Home / CEO / Gairah Sang CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Gairah Sang CEO: Chapter 41 - Chapter 50

97 Chapters

Bab 42. Perasaan apa ini

"Kenapa Mama datang ke sini?" tanya Alexander. Matanya melotot ke arah tangan Mamanya yang mencengkram kuat lengan Clara. Selma melepaskan tangannya, dia mendekati Alexander.Alexander menatap Selma dengan tatapan dingin, seolah tidak terpengaruh oleh pertanyaan yang dilontarkan. "Bertha telah melakukan sesuatu yang membuatnya pantas menerima konsekuensinya," jawabnya singkat.Selma merasa semakin penasaran dan gelisah dengan jawaban singkat dari Alexander. Ia kemudian memandang Clara yang berdiri di depannya dengan wajah tegang dan ketakutan."Apa yang sebenarnya terjadi, Alex? Kenapa kau begitu yakin bahwa Bertha pantas mendapatkannya?" desak Selma lagi, kali ini suaranya sedikit meninggi.Alexander tersenyum sinis lagi, sepertinya ia menikmati ketegangan yang tercipta di antara mereka bertiga. "Kau akan tahu juga nanti," ujarnya."Jelaskan semuanya Alexander!" desak Selma dengan ekspresi wajah yang penuh kekhawatiran."Ma, Bertha sendirilah yang memulainya. Dia berusaha menabrak m
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 43. Hati Malaikat

"Nona Bertha," sapa Clara. Bertha dan Selma yang saat itu sedang berbincang terkejut dan menoleh ke arah Clara. Bertha sangat emosi ketika melihat wajah Clara."Kenapa kau datang ke sini? Apakah kau berniat untuk menertawakan nasibku?" tanya Berta sinis.Clara berjalan pelan mendekati Bertha dengan senyumannya yang tulus. Wajahnya penuh dengan ekspresi simpati dan kepedulian."Maafkan aku, Nona Bertha," ucap Clara dengan suara lembut. "Aku datang bukan untuk menertawakan nasibmu. Aku datang karena aku peduli padamu."Bertha masih menatap Clara dengan sinis. "Peduli? Setelah semua yang telah terjadi, kau masih berani mengatakan bahwa kau peduli padaku?"Clara mengangguk. "Ya, aku peduli. Aku tahu kita punya perbedaan, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa aku menghargai kamu sebagai manusia. Aku bisa merasakan apa yang Anda rasakan saat ini Nona Bertha.""Bohong! Bagiamana kau bisa merasakan apa yang aku rasakan! Lihatlah ini." Bertha membuka. Selimut yang menutupi kakinya."Kau lihat i
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Bab 44. Hukuman untuk Clara

"Jika kau pergi ke Kai Group, kenapa kau tidak membawanya, Hah!" teriak Alexander sambil melemparkan map tersebut ke arah Clara yang menunduk. Wajahnya penuh dengan ekspresi kemarahan."Aku sudah bilang kepadamu, aku tidak suka dengan kebohongan, Clara," desis Alexander dengan nada tajam."Tuan, aku minta maaf. Sebenarnya tadi..." ucap Clara mencoba menjelaskan alasan di balik kepergiannya.Namun sebelum Clara bisa melanjutkan penjelasannya, Alexander mengangkat tangannya agar membuatnya diam. Ekspresi wajahnya masih memancarkan kemarahan yang sulit untuk ditutupi.Tanpa berkata apa-apa lagi, Alexander segera meninggalkan ruangan tempat Clara berada. Langkah kakinya terdengar keras saat ia menutup pintu ruangan itu dengan keras sekali hingga membuat Clara sedikit ketakutan dan gemetaran.Clara merasa ketakutan karena situasi yang baru saja dialaminya bersama sang majikan. Ia merenung sejenak tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya setelah insiden tersebut terjadi. Sudah menjadi r
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Bab 45. Gengsi

