All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 791 - Chapter 800

905 Chapters

Bab 793

Delis menghadapnya, terdengar suaranya agak serak, “Kamu … menangis?”Mata yang bengkak itu adalah tanda Kelven menangis.Apakah karena perkataannya tadi yang terlalu kasar dan melukai hatinya, membuatnya merasa tidak nyaman sehingga menghindar untuk menangis?Apakah Kelven benar-benar selemah itu?Entah kenapa, seketika Delis sangat ingin memeluknya dan menghiburnya.Namun, karena hubungan mereka yang masih kaku, Delis menahan diri.“Aku nggak menangis.”Kelven membantah, “Aku hanya keluar mencari angin segar dan ada pasir yang masuk ke mataku.”Kelven baru saja mengunjungi makam putrinya.Dia berbicara dengan putrinya dan kakeknya.Mengingat bahwa dirinya yang menyebabkan kematian kakek dan putrinya, Kelven tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.Jika bukan karena Mudi yang terus mengikutinya dan mengingatkannya bahwa masih ada Delis dan Lesi di rumah, dirinya mungkin sudah pingsan di makam malam ini tanpa ada yang tahu.Di mata Delis, prie di depannya dengan tinggi badan sekitar 180
Read more

Bab 794

Delis yang seperti ini adalah alasan mengapa Kelven menyembunyikan kematian putrinya.Kelven menuruti kata-katanya, mencoba tersenyum.Delis mencubit pipinya.“Nah, begini baru anak baik, mana ada pria dewasa yang mudah menangis. Ini adalah pertama kalinya aku melihatmu menangis, kalau sampai aku melihatmu menangis lagi, aku akan meremehkanmu.”Entah karena sejak awal Delis sudah memiliki perasaan yang kuat padanya, sekarang saat menyentuhnya, Delis tidak merasa canggung lagi.Kelven duduk di sana tanpa bergerak sedikit pun.“Bagaimana kalau malam ini, Delis tidur bersamaku dan Lesi?”Ekspresi wajah Delis berubah.Seakan bisa menebak apa yang Delis pikirkan, Kelven segera mengangkan tangan bersumpah, “Aku janji nggak akan melakukan apa pun padamu.”Menghela napas kecil, Delis pun menyerah.Seharusnya tidak masalah tidur bersama.Lagipula mereka sudah punya anak.Delis berkata, “Kamu tidur di sisi itu, aku tidur di sini.”Kelven langsung menuruti, segera menggendong anaknya di tengah,
Read more

Bab 795

Angel bersikeras untuk melepaskan dirinya dan pergi.Bety terus memeluk kakinay erat-erat.Air matanya mengalir deras tanpa henti.“Ibu, aku salah. Aku nggak akan membuatmu marah lagi. Ibu, kumohon jangan tinggalkan aku. Aku nggak mau hidup tanpa ibu.”“Huhu, ibu, ibu … “Tangisannya semakin histeris. Delis yang merekam adegan tersebut merasa tersentuh melihat betapa tulusnya akting anak itu.Melihat anak itu benar-benar menangis, Angel segera berbalik, berjongkok dan memeluknya.“Sudah, sudah selesai, bisa berhenti?Begitu mendengar bahwa adegannya selesai, Bety langsung berhenti menangis dan tersenyum. Sambil mengusap air mata di pipinya, Bety bertanya pada Angel, “Tante, apakah aku berakting dengan baik?”Angel terdiam.Astaga, anak ini memang punya bakar menjadi aktor, bisa mengatur emosinya dengan begitu mudah. Itu merupakan sesuatu yang bahkan aktor dewasa belum tentu bisa melakukannya.Melihat ke arah Delis, Angel lansgung berkata, “Beri aku kontak ayahnya, aku akan langsung m
Read more

