Home / Romansa / Pesona Istri Bayaran CEO Arogan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pesona Istri Bayaran CEO Arogan: Chapter 71 - Chapter 80

142 Chapters

BAB 71 Instink Mertua

Maunya apa Ronald ini sebenarnya?Setelah Amanda menemukan bukti bungkusan bekas alat pengaman itu, pikirannya mulai kacau. Kenapa harus menemukannya di saat dia sedang berikhtiar untuk memiliki keturunan?!Tangan Amanda meremas-remas bungkus plastik kecil itu dengan kedua jarinya. Ingin sekali dia membakar untuk menghilangkan barang bukti itu agar pikirannya tidak dipenuhi oleh bayang-bayang tak senonoh soal suaminya."Hai... kenapa melamun?" Sikap Ronald memang semakin perhatian setelah dia memproklamirkan untuk bersedia mengandung anaknya.Tangannya meraih punggung Amanda yang sekarang untuk mendekatinya.Dia terkejut dan ingin menjauh karena tahu kelakuan suaminya di luar rumah."Amanda, apa ibumu menelpon lagi? Atau kakakmu mendatangimu saat aku tidak di rumah?" Ronald menanyainya dengan penuh perhatian.Dia menggeleng. Matanya masih menatap ke depan tapi tidak ke arah Ronald. Rasanya sudah tak sudi lagi dia memandang suaminya sendiri.Percuma Ronald mengatakan padanya untuk menj
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

BAB 72 Bekas Milik Papa

Mertuanya seakan tahu begiti banyaknya rasa yang sekarang bergulat di benaknya.Tak tahu lagi Amanda harus memulai bercerita dari mana. Dia masih merapatkan setiap momen kurang menyenangkannya dengan Ronald dalam otaknya.Rasanya dia mau mati saja kalau ingat rasa sakit hati yang ia alami sekarang ini. Tumpukan luka yang seakan tak ada habisnya.Ronald memang ahlinya membuat Amanda menangisi nasibnya."Ma..." Amanda tak kuasa melanjutkan cerita. Dia lebih memilih untuk diam dan menikmati setiap belaian mertuanya pada rambutnya yang panjang."Amanda... Maafkan Mama yang tak di sampingmu ya selama ini..." Mertuanya mengelus rambut itu dengan penuh kasih.Seandainya mertuanya tidak baik begini, meski sebelumnya Amanda pernah memergoki perbuatan gibah mertuanya dengan temannya soal dirinya, sekarang ia sudah bisa menjalin hubungan dengan baik.Baginya sekarang hanya mertuanya seorang di rumah ini yang bisa diajak kompromi."Apa Ronald berbuat ulah lagi? Bersabarlah Amanda... Mama minta m
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

BAB 73 Buntut Panjang

"Apa maksud kamu ini bekas milik Papa?" Kalimat spontan yang keluar dari mulut Ronald membuat Mamanya meradang.Siapa yang kuat dengan pengakuan tulus anak soal suaminya sendiri? Dan sudah tentu ini bukanlah yang pertama kali."Mama cari saja di loker tempat ruang kerja Papa. Pasti menemukan tidak hanya satu atau dua. Kecuali kalau pelakunya sudah disuruh untuk membersihkan barang bukti ini dan membuangnya ke tong sampah." Kata Ronald sambil mengelap bibirnya dengan lap makan disusul dengan mengambil kunci mobil di meja makan."Ronald, jangan bercanda kamu! Ini fitnah kalau apa yang kamu sampaikan adalah dusta." Mamanya mengingatkannya. Ronald tak bergeming. Sebenarnya dia tak mau melakukan ini tapi karena dirinya terpojokkan, dia mulai berpikir untuk menyelamatkan pernikahannya sekarang."Aku tidak mengada-ada, Ma. Semua ini adalah fakta. Siapa yang memangnya mau menuduh dan pura-pura memperburuk citra keluarga?" Ronald tentu saja membalik argumen Mamanya. "Papa memang sejak dulu kan
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

