Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 171 - Chapter 180

206 Chapters

(S2) Bab 170. (21+)

Makan siang sudah selesai. Setelah asik berbincang-bincang, Arash membopong tubuh sintal sang kekasih untuk dipindahkan ke atas ranjang yang sudah ditaburi banyaknya bunga mawar.Arash membaringkan tubuh Zeva ke ranjang, meletakkan dengan hati-hati seolah Zeva adalah benda yang mudah pecah. Arash menyampirkan anak rambut Zeva yang menghalangi wajah cantiknya, keduanya tersenyum, menatap dengan puja, lalu menyatukan bibir mereka.Zeva membuka mulut, memberikan akses kemudahan agar Arash bisa mengekspolari mulutnya dengan leluasa, Zeva yang sudah terbiasa dengan ini tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membalas ciuman.Sepasang kekasih itu terus bertukar saliva. Membelit, menyesap dan mencecap mencari rasa manis dari bibir mereka. Zeva mengalungkan tangannya di leher, sementara Arash menekan tengkuk Zeva untuk memperdalam ciumannya.Arash melepas pagutan, napas keduanya terengah-engah ketika engap menghinggapi. Keduanya menetralkan pernapasan, meraup udara dengan rakus."Cantik," puji
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 171. Menginap

Tepat di usia 7 bulan kandungan Shiena, namun tidak ada perubahan dihubungan mereka. Keduanya bahkan sudah seperti orang asing yang tidak mengenal, bertemu saat makan lalu kembali ke aktivitas masing-masing.Shiena lebih mendiamkan Arash, karena pria itu sudah membuatnya porak-poranda. Shiena ingin membentengi hati, jika saat bercerai nanti ia tidak memiliki perasaan apa-apa pada suaminya.Pagi hari seperti biasa, Shiena menyiapkan sarapan dalam diam. Masa-masa kehamilan selama ini ia pewati sendiri. Tidak sekali pun ditemani suaminya sendiri."Malam ini Zeva akan menginap di sini," ujar Arash tiba-tiba.Gerakan Shiena terhenti, tidak menoleh dan mempersiapkan kebutuhan sang suami."Apakah itu berita penting? Untuk apa kau memberitahukannya padaku? Jika aku melarang pun, kalian akan terus kumpul kebo," timpal Shiena.Ya, hubungan Arash dan Zeva masih terjalin hingga sekarang. Meski sudah melihat Shiena terluka dengan sikap keduanya, sepasang kekasih itu masih saja berhubungan, bahkan
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 172. Kecelakaan

Dengan diantar sopir kediamannya, mobil hitam itu melaju ke kediaman Arash, untuk menjemput Shiena terlebih dahulu. Mobil yang Shanaya tumpangi berhenti, tepat di pekarangan rumah megah ini.Ia membuka pintu mobil, tidak sabar untuk bertemu dengan sang menantu. Di depan teras, terlihat seorang wanita cantik berperut buncit sedang mengusap tonjolan besar itu. Dia shiena, menantunya.Shiena mengembangkan senyum, bertemu ibu mertuanya. "Hai, Sayang. Apa kabar? Ya ampun. Mommy rindu sekali pada menantu dan cucu Mommy ini," Shanaya mencubit gemas pipi chubby Shiena yang berisi, seiring usia kehamilan, berat badannya pun bertambah."Aku baik, Mom. Mommy cantik sekali," puji Shiena. Takjub pada Shanaya yang selalu cantik memakai pakaian apapun, memang sudah alami kecantikannya.Shanaya tersipu malu, malu karena disebut cantik oleh anak muda seperti Shiena. "Kau juga cantik, Mommy tidak sabar menunggu Baby lahiran. Kau sering mengalami keluhan tidak, Sayang?"Sebelum pergi, ibu mertua dan men
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 173. Rumah Sakit

