Ayu masuk ke dalam kamarnya.Pintu kamarnya di tutup dengan rapat dan Ayu pun menghitung uang yang ia ambil dari Gendis."Hah cuma 15 juta? Ini mah masih kurang banyak. Aku beli baju itu kan 30 juta," sungut Ayu sedikit kesal.Tapi tak lama senyum di wajahnya kembali mengembang dengan semringah."Tapi nggak apa-apa, deh. Daripada nggak sama sekali," lanjut Ayu.Tak lama Ayu pun kemudian bersiap untuk pergi ke ATM dan mentransfer semua uang yang ia ambil secara paksa dari Gendis.Ayu tak menghiraukan tangisan Gendis yang terdengar hingga keluar kamar. Dengan begitu santai dan tanpa beban, Ayu melangkahkan kakinya melewati kamar Gendis.Namun, saat Ayu baru saja keluar dari rumah tiba-tiba ia bertemu dengan Indri.Indri tamoak berjalan dengan sedikit tergesa-gesa. Dengan cepat Ayu pun menghadang dengan tangannya."Eh tunggu! Kamu mau kemana?" tanya Ayu.Indri yang langkah
Read more

Bab 62

Setelah Karta dan Anjarwati pulang, mereka pun akhirnya makan malam bersama. Namun, kali ini Gendis tak diizinkan ikut makan malam sebagai hukuman atas kesalahannya kemarin."Yu, bisa nggak sih kalau lagi makan tuh jangan sambil main HP? Nggak sopan banget," tegur Anjarwati yang merasa kesal karena Ayu yang masih sibuk main HP di sela-sela makannya."Oh emmm i-iya, Bu," jawab Ayu sembari meletakkan HP-nya ke atas meja makan."Emang kamu belum puas apa, Yu, daritadi main HP terus? Kamu bahkan sampai nggak bantu nyiapin makan malam ini loh," ucap Indah yang dengan sengaja memojokkan Ayu yang sudah kepalang ditergur oleh Anjarwati."Apa benar apa kata Indah, Yu?" tanya Karta melirik ke arah Ayu."Ih apaan sih mbak Indah, lemes banget mulutnya," batuk Ayu kesal."Emmm i-itu tadi sebenarnya nggak sengaja, Mas. Tadi Raya ngajakin main jadi aku nggak bisa bantuin mbak Indah dan Gendis masak," jawab Ayu berkilah."Halah, bohong aja kamu," ucap Indah yang tak percaya dengan ucapan Ayu.Namun,
Read more

Bab 63

1 bulan kemudian.Setelah malam itu, Karta menjadi rutin melakukan hubungan bAd@n dengan Gendis. Meski harus bebagi waktu dengan Indah dan Ayu tapi Karta tetap tak mau libur melakukannya dengan Gendis.Semua itu Karta lakukan karena ia ingin Gendis segera hamil lagi dan memberikannya anak laki-laki.***Pagi ini Gendis tengah menyusui Yasmine di kamarnya. Ia berbaring dengan posisi miring dan Yasmine berasa di hadapannya.Tiba-tiba saja Ayu menerobos masuk ke dalam kamar Gendis untuk memanggilnya agar mereka sarapan bersama."Heh, itu mas Karta manggil, katanya suruh sarapan bareng," ucap Ayu saat telah membuka pintu dan melihat Gendis tengah menyusui Yasmine."Oh emmm i-iya, Mbak. Ini aku lagi nyusuin Yasmine dulu sebentar. Nanti kalau aku sudah selesai aku akan menyusul. Kalian sarapan saja duluan, tidak usah nungguin aku," ucap Gendis."Heh, siapa juga yang mau nungguin kamu. Nggak penting banget," sahut Ayu sengit.Ayu pun hendak pergi meninggalkan kamar Gendis tapi kemudian ia m
Read more

