Home / Romansa / Pesona Istri Bayaran CEO Arogan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pesona Istri Bayaran CEO Arogan: Chapter 41 - Chapter 50

142 Chapters

BAB 41 Good Morning, Berlin!

Amanda merasa ngilu di bagian intinya. Ada sisa-sisa rasa remuk yang menyelimuti dirinya.Dibukanya selimut yang dikenakan tinggal menutup pinggangnya saja. Area bawahnya terasa tak memakai apa-apa.Astaga! Di mana ini?Dia melihat sesosok pria berjambang tipis yang terlelap di sampingnya. Simon?Barulah sekarang dia ingat kalau semalam... ah, padahal mereka berdua tidak sedang mabuk.Bagaimana mungkin dia bisa terbawa suasana dan menghabiskan malam terlarang dengan kakak suaminya?Ini tidak benar.Kakinya menyentuh kaki Simon yang menindihnya. Gerakan itu sudah cukup membuat pria tampan itu membuka mata meskipun belum sepenuhnya."Hai, Amanda. Good morning..." sapanya sambil mengelus pangkal rambutnya. Ini adalah hal asing yang jarang dilakukan oleh Ronald. Ya, dan Ronald masih berstatus sebagai suami sahnya.Diliriknya kanan maupun kiri. Ke mana perginya pakaiannya semalam? "Amanda, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Simon sambil mencoba untuk duduk."Aku, aku... aku mohon jangan ber
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

BAB 42 Sambutan Dingin

Berpindah dari satu negara ke negara lain dulu hanya bisa disaksikan Amanda di film-film Hollywood. Rupanya sekarang dia bisa merasakan ini juga.Sebuah pengalaman yang sebenarnya membuat dirinya takut. Apakah ini yang disebut sebagai culture shock karena selama ini dia berada di lingkungan keluarga sederhana dan tiba-tiba dia berada di keluarga yang seratus delapan puluh derajat."Oma, di sini makin dingin ya?" Mila terdengar sedikit lebih sulit bicara karena suhu di luar bandara semakin ekstrem dibandingkan dengan situasi di Berlin."Iya, kita di Oslo yang posisinya lebih di utara lagi. Tapi tenanglah, besok kabarnya suhu akan sedikit naik." Mertua Amanda ternyata selalu memantau kondisi ramalan cuaca selama dia berada di Eropa."Mila, ayo segera masuk ke mobil jemputan. Kita akan segera bertemu dua kesayanganmu, Om Ronald dan Opa! Apa kamu senang?" Omanya memang ahli dalam membuat cucunya gembira.Mila melompat-lompat ke atas dan tersenyum bahag
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

BAB 43 Operasi Rahasia

"Apa kamu bilang?" PLAAKKKK! Sebuah tamparan melayang di pipi kanan Amanda. Ini adalah untuk pertama kalinya dia ditampar seumur hidup. Bahkan orang tuanya sendiri tak pernah melakukan tindakan kekerasan padanya. Amanda memegang bekas tamparan Ronald yang terasa panas dan pedih. Dia menangis dan mengurung diri di kamar mandi. Ada penyesalan di diri Ronald kenapa dia melakukannya. Tapi itu semua juga salah istrinya yang terus memancingnya untuk membalas perkataan pedasnya. Amanda sengaja melakukan ini untuk membuat dirinya berlaku seperti ini. "Aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang, Amanda. Akan aku buat kamu menderita!" Ronald geram dan menggenggam tangannya. Amanda kelelahan dan dia tertidur di bath tub yang kering di kamar mandi. Saat Ronald melihatnya, muncul bekas kemerahan di pipi yang dia tampar tadi. Merasa iba dengan istrinya yang kedinginan, Ronald menutup tubuh itu dengan selimut d
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