Dua jam kemudian, akhirnya Shanaya sudah membuka matanya secara perlahan. Dia meringis, memegangi pelipisnya yang terasa nyeri akibat benturan keras. Farraz menghampiri, senang saat istrinya sadarkan diri. Begitu juga dengan Shiena dan Arash, yang menunggu."Mas ... aku di mana?" tanya Shanaya, nada bicaranya nyaris tak terdengar saking lemasnya."Di Rumah Sakit, kau dan Shiena mengalami kecelakaan saat di jalan," jawab Farraz, merapatkan tangan disela-sela jari istrinya, begitu erat.Shanaya baru ingat bahwa Shiena juga terjatuh di sampingnya, itu yang Shanaya ingat."Mas, bagaimana keadaan Shiena?" Shanaya bertanya cepat kepada suaminya."Shiena baik-baik saja, kami di sini," sahut Arash, memapah Shiena untuk ikut mendekati Shanaya.Bibir pucat Shanaya tersenyum, saat Shiena dan kandungannya baik-baik saja. Ia merentangkan tangan, agar Shiena masuk ke dalam pelukan."Mommy, lekas pulih," lirih Shiena.Mulai menangis di dekapan Shanaya. Tanpa malu sama sekali, Shiena begitu manja de
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 174. Tidur Sekamar

"Kita akan tidur sekamar?""Ya, kita tidur seranjang."Shiena mengikuti langkah Arash yang menariknya ke dalam kamar saat malam menjelang.Arash mengiyakan, karena mereka sedang ada di kediaman orang tua. Alhasil, Shiena manut saja. Tidak bisa bohong, hatinya gempa bumi seranjang dengan sang suami.Tubuh keduanya terbaring di ranjang, memberikan jarak. Di ruangan itu, tidak ada yang membuka obrolan, hanya dilingkupi keheningan.Kelopak Gladys tertutup perlahan, kala kantuk menyerang. Hingga Shiena menutup mata dan menuju alam bawah sadar di samping Arash yang tengan memandangi.Tangan Arash terulur, memberanikan diri untuk mengusap perut sang istri, selagi Shiena sudah tak sadarkan diri."Maafkan Daddy sudah mendiamkanmu selama ini. Daddy janji, akan menyayangi kamu, tapi tidak dengan Mommy-mu," gumam Arash.Beringsut merendahkan tubuh ke bawah, mendekatkan bibirnya ke tonjolan rumah buah hatinya. Arash melingkarkan tangan di perut Shiena dan tidur dengan memeluknya.Pagi pun tiba. Sh
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 175. Shiena Melawan

Di saat Arash sedang uring-uringan menahan hasrat birahinya. Pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang tengah berlenggok-lenggok masuk ke dalam ruangannya, siapa lagi jika bukan Zeva.Seharusnya Arash senang Zeva datang. Tapi ini biasa saja, sebab pikirannya dipenuhi oleh Shiena. Bayang-bayang wanita itu terus terlintas di dalam benaknya.Zeva melingkarkan tangannya di bahu sang pacar, ia heran saat Arash tak menyambutnya."Sayang, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak suka dengan kedatanganku?" Wajah cantik Zeva murung, dia mengerucutkan bibirnya karena Arash diam saja.Arash mengusap wajah gusar, berusaha mengenyahkan Shiena di dalam pikiran. "Bukan begitu, Ze. Aku sedang banyak pekerjaan hari ini. Kau juga harusnya jangan datang ke sini jika bisa, bukan apa, aku tidak mau hubungan kita terendus orang," papar Arash, memeluk Zeva dan mendusel-duselkan kepalanya di perut rata Zeva, mengendus aroma parfume khas wanita yang dicintanya.Zeva mencebik kesal, Arash malah menceramahinya.
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 176. Memberikan Pelajaran

Tubuh Zeva ambruk di atas meja. Membuat kening dan lengannya mengeluarkan darah segar karena meja itu terbuat dari kaca. Zeva meringis, memegangi keningnya. Melihat itu, Arash langsung buru-buru membantu Zeva menghindari serpihan kaca.Arash langsung menatap tajam pada Shiena."Apa? Kau ingin marah padaku karena aku sudah mencelakai selingkuhanmu itu?" ketus Shiena menantang suaminya, tidak ada ketakutan sama sekali dalam diri Shiena.Justru ini lebih baik, agar Zeva dan Arash tidak semena-mena dengannya. Shiena memperhatikan Zeva yang sudah menangis di pelukan suaminya."Kau keterlaluan, Shiena! Benar-benar kelewatan!" bentak Arash, naik pitam. Saking marahnya, urat rahangnya menonjol."Dibandingkan dengan aku, kalian yang sangat kelewatan. Bukankah itu balasan setimpal? Memang salah jika seorang istri membela diri karena istri lebih berhak atas suami? Bukan berarti aku diam, kalian bebas berbuat apa saja. Masih mending aku tidak menghancurkan wajahny!" desih Shiena, membalik badan d
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 177. Pingsan

