All Chapters of Menikah Muda dengan Anak Rentenir: Chapter 101 - Chapter 110

158 Chapters

101. Curahan Hati Azwa

Terkait pekerjaan, Azwa benar-benar sudah resign semenjak keluar dari rumah sakit sebulan yang lalu. Pekerjaannya bersama Nazhan, dia lebih mudah resign karena cowok itu bisa memahami sekaligus mengerti kondisinya yang sudah mulai skripsi.Namun, berbeda dengan Acha. Azwa kesulitan membujuk gadis ABG itu. Merajuk, ngambek, bahkan mogok bicara sampai berhari-hari membuatnya kelimpungan sendiri.Dia ingin berpamitan secara baik-baik dan tidak mau Acha memusuhinya. Karena itu, dirinya berusaha membujuk Acha agar mengizinkannya berhenti jadi guru privat.Kalian tahu apa yang membuat Acha luluh? Yups, Dedek bayi dalam perut Azwa. Wanita itu terpaksa menceritakan kejadian pendarahan yang berakhir opname beberapa hari. Dari cerita itulah, hati Acha tergerak untuk melindungi adik serta mbaknya ini. Dia tidak ingin mereka kenapa-kenapa lagi. Atas hasil bujukan ayah dan sang kakak pula, dua minggu kemudian akhirnya Acha membolehkan Azwa berhenti jadi guru privat dengan syarat tetap menjadi
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

102. Kemarahan Aufal

Hari ini Azwa telah berhasil melaksanakan seminar proposal skripsinya. Dia dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya, yaitu penelitian oleh Bu Aminah selaku dosen penguji. Pak Fazal sebagai dosen pembimbing juga memberikan keringanan kepada Azwa agar melakukan bimbingan secara online mengingat objek penelitiannya ada di Semarang. Kini, Azwa sedang melakukan sesi foto di GU bersama teman-temannya. Mulai dari foto sendirian, bersama beberapa teman sekelas, terakhir bersama kedua sahabatnya. Meyra beberapa kali melihat raut wajah Azwa yang tampak menahan sakit. Meskipun begitu, sahabatnya tetap tersenyum di hadapan mereka. “Kamu nggak papa kan, Wa?” tanyanya khawatir. “Nggak, aku nggak papa.” Azwa mengumbar senyum untuk menenangkan orang lain. Semua teman-temannya sudah pergi dan tersisalah mereka bertiga yang duduk di sofa menunggu jemputan Azwa. Beberapa kali pula Azwa mengusap-usap perutnya yang mengencang disertai dengan tendangan anaknya yang bergerak aktif. ‘Ya Allah, ini
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

103. Maafkan Azwa, Mas

Satu persatu air mata Azwa menetes hingga membentuk aliran deras. Dia menangis. Dadanya terasa sangat sesak. Rasa bersalah menghantam hatinya sangat kuat. “Mas tau kamu belum mencintai Mas. Kamu belum bisa menerima Mas sebagai suami kamu. Setidaknya kamu hargai Mas.” “Mas kerja sepanjang hari demi siapa? Demi kamu, Dek! Tapi di belakang Mas kamu malah bekerja dan berhubungan sama cowok lain. Kamu anggap Mas ini apa? Hah?!” Aufal memegang erat kedua lengan Azwa. “Mas bukan orang lain, Dek. Mas ini suami kamu. Suami kamu!” ujarnya dengan penuh penekanan. “Oh, satu lagi.” Aufal mengambil rekam medis lantas memperlihatkannya kepada Azwa. “Ini apa? Kamu pendarahan sampai opname, tapi lagi-lagi kamu nggak beritahu Mas. Kamu bohong waktu itu. Sebenarnya maumu apa sih?” Azwa mulai terisak pelan. “Maaf….” Aufal mengacak rambutnya frustasi. Masalah kantor belum menemukan titik terang kini ditambah lagi dengan masalah ini. Kepalanya seakan mau meledak sekarang juga. “Kamu bilang, juj
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

