Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 191 - Chapter 200

206 Chapters

(S2) Bab 190. Dioperasi

Dunia Arash seolah berhenti berputar, melihat Shiena yang terkena tembakan yang entah pelakunya siapa. Dia memeluk tubuh Shiena, tangisannya pecah karena di hari bahagia ini kejadian naas menimpa istrinya."Sayang, bangun! Shiena! Bangun!" teriak Arash yang bergetar katakutan, takut jika Shiena tak bisa diselamatkan.Sementara ambulance sedang di dalam perjalanan, Akira juga sudah menangis, di samping ibunya.Para tamu undangan dibubarkan, takut terjadi hal yang tidak inginkan."Mommy kenapa, Dad? Mommy bangun!" kata Akira.Shanaya tubuhnya lemas, hampir pingsan jika Farraz tidak menahan. "Siapa yang tega melakukan ini pada, Shiena?" tanya Farraz."Mas, tadi Shiena bilang ada seseorang mencurigakan yang terus memperhatikan. Shiena langsung membalik badan, aku tidak tahu jika orang itu sedang membidik peluru. Dan mengenai Shiena. Gara-gara aku ... Shiena jadi begini!" isak Shanaya dengan tangisan pecahanya."Tenang, Shanaya. Shiena pasti akan baik-baik saja. Aku akan mencari tahu pelak
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

(S2) Bab 191. Shiena Anak Raisa

Dada Bu Anya bergemuruh, saat mengetahui jika sebuah insiden buruk terjadi pada anak asuhnya. Dia diantar Raisa menuju rumah sakit, dua wanita yang merupakan ibu Shiena itu sama-sama sedang dirundung kesedihan mendalam.Apalagi Raisa baru mengetahui fakta, bahwa Shiena adalah anaknya. Pantas saja, dia merasa memiliki keterikatan dengan gadis itu, apalagi waktu lalu dia tahu gelang dan kalung yang dipakai putrinya."Aku tidak menyangka, bahwa Shiena adalah anakku. Pantas saja aku selalu gelisah setiap kali dekat dengannya," lirih Raisa, mencengkram stir mobilnya."Saya senang jika anda masih mengingat putri anda. Shiena sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Dia pasti bahagia, akhirnya hal yang dia nantikan sejak lama tercapai juga. Andai dia tidak mengalami musibah ini, niscaya dia akan sangat bahagia bertemu rengan ibu kandungnya."Di satu sisi, Bu Anya merasa bahagia jika hal yang diimpikan Shiena sejak lama tercapai—yaitu ingin bertemu dengan ibu kandungnya. Kedatangannya sel
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

(S2) Bab 192. Pelaku

Grisella mengumpat, ketika ada banyak sekali polisi yang mengejarnya jika dirinya terduga kasus tindakan penghilangan nyawa yang dilakukan pada Shiena.Tadinya ia ingin melenyapkan Shanaya, malah Shiena yang kena. Dia kesal, gagal membalaskan dendam, kini jadi buruan polisi.Grisella bersembunyi di tempat aman, agar kehadirannya sulit ditemukan. "Arghh! Sial! Kenapa juga menantu Shanaya mengingat ciri-ciriku!" kesalnya.Berlari sejauh yang ia bisa, menghindar dari polisi yang mengejarnya.Dor!"Akh!" Grisella memekik kesakitan, ketika sebuah peluru bersarang di kakinya. Mengakibatkan tubuhnya tumbang dan kesulitan berjalan."Pelaku berhasil kami tangkap, bawa ke kantor polisi!" ujar polisi, mengomando pasukannya untuk membawa Grisella ke kantor polisi untuk ditindak lanjuti.Tubuhnya ditahan. Selain kesulitan berjalan, takut melakukan upaya kabur."Lepaskan aku, Pak! Aku tidak bersalah! Kalian salah paham!" ketus Grisella menyangkal atas tindakan keji yang dibuat.Kedatangan Grisella
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

(S2) Bab 193. Tak Percaya

Arash dengan sigap, selalu memberikan apa yang Shiena butuhkan. Ia memberikan suapan nasi pada istrinya yang sudah mulai nafsu makan."Mereka sedang apa ya di bawah sana? Kenapa tidak ke sini," tanya Shiena.Arash yang memang tidak tahu angkat bahu, ia hanya ditugaskan untuk melayani istrinya. Tidak ikut serta dalam obrolan orang tua."Aku pun tidak tahu, obrolan biasa mungkin. Kau ini kepo sekali," kekeh Arash, menjitak pelan kepala istrinya."Aku 'kan penasaran," ujar Shiena."Lebih baik minum obat dan istirahat."Disela perbincangan Shiena dan Arash. Pintu kamar diketuk, terdengar suara Bu Anya di depan kamarnya."Nak, boleh tidak Ibu masuk?" tanyanya."Boleh, Bu. Masuk saja," sahut Shiena.Bu Anya membuka pintu, melenggang masuk. Melihat keharmonisan anak dan menantunya. Bu Anya dipersilahkan duduk. Arash mengerti, bahwa keduanya butub privasi, itulah mengapa ia izin pergi ke kamar anaknya.Shiena menerbitkan senyum, bahagia tentunya saat Bu Anya sering datang ke kediamannya."Sep
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

