All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 751 - Chapter 760

905 Chapters

Bab 752

Sekarang malah bilang dia adalah putra dari ayah dan ibu angkatnya.Bukankah menganggap dirinya bodoh?“Maaf, aku baru saja pulang, jadi nggak tahu kamu sudah sebesar ini. Jadi nggak mengenalimu.”Jelas Kelven.Delis terdiam.Melihat kedua pria di depannya, dia merasa hal ini tidak sesederhana yang mereka ceritakan.Delis merasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari dirinya.Namun, sudahlah!Memikirkan terlalu banyak hanya akan menambah kekhawatiran saja, belum lagi membuat kepalanya sakit.“Jadi, aku harus memanggilmu kakak sekarang?”Delis berinisiatif mengulurkan tangan ke arah Kelven.“Selamat datang kembali, kak. Kamu sendirian? Kenapa nggak membawa istri dan anakmu?” Kelven hanya bisa terdiam.Panggilan kakak membuatnya merasa bersalah.Dan mendengar Delis menyebut anak, hatinya jadi sedikit marah, merasa bersalah dan sedih.Kelven tidak menjawab, malah mencari tempat duduk dan duduk di sana.Peter juga duduk dan mengisyaratkan adiknya untuk duduk.“Kamu nggak perlu memanggil
Read more

Bab 753

Kelven melihat keadaan Delis saat ini, dia merasa menyembunyikan kebenaran dirinya adalah keputusan yang tepat.Selama Delis tidak merasa sedih karena masalah putri mereka, Kelven rela berpura-pura.“Bukan nggak suka denganmu, hanya saja aku nggak berani mengaku.”Kelven menatap matanya dengan serius, dengan tatapan penuh perasaan.Delis mengernyit dan tertawa dingin.“Kamu nggak merasa ucapanmu agak labil?”Sebelumnya bilang tidak kenal.Baru saja bilang tidak mengenalinya.Sekarang malah bilang tidak berani mengaku.Orang ini pasti ada masalah dengan otaknya.Kelven tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, tetap melanjutkan ceritanya, “Semua yang aku katakan sebelumnya bohong. Sebenarnya aku selalu menyukaimu, tapi karena kamu adalah anak angkat orang tuaku, kita nggak bisa bersama.”“Lalu kamu bersama orang lain, jadi saat bertemu lagi, aku pura-pura nggak mengenalimu.”Kelven mengatakan itu tanpa ragu.Aktingnya juga luar biasa.Delis terdiam.Meskipun merasa ucapan pria itu sang
Read more

Bab 754

Kelven tidak memaksanya, duduk kembali dan bertanya,“Aku dengar kamu dan Wiliam sudah memutuskan pertunangan? Apakah karena kamu masih punya perasaan padaku sehingga kamu putus dengannya?”“Kalau begitu, bawalah anakmu dan kembalilah ke sisiku. Aku nggak akan pergi lagi kali ini dan nggak akan meninggalkanmu.”Kelven mencoba mengulurkan tangan untuk memegang tangan Delis.Namun, begitu menyentuhnya, Delis secara reflek menghindar.Delis menatapnya dengan ekspresi tidak percaya, lalu melambaikan tangannya dan berkata, “Beri aku waktu untuk tenangkan diri dan berpikir.”“Kamu bilang kita sudah bersama sejak lama, tetapi orang di sekitar kita nggak tahu?”Kelven mengangguk.Delis melanjutkan, “Jadi, kamu bilang aku mengandung anakmu saat masih bertunangan dengan Wiliam?” Kelven tidak menjawab, tidak membenarkan dan menyangkal.Delis merasa itulah kenyataannya.Dia merasa frustasi, tak bisa menahan diri untuk memukul kepalanya sendiri.“Apa yang sudah kulakukan? Melakukan hal bodoh lalu
Read more

