Beranda / Urban / Gairah Sang CEO / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Gairah Sang CEO: Bab 31 - Bab 40

97 Bab

32. Tuan William

"Puas kalian semua! Gara-gara tingkahmu, Rilla. Keluarga kita terancam bangkrut!" seru Tuan William penuh dengan emosi."Papa! Jangan salahkan Rilla atas semua ini, jika saja putri kandungmu itu tidak berulah, tentu saja masalah ini tidak akan terjadi," bela Abigail tidak terima jika Tuan William menyalahkan putrinya.Tuan William tampak kesal dan penuh emosi memilih untuk pergi dari sana. Sementara Pedro, dengan wajah tanpa berdosa dia meninggalkan calon tunangannya dan Abigail pergi begitu saja."Pedro! Kau mau kemana? Bagiamana dengan pesta pertunangan kita?" tanya Rilla kepada Pedro yang tampak acuh kepadanya."Pesta sudah gagal dan lupakan pertunangan itu!" jawab Pedro dengan senyum liciknya.Rilla semakin kesal dengan situasi saat itu, dengan menghentakkan kakinya gusar, dia menekuk wajahnya sambil menggerutu, "Sial! Clara harus bertanggungjawab atas semua ini!"Abigail menatap putrinya dengan penuh kasih sayang, "Rilla sayang, sudahlah. Ayo kita pergi dari sini. Kita pikirkan n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-16
Baca selengkapnya

Bab 33. Akhir gelar Dokter.

"Kau pasti sengaja bukan menggugurkan kandungan Clara?" tanya Alexander."Ada masalah serius pada kehamilan Clara, sehingga kami melakukan operasi pengambilan janin." Bertha mencoba menjelaskan alasannya melakukan tindakan operasi pada janin Clara.Alexander terus menatap tajam Bertha, tidak percaya dengan penjelasan yang diberikan oleh wanita itu. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Bertha dan dia bertekad untuk mengungkapkannya. Namun, Clara yang berdiri di sampingnya mencoba menenangkan situasi tersebut dengan tatapan yang meneduhkan."Alexander. Aku hanya ingin menyelamatkan nyawa Clara," ujar Bertha dengan suara gemetar. Dia bisa merasakan tekanan dari tatapan tajam Alexander yang membuatnya semakin gugup."Lihat saja Bertha! Besok adlah hari terakhirmu dengan gelar doktermu itu!" ancam Alexander."Tolong, jangan lakukan hal itu," pinta Bertha sambil menundukkan kepala. Dia tidak ingin gelar dokter yang selama ini menjadi kebanggaannya di cabut begitu saja."Tuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-17
Baca selengkapnya

Bab 34. Ada apa ini?

"Kalian mau kemana?" tanya Nyonya Selma. Dia memicingkan matanya, menatap Clara dan Alexander bergantian. "Kami akan pergi ke gereja untuk pemberkatan, dan sekalian men-sahkan pernikahan kami secara negara," jawab Alexander dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali."Bagus! Kalian menikah tanpa restu dari kami?" sindir Nyonya Selma. Clara merasa dadanya sesak saat mendengar sindiran tersebut.Nyonya Selma melipat tangannya ke dadanya dan menatap tajam ke arah Clara yang tertunduk. Ia terlihat kesal dengan keputusan Putranya untuk menikah tanpa seizin keluarga besar mereka.Clara merasa napasnya semakin sesak saat melihat ekspresi wajah tajam Nyonya Selma yang penuh dengan kekesalan. Dia benar-benar tidak ingin menyakiti hati siapapun, terutama keluarga Alexander. Tetapi situasi ini membuatnya semakin cemas akan masa depan pernikahannya."Maafkan saya, Nyonya Selma. Kami tidak bermaksud menyakiti hati Anda," ujar Clara pelan sambil mencoba menekan ketegangan di ruangan itu.Pikiran-piki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-18
Baca selengkapnya

Bab 35. Urus Dia!

