"Saya butuh tanda tangan Pak Ansel. Beliau ada dimana ya, Bu Dara?" tanya Yusuf. Pria itu baru keluar dari ruangan Ansel karena orang yang ingin dia temui tidak ada di ruangannya. Adara menggeleng lesu, "Kalau saya tahu dia dimana, saya nggak akan bingung, Pak.""Beliau pulang tanpa pamit?"Lagi-lagi Adara menggeleng, "Mungkin, Pak.""Apa mungkin sakit di punggung Pak Ansel kambuh, Bu?" tanya Yusuf penasaran.Adara mendongak, matanya membulat, "Bapak benar. Mungkin saja punggungnya sakit tapi dia nggak mau bilang sama saya. Kalau begitu, saya harus pulang dulu untuk memastikan. Kalau ada apa-apa, bisa tolong tinggalkan pesan saja, Pak? Nanti kalau nenek tanya, saya yang akan menjelaskan sendiri."Yusuf mengangguk. Adara buru-buru membawa tasnya setelah pamit pada Yusuf. Sejujurnya dia ingin meyakinkan dirinya kalau Ansel benar-benar pergi ke rumah sakit tapi desas-desus mengenai suaminya tidak semudah itu diacuhkan."Semoga kali ini kamu nggak mengingkari janji kamu," tukas Adara mu
Last Updated : 2024-03-30 Read more