104. Welcome Baby

Aufal dan Azwa dikaruniai seorang putra yang lahir pada tanggal 24 Desember pukul 02.20 WIB. Panjangnya 53 cm dengan berat badan 3,5 kg. Persalinan Azwa tergolong lumayan cepat untuk ukuran pertama kali.Aufal tak henti-hentinya mengucap syukur atas kelahiran anaknya. Namun disisi lain, dia juga sangat cemas dengan kondisi Azwa yang belum sadarkan diri. Kini, dia tengah berjalan menuju ruang rawat Azwa setelah sebelumnya dari ruangan dokter. Ucapan dokter barusan masih terngiang-ngiang dalam kepalanya.“Azwa mengalami pendarahan hebat yang mengakibatkan dia kekurangan banyak darah. Butuh perawatan intensif untuk memastikan tidak ada pendarahan lagi.”“Saya tidak bisa memastikan kapan Azwa bisa bangun, tapi yang jelas saat ini tubuh Azwa butuh istirahat total karena kondisinya sangat lemah.”“Kejadian ini benar-benar diluar dugaan. Kita sudah mengatur jadwal melakukan operasi Caesar minggu depan, tapi dedeknya sudah tidak sabar pengen bertemu orang tuanya.”“Sebenarnya masih bisa dil
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

105. Siuman

Oek…oek… oek….Suara tangisan bayi yang sangat kencang memenuhi salah satu ruangan rawat inap VIP. Tangisannya begitu memilukan hingga membuat siapa saja yang mendengar akan merasa tak tega.“Ssst… ssst… tenang, ya. Papa di sini, Nak. Cup cup cup… anak kesayangan Papa sama Bunda jangan nangis, Sayang.” Aufal yang notabenenya ayah dari si bayi berusaha menenangkan sambil mengayun-ayunkan serta menepuk-nepuk pantat kecil debay. Sudah lebih dari 30 menit si kecil menangis, bukannya mereda malah semakin kejer. Sekarang ini pria itu sedang sendirian di kamar inap Azwa. Bunda Nawa dan Mbok Yanti pergi membeli makan siang. Sementara keluarganya yang di Semarang sudah pulang di hari ketiga karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.Dedek terus-terusan menangis membuat Aufal semakin kalut dan frustasi. Entah kenapa, hari ini Dedek sangat rewel. Dia benar-benar bingung harus berbuat apa. Biasanya kalau Dedek menangis, lalu ditenangkan sebentar langsung diam, tapi kali beda.Pria yang menge
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

106. Meyra Berkhianat?

“Kamu merasa nggak sih kalau Azwa ini menjauh dari kita? Sejak udah menikah, apalagi waktu hamil.”“Hah? Masa sih? Nggak ah. Azwa nggak gitu. Biasa aja tuh. Cuma perasaanmu aja kali.”“Dibilangin kok nggak percaya. Azwa itu–”“Assalamualaikum bestie-bestie aku tercinta!” Meyra datang dengan wajah cerianya menyapa kedua gadis itu.“Wa'alaikumsalam.”“Lebay!” cibir Eliza kesal karena ucapannya harus terpotong.“Bukan lebay, ya, tapi memberikan semangat baru di siang yang terik ini,” balas Meyra ngeles lantas mengambil tempat duduk di samping Bahira. Dia memandang keduanya antusias. “Rek, rek! Aku punya berita ter-hot, ter-update, and terpercaya. Kalian pasti senang mendengar kabar ini.”“Apa?” tanya Bahira dan Eliza bebarengan.“Kalian pasti bertanya-tanya kan di mana Azwa? Ya kan, ya kan?” tanya Meyra sambil menunjuk mereka satu-persatu.Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan, “debaynya Azwa launching. Azwa lahiran, Rek!”“Hah?! Serius kamu, Mey?!” tanya Bahira ter
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

107. Nama untuk Dedek

Azwa keluar dari kamar mandi bertepatan dengan Aufal yang memasuki kamar dengan Dedek yang berada di gendongannya. Wanita itu berjalan mendekat, menatap suaminya dari atas hingga bawah, lalu tak lama dia tertawa geli. Aufal mengernyitkan dahinya heran. “Kenapa? Ada yang lucu kah?” Azwa mengangguk. Dia menarik napas dalam-dalam guna menetralkan tawanya. “Itu, siapa yang bantu pakein?” tanyanya sambil menunjuk ke arah gendongan Aufal dengan dagu. “Bunda yang bantu pasangin. Katanya harus digendong pake sayut biar lebih enak. Ya udah sih, Mas manut aja,” jawab Aufal. (Sayut = selendang untuk gendong bayi/jarik gendong) Azwa terkekeh kecil. “Owalah, gitu toh. Lucu tau Mas. Hahaha…. bapakebel banget.” Tangannya terulur mencubit kedua pipi Aufal dengan gemas. Coba bayangkan, badan Aufal yang tinggi dan kekar menggendong putranya menggunakan selendang apalagi dalam bentuk jarik, gimana Azwa tidak ketawa melihatnya? Teknik gendongnya juga hanya diuwel-uwel ke belakang. Aufal terlihat
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

