Share

Bab 793

Author: Gunung Api
Delis menghadapnya, terdengar suaranya agak serak,

“Kamu … menangis?”

Mata yang bengkak itu adalah tanda Kelven menangis.

Apakah karena perkataannya tadi yang terlalu kasar dan melukai hatinya, membuatnya merasa tidak nyaman sehingga menghindar untuk menangis?

Apakah Kelven benar-benar selemah itu?

Entah kenapa, seketika Delis sangat ingin memeluknya dan menghiburnya.

Namun, karena hubungan mereka yang masih kaku, Delis menahan diri.

“Aku nggak menangis.”

Kelven membantah, “Aku hanya keluar mencari angin segar dan ada pasir yang masuk ke mataku.”

Kelven baru saja mengunjungi makam putrinya.

Dia berbicara dengan putrinya dan kakeknya.

Mengingat bahwa dirinya yang menyebabkan kematian kakek dan putrinya, Kelven tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Jika bukan karena Mudi yang terus mengikutinya dan mengingatkannya bahwa masih ada Delis dan Lesi di rumah, dirinya mungkin sudah pingsan di makam malam ini tanpa ada yang tahu.

Di mata Delis, prie di depannya dengan tinggi badan sekitar 180
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 794

    Delis yang seperti ini adalah alasan mengapa Kelven menyembunyikan kematian putrinya.Kelven menuruti kata-katanya, mencoba tersenyum.Delis mencubit pipinya.“Nah, begini baru anak baik, mana ada pria dewasa yang mudah menangis. Ini adalah pertama kalinya aku melihatmu menangis, kalau sampai aku melihatmu menangis lagi, aku akan meremehkanmu.”Entah karena sejak awal Delis sudah memiliki perasaan yang kuat padanya, sekarang saat menyentuhnya, Delis tidak merasa canggung lagi.Kelven duduk di sana tanpa bergerak sedikit pun.“Bagaimana kalau malam ini, Delis tidur bersamaku dan Lesi?”Ekspresi wajah Delis berubah.Seakan bisa menebak apa yang Delis pikirkan, Kelven segera mengangkan tangan bersumpah, “Aku janji nggak akan melakukan apa pun padamu.”Menghela napas kecil, Delis pun menyerah.Seharusnya tidak masalah tidur bersama.Lagipula mereka sudah punya anak.Delis berkata, “Kamu tidur di sisi itu, aku tidur di sini.”Kelven langsung menuruti, segera menggendong anaknya di tengah,

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 795

    Angel bersikeras untuk melepaskan dirinya dan pergi.Bety terus memeluk kakinay erat-erat.Air matanya mengalir deras tanpa henti.“Ibu, aku salah. Aku nggak akan membuatmu marah lagi. Ibu, kumohon jangan tinggalkan aku. Aku nggak mau hidup tanpa ibu.”“Huhu, ibu, ibu … “Tangisannya semakin histeris. Delis yang merekam adegan tersebut merasa tersentuh melihat betapa tulusnya akting anak itu.Melihat anak itu benar-benar menangis, Angel segera berbalik, berjongkok dan memeluknya.“Sudah, sudah selesai, bisa berhenti?Begitu mendengar bahwa adegannya selesai, Bety langsung berhenti menangis dan tersenyum. Sambil mengusap air mata di pipinya, Bety bertanya pada Angel, “Tante, apakah aku berakting dengan baik?”Angel terdiam.Astaga, anak ini memang punya bakar menjadi aktor, bisa mengatur emosinya dengan begitu mudah. Itu merupakan sesuatu yang bahkan aktor dewasa belum tentu bisa melakukannya.Melihat ke arah Delis, Angel lansgung berkata, “Beri aku kontak ayahnya, aku akan langsung m

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 796

    Yogi langsung menyimpan ponselnya dan berjalan menuju sekelompok murid di depan.Para murid berkumpul dan menonton Lia memukuli orang.Mereka bahkan merekan video Lia saat memukul.Yogi datang dan melihat Lia masih duduk di atas gadis itu, memukulnya dengan sangat parah hingga membuatnya terlihat sangat malang. Yogi merasa ingin tertawa.Ini benar-benar adalah muridnya, berkelahi pun begitu bersemangat, tanpa peduli bahwa dirinya adalah seorang gadis.Lihat saja, putri emas keluarga kaya itu dipukuli sampai seperti itu.“Sudah, hentikan.”Ujar Yogi dengan tenang.Akhirnya Lia bangkit dari tubuh gadis itu, tetapi di bawah pemandangan semua orang, Lia tak bisa menahan diri untuk menendang gadis itu sekali lagi.“Dengarkan baik-baik, ini hanya pelajaran untukmu. Kalau kamu berani menggangguku lagi, aku akan pastikan kamu nggak akan selamat.”Gadis itu bangkit, menangis dan berlari menuju pelatih, dengan suara manja berkata, “Pelatih, dia memukulku. Kamu harus membalasnya untukku.”Para m

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 797

    Lia juga bersiap-siap untuk melakukan tolak angkat, tetapi Yogi berkata, “Lia, kamu nggak perlu melakukannya. Kamu awasi mereka. Kalau kurang satu saja, aku akan meminta pertanggungjawaban darimu.”Lia mengangguk, segera berdiri di depan dan mengawasi dua puluh sembilan murid lainnya.Dengan menggunakan perhitungan mental, Lia mencatat jumlah tolak angkat yang mereka lakukan.Sebenarnya, Lia tidak menyangka pelatih begitu adil dan bijaksana.Sambil mengawasi teman-temannya, pandangannya tak sengaja melirik ke arah pelatih.Melihat wajahnya yang tampan dan serius, berdiri tegak dengan dada membusung, meskipun tidak berbicara, tetap memberikan aura yang mengintimidasi.Sehingga para murid yang sedang melakukan tolak angkat di depannya, meskipun tidak mampu menyelesaikan seratus tolak angkat, mereka tetap berusaha keras dengan gigih.Saat makan siang.Yogi dengan sengaja membawa makanannya dan duduk di sebelah Lia.Lia yang sering disudutkan dan diolok-olok seluruh murid, tidak menyangka