Bab 755

Delis merasa agak tak berdaya.“Kalau kamu serius dengan kak Alfred, cepat atau lambat kamu harus pergi ke rumahku. Nggak masalah, datang saja, aku akan menunggumu di rumah.”Lia Akhirnya mengalah, “Baiklah, kamu harus menungguku, aku nggak mau sendirian dengan ibumu.”“Iya.”Setelah menutup telepon, Delis duduk di mobilnya dan mengemudi pulang.Pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan Kelven.Jika ternyata anak itu benar-benar adalah anaknya, apa yang harus dirinya lakukan?Haruskah dirinya bersama dengan Kelven demi anaknya?Bukankah itu terkesan gampangan?Tidak, dia harus mempertahankan martabatnya.Bagaimanapun, dirinya adalah wakil direktur Perusahaan Deli Jaya, dirinya punya reputasi yang perlu dijaga.Dia tidak bisa setuju begitu saja dengan pria yang baru saja kembali dan bersamanya.Lagi pula, sebelumnya ketika dirinya mendekatinya, pria itu bahkan berpura-pura tidak mengenalnya.Setidaknya dirinya harus memberinya pelajaran.Baru saja tiba di rumah, ponsel Delis kembali ber
Read more

Bab 756

“Kenapa kamu berpikir begitu?”Melihat kak Alfred mengikuti dari belakang, Delis menggandeng Lia masuk ke rumah.“Meskipun ibuku sedikit tegas, tapi dia nggak akan mempersulitmu.”Usai bicara, pelayan datang dan dengan hormay berkata, “Nona Delis, ini pasti Nona Lia. Nyonya ingin bertemu langsung dengannya, ikuti saya.”Lia dengan ragu menarik tangan Delis, ingin Delis ikut dengannya.Namun, belum sempat Delis bicara, pelayan itu berkata lagi, “Nyonya bilang kamu harus pergi sendiri. Nona Delis, mungkin Lesi sudah merindukanmu, lebih baik kamu menemuinya.”Ini jelas upaya untuk mengalihkan Delis.Delis menghentikan langkahnya, memberi isyarat pada Lia untuk mengikuti pelayan.Dengan enggan, Lia mengikuti pelayan.Di belakang, Alfred datang dan Delis mengingatkannya, “Kamu harus segera pergi melihatnya. Kamu tahu sifat ibu, dia mungkin akan mengatakan sesuatu yang menyakiti Lia.”Alfred hanya mengangguk. Khawatir kekasihnya akan terluka, dia segera menuju ke tempat tinggal ibunya.Pe
Read more

Bab 757

Jika dulu, dengan sifatnya yang keras kepala, Lia mungkin akan pergi begitu saja.Namun, teringat dengan Alfred.Selama setahun terakhir, Alfred telah memberikan begitu banyak kebahagiaan dalam hidupnya, Lia tidak rela melepaskannya.Hanya belajar etiket, menjadi lembut dan anggun seperti Delis dan kak Angel. Itu bukan masalah besar.Dirinya juga bisa belajar.Mengambil pena dari tangan pelayan, Lia menandatangani namanya di perjanjian itu.Saat bersamaan, terdengar ketukan di pintu.“Ibu, buka pintunya. Apa yang nggak bisa dibicarakan di hadapanku? Biarkan Lia keluar.”Mendengar suara putranya, Nyonya Joven semakin tidak senang.Dia tidak memedulikan, menatap Lia dan berkata, “Ingat perjanjian kita. Kalau kamu nggak bisa memenuhinya, jangan salahkan aku karena menghalangi hubungan kalian.”Usai bicara, Nyonya Joven menyuruh pelayan memanggil kepala pelayan untuk membuka pintu.Begitu pintu terbuka, Alfred langsung masuk dan menarik Lia, memeriksanya dengan cemas, “Kamu nggak dipukul
Read more

Bab 758

“Kalau kamu nggak suka ibuku, kita nggak perlu kembali lagi. Kalau kamu kangen dengan gurumu, aku akan menemanimu tinggal di desa.”Lia langsung menggelengkan kepala.“Nggak boleh, aku sudah menandatangani perjanjian dengan ibumu, jadi aku harus melakukannya dengan baik. Aku percaya pada diriku sendiri.”Delis juga setuju dengannya, “Kak Alfred, biarkan dia pergi belajar. Bukankah Lia belum pernah masuk sekolah? Sekarang masuk ke sekolah etiket dan merasakan suasana belajar bersama teman-teman mungkin akan baik juga.”“Kalau dia benar-benar nggak bisa belajar, kita bisa memutuskannya untuk berhenti nanti.”Alfred akhirnya setuju.Tak jauh dari situ, kepala pelayan datang membawa seragam sekolah dan surat penerimaan untuk Lia. Lalu membungkuk dan berkata, “Nona Lia, ini barang-barangmu. Harap datang ke sekolah besok pagi.”Alfred mengambil surat penerimaan dan melihatnya sekilas.Jam sekolahnya sama seperti mahasiswa, belajar dari senin hingga jumat dengan sistem asrama dan hanya libu
Read more