BAB 74 Menjadi Detektif Amatir

Kata-kata mertuanya itu masih terngiang-ngiang di telinga Amanda.Siapa orang yang kemungkinan sedang dekat dengan Papa mertuanya selama ini? Hmm, Amanda sendiri tak yakin apakah dugaannya ini benar.Beberapa hari berlalu, namun pembicaraan mereka masih seputar siapa wanita idaman lain yang biasanya menghabiskan waktu dengan Papa Ronald."Siapa ya Ma?" Amanda saat berbincang itu hanya meraba-raba kemungkinan yang ia tahu.Itupun sebatas insting yang bisa jadi meleset jauh dari fakta yang sebenarnya. Sepengetahuannya, ada beberapa orang pembantu di rumahnya yang ia jadikan tersangka.Dua di antaranya memang masih berusia muda, di antara usia dua puluh limaan.Ada lagi dua orang yang Amanda sempat menaruh curiga, yaitu pembantu yang biasanya mengambil baju kotor di tempat tidur Papa mertua dan Mama mertuanya. Usianya sudah empat puluhan.Kalau dilihat penampilannya, memang dia masih terlihat cukup muda meski sudah menginjak kepala empat.Setahu Amanda, dia adalah yang paling lemah lembu
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

BAB 75 Pacar Mertuaku

Seperti layaknya seorang pengamat profesional, Amanda sedikit menyembunyikan pengamatannya dari Dahlia.Ronald yang tak tahu apa-apa ikut-ikutan menyelidiki. "Dahlia, apa kamu sudah membersihkan kamar-kamar Simon dan Papa?"Dahlia tentu saja terkejut. Bukankah mereka belum kembali? Untuk apa dibersihkan..."Memangnya kenapa Tuan Ronald?""Kamu belum tahu kalau Papa dan Simon akan segera pulang ke sini?" Tanya Ronald lagi.Dahlia menggelengkan kepala dan pandangannya tertuju pada Ronald. Amanda baru menyadari kalau Dahlia terlihat juga 'bernafsu' pada pemuda yang lebih muda usianya darinya."Benarkah?"Amanda melihat sendiri kalau Dahlia terlihat berkaca-kaca dan tampak sumringah ketika mendengar Ronald menjelaskan kabar baik itu."Betul. Mereka pulang minggu depan. Kabar baiknya lagi, kalian diperkenankan untuk menyambut kedatangan mereka Sabtu depan dan jangan lupa... Karena Simon baru saja dari luar negeri dalam waktu yang lama, kalian para staff dan yang lain boleh berdandan bebas
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

BAB 76 Bukti Selingkuh

Selesai acara penyambutan, Simon tampak sibuk menemani Zara mengelilingi rumah. Namun sesekali mereka tampak duduk karena memang ia belum diperbolehkan berjalan jauh atau terlalu capek."Kamu terlihat semakin gagah, Simon." Puji Mamanya."Sama aja lah, Ma..." Dia malu-malu mendengarnya. Matanya masih melirik di kejauhan tampak Mila bermain dengan Amanda.Keduanya tampak seru memainkan boneka-bonekaan dan merasa dunia hanya milik mereka berdua."Ya memang itu kenyataannya. Mama senang akhirnya kamu bisa berubah menjadi lebih baik lagi." Mamanya memujinya lagi."Ma, ini semua berkat doa dan dukungan Mama juga!" Simon memeluknya namun perhatiannya tetap pada Amanda yang berada di sisi belakang mamanya berdiri.Lama tak bertemu, Amanda terlihat semakin glowing dan menawan."Ngomong-ngomong, Zara apa tidak mau istirahat dulu? Antarkan dia ke kamarnya..." Mamanya menyuruh Simon untuk menunjukkan ruangan tidur Zara."Mmm, tidak apa-ap
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

BAB 77 Melawan Rasa

Amanda tak lagi bereaksi saat Ronald mulai menyentuhnya malam ini. Dia hanya diam dan menyerahkan diri sepenuhnya pada suaminya."Amanda, kamu kenapa ini?" Ronald menghentikan ciumannya karena istri cantiknya hanya terdiam."Kamu sakit?" Tanya Ronald lalu memeriksa kening istrinya. Hanya sedikit lebih hangat dari suhu tubuhnya."Nggak, Mas. Hanya saja aku tidak mood malam ini. Maaf ya?" Kata Amanda sambil menatap suaminya.Mengetahui kejujuran istrinya, Ronald seolah merasakan disiram air es pada hasratnya yang tadinya menggelora. Padam seketika!"Maaf ya Mas..." Ia menutup kembali tubuhnya dengan selimut. Begitu juga Ronald yang tiba-tiba memakai kembali kaos dan celana pendeknya lalu membaringkan diri di sofa kamar. Sejenak terlihat dia frustasi namun walau bagaimanapun dia tak bisa memaksa sang istri untuk melayaninya.Sudah dua kali berturut-turut Amanda mengatakan sedang tidak mood. Ronald hanya berbaik sangka dan mengira mungkin saja ia sedang hamil? Bisa jadi.Karena suasana r
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

