Home / CEO / Gairah Sang CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gairah Sang CEO: Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

Bab 21. Kehancuran Clara

"Ada apa ini? Kenapa wajah kalian tampak serius?" tanya Alexander dengan sorot matanya yang tegas memandang bergantian kepada pengawal pribadinya dan sekretaris pribadinya. Clara membalikkan badannya ke arah bosnya itu. Dia merasa tegang, namun tekadnya untuk menanyakan sesuatu kepada Alexander tidak bisa dibendung lagi. "Tuan, saya ingin menanyakan sesuatu kepada Anda. Untuk sekarang saya minta jawaban yang jelas dan tidak menggantung seperti kemarin," ujar Clara dengan wajah yang serius. Matanya menatap lurus ke dalam mata sang bos, mencari kejelasan dari pertanyaannya. Melihat akan terjadinya perdebatan sengit antara Clara dan bosnya, Markus memilih untuk meninggalkan ruangan itu dan memilih untuk menunggu bosnya di luar gedung. Dia tahu betul bahwa percakapan antara Clara dan Alexander mungkin akan berlangsung lama, dan dia tidak ingin ikut campur dalam urusan tersebut. "Ada apa? Kau selalu saja
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 22. Penderitaan bertubi-tubi 

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Alexander me dekati Clara yang kini tengah begitu terpukul dengan ucapan Alexander.Bruk!!! Tubuh Clara kini berlutut di depan Alexander, air mata berlinang tak tertahankan. Dengan gemetar, ia memegang erat kaki pria itu sambil merintih pelan."Tuan, aku mohon biarkan aku pergi," pintanya lirih, suara seraknya terdengar penuh harapan. Clara mencoba sekuat tenaga untuk meyakinkan Alexander agar tidak mengambil anaknya yang masih dalam kandungannya itu. Matanya berkaca-kaca dan tatapannya penuh ketulusan saat menatap wajah sang tuan dengan rasa takut yang mendalam.Namun, suara dingin dan tegas dari Alexander membuat Clara semakin terpukul. "Bangunlah Clara! Aku tidak suka melihatmu seperti ini!" tegur Alexander dengan nada tinggi.Dengan tekad yang membara dalam hatinya, Clara menolak untuk bangkit dari posisi berlututnya. "Tidak! Aku hanya akan berdiri jika kau setuju dengan permintaanku!" serunya penuh keyakinan.Senyum licik merekah di wajah Alexander
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 23. Permintaan Nyonya Selma

Clara segera menyembunyikan kopernya di dalam lemari. Segera dia melangkah ke pintu untuk membuka pintu Penthouse tersebut."Nyonya Selma!" ujar Clara terkejut dengan kedatangan ibu dari bosnya itu."Wah, ternyata kau juga tinggal di apartemen mewah putraku, ya?" sindir Selma sinis menyerobot masuk melewati Clara yang masih tertegun, tapi tak lama kemudian Clara mengikuti langkah wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan terawat tersebut."Nyonya, Apakah Anda ingin bertemu Tuan Alexander? Dia pergi perjalanan bisnis ke Munich," papar Clara sembari mengikuti langkah wanita yang terlihat sedikit angkuh itu, mencoba mengalihkan perhatiannya.Selma tersenyum tipis sambil memandang sekeliling penthouse mewah tersebut. "Tentu saja aku ingin bertemu dengannya. Aku penasaran bagaimana anak manja seperti dia bisa sukses dalam bisnis," ucapnya tanpa senyum.Clara merasa tegang mendengar komentar Sinis dari Selma tentang bosnya. Ia tahu bahwa hubungan antara Selma dan Alexander tid
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 24. Clara kesakitan

