Beranda / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / (S2) Bab 174. Tidur Sekamar

Share

(S2) Bab 174. Tidur Sekamar

Penulis: RidaFa05
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kita akan tidur sekamar?"

"Ya, kita tidur seranjang."

Shiena mengikuti langkah Arash yang menariknya ke dalam kamar saat malam menjelang.

Arash mengiyakan, karena mereka sedang ada di kediaman orang tua. Alhasil, Shiena manut saja. Tidak bisa bohong, hatinya gempa bumi seranjang dengan sang suami.

Tubuh keduanya terbaring di ranjang, memberikan jarak. Di ruangan itu, tidak ada yang membuka obrolan, hanya dilingkupi keheningan.

Kelopak Gladys tertutup perlahan, kala kantuk menyerang. Hingga Shiena menutup mata dan menuju alam bawah sadar di samping Arash yang tengan memandangi.

Tangan Arash terulur, memberanikan diri untuk mengusap perut sang istri, selagi Shiena sudah tak sadarkan diri.

"Maafkan Daddy sudah mendiamkanmu selama ini. Daddy janji, akan menyayangi kamu, tapi tidak dengan Mommy-mu," gumam Arash.

Beringsut merendahkan tubuh ke bawah, mendekatkan bibirnya ke tonjolan rumah buah hatinya. Arash melingkarkan tangan di perut Shiena dan tidur dengan memeluknya.

Pagi pun tiba. Sh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 175. Shiena Melawan

    Di saat Arash sedang uring-uringan menahan hasrat birahinya. Pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang tengah berlenggok-lenggok masuk ke dalam ruangannya, siapa lagi jika bukan Zeva.Seharusnya Arash senang Zeva datang. Tapi ini biasa saja, sebab pikirannya dipenuhi oleh Shiena. Bayang-bayang wanita itu terus terlintas di dalam benaknya.Zeva melingkarkan tangannya di bahu sang pacar, ia heran saat Arash tak menyambutnya."Sayang, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak suka dengan kedatanganku?" Wajah cantik Zeva murung, dia mengerucutkan bibirnya karena Arash diam saja.Arash mengusap wajah gusar, berusaha mengenyahkan Shiena di dalam pikiran. "Bukan begitu, Ze. Aku sedang banyak pekerjaan hari ini. Kau juga harusnya jangan datang ke sini jika bisa, bukan apa, aku tidak mau hubungan kita terendus orang," papar Arash, memeluk Zeva dan mendusel-duselkan kepalanya di perut rata Zeva, mengendus aroma parfume khas wanita yang dicintanya.Zeva mencebik kesal, Arash malah menceramahinya.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 176. Memberikan Pelajaran

    Tubuh Zeva ambruk di atas meja. Membuat kening dan lengannya mengeluarkan darah segar karena meja itu terbuat dari kaca. Zeva meringis, memegangi keningnya. Melihat itu, Arash langsung buru-buru membantu Zeva menghindari serpihan kaca.Arash langsung menatap tajam pada Shiena."Apa? Kau ingin marah padaku karena aku sudah mencelakai selingkuhanmu itu?" ketus Shiena menantang suaminya, tidak ada ketakutan sama sekali dalam diri Shiena.Justru ini lebih baik, agar Zeva dan Arash tidak semena-mena dengannya. Shiena memperhatikan Zeva yang sudah menangis di pelukan suaminya."Kau keterlaluan, Shiena! Benar-benar kelewatan!" bentak Arash, naik pitam. Saking marahnya, urat rahangnya menonjol."Dibandingkan dengan aku, kalian yang sangat kelewatan. Bukankah itu balasan setimpal? Memang salah jika seorang istri membela diri karena istri lebih berhak atas suami? Bukan berarti aku diam, kalian bebas berbuat apa saja. Masih mending aku tidak menghancurkan wajahny!" desih Shiena, membalik badan d

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 177. Pingsan

    Dengan segumpal kekhawatiran yang Arash rasakan, dia langsung menepuk-nepuk pipi istrinya yang tak sadarkan diri sejak di jalan. Arash jadi panik, membopong tubuh Shiena tanpa beban. Untuk dibawa ke kamar."Shiena, bangun!" kata Arash terus memanggil nama istrinya.Shanaya dan Farraz yang sedang menunggu kepulangan mereka pun terkejut, saat putra semata wayangnya menggendong Shiena yang sudah tak sadarkan diri."Shiena, apa yang terjadi?" tanya Shanaya, saat Shiena dibaringkan di pembaringan.Farraz menatap Arash penuh selidik. "Kenapa bisa Shiena tak sadarkan diri?"Diam. Arash mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sepertinya orang tuanya tahu, jika sumber penderitaan Shiena adalah dirinya.Shanaya terus mengoleskan minyak angin, agar Shiena sadar. "A-aku ... membawa mobil dengan kencang, Dad," cicit Arash, menunduk. Takut jika sudah berhadapan ayahnya.Farraz mencengkram erat kerah kemeja putranya dengan kekesalan yang mendera. "Kau sudah gila? Sudah tahu istrimu sedang hamil, sama saj