Dengan segumpal kekhawatiran yang Arash rasakan, dia langsung menepuk-nepuk pipi istrinya yang tak sadarkan diri sejak di jalan. Arash jadi panik, membopong tubuh Shiena tanpa beban. Untuk dibawa ke kamar."Shiena, bangun!" kata Arash terus memanggil nama istrinya.Shanaya dan Farraz yang sedang menunggu kepulangan mereka pun terkejut, saat putra semata wayangnya menggendong Shiena yang sudah tak sadarkan diri."Shiena, apa yang terjadi?" tanya Shanaya, saat Shiena dibaringkan di pembaringan.Farraz menatap Arash penuh selidik. "Kenapa bisa Shiena tak sadarkan diri?"Diam. Arash mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sepertinya orang tuanya tahu, jika sumber penderitaan Shiena adalah dirinya.Shanaya terus mengoleskan minyak angin, agar Shiena sadar. "A-aku ... membawa mobil dengan kencang, Dad," cicit Arash, menunduk. Takut jika sudah berhadapan ayahnya.Farraz mencengkram erat kerah kemeja putranya dengan kekesalan yang mendera. "Kau sudah gila? Sudah tahu istrimu sedang hamil, sama saj
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 178. Bercinta (21+)

Tersentak kaget, kedua mata Shiena terbelalak saat Arash mengutarakan sebuah permintaan yang benar-benar membuat ia shock. Bagaimana tidak, yang dimaksudkan adalah nafkah batin.Kerongkongan Shiena tercekat, ia tak lantas menjawab, karena terasa kering."A-aku ... tidak bisa, Mas," lirih Shiena, tertunduk tajam."Kenapa?" tanya Arash, sudah tak bisa menahan hasrat yang sudah menggelora pada jiwa kelelakiannya.Shiena menelan ludah, Arash memandanginya dengan tatapan memohon. Haruskah Shiena pasrah saja?"Tidak papa, aku hanya gugu—" Jari Shiena digenggam lembut, bibir Arash begitu hangat menciumi punggung tangannya dengan lama.Setelah menimbang-nimbang, Shiena mengangguk malu-malu. Arash bernapas lega, Shiena menyetujuinya. Ia tuntun Shiena berbaring di ranjang dan terlentang, lekas ia menindih tubuh istrinya yang masih terhalang helai benang."Rileks," bisik Arash, mencondongkan badannya. Menciumi pundak dan leher jenjang istrinya. Shiena menahan napas, matanya terpejam menikmati ge
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

(S2) Bab 179. Rekaman CCTV

Sejak kepergian Shiena, Arash jadi tidak tenang. Dia jadi terus dihantui perasaan bersalah, sudah menampar Shiena dan membela Zeva, padahal ia tidak melihat kejadiannya."Ck, brengsek! Apa yang aku lakukan?" umpatnya.Ia menarik ponsel, menghubungi sang sekretaris untuk ditugaskan mencari bukti kejadian soal tadi. Sungguh, Arash tidak tenang."Periksa Cctv hari ini, cari tahu apa yang terjadi saat keributan tadi!""Baik, Pak. Nanti akan saya hubungi."Beberapa menit setelah itu, suara ketukan dari pintu mengalihkan atensi si pria yang sedang termenung di meja kerjanya.Terlihat Zeron, sang sekretaris datang dan membawa tab miliknya. Dia menunduk hormat, sambil memberikan apa yang Arash lihat."Saya membawakan bukti rekaman yang anda minta, Pak," ucap Zeron."Ya, putar sekarang!"Mata elang milik Arash begitu fokus, menatap rekaman di layar tab. Mulai dari awal Shiena datang. Dia mengetatkan lehernya, ketika Zeva dengan sengaja menabrak Shiena hingga bekal yang dibawa tumpah, bahkan de
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status