Clara terbaring meringkuk di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat dan kesakitan, sementara tangannya erat memegang perutnya yang memulas. Detak jantungnya berdegup kencang, mencerminkan kecemasan yang mendalam di dalam dirinya akan keselamatan janinnya. "Tuhan, kenapa sangat sakit... ." rintih Clara meringis kesakitan dan memanggil tim medis ke ruangannya dengan panggilan darurat yang tersedia di kamarnya. Dokter kandungan melangkah masuk ke dalam ruangan Clara dengan ekspresi netral yang menyembunyikan sesuatu di baliknya. "Apakah ada yang bisa kami bantu, Nyonya Clara?" tanyanya dengan suara yang terdengar ramah. Clara menahan rasa sakitnya, mencoba tersenyum. "Ini kenapa, dok. Rasa sakitnya belum reda dari kemarin." "Dapatkah Anda menahan sedikit lagi?" ucap dokter itu, matanya menyelipkan kilatan misterius sebelum kembali ke ekspresi yang netral. "Obat yang saya berikan seharusnya membantu mengurangi rasa sakitmu dalam beberapa saat." Clara mengangguk lemah, terlalu lemah untuk
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

Bab 25. Kembalinya Alexander.

"Dokter, apa yang sedang terjadi?" Clara mencoba menahan rasa sakit yang semakin menggila ketika kesadarannya kembali.Clara tampak bingung, kini dirinya berada di ruang operasi.Sang Dokter mengarahkan pandangannya ke bawah, ke area perut Clara. "Ini adalah bagian dari proses alami, Nyonya Clara. Cobalah untuk tetap tenang," ujarnya, tetapi ada kilatan aneh di matanya.Namun, seiring dengan rasa sakit yang semakin tak tertahankan, Clara merasakan tubuhnya mulai melemah. Dia merasakan aliran hangat di antara pahanya, dan dalam momen keputusasaan, dia menyadari apa yang sedang terjadi."Dokter, Anda... Apa yang Anda lakukan," tanya Clara berusaha untuk mengungkap kebenaran, meskipun kelemahan tubuhnya menguasainya.Sang Dokter menatapnya dengan ekspresi yang dingin. "Kita harus fokus pada apa yang terbaik untuk Anda, Nyonya Clara," jawabnya tanpa rasa penyesalan.Dalam kehancuran dan keputusasaannya, Clara hanya bisa merasakan kekecewaan yang dalam. "Tidak... Ini tidak mungkin Dokter,
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

Bab 26. Kegelisahan Alexander.

"Dimana Mama?" tanya Alexander dengan wajah yang beringas mendatangi rumah kedua orang tuanya. "Nyonya Besar... saat ini masih di ruangan Gym, Tuan Muda," jawab sang asisten rumah tangga yang sudah bekerja puluhan tahun di kediaman keluarga E-Manuel. Wajahnya tampak respek dan penuh pengabdian kepada keluarga tersebut.Alexander tak berkata apapun dengan langkahnya yang panjang dan tegas segera menuju ruang Gym keluarganya yang berada di lantai tiga kediaman mewahnya. Langkah kakinya terdengar berdentum-dentum menggema di koridor-koridor indah rumah besar itu.Brak!!! Suara pintu ruang Gym terbuka keras ketika Alexander memasukinya dengan ekspresi emosi dan kekecewaan yang mendalam. Ia melihat ibunya sedang sibuk melakukan latihan yoga bersama instruktur pribadinya."Alex, kau kenapa Nak?" tanya Nyonya Selma tersentak tapi tetap tenang dalam gerakan yoganya. Matanya menatap putranya dengan penuh perhatian meskipun tubuhnya tetap fokus pada setiap gerakan yoga yang dilakukan.Alexande
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

Bab 27. Ada apa dengan Tuan CEO

Di ruang rapat yang mewah, Alexander E-Manuel duduk di ujung meja, wajahnya terpahat dengan ekspresi yang tegang. Para stafnya duduk di sekitarnya dengan ketegangan yang jelas terbaca di wajah mereka. "Tolong jelaskan mengapa proyek ini mengalami keterlambatan lagi," desak Alexander, suaranya menusuk tajam di antara suara-suara yang terdengar di ruangan. Seorang staf, berdiri di hadapannya, mencoba menjelaskan, "Maaf, Tuan Emanuel, kami menghadapi beberapa masalah teknis yang memperlambat kemajuan kami—" "Teknis? Teknis adalah alasan yang lemah!" potong Alexander dengan suara yang meninggi, "Saya tidak peduli dengan alasan Anda! Saya membutuhkan solusi, bukan alasan!" Suasana di ruangan menjadi semakin tegang dengan setiap kata yang diucapkan Alexander. Tatapan-tatapan khawatir dan gemetaran mulai terpancar dari karyawan-karyawan yang berada di sekelilingnya. "Saya minta ma
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Bab 28. Kekacauan dalam Pesta