Bab 64

Gendis berbaring di sebuah ranjang sembari seorang dokter memeriksanya. Sementara Karta berdiri di pinggir ranjang sembari memperhatikan dokter yang tengah memeriksa Gendis."Bagaimana dengan istriku, Dok? Apa dia positif hamil?" tanya Karta to the point.Dokter yang sudah selesai memeriksa Gendis pun tersenyum pada Karta sembari berkata. "Benar pak. Ibu Gendis positif hamil dan sekarang usia kandungannya sudah jalan 3 minggu. Selamat, ya," ucap dokter tersebut.Gendis yang mendengar ucapan dokter di hadapannya pun terkejut bukan main."A-apa dok? Saya hamil," ucap Gendis seperti tak percaya.Berbeda dengan Gendis yang terlihat tak begitu senang, Karta terlihat begitu bahagia dengan senyum di bibirnya."Sudah aku duga. Kamu beneran hamil, Sayang," ucap Karta sembari mengecup pucuk kening Gendis sekilas."Baiklah kalau begitu, Saya akan berikan vitamin untuk ibu Gendis supaya tidak lemas ya," ucap sang dokter sembari menghampiri kursinya."Aku senang sekali kamu hamil, Ndis. Aku harap
Read more

Bab 65

"Selamat ya, Pak. Anak bapak laki-laki, seperti yang bapak inginkan," ucap sang dokter sembati tersenyum pada Karta."A-apa? I-ini sungguhan Gendis mengandung anak laki-laki?" tanya Karta yang seperti tak percaya.Karta bahkan cukup lama tercengang hingga tak berkedip. Begitu juga Gendis yang terkejut bukan main karena mengetahui anak yang dikandungnya adalah laki-laki.Spontan saja Karta memeluk tubuh Gendis yang masih terbaring di ranjang. Karta memeluk Gendis dengan begitu erat dan melampiaskan kebahagiaannya.Gendis pun membalas pelukan Karta yang begitu erat. Gendis dapat merasakan kebahagiaan yang Karta rasakan saat itu."Terimakasih ya Sayang, akhirnya kamu bisa mewujudkan imianku," ucap Karta berbisik di telinga Gendis.Sementara Gendis hanya bisa mengeratkan pelukannya pada Karta saat itu.Sayangnya momen itu tak bisa terjadi lebih lama karena ada orang lain yang menyaksikan mereka."Ya Allah, terimakasih karena Engkau telah mengabulkan doa kami. Akhirnya aku bisa memberikan
Read more

Bab 66

Hari terus berlalu dan Karta masih terus memperlakukan Gendis lebih istimewa dari istri-istrinya yang lain.Hari ini Karta mengumpulkan semua orang yang berada di rumah untuk berkumpul di ruang kerjanya.Saat itu Karta tidak bekerja sehingga ia bisa menghabiskan waktunya sepanjang hari di rumah.Namun, malam harinya setelah makan malam, Karta meminta semuanya untuk berkumpul di ruang kerjanya.Saat semuanya telah berkumpul, mereka masih harus menunggu Gendis yang belum masuk ke dalam ruang kerja Karta."Ini si Gendis mana sih, lama banget," gerutu Anjarwati."Mungkin dia udah ngerasa seperti tuan putri sungguhan di rumah ini sehingga dia nggak punya malu membuat kita semua bahkan mas Karta menunggunya," ucap Ayu ikut angkat bicara."Tutup mulutmu, Yu. Sekarang ini Gendis sedang mengandung anakku jadi kamu harus jaga bicaramu. Jangan sampai Gendis mendengarnya dan jadi kepikiran," ucao Karta membentak Ayu.Seketika Ayu pun terdiam dengan raut wajah kesal. Telapak tangannya mengepal den
Read more

Bab 67

"Ini tidak adil, Mas. Aku nggak terima kalau begini," protes Ayu semakin tegas."Aku tidak peduli. Kalau kamu nggak terima ya nggak apa-apa yang penting aku akan tetap memberikan ini pada Gendis," ucap Karta sembari menujukan surat alih nama yang yang sudah ia tandatangani.Ayu semakin kesal saat ucapannya sama sekali tak dipedulikan dan tak digubris oleh Karta.Ayu semakin marah dan terus menyalahkan Gendis di dalam hatinya.Tanpa ragu, Ayu pun melangkahkan kakinya mendekati Gendis dan melampiaskan kemarahannya saat itu.Ayu menjambak rambut Gendis dengan begitu kuat. Sontak saja Karta dan yang lainnya terkejut dan segera melerai.Sayangnya, sikap Karta yang saat itu menyelamatkan Gendis dari amarah Ayu malah membuat Ayu semakin kesal.Ayu merasa bahwa Karta lebih memilih Gendis daripada dirinya yang berstatus istri sah secara hukum dan agama."Sudah, Yu, hentikan! Istighfar, Yu," ucap Indah yang saat itu mencoba melerai dan menarik tubuh Ayu agar menjauh dari Gendis.Sementara Anjar
Read more

