Home / Urban / Gairah Sang CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Gairah Sang CEO: Chapter 81 - Chapter 90

97 Chapters

Bab 82. Aku dijebak

"Mama?" gumam Clara menggelengkan kepalanya pelan ketika. Dia merasa hatinya berdebar kencang, tidak yakin dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Selma terlihat gugup, keringat dingin mengucur di badannya. Matanya berkaca-kaca, mencerminkan rasa takut dan kecemasan yang mendalam. Dia merasakan tekanan besar untuk memberikan kesaksian yang sebenarnya."Nyonya Selma, bisakah Anda ke kotak saksi?" pinta hakim kepada Selma yang terlihat sangat ketakutan. Suaranya gemetar saat dia menjawab bahwa ia siap untuk memberikan kesaksian.Alexander memandang Selma dengan penuh kekecewaan dan rasa khawatir kepadanya, berharap jika semuanya tidak benar. Hatinya hancur melihat ibunya dalam kondisi seperti itu, namun dia tetap bersikeras untuk percaya pada kemampuan dan integritasnya.Dalam keheningan ruang sidang yang tegang, Selma bangkit dari kursinya dengan langkah ragu. Setiap langkahnya terasa begitu berat karena beban emosional yang sedang dialaminya. Tatapan semua orang tertuju padanya saat
last updateLast Updated : 2024-05-11
Read more

Bab 83. Bebas dari tuduhan

Di ruang sidang yang ramai, Selma duduk tegang di kursi terdakwa, mata penuh harap pada pengacara Alexander. Wanita paruh baya itu merasa gelisah namun tetap percaya pada kemampuan pengacara anaknya untuk membela dirinya. Alexander sendiri tampak tenang dan yakin bahwa ibunya akan dibuktikan tidak bersalah.Dengan langkah mantap, pengacara Alexander berdiri di hadapan juri dan mulai memaparkan bukti-bukti baru yang menunjukkan keberadaan saksi kunci yang sebelumnya terlewatkan. Suasana ruangan menjadi semakin tegang dengan setiap kata yang keluar dari mulut sang pengacara."Tuan Hakim yang terhormat," ucap pengacara tersebut dengan tegas, "anting itu memang milik nyonya Selma tapi Nyonya Bertha sengaja mencurinya untuk menjebak Nyonya Selma." Penjelasan tersebut membuat seisi ruangan terkejut dan beberapa orang bahkan mengeluarkan desahan tidak percaya. Semua mata tertuju pada Selma, yang wajahnya masih dipenuhi ketegangan namun juga sedikit lega karena akhirnya kebenaran mulai terung
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

Bab 84. Hati yang besar

"Clara, maafkan Mama. Sebenarnya saat itu tengah di hasut oleh Barbara. Mama termakan ucapannya jika Alexander tidak lagi peduli dengan Mama karena hasutanmu."Clara merasa hatinya teriris mendengar penjelasan dari Selma. Dia tidak pernah menyangka bahwa Bertha bisa begitu jahat dan licik untuk memanipulasi ibu mertuanya. Clara mencoba memahami situasi yang rumit ini, sambil tetap mencerna informasi yang baru saja dia dengar.Selma terus menjelaskan dengan penuh emosi, "Bertha benar-benar ingin menghancurkan hubunganmu dan Alexander. Dia iri dengan kebahagiaanmu yang bisa bersama dengan Alexander." Clara semakin terkejut mendengar semua ini. Hatinya campur aduk antara marah pada Bertha dan iba pada ibu mertuanya yang telah menjadi korban tipu daya Bertha.Sementara itu, di taman halaman pengadilan yang dipenuhi dengan pepohonan rindang dan bunga-bunga yang bermekaran, suasana semakin hening ketika Selma melanjutkan ceritanya. Bertha, wanita licik berambut pirang panjang, ingin tahu s
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Bab 85.  Kemarahan Tuan E-Manuel 