108. Kecurigaan Azwa

“Apa? Apa?” tanya Meyra sangat antusias. “Panggil aja Baby W,” jawab Aufal. “Baby W? Nama lengkapnya?” “Rahasia.” “Aish! Mesti loh mainnya rahasia-rahasiaan. Nggak asyik, ah!” Meyra menggerutu kesal. Azwa tertawa kecil sebelum menjawab, “ya biar surprise gitu, Mey, skenarionya. Kan muka Baby W udah terpampang nyata tanpa diprivat. Nah, biar ada gregetnya, nama Baby W disensor dulu. Ya kan, Mas?” Aufal mengangguk membenarkan. “Aku sih yang kasih ide ini. Kalau kalian pengen tau, dateng aja ke acara aqiqah Baby W.” “Emang kapan acaranya, Kak?” Bahira mengambil buah anggur di meja, mengupas kulitnya, lalu memakannya. “Insyaallah, minggu depan tanggal enam belas. Kalian datang, ya,” jawab Aufal. “Iya, wajib datang. Ini aku undang secara khusus loh buat kalian. Awas aja kalau nggak dateng. Lagian acaranya pas weekend, jadi nggak ada alasan kalian buat nggak datang,” sahut Azwa. “Insyaallah, kami akan datang.” “Ya, itung-itung sebagai pengganti acara pernikahanku dulu.” Azwa ber
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

109. Aqiqah

AQIQAH BABY W Tulisan menjadi background di acara aqiqah putra pertama Aufal dan Azwa pada hari ini. Acaranya digelar di kediaman Papi Kafka yang berada di Surabaya. Tamu yang diundang cukup banyak. Bukan hanya orang-orang terdekat saja, melainkan dari pihak kampus, baik perwakilan dosen maupun organisasi. Ada pula teman-teman satu kelas Azwa dan kelas lain di jurusan yang sama. Kini, Aufal tengah berdiri memberikan pidato sambutan didampingi oleh Azwa bersama Baby W dalam gendongannya. Binar bahagia senantiasa terpancar di wajah keduanya seakan tak pernah surut. “Sebelum saya umumkan nama putra pertama kami, adakah yang bisa nebak kira-kira siapa sih nama Baby W ini?” tanya Aufal kepada para hadirin usai memberikan pidato singkat. Salah satu tamu undangan mengangkat tangan dan menjawab dengan lantang. Kemudian disusul lainnya yang juga ikutan menebak bahkan dari pihak keluarga pun ikutan juga. Aufal terkekeh melihat begitu antusiasnya mereka. Dia menatap istrinya seolah memint
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

110. Yang Sebenarnya

Azwa terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Dia bangkit dan meraih gelas minumnya yang ternyata kosong. Kemudian beralih pada jam di ponselnya yang menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Wanita itu beranjak keluar kamar menuju dapur setelah memastikan anaknya tertidur pulas. Sampai di ruang tengah, dia berhenti sejenak memperhatikan satu-persatu para pria yang tidur di sana. Akan tetapi, di antara mereka Azwa tidak menemukan keberadaan Aufal. Kemana suaminya itu? Ah, mungkin Aufal saja sedang berada di kamar mandi. Azwa pun melanjutkan tujuannya ke dapur untuk mengambil minum. Saat akan balik badan, matanya tak sengaja menatap celah pintu belakang seolah habis dibuka dan juga pintu yang tidak dikunci. Sayup-sayup, dia juga mendengar orang sedang mengobrol. Siapa yang mengobrol di tengah larut malam begini? Tak ingin lebih penasaran, Azwa pun mengikuti sumber suara itu. ‘Mas Ofa? Meyra?’ tanyanya dalam hati sekaligus terkejut melihat keberadaan dua orang yang dikenalny
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status