Home / CEO / Gairah Sang CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Gairah Sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70

97 Chapters

Bab 62. Rencana mengejutkan Alexander.

"Baiklah Tuan, jika kau tidak setuju Papa tinggal bersama dengan kita." Clara terlihat sedih dia bingung harus bilang apa terhadap Papanya.Saat ini Clara di antara perasaan sedih dan kebingungan. Dia tidak tahu harus berkata apa kepada Papanya setelah Alexander menolak permintaan tersebut. Wajahnya yang penuh cemas membuat Clara semakin merasa tertekan."Tuan, saya tidak mengerti kenapa kau begitu keras kepala," gumam Clara dalam hati.Tuan William mencoba memberikan senyuman paksa untuk menenangkan Clara. "Jangan khawatir, Sayang. Mungkin Alexander hanya ingin privasi untuk hubungan kalian berdua."Namun, kata-kata Tuan William tidak mampu menghilangkan rasa kecewa yang tengah melanda hati Clara. Dia tak sanggup membayangkan Papanya tinggal sendirian di luar sana.Saat itulah ponsel Clara bergetar, sebuah pesan dari suaminya masuk dengan isi yang cukup membingungkan."Kenapa dia menyuruhku menunggu? Bukankah tadi dia menolak ayahku?" batin Clara sembari memandangi layar ponselnya d
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

Bab 63. Kepulangan Tuan William 

Dokter menjelaskan bahwa kondisi Tuan William sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Jantungnya telah stabil dan itu berarti Tuan William sudah bisa pulang pada sore hari itu juga. Clara merasa lega mendengar kabar baik tersebut, namun di sisi lain dia merasa bingung harus pulang ke mana setelah ini. Bagaimana mungkin baginya untuk kembali ke apartemen yang dibelikan oleh Pedro? Clara telah bersumpah untuk tidak lagi menggunakan semua fasilitas yang diberikan oleh Pedro, membuat situasinya semakin rumit.Dengan langkah gontai, Clara memutuskan untuk menuju ruangan Tuan William. Alexander melihat ekspresi cemas di wajah Clara dan hal itu membuatnya ikut khawatir dengan kondisi Tuan William. Dia takut bahwa kondisi kesehatan ayah dari Clara akan kembali menurun."Clara, apa kata dokter tadi? Apakah ayahmu mengalami penurunan kondisi atau ada masalah lain yang terjadi?" tanya Alexander sambil berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Clara yang sedang berjalan mendekati arahnya.C
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Bab 64. Kebaikan hati Alexander 

"Tuan apakah kau berubah pikiran?" tanya Clara mengikuti langkah Alexander menuju Penthouse mewah milik Alexander."Kau bisa tidak jangan cerewet! Ikuti saja jangan banyak bicara," jawab Alexander.Clara mendengus kesal dengan wajahnya yang di tekuk. Tuan William hanya tersenyum melihat tingkah putri dan menantunya tersebut.Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah apartemen yang mewah berada di tepat satu lantai di bawah Penthouse milik Alexander. "Tuan William, inilah tempat tinggal Anda sekarang. Tepat satu lantai di atasmu adalah Penthouse milikku. Clara kau bisa kapanpun menemani ayahmu. Saya juga sudah menyediakan perawat khusus yang akan merawat Anda dan seorang Art untuk membantu pekerjaan rumah. Mari masuk." Alexander membuka pintu apartemen.Clara dan Tuan William terkejut dengan pemberian Alexander. Hunian mewah ini sepertinya terlalu berlebihan untuk seorang Tuan William yang hanya seorang diri."Tuan, Anda..." Tiba-tiba suara gemerisik langkah kaki dari arah tangga membu
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Bab 65. Ucapan terimakasih yang spesial 