"Sejak tadi Rilla sudah menghubungi Pedro, tapi tak ada jawaban darinya," dengus Rilla kesal dengan sikap orang tuanya yang acuh dengan kecemasannya. Hatinya berdebar-debar, khawatir akan terjadi sesuatu pada Pedro."Tadi sepertinya dia datang, kenapa tiba-tiba menghilang ya?" ujar Abigail yang sempat melihat kedatangan Pedro. Matanya mencari-cari sosok Pedro di antara kerumunan tamu undangan yang hadir."Iya, dia datang tapi tak lama dia bilang akan ke kamarnya untuk berganti baju yang sesuai dengan gaun Rilla. Namun, sampai detik ini dia tak datang-datang," ujar Rilla semakin cemas. Pikirannya melayang-layang memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja menimpa Pedro."Baiklah, ayo coba kita cari di kamarnya," ajak Abigail mengajak ke kamar hotel tempat mereka melangsungkan pesta pertunangan putrinya. Mereka berdua segera menuju ke arah kamar tempat Pedro seharusnya berada.Tanpa membuang waktu lagi, Rilla dan kedua orang tuanya memutuskan untuk mencari keberadaan Pedro k
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Bab 30. Malaikat Penyelamat 

"Sayang, tolong aku. Dialah yang mencoba merayuku, dia bahkan menjebakku untuk datang ke kamar ini," ujar Pedro mencari pembelaan dari Rilla agar Tuan William melepaskannya."Tidak. Ayah, hajar Dia! Dia hampir saja melecehkanku," sela Clara mencoba untuk membela diri dengan suara gemetar.Namun Abigail, semakin membuat suasana panas di dalam kamar itu. "Diam kau gadis munafik! Kau iri bukan, melihat Rilla hendak bertunagan dengan mantan kekasihmu yang lebih memilih adikmu ini, kau pikir dengan jalan licik itu kau bisa merebut kembali Pedro Rilla!" seru Abigail menatap Clara dengan tajam.Pedro segera melepaskan diri dari cengkraman tuan William ketika dia merasa cengkraman tersebut mengendur. Tuan William masih tidak percaya jika wanita itu adalah Clara. Dia tidak pernah menyangka bahwa situasi akan menjadi begitu rumit dan membingungkan seperti ini. Suasana tegang itu pecah ketika Rilla tiba-tiba menampar keras wajah Clara tanpa ampun. Suara tamparan itu bergema di seluruh ruangan
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 31. Harus Menikah 

"Tuan William! Putri kesayangan Anda sudah berlaku sangat kasar terhadap wanita yang saya cintai, Saya putuskan untuk mengakhiri semua kerjasama kita!" seru Alexander berdiri di samping Clara dengan tatapan tegas. Tuan William, yang sebelumnya merasa yakin dan kuat, kini merasa gemetar di hadapan kekuatan dan otoritas Alexander. Dia menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. Pedro sendiri terkulai dilantai tak mau ikut campur dengan urusan bisnis keluarga William, karena bisnisnya sendiri saat ini tengah terancam. "Hal ini juga berlaku untuk perusahaan Anda, Tuan Schultz." Alexander mengangkat kaki dari dada bidang Pedro, bibirnya terangkat dengan sudut tertarik kesamping. Wajahnya masih terlihat tegas dan sorot mata yang kejam. Clara terkejut dengan tindakan tegas bosnya, tetapi Dia juga merasa terharu dengan kebaikan hati Alexander. Dia menggenggam erat jas yang menutupi tubuhnya, merasakan kehangatan yang menenangkan dari kain mewah itu. "Clara! Ayo pergi dari sini!" ajak
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status