Home / Romansa / Pesona Istri Bayaran CEO Arogan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pesona Istri Bayaran CEO Arogan: Chapter 61 - Chapter 70

142 Chapters

BAB 61 Membunuh Waktu

Dua kali ibunya menelpon, Amanda tak juga berniat mengangkat panggilan itu.Dipandanginya handphone-nya sedari tadi. Dia sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh ibunya. Pasti soal uang sepuluh Miliar.Barulah sekarang Amanda tersadar, dirinya tak ubahnya seperti mesin uang untuk ibunya. Terlebih sejak menikah dengan Ronald."Amanda, telepon jangan cuma diliatin, tapi diangkat!" Ronald mengingatkan.Dia baru saja pulang dari kantor."Pak, eh maksudku... Mas, izinkan saya bekerja lagi." Ucapnya sungguh-sungguh.Amanda seperti orang yang tak berguna karena sehari-hari hanya di rumah dan menunggu Ronald pulang. Itu juga karena situasi rumah tangga belum kondusif lagi, dia sering 'dianggurin' oleh sang suami.Ronald memandangi istrinya sambil mengomentari, "Ada angin apa? Kenapa tiba-tiba ingin bekerja?"Tangannya melonggari dasinya lalu melepaskannya. Satu demi satu kancing bajunya dia buka."Saya menganggur seharian. Mau ikut masak, tapi sudah dikerjakan oleh pembantu. Mau bersih-bersi
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

BAB 62 Curiga pada Ibu

Ronald tidur pulas dengan nafasnya yang teratur. Amanda tak berani bergerak karena sekarang tangan kokoh itu melingkari tubuhnya.Benarkah yang sekarang dia lakukan?Bagaimana nanti jika Amanda sampai benar hamil lalu memiliki anak? Apakah Ronald bisa dipegang omongannya?Di tengah lamunan tentang masa depannya sendiri, handphone-nya berdering.Tangannya berusaha meraihnya. Rupanya meja samping sedikit jauh untuk tangannya.Setelah bergerak sedikit lagi Amanda berhasil meraihnya."Halo?" Tanpa dilihat siapa yang sedang menghubunginya, Amanda mengangkatnya secara asal."Amanda... ini Ibu, Nak..." Tangisan ibunya menggema. Tengah malam saat suasana hening, jeritan itu semakin mendominasi suasana yang awalnya sunyi senyap."Ibu?" Amanda masih berusaha mengontrol reaksinya agar dia tidak mengganggu Ronald tidur. Tubuhnya sedikit menjauh dari suaminya. "Ada apa Bu malam-malam begini? Ibu baik-baik saja?"Khawatir suaranya tak bisa terkontrol, diapun melepaskan pelukan Ronald hati-hati."I
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

BAB 63 Kebohongan Ibu

Sepuluh tahun sudah Amanda tak lagi menginjakkan kaki ke tempat ini. Tak banyak yang berubah dengan suasana yang dia rasakan sepuluh tahun lalu.Rumah ini masih sama dengan pagar yang sama pula. "Assalamualaikum..." Ucapnya sambil beberapa kali mengetuk pintu."Waalaikumsalaam, siapa ya?" Rupanya itu adalah sang pemilik rumah yang berjalan cepat membuka pintu. "Siapa ya?" Pemilik rumah itu bertanya lagi. Wajahnya sudah tampak semakin menua."Bibi, saya Amanda!" Ucap Amanda sambil meraih tangan itu seraya menciumnya."Amanda? Astaga... Kamu sudah besar dan cantik sekarang!" Ucapnya sambil membawa gadis kecil yang kini sudah menjelma sebagai wanita dewasa dan tumbuh sempurna. "Iya... Bibi apa kabar?" Tanya Amanda sembari duduk di sebelah sosok sepuh itu."Baik, alhamdulillah. Beginilah keadaan Bibi. Masih sama seperti dulu." Kata Bibinya dengan tatapan sendu."Bibi... kedatangan saya kemari tidak bisa lama-lama karena saya harus ke tempat Paman yang lain juga. Hanya saya minta izin u
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