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 798

    “Halo Lia, namaku Valtino Lowel, bolehkah kita berteman?”Lia melihat sekilas pada pelatih, lalu memandang pria itu.Mengingat janjinya pada Alfred untuk tidak bergaul dengan pria mana pun, Lia berdiri dengan wajah datar dan berkata, “Maaf, aku nggak butuh teman.”Lia melewati pria itu, berjalan pergi dengan dingin.Pria tersebut hanya berdiri di sana, wajahnya tampak muram dan sangat canggung.Yogi tertawa kecil, menggelengkan kepala dan pergi.…Setelah latihan sore.Lia kelelahan dan berkeringat.Dia ingin segera kembali ke asrama untuk mandi.Namun saat dia membuka pintu dan masuk ke asrama, bayangan hitam tiba-tiba muncul, menahan tangannya ke dinding dan menendang pintu hingga tertutup.Belum sempat Lia bereaksi, pria itu langsung menciumnya dan membuat Lia terkejut.Lia mengernyit dan berusaha melawan, mengangkat tangan untuk memukulnya.Melihatnya melawan, Alfred perlahan melepaskan gigitan bibirnya.Kemudian, dengan satu tangan dia menahan kedua tangan Lia di atas kepala dan

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 799

    Lia tertawa dan menjawab, “Bukan nggak mau kamu melakukannya, aku hanya khawatir aku nggak bisa mengendalikan binatang kecil di dalam diriku.”Bagaimana jika binatang kecil itu muncul dan memakan Alfred?Lia harus menahan diri, demi masa depannya bersama Alfred. Dirinya juga harus lulus ujian dulu.Jadi sekarang, dia tidak bisa lagi melakukan hal semacam itu dengan Alfred.Alfred masih tidak mau menyerah dan berkata, “Sayang, makan aku saja!”“Aku nggak mau.”“Ayolah, aku sangat lezat, dagingku juga sangat segar.”“Cepat keluar.”Lia mendorongya sambil tertawa.Alfred terpaksa keluar dari kamar mandi. Saat pintu kaca buram tertutup, Alfred tersenyum dengan pasrah.Namun, Alfred tidak mau pergi jauh, hanya bersandar di pintu dan mendengarkan suara air mengalir di dalam. Alfred merasa itu juga suatu kenikmatan.Saat Lia hampir selesai mandi, Alfred pergi mengambil pakaian untuknya.Lia keluar mengenakan baju tidur, melihat Alfred membawa makanan dan sedang menyajikannya. Sambil mengering

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 800

    Lia mengernyit, tidak mengerti mengapa ada pria yang mencarinya.Di sini, Lia tidak memiliki teman pria sama sekali.Menoleh ke arah Alfred di sampingnya, Lia berdiri dan berkata, “Aku pergi membuka pintu, kamu menghindar dulu, agar nggak ada yang melihatmu.”Alfred memperlihatkan wajah muram dan bertanya, “Siapa itu?”“Aku nggak tahu, harus membuka pintu dan melihat dulu.”Dengan enggan, Alfred berjalan ke kamar mandi di sebelah.Setelah melihat Alfred menghindar, Lia pun pergi membuka pintu.Di luar, berdiri seorang pria yang tidak begitu dikenalnya. Pria itu membawa makanan dan memegang seikat mawar merah, tersenyum dan menyerahkannya kepada Lia.“Makanan di kantin nggak enak, jadi aku membawakan makanan enak untukmu. Ini bunga untukmu, suka nggak?”Lia terdiam.Melihat kelakuan pria di depannya, Lia merasa sangat aneh.“Kamu siapa? Kenapa memberiku barang-barang ini?”“Aku Valtino, ingat? Saat makan siang di kantin tadi, aku sudah memperkenalkan diriku padamu.”Ujar pria itu sambi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 801

    Dalam keadaan terkejut, Valtino segera memohon, “Tuan Alfred, tolong ampuni aku, aku nggak akan berani lagi.”Alfred menarik kakinya dan mengusirnya, “Pergi, jangan sampai aku melihatmu di sekolah ini lagi.”Tersirat agar dia mengundurkan diri sendiri.Benar-benar tidak berani menyinggung Keluarga Joven, Valtino segera bangkit dan buru-buru berkata, “Iya, aku akan pergi sekarang juga.”Melihat orang itu pergi, Lia berdiri di samping sambil mengatupkan bibirnya, hati-hati melirik pria di sampingnya.Alfred menoleh dan melihat Lia, nada suaranya penuh cemburu, “Kamu pasti sangat bangga, ‘kan?”Lia masuk ke asrama, menjadi dengan santai, “Bangga kenapa?”Alfred mengikutinya masuk dan menutup pintu.“Merasa diri sangat populer.”Baru beberapa hari di sekolah, pelatih saja sudah perhatian padanya.Sekarang malah ada pria lain yang datang menunjukkan ketertarikan.Jika dibiarkan lebih lama, mungkin belum sempat ujian, Lia sudah direbut oleh orang lain.Tidak bisa, tidak bisa membiarkan Li

Latest chapter

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status