"Clara, maafkan aku." Alexander berdiri di depan pintu kamar mandi.Clara menatap Alexander dengan tatapan heran. Bagaimana mungkin pria yang selalu tegas dan dingin seperti Alexander ini tiba-tiba meminta maaf padanya? Dia merasa bingung dan tidak tahu harus merespons apa."Maafkan aku, Clara," ulang Alexander, kali ini suaranya terdengar sedikit gemetar.Clara akhirnya memberanikan diri untuk berbicara, "Apa yang terjadi, Tuan? Apakah benar ini dirimu?"Alexander menghela nafas panjang sebelum menjawab, "Aku menyadari bahwa aku telah salah memaksamu semalam. Aku ingin memperbaiki semuanya."Clara masih belum bisa percaya dengan apa yang dia dengar. Pria dingin di hadapannya ini benar-benar berubah menjadi lebih lembut."Tuan, ini bukan masalah memaafkan atau tidak. Namun, sebuah kepercayaan yang sudah hilang," ucap Clara pelan.Alexander mendekatinya dan tanpa pikir panjang ia memegang bahu Clara. "Clara, apakah kau sebenci itu kepadaku? Sehingga kau tidak mau aku sentuh?" tanyanya
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bab 46. Kaca yang retak

Clara terus berlari dengan cepat di lorong rumah sakit, air mata masih mengalir di pipinya. Hatinya berdebar kencang ketika akhirnya dia tiba di depan pintu kamar tempat sang ayah dirawat. Dia berhenti sejenak untuk menenangkan nafasnya yang tersengal akibat larinya yang tergesa-gesa."Papa," panggil Clara pelan sambil mengetuk pintu.Tuan William, yang terbaring lemah di atas ranjang dengan infus dan oksigen yang melekat pada tubuhnya, perlahan menoleh ke arah putri kandungnya. Wajahnya yang pucat sedikit meringis namun senyum hangat tetap terpancar dari matanya saat melihat Clara masuk ke dalam ruangan itu."Clara," balas Tuan William dengan suara parau karena kondisinya yang lemah. Sorot matanya penuh kasih sayang saat memandang putrinya itu.Clara merasa hatinya hancur melihat keadaan ayahnya yang lemah. Dia segera berlari mendekap tubuh sang ayah, mencoba memberikan sedikit kehangatan dan dukungan dalam kondisi yang sulit ini."Papa, kenapa kau seperti ini? Dimana istri serta ana
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Bab 47. Bimbang

"Dari mana kamu malam-malam seperti ini? Sepertinya kamu sangat bahagia sekali ya aku tidak berada di rumah? Kau bebas kemanapun kau pergi!" seru Alexander.Clara terkejut dengan kedatangan suaminya yang tiba-tiba sekali tanpa kabar sebelumnya. Dia berjalan mendekati sosok yang duduk bersandar di sofa mewah dengan gayanya yang khas."Tuan, kau sudah kembali?" tanya Clara.Alexander tersenyum lebar melihat reaksi terkejut Clara. Matanya yang tajam dan penuh misteri menatap istrinya dengan penuh arti. "Ya, aku sudah kembali," jawab Alexander sambil bangkit dari sofa dan menghampiri Clara.Clara masih terdiam, tak percaya dengan apa yang sedang terjadi di depan matanya. Ia mencoba memahami alasan di balik kedatangan mendadak suaminya tersebut. Sementara itu, Alexander tetap tenang dan santai seperti biasa. "Aku hanya ingin memberikan kejutan untukmu malam ini, tapi kenyataanya akulah yang terkejut saat melihat tidak ada di rumah malam-malam seperti ini."Alexander memandang Clara dengan
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Bab 48. Wanita berbahaya 

Abigail mengeluarkan suntikan dari balik saku bajunya dengan senyuman licik. Matanya berbinar penuh kepuasan saat melihat ekspresi ketakutan yang terpampang jelas di wajah Tuan William."Suamiku, kau harus menyusul istrimu, agar semua hartamu aman di tanganku," ujarnya dengan suara perlahan namun penuh ancaman.Tuan William merasa seperti terperangkap dalam situasi tanpa jalan keluar. Ia menatap Abigail dengan tatapan penuh ketidakpercayaan dan sedikit harapan bahwa ada seseorang yang bisa menyelamatkannya dari situasi berbahaya ini."Kau ambillah semua hartaku, biarkan aku hidup," pintanya lirih, mencoba merayu hati Abigail untuk memberinya kesempatan hidup.Namun senyum sinis yang terukir di wajah Abigail semakin membuat bulu kuduk Tuan William merinding. Tatapannya yang dingin seolah menusuk-nusuk jiwa dan pikirannya."Oh, William, sayangnya hidupmu tidak termasuk dalam perhitunganku. Aku sudah muak dengan dirimu yang menjijikkan. Dan sekarang, saatnya bagiku untuk mengambil alih s
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Bab 49. Alexander si Gentleman