Bab 796

Yogi langsung menyimpan ponselnya dan berjalan menuju sekelompok murid di depan.Para murid berkumpul dan menonton Lia memukuli orang.Mereka bahkan merekan video Lia saat memukul.Yogi datang dan melihat Lia masih duduk di atas gadis itu, memukulnya dengan sangat parah hingga membuatnya terlihat sangat malang. Yogi merasa ingin tertawa.Ini benar-benar adalah muridnya, berkelahi pun begitu bersemangat, tanpa peduli bahwa dirinya adalah seorang gadis.Lihat saja, putri emas keluarga kaya itu dipukuli sampai seperti itu.“Sudah, hentikan.”Ujar Yogi dengan tenang.Akhirnya Lia bangkit dari tubuh gadis itu, tetapi di bawah pemandangan semua orang, Lia tak bisa menahan diri untuk menendang gadis itu sekali lagi.“Dengarkan baik-baik, ini hanya pelajaran untukmu. Kalau kamu berani menggangguku lagi, aku akan pastikan kamu nggak akan selamat.”Gadis itu bangkit, menangis dan berlari menuju pelatih, dengan suara manja berkata, “Pelatih, dia memukulku. Kamu harus membalasnya untukku.”Para m
Read more

Bab 797

Lia juga bersiap-siap untuk melakukan tolak angkat, tetapi Yogi berkata, “Lia, kamu nggak perlu melakukannya. Kamu awasi mereka. Kalau kurang satu saja, aku akan meminta pertanggungjawaban darimu.”Lia mengangguk, segera berdiri di depan dan mengawasi dua puluh sembilan murid lainnya.Dengan menggunakan perhitungan mental, Lia mencatat jumlah tolak angkat yang mereka lakukan.Sebenarnya, Lia tidak menyangka pelatih begitu adil dan bijaksana.Sambil mengawasi teman-temannya, pandangannya tak sengaja melirik ke arah pelatih.Melihat wajahnya yang tampan dan serius, berdiri tegak dengan dada membusung, meskipun tidak berbicara, tetap memberikan aura yang mengintimidasi.Sehingga para murid yang sedang melakukan tolak angkat di depannya, meskipun tidak mampu menyelesaikan seratus tolak angkat, mereka tetap berusaha keras dengan gigih.Saat makan siang.Yogi dengan sengaja membawa makanannya dan duduk di sebelah Lia.Lia yang sering disudutkan dan diolok-olok seluruh murid, tidak menyangka
Read more

Bab 798

“Halo Lia, namaku Valtino Lowel, bolehkah kita berteman?”Lia melihat sekilas pada pelatih, lalu memandang pria itu.Mengingat janjinya pada Alfred untuk tidak bergaul dengan pria mana pun, Lia berdiri dengan wajah datar dan berkata, “Maaf, aku nggak butuh teman.”Lia melewati pria itu, berjalan pergi dengan dingin.Pria tersebut hanya berdiri di sana, wajahnya tampak muram dan sangat canggung.Yogi tertawa kecil, menggelengkan kepala dan pergi.…Setelah latihan sore.Lia kelelahan dan berkeringat.Dia ingin segera kembali ke asrama untuk mandi.Namun saat dia membuka pintu dan masuk ke asrama, bayangan hitam tiba-tiba muncul, menahan tangannya ke dinding dan menendang pintu hingga tertutup.Belum sempat Lia bereaksi, pria itu langsung menciumnya dan membuat Lia terkejut.Lia mengernyit dan berusaha melawan, mengangkat tangan untuk memukulnya.Melihatnya melawan, Alfred perlahan melepaskan gigitan bibirnya.Kemudian, dengan satu tangan dia menahan kedua tangan Lia di atas kepala dan
Read more

Bab 799

Lia tertawa dan menjawab, “Bukan nggak mau kamu melakukannya, aku hanya khawatir aku nggak bisa mengendalikan binatang kecil di dalam diriku.”Bagaimana jika binatang kecil itu muncul dan memakan Alfred?Lia harus menahan diri, demi masa depannya bersama Alfred. Dirinya juga harus lulus ujian dulu.Jadi sekarang, dia tidak bisa lagi melakukan hal semacam itu dengan Alfred.Alfred masih tidak mau menyerah dan berkata, “Sayang, makan aku saja!”“Aku nggak mau.”“Ayolah, aku sangat lezat, dagingku juga sangat segar.”“Cepat keluar.”Lia mendorongya sambil tertawa.Alfred terpaksa keluar dari kamar mandi. Saat pintu kaca buram tertutup, Alfred tersenyum dengan pasrah.Namun, Alfred tidak mau pergi jauh, hanya bersandar di pintu dan mendengarkan suara air mengalir di dalam. Alfred merasa itu juga suatu kenikmatan.Saat Lia hampir selesai mandi, Alfred pergi mengambil pakaian untuknya.Lia keluar mengenakan baju tidur, melihat Alfred membawa makanan dan sedang menyajikannya. Sambil mengering
Read more

