Home / Romansa / Bukan Jodoh Idaman / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bukan Jodoh Idaman: Chapter 31 - Chapter 40

108 Chapters

31 — ADARA, JUNIORKU!

Siapa yang bisa mengartikan arti kecupan yang entah berasal dari hati atau hanya sekedar gairah belaka itu? Adara sendiri tidak bisa berpikir jernih kecuali Ansel bisa menjelaskan. Sekian detik ditunggu, pria itu justru semakin ingin memperpanjang kegiatannya.Tangannya mulai menelusup ke dalam tank top Adara, mencari sesuatu yang entah apa. "Ansel," cegah Adara dengan suara seraknya. Kecupan Ansel beralih pada belakang telinganya, mendesak untuk menjelajahi. "Stop! Ini bukan perjanjian yang sudah kita sepakati.""Tenanglah! Aku hanya ingin membuat kamu nyaman," bisik Ansel. Dia menemukan sesuatu, aliran darahnya terasa aneh. Ditambah desahan napas Adara yang mulai berat. Keduanya berpacu dalam indahnya hubungan tanpa status."Stop!" desis Adara. Dia melempar tangan Ansel yang sudah beralih fungsi menjadi pemompa. Dari mana pria itu belajar? Apa dia dan Emma sering melakukannya? "Carilah Emma kalau kamu ingin pelampiasan. Kenapa kamu bisa ada di sini?""Aku dan Emma nggak pernah seja
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

32 — AKU YANG LEBIH BERHAK!

Adara dan Ansel duduk berdampingan menghadap ke arah Dianti yang sedang mengeluarkan emosinya. Siapa sangka jika seusia cucunya, sikapnya masih seperti kanak-kanak. Bisa-bisanya mereka bertengkar dengan alasan yang tidak jelas."Mau sampai kapan sih, Nek, kita disidang begini?" tanya Adara dengan mulut meruncing. Dianti berdehem kesal, "Sampai kalian bisa berfikir jernih terutama kamu, Dara. Kenapa kamu harus menendang junior milik suami kamu sendiri? Kamu mau tanggung jawab kalau dia nggak bisa menghamili kamu?"Ansel masih bisa meringis mendengar sang istri dimarahi. Dia memang mengadu pada Dianti tadi karena sakitnya luar biasa. Berhubung Dianti selalu membelanya, Adara yang kena getahnya. Adara melirik Ansel. Setengah mati dia melemparkan tatapan mengancam. Akal bulus Ansel mudah sekali ditebak. Dia sangat yakin pria itu melebih-lebihkan apa yang dia lakukan. 'Sesakit apa sih sampai dia segitunya? Padahal dia juga yang bikin masalah. Kenapa aku yang harus kena getahnya?' batin
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

33 — Gimana Kalau Aku Yang Meraba Kamu?

Bugh! Bugh! Bugh!Ansel tidak bisa menahan diri ketika melihat Ben yang seenak jidatnya menemani Dianti setelah apa yang dia lakukan. Siapa yang peduli jika mereka sedang ada di rumah sakit? Ansel tidak peduli lagi. Dia paling benci dengan pria yang main belakang."Merasa paling hebat? Hah?" tantang Ansel. Ben tidak terima. Dia balas pukul. Padahal mereka sedang berada di dalam ruangan Dianti, tapi mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan wanita tua itu ketika bangun nanti.Adara yang baru saja masuk ke dalam ruangan VVIP tersebut, berteriak histeris melihat dua pria itu saling berkelahi. Dia melerai baku hantam yang menimbulkan suara berisik memekakkan telinga itu."Kalian apa-apaan?" desis Andara sembari melihat kondisi neneknya. Ben menunjuk Ansel, "Dia yang mulai duluan." Dia sangat yakin kalau Adara akan membelanya. Ansel tidak mengelak. Dia mengakuinya. "Dia yang mulai membuat situasi menjadi rumit. Harusnya kamu bicara sama dia. Kalau perlu kamu stempel mulutnya supaya ngg
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