Alexander menatap Clara dengan penuh keyakinan, "Cukup Ma! Sampai kapanpun Alex tidak akan meninggalkan Clara," ujarnya tegas. Clara merasa tersentuh mendengar kata-kata sang bos yang begitu gigih memperjuangkan pernikahan mereka.Selma mencoba untuk ikut campur dalam situasi tersebut, "Alexander, lihatlah Bertha. Dia saat ini lumpuh, kau harus bertanggung jawab," desaknya dengan suara lemah. Namun Alexander tetap kukuh pada pendiriannya, "Ma, bukalah matamu. Semua yang Bertha alami saat ini adalah hasil dari perbuatannya."Clara terdiam sejenak, mengingat keadaan Bertha dan segala hal yang telah terjadi. Selma kemudian berbicara lagi kepada Clara, "Clara, bukankah kau tau sendiri bagaimana keadaan Bertha. Apakah kau tidak mau berbelas kasihan kepadanya? Tinggalkan Putraku dan biarkan dia hidup bahagia bersama dengan sahabat masa kecilnya," pintanya penuh harap kepada Clara.Clara merasa dilema. Dia mencoba memikirkan semua konsekuensi dari setiap pilihan yang akan dia ambil. Keputusa
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Bab 50. Kekhawatiran Clara

"Papa, kenapa wajahmu terlihat panik? Katakan kepadaku apa yang Abigail lakukan kepadamu!" seru Clara.Tuan William akhirnya berkata yang sejujurnya kepada Clara tentang kejadian mengerikan malam itu ketika Abigail berusaha untuk membunuhnya. Dia merincikan setiap detail dari insiden tersebut, membuat Clara semakin terkejut dengan tindakan nekad Abigail."Papa tenang saja, Clara tidak akan membiarkan Abigail menyakiti Papa," tutur Clara sambil mencoba menenangkan ayahnya. Tuan William mengedipkan matanya pelan, dia merasa lega saat ini memiliki dukungan dan perlindungan dari putrinya.Clara keluar menemui Alexander yang duduk di depan kamar Tuan William. "Ada apa Clara?" tanya Alexander dengan ekspresi cemas melihat wajah tegang Clara. "Tuan, Abigail berusaha untuk membunuh Papa," ujar Clara sambil air mata mengalir tanpa henti. Mendengar kabar tersebut, Alexander langsung mengajak Clara duduk untuk memberikan dukungan dan kenyamanan padanya."Tenanglah, jangan sedih Clara. Anak buah
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

Bab 51. Tugas Aneh

Clara menatap Alexander dengan tatapan sedih, mencoba keras untuk menahan air matanya yang ingin terus mengalir. Dia terkejut melihat bos sekaligus suaminya datang ke ruangannya, hatinya masih berat karena sesuatu yang tak bisa dia ungkapkan."Clara, kau kenapa? Apakah ada hal buruk terjadi kepada Tuan William?" tanya Alexander dengan nada khawatir.Dengan cepat Clara menghapus air matanya dan mencoba tersenyum tipis. "Tidak Tuan, Papa baik-baik saja," jawabnya pelan.Alexander mendekati Clara dan menyandarkan tubuhnya pada meja kerja sang istri sambil menyilangkan kakinya. Ekspresi wajahnya penuh perhatian saat melihat Clara yang masih terlihat sedih.Alexander meraih tangan Clara lembut dan berkata, "Siapa yang sudah membuatmu sedih? Apakah kau masih kepikiran dengan omongan Mamaku?" Clara merasa hangat saat sentuhan lembut suaminya menyentuh tangannya. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya menjawab, "Tidak Tuan," ucapnya lirih seraya berusaha menjaga emosinya agar tidak pe
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status