"Ada apa, Istriku?" tanya Alexander dengan senyum miringnya. Clara memasang wajahnya yang seperti bebek, mencoba menyembunyikan kebingungannya di balik ekspresi lucu tersebut.Alexander mendekati tubuh Clara dan segera menggendongnya menuju kamarnya tanpa berkata sepatah kata pun. Clara merasa jantungnya berdebar kencang, tidak tahu apa yang ada di pikiran suaminya."Tuan, apa yang kau lakukan? Turunkan aku," desak Clara sambil memukul dada Alexander dengan lembut namun penuh ketegangan. Dia berharap agar suaminya melepaskan dirinya dan memberikan penjelasan atas tindakan tiba-tiba ini.Namun, Alexander tetap dengan pendiriannya dan terus berjalan menuju kamar mereka dengan senyum bahagia di wajahnya. Clara semakin bingung dan cemas akan situasi yang sedang terjadi."Tuan, jangan macam-macam ya?" ancam Clara sambil melotot ke arah suaminya namun Alexander tampak tidak perduli akan ocehan istrinya. Dia hanya fokus pada tujuan membawa Clara ke dalam kamar.Langkah Alexander akhirnya ber
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Bab 66. Positif

"Ayo sarapan, setelah itu kau bisa minum obat," perintah Alexander dengan tegas kepada Clara."Tuan, aku tidak berselera makan roti seperti ini. Aku ingin makan salad buah," ujar Clara membayangkan betapa nikmatnya makan salad buah segar."Kau jangan mengada-ada. Mana ada salad buah pagi ini. Lagi pula di mana aku harus mencari penjual salad buah?" jawab Alexander dengan memasukkan potongan roti ke mulutnya."Apakah kau bisa membuatkannya untukku?" Alexander meletakkan pisau dan garpu di piringnya. Dia menatap Clara lekat-lekat. Clara merasa sedikit ketakutan dengan tatapan suaminya tersebut."Baiklah, aku akan membuatnya sendiri. Kau pergilah kerja," jawab Clara dengan wajah yang memelas.Melihat wajah istrinya yang mengiba seperti itu, Alexander yang sudah bucin parah terhadap istrinya akhirnya berdiri dari meja makan dengan melepaskan jas mewahnya dan melipat lengan kemejanya. Dia berjalan menuju dapur dan berdiri di depan lemari pendingin.Setelah membuka lemari pendingin, Alexan
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Bab 67. Kebahagiaan Alexander

"Maaf, aku hanya takut jika aku hanyalah wanita yang hanya kau butuhkan dan akan kau tinggalkan jika kau..." ucap Clara pelan sambil menatap tajam mata Alexander. Namun sebelum ia melanjutkan ucapannya, Alexander dengan cepat menyentuh bibir mungil Clara untuk menghentikan kata-katanya.Saat-saat seperti ini sering terjadi dalam hubungan mereka. Clara selalu merasa cemas dan khawatir bahwa dirinya tidak akan pernah cukup untuk Alexander. Ia takut bahwa suaminya akan bosan dengannya dan akhirnya meninggalkannya begitu saja.Namun kali ini, Alexander memutuskan untuk menghadapi ketakutan Clara dengan tegas. "Apakah kau tidak percaya padaku? Sudah berapa kali aku harus membuktikan cintaku padamu?" ucap Alexander dengan penuh keyakinan.Clara tersenyum hangat mendengar kata-kata suaminya. Matanya yang indah bersinar penuh harapan saat dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia harus belajar untuk percaya pada cinta sejati yang dimiliki oleh Alexander. Dia berjanji dalam hati bahwa dia tidak
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

Bab 68. Kecemburuan Alexander

"Pedro, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Clara terlihat ketakutan mengingat saat terakhir dia bertemu dengan Pedro yang hampir saja memperkosanya. Dia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Pedro yang kekar."Tenang, Clara. Jangan ketakutan seperti itu, aku tidak akan menyakitimu," jawab Pedro mempertahankan cengkramannya dengan senyumnya yang licik. Meskipun Pedro berusaha menenangkan Clara, tatapan matanya tetap menusuk dan membuat hati Clara berdegup kencang.Pedro kemudian menarik Clara menjauhi lift dan akan mengajaknya keluar dari gedung apartemen tersebut. Langkah kakinya mantap dan kuat, seakan tak ada kekuatan yang bisa melawan dirinya."Pedro, lepaskan aku. Kau akan membawaku kemana?" desis Clara dengan suara gemetar. Namun Pedro hanya tersenyum semakin lebar tanpa memberikan jawaban apapun kepada pertanyaan Clara.Clara merasa semakin tertekan oleh situasi ini. Dia mencoba untuk tetap tenang meski dalam hatinya sudah dipenuhi rasa takut dan cemas. Saat me
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