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 178. Bercinta (21+)

    Tersentak kaget, kedua mata Shiena terbelalak saat Arash mengutarakan sebuah permintaan yang benar-benar membuat ia shock. Bagaimana tidak, yang dimaksudkan adalah nafkah batin.Kerongkongan Shiena tercekat, ia tak lantas menjawab, karena terasa kering."A-aku ... tidak bisa, Mas," lirih Shiena, tertunduk tajam."Kenapa?" tanya Arash, sudah tak bisa menahan hasrat yang sudah menggelora pada jiwa kelelakiannya.Shiena menelan ludah, Arash memandanginya dengan tatapan memohon. Haruskah Shiena pasrah saja?"Tidak papa, aku hanya gugu—" Jari Shiena digenggam lembut, bibir Arash begitu hangat menciumi punggung tangannya dengan lama.Setelah menimbang-nimbang, Shiena mengangguk malu-malu. Arash bernapas lega, Shiena menyetujuinya. Ia tuntun Shiena berbaring di ranjang dan terlentang, lekas ia menindih tubuh istrinya yang masih terhalang helai benang."Rileks," bisik Arash, mencondongkan badannya. Menciumi pundak dan leher jenjang istrinya. Shiena menahan napas, matanya terpejam menikmati ge

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 179. Rekaman CCTV

    Sejak kepergian Shiena, Arash jadi tidak tenang. Dia jadi terus dihantui perasaan bersalah, sudah menampar Shiena dan membela Zeva, padahal ia tidak melihat kejadiannya."Ck, brengsek! Apa yang aku lakukan?" umpatnya.Ia menarik ponsel, menghubungi sang sekretaris untuk ditugaskan mencari bukti kejadian soal tadi. Sungguh, Arash tidak tenang."Periksa Cctv hari ini, cari tahu apa yang terjadi saat keributan tadi!""Baik, Pak. Nanti akan saya hubungi."Beberapa menit setelah itu, suara ketukan dari pintu mengalihkan atensi si pria yang sedang termenung di meja kerjanya.Terlihat Zeron, sang sekretaris datang dan membawa tab miliknya. Dia menunduk hormat, sambil memberikan apa yang Arash lihat."Saya membawakan bukti rekaman yang anda minta, Pak," ucap Zeron."Ya, putar sekarang!"Mata elang milik Arash begitu fokus, menatap rekaman di layar tab. Mulai dari awal Shiena datang. Dia mengetatkan lehernya, ketika Zeva dengan sengaja menabrak Shiena hingga bekal yang dibawa tumpah, bahkan de

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 180. Melahirkan

    2 bulan pun tak terasa sudah berlalu. Tak banyak perubahan yang terjadi pada hubungan Arash dan Shiena. Ternyata yang dikatakan Shiena benar, wanita itu menjaga jarak dan lebih banyak diam.Kandungannya kian membesar, memasuku usia 9 bulan. Masa-masa kehamilan yang cukup melelahkan, tak membuat Shiena semangat menanti si buah hati.Meski tanpa perhatian sang suami, Shiena beruntung ada Farraz dan Shanaya yang selalu menemani. Seperti hari ini, ia dan ketua mertuanya akan belanja keperluan bayi.Arash hanya bisa memperhatikan Shiena dalam diam. Ia sudah siap, mengenakan stelah jas formal karena janjian dengan Zeva."Aku akan pergi ke luar kota bersama Zeva, sekitar 3 hari," kata Arash."Silahkan saja. Aku tidak peduli," timpal Shiena acuh. Dia membereskan bekas sarapan dan mencucinya.Kehamilannya yang besar, membuat Shiena gampang merasakan pegal dan sakit pinggang."Jangan ke mana-mana, di rumah saja," Arash memberikan pesan. Walau tidak perhatian, dia selalu memberi pesan pada Shien