Bab 759

Delis menggendong anaknya dari pelukan pengasuh, sambil menenangkan anaknya dan memerintahkan. “Siapkan satu kaleng susunya, satu bungkus popok dan beberapa pakaian untuk anak.”Pengasuh bertanya, “Nona Delis mau pergi lagi?”“Iya, akum au pergi ke rumah ibu angkatku, kamu nggak perlu ikut.”“Baiklah.”Begitu pengasuh pergi untuk menyiapkan barang-barang, Nyonya Joven datang.“Delis, di mana kak Alfredmu?”Delis melihat ibunya dan menjawab, “Dia keluar bersama Lia.”“Keluar lagi, benar-benar sudah punya pacar, melupakan orang tua dan adiknya.”Nyonya Joven sangat kesal, tetapi melihat putrinya, dia menahan amarahnya dan berusaha tampak ramah.Lalu mencubit pipi kecil cucunya di pelukan Delis, lalu menghela napas,“Cucu kecilku, kenapa menangis? Dia baru bangun tidur?”“Iya, baru bangun tidur jadi agak rewel.”Mengingat seseorang akan segera datang menjemputnya, Delis berbohong, “Ibu, belakangan ini ibu angkatku sedang sakit, akum au membawa anakku ke sana untuk menjemputnya.”Mendeng
Read more

Bab 760

Desain interiornya juga modern dan mewah, sangat cocok dengan selera anak muda.Sambil menggendong anaknya, Kelven melihat sekeliling ruangan, lalu menatap Delis dan bertanya, “Ini rumahmu?”Delis melempar kunci mobil ke meja, lalu berjalan ke bar kecil dan menuangkan segelas air, meminumnya dengan elegan.Kemudian dia melirik Kelven dan bertanya balik, “Tebak, kenapa aku membawamu ke sini?”Kelven melihat tas yang Delis bawa berisi barang-barang anaknya. Dan anaknya juga berada dalam pelukannya, jadi sudah jelas apa maksud Delis.Kelven menjawab, “Kamu mau aku tinggal di sini dan merawat anak kita?”Delis tidak menyangkal.“Kamu tiba-tiba muncul dan bilang kita punya hubungan, kamu juga bilang anak yang aku lahirkan adalah anakmu. Nggak mungkin aku membawa anakku langsung kembali ke sisimu, ‘kan?”Kelven hanya diam.Delis melepaskan mantel luarnya, di dalamnya dia mengenakan gaun panjang hitam berbahan sutra yang lembut.Rambut hitamnya yang agak bergelompang tergerai hingga bahuny
Read more

Bab 761

Bagi seorang pria normal, bagaimana mungkin Alfred bisa menolak ajakan dari wanita yang sudah lama dia dambakan.Hanya dengan kalimat dari wanita itu, ‘Aku sudah siap!”Sudah cukup untuk membuatnya gelisah dan tak bisa mengendalikan diri.Seketika, Alfred merasa gugup sekaligus senang.Alfred buru-buru berdiri dan berkata, “Tunggu aku sepuluh menit.”Dia berbalik menuju ke kamar mandi.Setelah mandi, mengeringkan rambut pendeknya dan mengenakan handuk putih di pinggang.Tubuh bagian atasnya yang telanjang menunjukkan otot perut yang jelas, kulit coklatnya tampak seksi dan mempesona.Lia mengintipnya diam-diam.Melihat pria dengan tubuh sempurna, wajah tampan dan tubuh proposional tanpa lemak, Lia menelan ludah dengan rakus, merasa tak bisa menahan kegembiraannya.Setelah Alfred selesai bersiap, dia duduk di tepi ranjang, mendekati kucing liar di bawah selimut dan berbicara dengan suara menggoda, “Mau matikan lampu?”Lia langsung bersembunyi kembali ke bawah selimut, malu-malu mengang
Read more
PREV
1
...
7475767778
...
91
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status