Bab 69. Pembalasan Alexander

Clara menunggu Alexander dengan gelisah di dalam Penthouse. Sudah satu jam, suaminya itu masih di luar. Pikirannya melayang-layang, mencoba menebak apa yang sedang dilakukan oleh Alexander di luar sana."Apa sih, yang dia lakukan di luar?" gumam Clara pelan sambil berdiri dari tempat duduknya. Hatinya mulai resah dan kegelisahan semakin menghampiri dirinya.Namun, sebelum dia sempat membuka pintu menuju keluar, tiba-tiba saja pintu tersebut terbuka dengan sendirinya. Clara terkejut melihat Alexander sudah berada di depannya."Apa yang kau lakukan?" tanya Alexander heran saat melihat ekspresi wajah Clara yang penuh kekhawatiran."A-Aku... Kau terlalu lama di luar," ucap Clara canggung mencoba menjelaskan perasaannya pada suaminya.Namun, kata-kata Clara terputus begitu saja karena takut akan reaksi marah dari Alexander jika ia menyampaikan isi hati yang sebenarnya: rasa takut bahwa Alexander akan meninggalkannya lagi seperti sebelumnya. Keinginan untuk mempertahankan hubungan mereka me
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

Bab 70. Clara sang komandan

Alexander melangkah keluar dari pintu gudang tua yang rapuh, meninggalkan Markus yang berdiri tegak di sana. Wajah Markus penuh dengan ekspresi tegas saat ia memerintahkan tiga orang besar dan kuat untuk menurunkan tubuh Pedro yang lemas dari gantungan itu, darah mengalir deras dari lukanya."Bawa pergi dia ke tempat sejauh mungkin," ucap Markus dengan suara rendah namun penuh otoritas, "sehingga sulit baginya untuk kembali ke kota ini lagi!"Ketiga orang tersebut hanya mengangguk sebagai jawaban atas perintah sang bos. Mereka segera merapatkan barisan dan dengan sigap mengangkat tubuh Pedro yang tak berdaya itu. Langkah mereka mantap menuju mobil Jeep hitam yang terparkir tidak jauh dari gudang tua tempat insiden mengerikan itu terjadi.Sementara itu, Alexander melangkah menjauhi gudang tersebut tanpa sepatah kata pun. Ekspresi wajahnya serius dan pikirannya tampak tenggelam dalam ketakutannya terlambat dan mengingkari janjinya kepada Clara. Ia tahu bahwa hal ini sangatlah tidak coco
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more

Bab 71. Ada apa dengan Tuan William.

"Bi Lea? Ada apa malam-malam datang ke sini? Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Papa?" tanya Clara terkejut dengan kedatangan assisten rumah tangga ayahnya."Bi Lea, ayo masuk dulu. Kita bicara di dalam," pinta Alexander mencoba untuk tetap tenang."Nyonya Clara, Tuan William..." ucap Bi Lea dengan wajah serius."Papa? Ada apa?" Clara sangat panik, matanya mencari-cari jawaban dari ekspresi wajah Bi Lea."Clara, tenangkan dirimu. Ada apa dengan Tuan William, Bi Lea?" Alexander merangkul tubuh Clara untuk membuatnya sedikit lebih tenang. Ekspresi cemas terpancar jelas dari raut wajahnya."Tadi ketika saya akan pulang ada tamu, dan sedikit terjadi pertengkaran," jelas Bi Lea sambil menundukkan kepala. Namun Clara tidak sabar untuk segera melihat kondisi ayahnya yang mungkin dalam bahaya."Tuan, ayo kita pergi ke apartemen Papa. Papa..." rengek Clara memohon kepada Alexander sambil meneteskan air mata kekhawatiran."Nyonya, maafkan saya. Saya sengaja datang ke sini karena saya khawatir
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status