Bab 800

Lia mengernyit, tidak mengerti mengapa ada pria yang mencarinya.Di sini, Lia tidak memiliki teman pria sama sekali.Menoleh ke arah Alfred di sampingnya, Lia berdiri dan berkata, “Aku pergi membuka pintu, kamu menghindar dulu, agar nggak ada yang melihatmu.”Alfred memperlihatkan wajah muram dan bertanya, “Siapa itu?”“Aku nggak tahu, harus membuka pintu dan melihat dulu.”Dengan enggan, Alfred berjalan ke kamar mandi di sebelah.Setelah melihat Alfred menghindar, Lia pun pergi membuka pintu.Di luar, berdiri seorang pria yang tidak begitu dikenalnya. Pria itu membawa makanan dan memegang seikat mawar merah, tersenyum dan menyerahkannya kepada Lia.“Makanan di kantin nggak enak, jadi aku membawakan makanan enak untukmu. Ini bunga untukmu, suka nggak?”Lia terdiam.Melihat kelakuan pria di depannya, Lia merasa sangat aneh.“Kamu siapa? Kenapa memberiku barang-barang ini?”“Aku Valtino, ingat? Saat makan siang di kantin tadi, aku sudah memperkenalkan diriku padamu.”Ujar pria itu sambi
Read more

Bab 801

Dalam keadaan terkejut, Valtino segera memohon, “Tuan Alfred, tolong ampuni aku, aku nggak akan berani lagi.”Alfred menarik kakinya dan mengusirnya, “Pergi, jangan sampai aku melihatmu di sekolah ini lagi.”Tersirat agar dia mengundurkan diri sendiri.Benar-benar tidak berani menyinggung Keluarga Joven, Valtino segera bangkit dan buru-buru berkata, “Iya, aku akan pergi sekarang juga.”Melihat orang itu pergi, Lia berdiri di samping sambil mengatupkan bibirnya, hati-hati melirik pria di sampingnya.Alfred menoleh dan melihat Lia, nada suaranya penuh cemburu, “Kamu pasti sangat bangga, ‘kan?”Lia masuk ke asrama, menjadi dengan santai, “Bangga kenapa?”Alfred mengikutinya masuk dan menutup pintu.“Merasa diri sangat populer.”Baru beberapa hari di sekolah, pelatih saja sudah perhatian padanya.Sekarang malah ada pria lain yang datang menunjukkan ketertarikan.Jika dibiarkan lebih lama, mungkin belum sempat ujian, Lia sudah direbut oleh orang lain.Tidak bisa, tidak bisa membiarkan Li
Read more

Bab 802

Lia mengangkat kakinya dan menendangnya. “Alfred, kamu nggak tahu malu.”“Aku sudah nggak punya malu lagi di depanmu.”Alfred duduk di meja, kedua kakinya panjang dan kuat.Wajahnya penuh dengan senyuman menggoda dan nakal.“Percaya nggak kalau aku bisa memakanmu sampai habis?”Lia benar-benar takjub dengannya.Bagaimana mungkin ada pria seperti ini di dunia?Tampan, elegan dan berwibawa di luar.Namun, di balik semua itu, dia adalah seorang penjahat besar.Namun, Lia sangat menyukai penjahat besar ini.Lia mengangkat dagunya, berinisiatif mencium bibir Alfred yang dingin. Lalu mendesaknya, “Sudah, cepat pergi.”Alfred enggan pergi.Namun, dirinya harus bekerja.Dia masih harus berbicara dengan kepala sekolah untuk mengeluarkan semua pria di kelas Lia.Dengan begitu, tidak ada yang mendekati pacarnya lagi.Mengenai pelatih itu.Dia hanya akan berada di sini selama seminggu.Jadi, tidak masalah.…Di Perumahan Odesa.Sejak kembali ke perusahaan, Kelven memulai rutinitas kerja dari jam
Read more
PREV
1
...
7879808182
...
91
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status