BAB 64 Hutang Lama

"Amanda... kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" Tanya Bibinya.Amanda menggelengkan kepala. Betapa dunia ini sangat sempit.Ronald rupanya juga telah merahasiakan apa yang dilakukan ini darinya. "Nggak apa-apa." Jawab Amanda dengan senyuman yang tiba-tiba memudar karena dia tak menduga sosok tinggi itu hadir di depannya."Amanda, kenapa belum balik ke mobil juga?" Itu adalah Ronald yang mendadak berdiri di depan pintu rumah Bibinya.Karena waktunya mengobrol lebih lama dari yang seharusnya, Amanda didatangi oleh suaminya."Ya Tuhan... Bukankah ini orang yang membeli tanah itu?" Bibinya baru menyadari kalau pemuda yang disebutkan tadi sekarang berdiri di depan rumahnya. Seperti mimpi saja!"Mas Ronald... Aduh maaf ya, tadi ngobrol sama Bibi saya kelupaan kalau sudah membuat Mas Ronald menunggu..." Amanda bangkit dan menyambut suaminya.Sementara suaminya masih terdiam tanpa ekspresi. "Namanya... Nak Ronald ya?" Bibinya ikut berdecak kagum. Melihat pemuda yang dibicarakan dari dekat,
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

BAB 65 BFF dengan Mertua

"Jadi, bagaimana kalau Mama pulang besok saja? Kupikir ini sudah terlalu lama kalian berada di luar negeri. Apa Mila akan tetap baik-baik saja kalau dia kelamaan homeschooling-nya?"Amanda mendengar Ronald dan Mamanya sedang berbincang di video call. Dia terbangun karena tadinya tertidur pulas sampai lupa belum mandi."Simon masih membutuhkan kami. Aku tak bisa membiarkannya begitu saja di sini sendirian. Dia harus operasi sekitar bulan depan ini." Itu suara Mama mertuanya jelas sekali.Keduanya sepertinya masih belum menemukan persetujuan tentang bagaimana rencana selanjutnya. Mengingat memang Ronald terlihat begitu kesepian tanpa keponakannya.Sebelum Amanda masuk ke kehidupan keluarga ini, sehari-harinya Ronald selalu menghabiskan waktu bersama Mila. Dia banyak mendengar cerita dari pembantu dan pekerja di rumah ini."Ma, aku ini anakmu. Simon itu siapa memangnya?" Ronald sepertinya sudah mulai memaksakan diri.Ini yang Amanda sedikit terkejut. Lelaki yang biasanya terlihat tenang
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

BAB 66 Musang Berbulu Domba

Amanda mencermati berbagai macam bukti yang tertulis rapi di sebuah laporan dari badan keuangan negara.itu jelas adalah nama kakaknya yang terlampir. Bukan yang lain.Dari beberapa tahun sebelumnya, rupanya kakaknya memang banyak memiliki tanggungan hutang yang tak pernah bisa dibayar lunas. Pun ketika jumlahnya yang awalnya hanya beberapa ratus ribu berkembang menjadi jutaan dan berakhir di angka miliaran.Seperti tidak masuk di akal. Bagaimana bisa kakaknya yang baru berusia tiga puluhan sudah punya utang sebanyak itu. Untuk apa dia gunakan uangnya dalam waktu yang kurang dari lima tahun.Itu berarti berawal ketika dia mulai memasuki rumah tangga."Ya Allah, Kakak..." Tangan Amanda menjatuhkan map berisi lembar demi lembar tulisan yang menjadi bukti tertulis rekaman jejak hutang sang kakak."Lihat dulu satu per satu. Kalau kamu kuat, lihat sampai halaman belakang." Ronald membuka lagi map yang tak sengaja tertutup karena terjatuh.Dia buka lagi lembaran yang tadi sempat terlewatkan
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

BAB 67 Setuju Menjadi Ibu

"Tidak cukup kalau kita melakukannya sekali seminggu!" Kata Ronald begitu merespon Amanda yang setuju dengan program kehamilannya.Alisnya mengkerut saat mendengar Ronald menyebutkan jumlah 'durasi' yang disampaikannya. Terkesan memaksa dan keringatnya mendadak bercucuran membayangkan bagaimana Ronald biasanya beraksi di ranjang.Hufhh!"Jangan diam saja dan memelototiku begitu, Amanda. Aku sedang bicara soal teknisnya. Kamu malah memandangiku dengan tatapan seolah aku adalah yang paling punya keinginan memiliki anak di sini." Tuturnya sembari melemparkan bantal pada istrinya."Iya, iya, Pak." "Lah kamu manggil aku 'pak' lagi? Bukannya kemarin sudah oke memanggilnya 'mas' gitu?" Protes Ronald yang semakin menikmati ketika dirinya dipanggil dengan sebutan 'Mas Ronald'."Oh, iya Mas." Amanda mengulangi jawabannya."Ingat, sekarang kamu harus mulai menjaga pola makan dan pola hidup kamu. Aku nggak mau nanti k
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

