"Saya yakin, anak saya tidak bunuh diri, Pak. Orang dua jam sebelum meninggal, Lisna baru saja mengantarkan uang bulanan dan uang kuliah kedua adiknya. Lisna juga berjanji akan datang lagi minggu depan, untuk memberikan uang sewa ruko. Selama kami sekeluarga bercengkrama, Lisna selalu tertawa kok. Sedikitpun tampak tanda-tanda kalau anak saya tertekan. Saya yakin anak saya ini bukan bunuh diri, tapi dibunuh!" Pak Suhendar memukul meja dengan geram. Ia masih belum bisa menerima kepergian putri sulungnya yang tragis. Padahal seminggu telah berlalu.Orlando yang saat ini tengah menginterogasi orang tua Lisna, merenung sejenak. Ia mulai bisa merangkai kepingan puzzle yang sebelumnya hilang."Jadi selama ini Lisna yang membiayai uang kuliah adik-adiknya ya?" ucap Orlando sambil mengecek sesuatu di laptop. Ya, ia mengecek data-data diri Lisna. "Iya, Pak Polisi. Biasanya Lisna datang jikalau jadwal pembayaran uang kuliah adik-adiknya sudah jatuh tempo. Ia lebih suka memberikan uangnya lang
Read more