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 181. Kecurigaan Farraz

    Di dalam ruangan bersalin, kini sedang berada di posisi yang sangat tegang. Shiena dibaringkan di atas brankar sembari mengaduh kesakitan. Peluh keringat membanjiri wajahnya.Shiena terus mengeluh sakit, andai saja Arash ada di sini. Dia ingin sang suami yang menemani. Namun sayang, Arash sedang menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya."Dok, panggilkan Mommy!" ujar Shiena kepada Dokter spesialis kandungan, yang sedang memantau Shiena sampai selesai pembukaan.Dokter spesialis itu mengangguk, berjalan ke arah pintu.Shanaya sendiri ditenangkan oleh Farraz, karena perasaannya berkecamuk, campur aduk."Ibu masuk ke dalam? Pasien ingin anda menemaninya," pinta Dokter.Dia menoleh pada Farraz yang mengangguk menyetujui. Shanaya ikut masuk ke dalam. Sedangkan Farraz tetap di luar. Dia mulai menghubungi putranya. Yang tidak mengangkat panggilan darinya."Ke mana kau Arash? Bajingan, istri melahirkan malah sulit dihubungi!" umpat Farraz, tak gentar terus menelpon Arash berkali-kali.Di d

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 182. Kekecewaan Orang Tua

    Dengan penuh percaya diri, Zeva mengangkat kepala, angkuh. Saat dirinya dan Arash sedang di lorong Rumah Sakit sambil mengaitkan tangannya di lengan kekar Arash.'Aku sangat gugup. Aku ... sudah menjadi seorang ayah? Berjenis kelamin apa anakku?'Yang Arash rasakan antara gugup dan takut, menghadapi bagaimana sikap sang ayah nanti saat dirinya sudah sampai. Dia juga senang, atas kelahiran anaknya yang tidak tahu jenis kelaminnya apa.Mereka berjalan beriringan, menuju salah satu ruangan VVIP. Di sana ada Shanaya dan Farraz yang sedang duduk di kursi. Dari kejauhan, Farraz sudah menatap tajam, pada dua insan.Shanaya yang mengikuti arah pandang suaminya terperangah, pada Arash yang berdekatan dengan Zeva. Lantas ia berdiri, dengan kebingungannya."Arash? Bisa jelaskan apa maksudnya ini?" tanya Shanaya pada putranya ketika di depannya.Arash menunduk, seakan-akan tidak punya muka datang dengan kekasihnya. "JAWAB!" Shanaya membentak."Mo—"Plak!Badan Arash langsung menabrak tembok, ket

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Maaf, Pak. Pak Nick mengatakan jika rapat dipercepat, saya sudah menyiapkan tiket pemberangkatan dua hari lagi," ujar sekretaris Arash mengabarkan perubahan jadwal kerja.Arash hanya bisa mengiyakan saja, tanpa membantah sama sekali. Biarkan saja sang sekretaris yang menghandle urusannya, Arash ingin menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya sebelum pemberangkatan.Ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana, kemudian kembali ke dalam kamar. Sengaja menghindar, agar Shiena tidak mendengar obrolan ini.Bisa-bisa Shiena bertambah marah saat tahu jadwal dipercepat. Shiena selesai menidurkan Keivandra, perempuan itu tampak kelelahan karena menyusui seharian."Kapan kau berangkat, Mas?" tanya Shiena, perlahan menarik puting payudaranya agar terlepas dari mulut Keivandra.Ditanyai seperti itu, Arash diam sejenak. "Tadi sekretarisku menghubungi."Wajah Shiena mendongak, menatap suaminya. "Terus kapan?""Ternyata jadwal dipercepat, aku akan melakukan pemberangkatan tiga hari lagi," kata Ara

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Akira menunggu seseorang untuk menjemputnya. Gadis kecil itu sedang duduk di kursi depan sekolah seorang diri. Karena temannya yang lain sudah ada yang pulang, hanya menyisa beberapa saja dari mereka.Entah ke mana kedua orang tuanya, sampai sekarang belum menjemput. Akira hanya bisa mengerucutkan bibir kesal, luka di kakinya membuat dirinya sakit saat berjalan."Mommy dan Daddy ke mana, sih? Kok lama banget!" gerutu Akira.Dari arah gerbang sana, terlihat seorang dewasa yang melihat ke arah Akira yang sendirian di sana. Tidak tega membiarkannya, wanita tersebut lantas menghampiri."Boleh nggak Tante ikut duduk?" tanya wanita asing itu. Dia memiliki paras cantik, membuat Akira jadi mencuri-curi pandang ke arahnya.Akira jadi teringat nasihat kedua orang tuanya untuk tidak mudah dekat dengan orang asing. Dengan cepat ia menggeser tubuh untuk menjauh.Heran karena Akira tiba-tiba menjaga jarak, wanita tersebut hanya bisa terkekeh pelan."Jangan takut, Tante bukan orang jahat kok. Tante