Sang sopir dengan sigap menginjak rem mobilnya ketika melihat mobil dari arah berlawanan tiba-tiba muncul dan nyaris menabrak mereka. Dengan refleks yang cepat, Markus berhasil menghindari tabrakan tersebut dan membalikkan keadaan sehingga mobil mereka tidak mengalami benturan yang fatal. Namun, akibat kejadian tiba-tiba itu, mobil yang akan menabrak mereka menabrak pohon di pinggir jalan hingga menyebabkan kerusakan cukup parah."Markus, urus Dia. Aku akan melanjutkan perjalananku ke Gereja," perintah Alexander sambil turun dari mobilnya dengan wajah serius. Ia lalu mengajak Clara untuk beralih ke mobil Markus yang selama ini setia mendampinginya dalam perjalanan.Dalam diam, Alexander kemudian memegang setir mobil dan mulai melaju dengan penuh emosi. Clara yang duduk di sebelahnya merasakan ketegangan dalam diri Alexander."Tuan, kenapa mobil tadi seolah ingin membuat kita celaka?" tanya Clara mencoba memecahkan keheningan di dalam mobil. Matanya terarah pada Alexander yang tampak t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-18
Baca selengkapnya

Bab 36. Tamu tak terduga 

Alexander terkejut dan berhenti sejenak. Dia menoleh ke arah suara itu, mencari sumbernya. Suara itu terdengar akrab baginya, tapi dia tidak bisa segera mengidentifikasinya dalam kerumunan yang mengelilinginya. Dengan hati-hati, dia bertanya, "Siapa itu? Beraninya menghentikanku!"Dari balik kerumunan, tiba-tiba terlihat sosok Tuan William. Kehadiran ayah Clara dengan tiba-tiba mengubah suasana di sekitar pernikahan. Clara merasa tegang karena tidak memperkirakan kedatangan sang ayah, terutama dalam momen yang begitu penting. Dia tidak yakin bagaimana sikap ayahnya terhadap pernikahan ini.Tuan William melangkah maju dengan langkah mantap menuju Alexander dan Clara yang sedang berdiri di tengah kerumunan tamu undangan pernikahan mereka. Wajahnya serius saat ia menatap langsung mata Alexander tanpa sepatah kata pun keluar dari bibirnya.Clara merasa jantungnya berdegup kencang ketika melihat ekspresi serius pada wajah Tuan William tersebut. Ia tak dapat menyembunyikan rasa cemas yang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-19
Baca selengkapnya

Bab 37. Malam Pertama

"Aarghh!!!" teriak Clara. Dia menutup wajahnya ketika melihat Alexander keluar dari kamar mandi, hanya melilitkan handuk di pingganya.Alexander memicingkan matanya heran tanpa merasa bersalah, "Ada apa?""Tuan. Bisa tidak, Anda memakai baju saat keluar dari kamar mandi?" protes Clara.Clara merasa malu dan kesal karena Alexander cuek dengan tindakan-tindakannya yang kurang sopan. Namun, sebelum dia sempat meninggalkan kamar tersebut, tangan kuat Alexander sudah menarik lengannya dengan cepat sehingga membuat Clara terhuyung ke arah tubuh pria itu dan akhirnya jatuh ke dalam pelukan hangatnya."Kenapa? Bukankah kita sudah menikah?" goda Alexander berbisik tepat di telinga Clara, tangannya memeluk tubuh Clara."Tuan, apa yang kau lakukan?" tanya Clara tampak gugup sambil mencoba melepaskan dirinya dari dekapan erat Alexander."Clara, satu hal lagi, jangan panggil aku Tuan," perintah Alexander sambil semakin mengeratkan pelukannya pada wanita itu yang berontak keras untuk melepaskan dir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-20
Baca selengkapnya

Bab 38. Permintaan Clara

"Tuan, bolehkah saya berhenti dari jabatan sekretaris pribadi Anda?" tanya Clara tampak ragu."Kenapa? Apakah kau merasa sudah cukup kaya, setelah menikah denganku?" tanya Alexander sinis."Bukan seperti itu, Tuan. Saya hanya ingin menjadi manager pemasaran, seperti awal tujuan saya di perusahaan itu," jawab Clara.Alexander terdiam, hanya memberikan isyarat kepada sopirnya agar segera berangkat ke kantornya.Clara tampak cemas dengan sikap Alexander yang terdiam sepanjang perjalanan. Sesekali dia melihat wajah serius suami sekaligus bosnya tersebut. Clara menggigit bibirnya, mencoba mencari cara untuk meredakan ketegangan yang terasa di dalam mobil. Dia tahu bahwa keputusannya untuk mengajukan permohonan tersebut mungkin telah menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi dia juga yakin bahwa itu adalah langkah yang benar bagi karirnya."Maaf jika ini membuat Anda tidak nyaman, Tuan," kata Clara dengan suara lembut, mencoba untuk memecah keheningan saat itu. "Saya sungguh ingin fokus pada bid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-21
Baca selengkapnya

