Semakin lama sentuhan itu semakin terasa panas. Tubuh Amanda kini sudah benar-benar sedekat itu dengan bosnya.Siapa sangka pertengkaran yang tadinya memanas, kini berubah sehingga mereka bersatu di balik selimut berwarna abu-abu.“Amanda, apa aku boleh?” di saat Amanda sudah menggeliat tidak sadar akan apapun yang terjadi di sekitarnya, bagaimana bisa Ronald masih meminta ijin!Rasanya sesuatu yang ada di dalam dirinya ingin meledak.“Hm, iya Pak. Boleh banget…” itu saja kalimat yang masih dia ingat.Selainnya, dia lupa akibat rasa yang ditawarkan oleh sentuhan Ronald kepadanya.“Pak Ronald, saya… di situ… iya…”“Aku tidak menyangka kamu seberisik ini, Amanda.” Kini ibu jari Ronald menelusuri bibir gadis yang sebentar lagi akan menyerahkan sesuatu yang paling berharga dari dirinya. “Kamu masih rapat sekali ya?”Nafas Amanda semakin terengah-engah. Melihat wanitanya memohon lewat kedua mata indah itu, Ronald segera beraksi.Dia tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Serangan yang ses
Last Updated : 2024-02-18 Read more