"Plak!!!" sebuah tamparan keras tiba-tiba saja melayang ke pipi Selma yang masih duduk di meja makan. Tuan E-Manuel berdiri dengan ekspresi kecewa dan marah, matanya menatap tajam ke arah istrinya, Selma, yang duduk di depannya dengan air mata berlinang. Di sudut ruangan, Clara, menantu mereka, hanya bisa diam, tak tahu harus berbuat apa.E-Manuel menggebrak meja, "Selma, bagaimana bisa kau berbuat seperti ini? Aku sangat kecewa kepadamu!" Suaranya bergema di seluruh ruangan membuat udara terasa tegang. Selma menundukkan kepalanya terisak dalam tangisnya yang semakin menjadi-jadi. Dia merasakan rasa sakit tidak hanya dari tamparan fisik itu tapi juga dari tatapan penuh penyesalan suaminya."Suamiku," ucap Selma lirih sambil mencoba menjelaskan dirinya sendiri. "Kumohon dengarkan aku. Aku tidak bersalah. Bertha menjebakku. Aku tidak tahu apa yang dia rencanakan." Air mata terus mengalir deras membasahi pipi mulusnya.Namun E-Manuel tetap tak bisa menerima penjelasan sang istri. Dengan
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Bab 86. Clara wanita sempurna 

"Tuan, sudahlah. Jangan kau terus menerus marah kepada Mama. Kau harusnya bersyukur masih memiliki Mama, berbeda denganku yang sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini," bujuk Clara terlihat sedih ketika mengingat kedua orang tuanya yang sudah tenang di surga.Alexander menutup mulut Clara dengan jari telunjuknya. "Jangan pernah kau bilang kau Tidka punya siapapun di dunia ini. Ingatlah Clara, ada aku yang akan selalu menemanimu," ucap Alexander dengan tatapan hangatnya pada Clara.Clara mengangguk pelan, "Tuan, selagi ada orang tua, perlakukan mereka dengan baik. Tidak semua orang sesempurna yang kita inginkan, Mama memang salah tapi dia juga memiliki hak untuk menerima maaf dan kesempatan ke dua."Mata Alexander penuh dengan kehangatan saat ia melihat ekspresi sedih Clara. Ia merasa bertanggung jawab untuk memberikan dukungan dan kasih sayang pada wanita itu. Meskipun tak bisa menggantikan kedua orang tua Clara yang telah tiada, setidaknya ia ingin menjadi sosok yang dapat di
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 87. Usaha Selma 

Selma menyeka keringat di dahinya dengan punggung tangan saat aroma masakan mulai memenuhi dapur penthouse Alexander. Penthouse itu megah dan modern, dengan peralatan dapur lengkap yang berkilauan di bawah pencahayaan hangat. Di atas kompor, panci berisi osso buco mendidih perlahan, menyebarkan aroma lezat yang mengingatkannya pada rumah.Dia merapikan apron yang dipakainya dan memeriksa sekali lagi apakah semua sudah siap. Selma tahu betapa Tuan Smith menyukai osso buco, dan dia berharap makanan ini bisa menjadi awal yang baik untuk meminta maaf."Ayo, Selma, kamu bisa melakukannya," gumamnya pada diri sendiri sambil memeriksa saus yang mengental sempurna.Sementara itu, Clara yang mencium aroma kelezatan masakan ibu mertuanya mendekati wanita paruh baya yang kini sudah menata masakannya di dalam tempat makan. "Aromanya sangat lezat," ucap Clara dengan senyum yang mengembang."Semoga saja, Papa mertua kamu menyukainya dan bisa memaafkanku." Selma menatap kosong kedeoan dengan penuh
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 88. Kejutan untuk Clara

Clara bangun tidur dan meraih ponsel di samping tempat tidurnya. Namun, yang ia temukan bukanlah pesan dari suaminya, Alexander, melainkan sebuah catatan tertulis dengan tulisan tangan yang familiar baginya."Selamat pagi, sayang. Malam ini, aku punya kejutan untukmu, Alexander," Clara membaca dengan senyum simpul di wajahnya. Hatinya berbunga-bunga karena rasa penasaran akan apa yang telah direncanakan oleh suaminya yang biasanya lebih banyak bertutur dalam diam.Dengan langkah ringan, Clara mencari sosok suami tercinta namun tidak menemukannya di kamar atau ruang tamu. "Mungkin dia sudah berangkat kerja," desis Clara pelan sambil tersenyum lebar membayangkan ekspresi bahagia sang suami saat menyiapkan kejutan malam itu.Tanpa pikir panjang lagi, Clara segera turun dari ranjangnya dan bergegas menuju lantai bawah rumah mereka. Saat menginjak anak tangga menuju ruang makan, pandangannya langsung tertuju pada meja makan yang dipenuhi oleh rangkaian bunga segar dan hidangan sarapan pagi
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