34 — Sengatan Listrik Aneh Itu Akhirnya Datang Lagi

"Terserah saja. Dosa tanggung sendiri," ucap Adara santai. Dia berjalan mendahului Ansel, melenggang dengan lincahnya. Heelsnya beradu dengan anak tangga, membuat berisik seisi rumah. "Nggak ada kata dosa kalau suami istri," seloroh Ansel. Dia menggapai lengan istrinya, "bisa kamu ganti pakaian kamu?""Pilih, aku ganti baju tapi nggak ikut, atau aku pakai ini tapi aku ikut. Semua pilihan tergantung kamu," ucap Adara santai. Dia tidak sedang main-main dengan ucapannya. Lagi pula dia tidak takut dengan para pria yang berusaha menggodanya karena Ansel akan bersedia mengorbankan dirinya untuk menjaganya. Ansel masuk dalam kategori suami siaga kalau Adara boleh jujur.Ansel tidak punya pilihan selain mengiyakan salah satu permintaan Adara. "Terserahlah. Aku pergi untuk bersenang-senang. Kenapa aku harus repot memikirkan apa yang kamu pakai? Yuk, berangkat!"Adara tersenyum simpul. Dia selalu menang melawan pendapat suaminya. Wanita itu berjalan mengekori Ansel. Dia pikir Ansel akan mengg
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

35 — Ansel, Hati-hati Ada Mobil!

Cup!Lagi?Adara sudah cukup pasrah ketika Ansel berusaha menerkam bibirnya dan menelan bulat-bulat wajahnya. Pria itu seolah sedang berusaha mencari sesuatu. Apa dia tidak tahu kalau sekarang mereka berada di lingkaran para wanita yang sedang berjoget ria?"Ansel, stop!" tukas Adara sembari menahan lengan Ansel. Muka merah Ansel terlihat samar di antara kilap lampu disko. Adara bisa menangkap raut geli di wajahnya. Apa pria itu menertawakan kebodohannya?"Terimakasih," ucap Ansel sembari menggaruk kepalanya."Kamu harus ganti rugi," tukas Adara singkat. Dia tiba-tiba ikut tersenyum. Anehnya dia tidak marah pada perlakuan Ansel."Baik. Apa yang kamu inginkan?""Traktir aku minuman paling mahal di sini.""Boleh. Kecuali alkohol. Aku nggak mau bawa kamu di pangkuanku nanti. Merepotkan!""Ish, siapa yang mau mabuk? Mengkhayal saja. Banyak minuman yang masih wajar di sini," tukas Adara sok tahu. Padahal yang dia tahu hanyalah minuman beralkohol. "Dari pada minuman, gimana kalau kita mak
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

36 — Cess!

Ansel menyingkirkan motor yang menimpa Adara. Dia membiarkan kendaraan roda dua tersebut terguling ke sisi kiri, setelah sebelumnya menabrak bagian belakang mobil. Padahal Ansel sudah memperkirakan jarak untuk menyalip, tapi mobil tersebut malah melambatkan kendaraannya."Mana yang sakit?" tanyanya cemas.Adara memegangi kakinya, "Sakit, Sel. Ya Tuhan, sakit banget.""Sebentar!"Ansel bangkit, dengan marah dia menuntut pengemudi mobil yang seenaknya melakukan tindakan bodoh itu. Dia menggebrak jendela sampai si pengemudi keluar. Sayangnya ketika kaca jendela diturunkan, orang yang seharusnya tidak dia lihat justru ada di sana.Seketika Ansel terdiam."Apa?" tanya Emma dengan nada bicara tajam. Dia menahan kekecewaannya karena sang kekasih malah berduaan dengan istri kontraknya. Padahal ketika dia menanyakan dimana Ansel pria itu mengaku sedang berada di ruang. "Sejak kapan jalan jadi rumah? Hah?""Aku bisa jelaskan tapi sebelumnya aku nggak suka dengan sikap kamu. Kamu membahayakan ny
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

37 — Brugh!

Kalian berpikir kalau Ansel dan Adara akan bermalam dengan sangat panas? Tidak. Mereka benar-benar tidur. Ansel langsung pulas begitu memeluk Adara, begitu dengan Adara yang tiba-tiba mengantuk. Wanita itu bahkan baru bangun ketika matahari sudah tinggi. "Sarapan dulu," ucap Ansel sembari membawakan satu nampan berisi nasi goreng ala Ansel dan susu hangat. "Aku mau berangkat ke kantor. Kamu bisa kan di rumah sendirian? Atau nanti keperluan kamu aku siapkan di kamar ini, jadi kamu nggak perlu turun. Kalau mau mandi sore saja kalau aku sudah di rumah.""Emangnya aku lumpuh? Aku bisa jalan pake Kruk. Lagian ke kamar mandi juga hanya sejengkal ngapain nunggu kamu?" sungut Adara. Dia mengusap matanya yang berair, "pergilah! Kalau nenek tanya bilang saja sakit.""Oke. Kamu yang bilang ya kalau aku nggak perlu merepotkan diri. Aku mau mandi dulu," ucap Ansel. Dia menaruh nampan di nakas samping tempat tidur.Adara belum sepenuhnya sadar. Dia menimbang apakah dia perlu mencuci wajahnya sebel
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

38 — Bu Dara?