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Shiena kembali ke rumah dengan kegundahan di hatinya. Panggilan dari Arash saja tidak ia dengarkan, ia masih tidak menyangka akan hamil anak ke tiga.Arash berlari untuk mengimbangi langkah Shiena yang sudah menjauh ke dalam sana."Sayang, tunggu aku!" teriak Arash terus memanggil-manggil.Namun nihil, Shiena bahkan tidak mempedulikannya dan tetap berjalan menaiki tangga.Shanaya dan Farraz yang sedang mengasuh Keivandra pun melirik ke arah anaknya yang mengajar istrinya."Ada apa, Nak?" tanya Shanaya menghentikan langkah Arash.Napas Arash tersengal-sengal, ia menetralkan degup jantungnya yang tak karuan. Kemudian menghampiri mereka."Entah ... Shiena marah karena tahu dia sedang hamil," kata Arash.Sepasang mata Shanaya dan Farraz membola, terkejut mendengar kabar bahwa menantunya sedang mengandung lagi.Yang membuat kaget, anak mereka saja yang kedua baru berusia beberapa bulan."Ya sudah. Kau bujuk saja istrimu, lain kali pakai pengaman kalau mau berhubungan. Atau kalau perlu puas

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Pagi ini, Shiena dan Arash dengan kompak mau mengantarkan Akira ke sekolahnya. Kebetulan juga, letak TK tak begitu jauh dari rumah.Arash juga sedang tidak terlalu sibuk, sehingga ia bisa bersantai. Toh, selagi ada waktu sebelum masuk jam kerja."Kalian mau nganter Rara?" tanya Shanaya. Lebih sering tinggal di sini, sekalian membantu Shiena mengurus anak-anak.Sementara Raisa dan Mark, mereka tinggal di luar negri dan pulang hanya sebulan sekali. Beruntung ada Shanaya, bisa membantu Shiena.Karena Akira ini memang susah dekat dengan orang, dulu pernah menyewa babysitter tetapi tak berlangsung lama."Iya, Mom. Rara ingin kami yang mengantar," jawab Shiena. Wajahnya masih terlihat lelah, Shanaya tahu itu."Oh ya sudah, Kevan bersama Mommy saja. Kalian pergilah." Shanaya mengambil alih Keivandra dalam gendongan menantunya. "Kalian tidak mau sarapan?"Arash melirik pada Shiena yang masih merasakan kantuk. "Mau sarapan dulu?"Kepala Shiena menggeleng, dia tidak selera makan, bawaanya mulai

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Nghhh, Masshh.""Ahh, Mas!""Kevan nangis tuh!"Di bawah kuasa suaminya, Shiena menahan desahan agar tak keluar saat Arash masiu masih sibuk meliuk-liukkan tubuhnya di atasnya.Suara tangisan bayi, membuat aktivitas dua insan itu terhenti dan melepaskan diri dengan peluh keringat membasahi."Cup, cup. Anak Mama jangan nangis, Nak," bisik Shiena, sembari menyusui anak bungsunya yang langsung tenang.Satu tahun sudah berlalu. Kehidupan rumah tangga Shiena dan Arash sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga semakin harmonis, hanya ada cekcok biasa saja.Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak perempuan dan laki-laki. Anak bungsu mereka diberinama Keivandra Asrawijaya. Kini usianya sudah memasuki 3 bulan.Akira juga sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah masuk TK. Kehidupan mereka tampak lebih bahagia dengan kehadiran anak-anak mereka."Kevan udah tidur lho, Sayang," bisik Arash, menunggu dengan sabar Shiena yang sedang menidurkan si bungsu.Shiena memutar bola mata malas, Arash

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 200. Ending

    Shiena merasa penasaran, karena Arash memilih beberapa pakaian di dalam lemari bajunya. Dia bilang, katanya ingin mengajaknya makan malam bersama yang lainnya.Pasalnya Arash bilang secara mendadak, tidak merencanakan dari awal jika memang ada acara seperti ini."Tumben sekali tidak memberitahuku dari awal kalau akan makan, kenapa mendadak sekali?" tanya Shiena, pasrah saja saat Arash memilah baju yang cocok untuk istrinya.Meresponnya, Arash hanya menerbitkan senyum saja. "Tidak mendadak, Sayang. Aku hanya lupa menyampaikannya," elaknya.Padahal hari ini Arash berencana untuk mengajak istrinya bertemu dengan ayah biologisnya, sesuai rencana yang mereka susun sebelumnya.Tentun tanpa sepengetahuan Shiena, agar menjadi kejutan nantinya."Mangkannya jangan bahas ranjang mulu yang dipikiranmu, jadinya lupa seperti itu," cibir Shiena.Mau bagaimana lagi, urusan ranjang sudah menjadi kebutuhan biologisnya."Ssstt, diam saja, Sayang. Bibirmu ingin kusumpal agar bisa diam?" ancam Arash, dian

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 199. Ayah Biologis

    Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 198. Kedatangan Mark

    Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 197. Shiena Hamil

    Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t

DMCA.com Protection Status