Bab 68

Tanpa memedulikan Yasmine yang saat itu menangis. Ayu terus melangkahkan kakinya mendekati Gendis.Tanpa basa-basi Ayu langsung menjambak rambut Gendis yang saat tengah tergerai.Seketika itu juga wajah Gendis mendongak menatap langit-langit kamarnya sembari memekik kesakitan."Akh, t-tolong lepaskan aku, Mbak. sakit," rintih Gendis mencoba melepaskan tangan Ayu pada rambutnya.Tapi sayangnya tak semudah itu, Ayu menjambak dengan cukup kuat rambut Gendis sehingga membuat Gendis kesulitan untuk melepaskan diri dari Ayu."Apa kamu bilang? Lepaskan? Nggak akan! Ini pantas untuk seorang pencuri kayak kamu," ucap Ayu."Tolong lepaskan aku, Mbak. Aku bukan pencuri," ucap Gendis masih mencoba melepaskan tangan Ayu."Bukan pencuri apanya, hah! Kamu liat kan surat kuasa itu? Apa namanya kalau bukan pencuri," tegas Ayu sembari menujuk ke arah map biru di ata kasur."Tapi Yasmine menangis, Mbak. Tolong lepaskan aku, kasian anakku," pinta Gendis.Namun, Ayu yang merasa kasian sama sekali pada Gen
Read more

Bab 69

Dengan perasaan kesal, Ayu masuk ke dalam kamarnya. Ia pun melampiaskan kemarahannya di dalam kamar."Akh!" Teriak Ayu sembari menarik selimut dan sprei kasur sampai berantakan di lantai."Sial! Kenapa malah jadi seperti ini. Kenapa mas Karta malah memberikan hartanya pada Gendis dan anaknya yang belum lahir, itu. Aku harus cara supaya anak itu nggak lahir agar mas Karta tidak benar-benar memberikan seluruh hartanya pada Gendis dan anaknya," ucap Ayu sembari mencari cara.***Keesokan paginya, Gendis dan Ayu pun sudah bangun untuk menyiapkan sarapan.Sepanjang aktivitas memasak di dapur keduannya tak saling bicara. Bahkan saat Gendis mencoba menyapa, Ayu mengacuhkannya begitu saja."Aku harus cari cara yang elegan untuk membuat Gendis jadi dibenci oleh mas Karta tanpa membuat mas Karta curiga," batin Ayu melirik ke arah Gendis.Tiba-tiba saja Ayu menyadari ketiadaan Indah di antara mereka saat itu."Loh kok mbak Indah nggak ikut bantuin masak, sih. Biasanya dia selalu bangun pagi untu
Read more

Bab 70

Siangnya saat Karta dan Anjarwati sudah berangkat kerja, tiba-tiba Indah menghampiri Gendis di kamarnya.Saat Indah baru keluar dari kamar, ia melihat Ayu yang baru saja pulang."Loh, Yu. Kamu darimana?" tanya Indah pada Ayu saat melihatnya masuk ke dalam rumah dengan sedikit terburu-buru."Aku habis ada urusan," jawab Ayu singkat."Urusan? Urusan apa?" tanya Indah yang merasa bahwa tak biasanya Ayu pergi meninggalkan rumah. Pasalnya dia adalah seorang yatim piatu jadi tak ada orang tua yang harus dia datangi.Paling hanya keluarga, itupun sangat jarang bertemu dengan Ayu karena Ayu tak begitu dekat dengan mereka."Mbak Indah ini kepo banget sih sama urusanku. Udalah nggak usah banyak tanya," jawab Ayu sinis.Tak lama Ayu pun meninggalkan Indah dan masuk ke dalam kamarnya."Seperti ada yang aneh dengannya," ucap Indah sambil melihat kepergian Ayu saat itu.Tanpa berlama-lama, Indah pun kemudian melanjutkan langkah kakinya untuk menemui Gendis di kamarnya.Tanpa sepengetahuan Indah, di
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status