BAB 44 Like Father Like Son

"Dia sangat cantik dan terlihat energic." Seru perawat itu saat membaca karakter yang terlihat di wajah sosok bernama Olivia.Saat diambil fotonya, Olivia sedang memakai baju olahraga dengan topinya. Lantas merangkul pemuda di sebelah kanannya yang sedang melihat ke arahnya.Baru kemudian di sisi sebelah kiri Olivia ada Simon."Kamu betul, Luisa." Jawab Simon setelah mendengar komentar dari seseorang yang sebenarnya belum pernah bertemu dengan istrinya dulu."Tapi aku minta maaf jika salah dalam menebak yang bagian kedua." Lusa menghela nafas sebelum melanjutkan opininya soal istri Simon yang ada di foto. "Apa mereka berdua memiliki hubungan spesial?" Simon tak berani menatap wajah Luisa sekarang. Dia takut kalau selama ini hanya dirinya yang bodoh dan pura-pura tidak tahu soal itu.Banyak orang yang sudah mengingatkan dia perihal kedekatan Ronald dan Olivia yang tidak sewajarnya seorang kakak ipar dan adik ipar laki-laki."Aku tidak tahu." Simon selalu memilih untuk acuh setiap kali
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

BAB 45 Bicara Hati

Sembari menunggu jawaban dari suaminya tentang selembar kertas bertuliskan nama Alina, mertua Amanda menemani Mila bermain-main di kamar hotel. "Apa kamu ingin keluar makan atau membeli sesuatu, Mila?" tanyanya. Pikirannya masih menebak-nebak bagaimana bisa baru pertama kali bertemu langsung seakrab itu? "Oma, aku mau ke kamar Tante Amanda saja." ucapnya malu-malu. "Tapi, ini sudah malam. Ada Om Ronald di kamar juga. Apa kamu yakin tidak akan dimarahi oleh Om Ronald-mu itu?" Anak kecil mungil itu menggeleng dan menggendong bonekanya dengan susah payah ke kamar sebelah. Tok, tok, tok... Tidak ada jawaban. Dia mengetuk pintu lagi sambil Omanya mengawasi dari pintu kamarnya tadi. "Om! Buka pintu, Om!" suaranya cukup lantang meski jika dari dalam kamar hanya terdengar samar-samar. "Mila?" Ronald dengan cekatan membuka pintu. "Sama siapa kamu?" "Oma tadi menemaniku tapi sudah kembali lagi ke kamar. Bolehkah aku tidur bersama kalian?" tanya Mila dengan harapan besar untuk dikabulk
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

BAB 46 Serangan Fajar

Hal yang paling disukai Ronald dari seseorang adalah kejujuran. Sekali seseorang itu berbohong padanya, maka seumur hidup dia tak akan pernah mempercayainya lagi. Amanda bisa melihat adanya kebenaran saat Ronald mengaku tidak melakukan apa-apa dengan Catherine. Sekarang, giliran dirinya yang masih bimbang haruskah dia mengaku atau tidak soal kejadian malam itu di Berlin? Apakah nanti Ronald akan tetap mempertahankan hubungan mereka jikalau dia berbohong? Rasanya tidak! Kontrak tetaplah kontrak, Amanda tak boleh terlalu menginvestasikan emosinya ke hubungan yang bersifat sementara ini. "Kami melakukannya." Jawab Amanda singkat. Meski hanya dua kata, bagi Ronald ini sudah cukup membuatnya tercabik-cabik melebihi kalimat-kalimat umpatan Amanda sebelumnya. Dia tak percaya wanita seperti Amanda mau melakukan hubungan intim dengan kakak suaminya sendiri. Ini benar-benar tak bisa dipercaya. "Jujurlah padaku, Amanda." Ronald masih membuktikan sekali lagi apakah ada gurat kebohongan s
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

BAB 47 Damai Sementara

Mama mertuanya terlihat tidak suka dengan apa yang menantu dan anak lelakinya lakukan."Kamu harusnya tidak egois. Aku menyayangkan kamu tidak teliti, Amanda." Mertuanya mengomel lantaran membiarkan Mila hampir memergoki dirinya dan Ronald yang sedang memadu kasih di kamar mandi. "Maafkan saya, Ma." Meski dia mengaku bersalah, tapi di matanya mama mertuanya tetaplah ular berbisa yang punya dua muka."Lain kali jangan sampai terulang. Bisa fatal kalau dia melihat kamu sama Ronald. Ah, sudahlah!" Mertuanya tak lagi melanjutkan topik hot pagi ini.Ronald sebagai tersangka kedua hanya bisa menyenggol kaki Amanda yang terletak di bawah meja makan.Matanya melirik mengisyaratkan sesuatu. Ada keinginan menggelora yang belum semuanya tersalurkan. Amanda menyuruhnya untuk diam dan tidak melakukan tindakan kekanakan karena ada Mama dan Papanya.Kaki Ronald yang awalnya bersentuhan dengan sepatu Amanda, kini sudah mulai menelusuri hampir p
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