Bab 89. Godaan Pria tampan

Mia melangkah dengan langkah ringan menuju pintu kantor Alexander. Ia merapikan rambutnya sebentar sebelum akhirnya menarik napas dalam-dalam. Dengan hati-hati, Mia kemudian mengetuk pintu dengan lembut dan memasuki ruangan.Dengan senyum ramah di wajahnya, Mia menyapa, "Selamat pagi, Pak Alexander. Saya ingin mendiskusikan beberapa hal tentang proyek baru kita."Tak ada jawaban dari Alexander yang tengah terfokus pada layar komputernya. Meskipun begitu, Mia tetap tenang dan sabar menunggu instruksi selanjutnya.Sebagaimana kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya antara Alexander dan Mia, mereka berdua sepakat untuk menjaga sikap profesional saat berada di kantor. Mia adalah teman Alexander saat mereka sama-sama menempuh jurusan bisnis di universitas terbaik di London. Namun, Alexander meminta Mia untuk bersikap profesional ketika perusahaan mereka terlibat dalam kerja sama."Masuklah, Mia," ucap Alexander tanpa meninggalkan pandangannya dari layar komputer. "Duduklah." Suaranya tena
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 90. Kecurigaan Clara

Clara duduk di ruang tamu, mengamati suaminya, Alexander, yang sedang membaca laporan keuangan di sofa seberang. Perasaan tidak nyaman menggelayuti hatinya sejak beberapa minggu terakhir. Mia, rekan bisnis perusahaan Alexander, tampak terlalu bersemangat dalam mendekati suaminya.Clara merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan sikap Mia tersebut. Ia pun memutuskan untuk menanyakan langsung kepada suaminya tentang bagaimana hubungan kerja mereka dengan Mia."Tuan, bagaimana rekan bisnis barumu? Mia, kan namanya?" tanya Clara pelan.Alexander menatap Clara sejenak sebelum menjawab dengan tenang, "Ya, Mia. Dia cukup efisien dan profesional dalam bekerja."Namun Clara tetap merasakan ketidaknyamanan dalam dirinya. Ia mencoba untuk bertindak biasa saja meskipun hatinya tak bisa tenang."Tidak ada alasan khusus. Hanya penasaran saja," ucap Clara sambil mencoba tersenyum tipis."Kau jangan berpikir yang bukan-bukan, Clara. Kemarin aku dan dia hanya makan malam biasa untuk membahas proyek ke
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

Bab 91. Keinginan Clara

Clara duduk di ruang tamu, menggigit bibirnya sambil memandang kalender di dinding. Kandungannya sudah memasuki bulan ketujuh, dan dia merasakan gelombang kecemasan setiap kali memikirkan suaminya, Alexander, di kantor. Terutama sejak Mia, rekan kerja yang licik, semakin gencar menggoda Alexander. Sejak permintaannya menjadi sekretaris pribadi suaminya lima bulan yang lalu ditolak, Clara merasa semakin tertekan dengan situasi tersebut.“Tuan, aku harus bicara denganmu,” kata Clara saat Alexander masuk ke ruang tamu.Alexander menatap Clara dengan penuh perhatian, “Ada apa, Clara? Apa kamu baik-baik saja?”Clara menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, “Aku ingin kembali menjadi sekretarismu. Aku tahu kamu tidak setuju, tapi aku merasa ini penting.”Dalam benaknya terus terngiang pertemuan singkat antara Alexander dan Mia beberapa hari yang lalu di acara perusahaan. Mereka terlihat begitu akrab dan mesra sehingga membuat hati Clara berbunga-bunga melihatnya. Namun rasa bahagia itu l
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status