(S2) Bab 194. Memaafkan

Akira diam-diam masuk ke dalam ruang kerja ayahnya seperti biasa. Gadis itu terlihat murung, tidak seceria biasanya saat masuk ke sini."Daddy," panggil Akira, berjalan ke arah ayahnya yang merentangkan tangan."Ra, berapa kali Daddy bilang padamu. Nanti Mommy mencarimu, kasihan, Sayang," ujar Arash.Mengingat Shiena selalu panik jika Akira tidak ada di sisinya."Mommy sedang menangis di kamar. Rara udah mengajak Mommy bermain, Mommy malah marah," adu Akira. Menjawab pertanyaan Arash dengan kemurungan anaknya."Begitu? Ya sudah, Rara bersama Daddy dulu saja. Habis itu kita hibur Mommy. Oke?" Akira mengangguk pelan, memeluk ayahnya sambil memperhatikan layar di laptop ayahnya."Mommy kenapa, Dad? Apa karena Rara nakal?" tanya Akira."Bukan, Mommy sedang banyak pikiran. Tugas kita harus bisa menghibur Mommy."Arash mengusap rambut anaknya, bahwa penyebab kesedihan Shiena bukanlah karena Akira. Mungkin Shiena masih shock, butuh waktu menyendiri.Sekitar 30 menit lamanya di sana, Akira te
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

(S2) Bab 195. Kepergian Tuan Aryan

Shiena tidak berhenti mengembangkan senyuman di bibirnya, menunggu jawaban dari ibunya yang diam sesaat.Mendapati pertanyaan itu, Raisa malu berterus terang bahwa ia hamil di luar nikah. Takut Shiena akan kecewa. Tapi, bukankah jujur lebih baik?"Intinya dia ada, hanya saja tidak mau bertanggung jawab setelah kejadian itu. Mama harap, kau tidak membenci ibumu karena kesalahan fatal di masa lalu," isak Raisa.Air mata Raisa ditepis lembut oleh Shiena, yang terpenting dia punya ibu yang masih menyayanginya, walau sempat menelatarkannya di panti asuhan."Aku tidak membenci Mama, jangan bersedih," kata Shiena.***Semua keluarga Arsawijaya bergegas mendatangi sebuah rumah sakit, tempat di mana Tuan Aryan dirawat karena penyakit dan faktor usianya. Pria sepuh itu berbaring, dengan bantuan alat medis di tubuhnya.Farraz menatap khawatir, pada kondisi sang ayah yang semakin hari semakin memburuk. Dia takut, terjadi sesuatu pada ayahnya."Bertahanlah, Ayah. Kami semua membutuhkanmu," kata Fa
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

(S2) Bab 196. Paris

Arash dan Shiena memilih untuk berlibur, ke salah satu negara yang ada di kawasan Eropa. Untuk melakukan bulan madu dan menghabiskan waktu berdua. Tak terasa, sudah 3 hari lamanya mereka berada di sini, tanpa kehadiran Akira.Di dalam kamar bernuansa putih itu dipenuhi dengan suara lenguhan dan desahan bersahutan, yang dikeluarkan Shiena saat Arash meliuk-liukkan tubuh di atasnya.Badan keduanya dibanjiri keringat, mencari kepuasan sampai pelepasan. Suara ponsel berdering, menggangu aktivitas mereka."Mas, ponselmu berbunyi. Angkat dulu. Siapa tahu itu Rara yang mau ngobrol," kata Shiena, menahan dada suaminya agar terlepas di lehernya.Arash berdecak. "Tanggung lho, Sayang, bentar lagi sampai."Napas keduanya memburu, tak beraturan. Shiena mengulurkan tangan, berusaha menggapai ponsel milik suaminya yang terus berhenti berbunyi."Nanti, Sayang. Biarkan saja!" ujar Arash dengan suara beratnya, menahan pergelangan tangan istrinya yang hampir menggapai benda pipih itu."Nanti-nanti! Kal
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

(S2) Bab 197. Shiena Hamil

Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

(S2) Bab 198. Kedatangan Mark

Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

(S2) Bab 199. Ayah Biologis

Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status