BAB 48 Mertua oh Mertua

Setelah mengecek lagi kondisi Mila, didapatinya keponakan itu sedang tertidur pulas dan tubuhnya dipenuhi keringat.Suhu tubuhnya sudah mulai turun."Bagaimana kondisinya?" Ronald baru sampai kamar lagi setelah mengambilkan makanan untuk Mila dan Amanda."Sudah mendingan, Pak." Ada sengatan listrik halus mengalir. Amanda kembali lagi memanggilnya 'pak'. Kapan hubungannya bisa stabil?"Kamu sudah makan? Ini aku bawakan take a way dari restoran di bawah. Makan saja." "Terima kasih, Pak. Tapi saya tadi sudah makan roti yang saya beli semalam." Tutur Amanda sangat sopan. Seakan dia kembali menjadi karyawan dan Ronald adalah bosnya. "Amanda, apa kamu sedang marah?" Tanyanya sambil mendekap pemilik tubuh seksi itu."Ti-tidak Pak." Dia menghindari kontak mata. "Lalu, kenapa kamu memanggilku 'pak' lagi?" Ronald butuh kepastian.Sehari sebelumnya, Amanda seolah akan menerima dan memperlakukannya seperti raja di
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

BAB 49 Luka Mama

Apa aku tidak salah dengar, minta cerai? Amanda tersenyum simpul. Meski hati nuraninya yang masih bersih meneriakinya untuk tidak tertawa pada penderitaan orang lain, namun bisikan hawa nafsu telah menggelapkannya. Sadarlah, Amanda. Dia adalah mertuamu yang berarti juga orang tuamu sendiri. Kamu harus menghormatinya. Hati nuraninya bersuara untuk mengingatkannya. "Ronald, Papamu tega sekali. Dia tega berbincang mesra dengan wanita itu." "Wanita yang mana, Ma?" Itu suara Ronald yang menanggapi pernyataan mertua Amanda. Amanda yang sedang di tempat tidur menemani Mila, hanya bisa menikmati pembicaraan panas yang sedang berlangsung. Rasakan, memangnya enak jadi orang jahat! Kena balasannya sekarang... "Itu, teman Papamu yang alumni Harvard juga. Dia ikut-ikutan sebangku sama Papamu. Alasannya karena Mama hanya pengganti, jadi harus berada di bis lain." Kedengarannya mertuanya sedang cemburu. Amanda menyimak pembicaraan itu dengan seksama. Mila merintih meminta minum air putih, ce
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

BAB 50 Mengulang Rasa

"Apa mau Mama sekarang?" Ronald geram karena mendengar keluhan mamanya.Dalam benaknya, tak seharusnya luka dan noda masa lalu diungkit-ungkit kembali."Kamu diam dulu." Seolah mamanya untuk saat ini hanya berbicara dengan angin. Bukan manusia.Tentu saja Ronald merasa sakit hati mendengar kisah pilu dari mamanya sendiri. Tetapi dia tak bisa juga melihat papanya dijelek-jelakkan terus. Apalagi di samping mereka ada Amanda, istri kontraknya."Kamu tahu mengapa kamu mengalami Claustrophobia?" Mamanya bertanya. Hal itu merupakan aib yang oleh Ronald ditutupi dan dia tak mau semakin banyak orang yang tahu."Ma! Sudahlah Ma." Dia memperingatkan mamanya untuk berhenti di situ. Ceritanya sudah merembet ke mana-mana. Tak seharusnya semua orang di keluarganya dikuliti."Kenapa kamu tidak mau mendengarkan Mama? Kalau kamu saja tidak mau tahu, lalu siapa yang bisa peduli dan mau mengerti Mama?"
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status