Bab 39. Pria Brengsek

Langkah Clara terhenti pada sebuah tembok yang berada di belakangnya. Dia tidak bisa bergerak lagi, dia semakin ketakutan ketika Dariel semakin mendekatinya. Tubuhnya gemetar tak karuan karena ketakutan yang melanda. Dariel kini menekan tubuhnya, "Ayo kita bersenang-senang."Clara dengan suara gemetar dan penuh keputusasaan berkata, "Tidak... tolong... jangan lakukan ini. Aku tidak bisa... aku tidak mau..." Namun Dariel hanya tertawa sinis sambil semakin mendekatkan dirinya ke arah Clara. Matanya penuh dengan nafsu dan keinginan yang gelap. Dengan nada menggoda dan kejam dia mengendus leher jenjang Clara dan berkata, "Apa yang kau takutkan, Clara? Kita berdua tahu bahwa kau tidak lebih baik dari seorang wanita penghibur. Kau telah menyerahkan dirimu kepada seorang pria hingga kau hamil. Mengapa menolak ketika aku menawarkan diriku, yang pasti akan membuatmu puas."Clara mencoba untuk memberontak. Namun, Dia merasa lemah dan tak berdaya di hadapan sosok Dariel yang begitu bengis. Mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-22
Baca selengkapnya

Bab 40. Kelicikan Dariel

"Sepertinya dia belum bercerita kepadamu." Dariel menyeringai licik. Alexander hanya diam menatap Dariel penuh amarah. Wajah Alexander mulai menegang, Clara mulai khawatir dengan perubahan wajah Alexander."Tuan, ayo kita pergi dari sini. Akan aku jelaskan kepadamu nanti," ajak Clara sambil mencoba menenangkan situasi yang semakin tegang di antara suaminya dan Dariel.Alexander tetap terdiam namun matanya masih tajam saat menatap ke arah Dariel yang tampaknya sangat yakin dengan dirinya sendiri.Dariel tertawa bengis, "Mau kemana Clara? Apakah kau takut jika suami milyader kamu ini tau siapa kamu sebenarnya?" ucapnya dengan nada merendahkan yang membuat Clara semakin gelisah.Clara terdiam dan melepaskan perlahan lengan Alexander, ekspresi wajahnya mencerminkan ketidakpastian akan situasi yang sedang terjadi di hadapannya.Alexander semakin merapatkan langkahnya ke arah Dariel, matanya menyala penuh kemarahan. "Apa yang akan kau katakan?" desisnya tajam.Dariel tersenyum sinis, seolah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-23
Baca selengkapnya

Bab 41. Awas jatuh cinta.

Setelah memecat Dariel dari posisinya sebagai direktur, Alexander tidak hanya puas dengan itu. Dia menyadari bahwa tindakan Dariel harus diikuti dengan konsekuensi yang lebih mendalam. Maka, Alexander merencanakan aksi lanjutan yang akan memberikan pelajaran tanpa ampun kepada Dariel. Alexander memastikan bahwa bukti-bukti tentang tindakan tidak etis Dariel dikumpulkan dengan hati-hati. Ini tidak hanya mencakup insiden terkait Clara, tetapi juga mengungkapkan pelanggaran etika dan hukum lainnya yang dilakukan Dariel. Setelah memastikan keabsahan bukti-bukti tersebut, Alexander menghubungi penasihat hukumnya untuk memastikan langkah-langkah yang akan diambil sesuai dengan hukum. Dengan dukungan tim hukumnya, Alexander menyiapkan kasus yang kuat untuk menyeret Dariel ke jalur hukum. "Tuan Alexander, ada apa Anda datang ke apartemen saya?" tanya Dariel terkejut dengan kedatangan Alexander bersama dengan awak media.&
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status