Bangunan itu runtuh, lebih tepatnya atap minimarket yang sudah setengah ambruk kini sudah bertebaran di lantai. Ansel ada di antara reruntuhan tersebut, jeritannya terdengar pelan namun si pemadam kebakaran yang meminjamkan jaketnya untuk Ansel, mendengarnya. Seketika pria itu berlari menyongsong Ansel, "HEI, TOLONG!" Lalu beberapa orang yang masih berada di lokasi segera menghampirinya untuk membantu.Ansel masih sadarkan diri ketika proses penyelamatan tersebut namun ketika dia diangkut ke mobil ambulans, pria itu pingsan. Setelah beberapa saat insiden tersebut terjadi, Yusuf muncul dan mencari Ansel.Pemadam kebakaran yang menolong Ansel, memberitahunya bahwa Ansel dibawa ke rumah sakit terdekat. Yusuf sangat terkejut. Dia tidak menyangka insiden buruk akan terjadi pada sang direktur. Dengan berat hati dia menghubungi Dianti, meminta maaf karena tidak berusaha menghentikan Ansel. "Saya tidak menyalahkan Pak Yusuf karena Pak Yusuf juga tidak ada di sana kan. Tolong Pak Yusuf tema
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

39 — Saya Masih Punya Hubungan Dengan Ansel

"Jawab Pak Yusuf! Ansel kenapa? Kenapa bisa masuk rumah sakit? Kenapa juga Pak Yusuf nggak bicara sama saya? Saya kan sudah bilang kalau ada apa-apa hubungi saya. Ada apa dengan kalian semua?" sentak Adara geram. Dia tidak peduli lagi siapa Yusuf dan berapa jarak usia di antara mereka. Dia kesal karena semua orang seolah menutupi sesuatu darinya. Yusuf gelagapan. Dia menyesal karena tidak menyapa si penerima telepon lebih dulu sebelum bicara. "Maaf, Bu Dara. Pak Ansel tertimpa reruntuhan dan sekarang berada di rumah sakit. Pihak rumah sakit menyarankan untuk memindahkan beliau ke rumah sakit Jakarta karena peralatan di sana lebih lengkap. Saya baru mau memberitahukan pada Ibu Dianti mengenai kabar ini."Adara menoleh ketika sang nenek muncul di ambang pintu mobil. Wanita tua itu menyadari ada yang tidak beres karena tatapan Adara berubah geram."Saya yang akan bicara sama nenek, Pak. Tapi sebelumnya saya kecewa dengan bapak dan juga nenek," ucap Adara sembari menatap neneknya. Panggi
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

40 — Aku Rasa ... Aku Menyukaimu, Adara.

"Siapa yang kamu bilang tadi?" tanya Emma beberapa jam sebelum dia menjenguk kekasihnya di rumah sakit. Seorang temannya yang bekerja di rumah sakit terbesar di Jakarta itu memberitahukan bahwa Ansel dirawat di sana dengan kondisi yang mengkhawatirkan.Emma yang sedang sibuk melakukan pemotretan, menyingkir di sisi sepi yang tidak bisa dijangkau oleh orang lain. Dia sempat memberikan senyuman permintaan maaf pada sang fotografer. "Coba ulangi lagi, kayaknya aku agak kurang dengar.""Ansel. Pacar kamu, Em. Kamu nggak tahu?"Ansel di rumah sakit? Emma tidak mungkin tahu apa yang terjadi pada kekasihnya karena mereka kehilangan kontak beberapa hari ini. Wanita itu tentu saja tidak mau ketahuan diacuhkan oleh Ansel di depan temannya. Gengsi dong!Emma berbohong, "Aku tahu dia pergi ke luar kota semalam tapi aku nggak tahu kabarnya. Dia kesulitan dihubungi pagi ini. Syukurlah kamu menghubungiku. Kalau nggak bisa-bisa aku bingung setengah mati.""Jangan lupa traktir kalau begitu. Oh ya, sia
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status