BAB 78 Calon untuk Simon

"Ronald sudah berangkat, Amanda?" Mertuanya menyusul berdiri di teras depan.Amanda menganggukkan kepala lalu menunggu, biasanya sang mertua akan membutuhkan sesuatu jika mendekatinya.Entah itu hanya untuk sekedar mengobrol atau menemaninya berbelanja. Terkadang juga menemaninya kontrol ke dokter untuk medical check up rutin."Sudah, Ma. Apa Mama perlu sesuatu?""Nggak juga. Mama hanya ingin ditemani belanja. Bisa?"Sudah dia duga kalau mertuanya ingin ditemani belanja. Amanda mengangguk setuju. Ia juga sedang ingin merefresh pikirannya yang sejak semalam seperti dihantui rasa bersalah."Saya ganti baju dulu, Ma. Sebentar ya?" Amanda kembali ke kamar lalu memilih beberapa pakaian yang akan dia kenakan. Karena tak mau membuat mertuanya lama menunggu, dia putuskan memakai midi dress warna hitam dengan hand bag warna senada.Sepatu yang ia kenakan sengaja warna kecokelatan yang dulu ia sempat beli di Jerman. "Bagus sepatunya..." Mertuanya memuji. Penglihatannya selalu awas jika ia mem
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

BAB 79 Lunch Bersama Bella

"Si-Simon? Apa yang kamu lakukan di sini?" Amanda meletakkan kembali gaun itu ke raknya dan cepat-cepatt mengambil jarak dengan iparnya itu."Mama yang memintaku datang sekalian mau diajak makan siang..." Jawabnya santai.Sejak bisa berjalan lagi, Simon kerap mendadak berada di dekatnya. Ini yang membuat Amanda salah tingkah."Simon, kamu sudah datang?" Bella menyambutnya.Diapun memeluk dan membiarkan Simon mencium pipi kiri dan kanannya. Sedangkan Amanda mengalihkan pandangan karena tak nyaman menyaksikan hal itu.Mata Simon melirik dan tertawa dalam hati melihat reaksi wanita itu.Tangannya sengaja tetap diletakkannya di pinggang Bella sambil berjalan menuju ke lobby depan."Ma, sudah?" Tanya Amanda saat tahu mertuanya selesai berganti baju."Iya, sudah. Itu Simon sepertinya sudah datang. Ini rencananya mau tak ajak makan siang sama Bella sekalian. Kamu ikut ya untuk memberi skor ke Bella. Mana tahu kamu bisa menilai lebih obyektif dari Mama..." Kemudian mertuanya menyerahkan baju
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

BAB 80 Di mana Amanda?

Amanda tak punya pilihan selain masuk ke mobil dan duduk manis layaknya seorang penumpang biasa. Simon yang sepertinya di masa lalu memang mahir menyetir, kini sudah mendapatkan kembali keahliannya itu. "Mana alamat rumahmu?" Tanya Simon memecah keheningan. Amanda tak menjawab dan masih saja diam menunjukkan marahnya. "Turunkan aku di perbatasan saja. Lalu kamu boleh kembali ke resto." Ucapnya dingin. Amanda sudah seperti tercekik rasanya berada semobil dengan iparnya itu. "Lalu bagaimana kamu menuju tempat ibumu?" Simon sedikit memelankan mobilnya lalu minggir ke kiri agar bisa menepi. "Kenapa berhenti?" Amanda bertanya pada Simon yang tiba-tiba memberhentikan mesin. "Aku tahu masalahmu. Kamu tidak suka aku mengantarkanmu, bukan?" Simon membuka pintu mobil lalu keluar. Dia banting sekeras mungkin pintu mobilnya. Lalu berdiri di pagar pengaman jembatan sambil entah meneriakkan apa. Amanda hanya duduk di mobil menahan diri. Jika saja dia bisa menyetir, pasti mobil ini sudah
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status