BAB 68 Gemuruh Rasa

"Apa yang kamu kamu katakan pada Amanda?" Ronald dengan tegas menghentikan pembantunya agar tak melanjutkan pembicaraan dengan istrinya. Dia terlihat ketakutan karena sudah diberi peringatan agar tak banyak membuka cerita lama. Sepertinya pembantunya lupa dan perlu diberi pelajaran. "Sudah, kamu ke belakang sana! Jangan ke sini dulu." Ucap Ronald lalu mengambil satu kursi yang di dekat Amanda untuk membersamainya. "Mas, sudah. Biarkan dia pergi saja..." Amanda menyentuh lengan suaminya agar duduk dengan tenang dan tak lagi mempersoalkan apa yang dilakukan pembantunya. "Aku tidak suka kalau pembantu mulai bergosip soal majikan." Mata Ronald masih memperlihatkan kecewa sekaligus emosional. "Iya, tadi cuma cerita kalau Mas Ronald suka sama anak-anak. Itu saja." Amanda menenangkan suaminya. "Kamu sudah minum vitamin?" Ronald membuka tutup botolnya untuk mengambilkan satu pil untuk istrinya. "
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

BAB 69 Rencana Ibu

"Ibu?" Kedatangannya lagi-lagi tanpa janji. Bukan karena Amanda merasa sok penting dan sok kaya, lebih tepatnya dia bisa mengatur waktu agar ibunya tak bertemu dengan Ronald. Amanda tak nyaman saat ibunya bertemu suaminya, karena ujung-ujungnya sesuai pengalaman, pasti akan bicara soal uang. Hal itu berlangsung terus menerus. Itulah yang membuatnya merasa diremehkan sebagai seorang istri. "Silakan duduk, mau ikut sarapan?" Sudah barang tentu Ronald akan memasang muka sesopan mungkin. Tapi kali ini Amanda yakin itu hanyalah sebatas topeng belaka. Karena Ronald sudah tahu betul bagaimana watak asli keluarganya. "Iya, Nak Ronald. Ibu sudah sarapan tadi pagi-pagi sebelum ke sini." Lalu ibu mertuanya bergabung di meja makan melihat sisa makanan yang hampir dihabiskan oleh Amanda. "Nak Ronald tidak sarapan sekalian?" Ibunya bertanya karena melihat Ronald hanya memegangi segelas susu saja. "Ohsaya tidak makan Bu. Hanya segelas susu dan sereal saja untuk sarapan. Agak siang nanti bia
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

BAB 70 Ronald suka Jajan?

Ibunya masih terus memaksa dan menanyakan keberadaan cek yang masih disembunyikan oleh Amanda.Benar rupanya dugaannya selama beberapa hari ini. Ibunya selalu mengintai demi cek tersebut."Untuk apa, Bu? Itu cek yang nilainya tidak sedikit..." Kata Amanda sambil menjauhi ibunya.Dia berharap ada pembantu atau seseorang yang datang ke sini di dekatnya agar ibunya tak berbuat semena-mena.Mata Ibunya terus mengawasi gerak-gerik Amanda."Kalau kamu tak memberikannya, itu tak masalah. Ibu punya cara untuk mendapatkannya. Kamu tidak usah banyak alasan lagi." Kata ibunya mengancam."Ibu, untuk apa sebenarnya? Bukannya kalian sudah menjual gudang dan perkebunan. Uang itu tentu tidak sedikit. Bahkan aku belum mendapatkan bagian warisan Ayah. Kini semua akan Ibu serahkan pada kakak! Apa maksudnya ini?" Amanda memprotes keputusan ibunya yang terkesan berat sebelah.Dia tak diperlakukan adil oleh ibunya sendiri."Ibu mau ke mana?" Tanya Amanda yang masih bingung dengan kelakuan ibunya.Ibunya be
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status