Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 161 - Chapter 170

206 Chapters

(S2) Bab 160. Dekapan Hangat

Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, Shiena terbangun dari tidurnya mendengar alarm jam yang begitu berisik di telinganya. Shiena tak lantas beranjak, dia bangkit terduduk di ranjang.Akibat menangis semalaman, ia jadi merasa matanya bengkak. Dadanya terasa sesak, jika kejadian kemarin begitu memilukan di hati."Aku lelah, tapi aku tidak boleh kalah. Sebisa mungkin aku harus bertahan, mempertahankan rumah tanggaku. Aku tidak mau, perjanjian itu benar-benar terjadi," Shiena bergumam lirih.Kemarin saat bertemu dengan Bu Anya, Shiena mendapatkan wejangan darinya. Itu memotivasi Shiena, supaya bisa menjalani rintangan dalam biduk rumah tangganya.Shiena lekas berdiri, pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Dia harus menyiapkan sarapan, sebelum Arash menyuruhnya.Ngomong-ngomong soal Arash. Kenapa lelaki itu tak kunjung menampakkan diri? Biasanya dia ke lantai bawah dengan sendirinya."Mungkin sebentar lagi turun. Ah, aku tidak peduli. Apa jangan-jangan dia belum bangun?"Pa
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

(S2) Bab 161. Usulan Aneh Zeva

Shiena memberenggut kesal, seraya membuka payung, menerobos hujan deras untuk sampai di pusat perbelanjaan terdekat. Daripada harus lama mendengar ocehan Arash, lebih baik ia pergi saja dan menuruti apa maunya.Sepanjang jalan, Shiena hanya bisa meredam kekesalahan dan fokus jalan. Telapak kakinya sudah basah, oleh air yang menggenang di jalan. Di Minimarket, Shiena memilih cemilan dan membayarnya. Ia menenteng, 2 plastik besar di tangannyan. Di pertengahan jalan, di belakang ada mobil melintas kencang, hingga baju Shiena dibasah kuyup."Astaga, apes sekali pagiku. Kenapa dia tidak memelankan laju, dasar tak beradab!" ketus Shiena, mengusap kasar wajahnta yang terkena guyuran air.Alhasil, dia hanya menahan dingin, bercampur semilir angin menusuk masuk ke kulitnya. Sampai di pekarangan rumah, Shiena mengerutkan kening. Melihat mobil tadi terparkir di garasi."Bukannya ini mobil tadi? Mobil milik siapa?"Di dalam sana, terdengar suara gelak tawa pria dan wanita bersamaan. Shiena merem
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 162. Mengandung

3 minggu sudah berlalu, semenjak kejadian itu Shiena lebih banyak diam. Enggan bertatapan dengan Arash, sikap diamnya membuat Arash tak tenang. Shiena hanya menunjukkan diri jika Arash memanggilnya saja.Biasanya memang seperti ini, entah mengapa Arash merasakan ada hal mengganjal saat Shiena diam. Harusnya dia senang, malah sebaliknya.Shiena sibuk memotong bahan makanan, ia melirik sekilas ke arah Arash yang baru saja datang dari lantai atas."Mau sampai kau diam membisu seperti itu? Buang-buang waktu, aku tidak akan membujukmu!" seloroh Arash. Menatap gemas pada Shiena yang menatapnya intens.Shiena berdecak. "Aku juga tidak butuh dibujuk olehmu.""Cih, apa kau masih marah karena melihatku dan Zeva bercinta? Hanya karena itu kau marah—"Sepasang mata merah Shiena menatap tajam, begitu nyalang karena Arash terkesan menggampangkan."Hanya karena? Memang sulit ya, bicara dengan pria sepertimu. Kau pikir hal seperti ini masalah sepele? Meskipun pernikahan ini sementara, tidak sepatutny
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 163. Merayakan Anniversary

Di lain tempat, Arash sedang berada di Apartemen milik sang kekasih sejak pagi tadi. Kedua sepasang kekasih itu menghabiskan waktunya di kamar sepanjang hari.Meski hari sudah malam, tidak ada keinginan bagi Arash untuk beranjak dan ingin menetap. Arash menciumi punggung polos Zeva yang sedang tidur pulas, setelah aktivitas ranjang yang mereka lakukan beberapa jam lamanya. Tangan itu turun ke bawah, membelai kewanitaan Zeva yang lembab. Meski sudah melakukan pertempuran, Arash tak merasa lelah sama sekali."Eunghhhh ...." Zeva melenguh, merasa sesuatu menusuk ke dalam sana. Mata yang kantuk itu terpaksa terbuka, ia mendongak, saat Arash mengulum bongkahan dadanya."Sayang, aku masih ngantuk," keluh Zeva.Bagaimana tidak, dia hanya tidur sekitar 40 menit lamanta tetapi malah dibangunkan oleh kekasihnya.Tenaga Zeva sudah terkuras habis, mengimbangi permainan Arash."Tapi kau masih mau 'kan, hmmm?" bisik Arash, melahap telinga Zeva hingga basah oleh saliva.Zeva mengangguk, tak keberat
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 164. Di Atas Atau Di Bawah?

Karena ada keberadaan Shanaya di sini. Arash terpaksa tidur berdua dengan Shiena sementara, supaya Ibunya curiga bahwa pernikahan yang mereka jalani tak sesuai ekspetasi.Hatinya berat, harus berbagi ranjang dengan Shiena. Arash berjalan, mendahulu Shiena yang ia tarik paksa ke dalam kamarnya."Biasa saja dong, pakai ditarik-tarik segala! Kau pikir aku tambang?" Shiena menepis kasar, lengan Arash seraya terus mengomentarinya "Kau ingin di atas atau di bawah?" tanya Arash."Hah?"Pertanyaan dilontarkan Arash, sepersekian dekit membuat otak Shiena jadi blank, tak mengerti maksudnya.Sadar dengan yang diucapkan membuat salah paham, seperti Shiena juga sudah ambigu, salah menangkap ucapannya barusan."Maksudku ... kau ingin tidur di ranjang atau di sofa?" Lagi, Arash bertanya dengan jelas.Shiena mengangguk paham, dia malu sudah berpikir negatif tadi. "Aku ingin tidur di kamarku saja. Daripada harus tidur di sofa."Penolakan dari Shiena, Arash berdecih mendengarnya. "Kau ingin mencari pe
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 165. Zeva Anak Grisella

Shiena dan Arash memasukkan berapa box kue yang tadi dibuat, untuk dibagikan ke anak-anak panti, sesuai yang Shanaya minta.Mau tidak mau, Arash mengiyakan saja perkataan Ibunya, meminta Arash mengantar Shiena ke sana.Mereka berdua masuk mobil, menikmati segarnya udara sekitaran, karena tidak ada obrolan apapun."Mommy terlihat bahagia bersama denganmu, sedangkan dengan Zeva, Mommy menampilkan raut tak suka. Entah kenapa," ujar Arash.Tidak terlalu penting sih membahasnya, hitung-hitung pemecahan keheningan saja selama di perjalanan agar tidak bosan.Shiena beralih, memandangi sang suami sebentar, lalu menatap lurus ke depan. "Kau menanyakan padaku yang jawabannya tidak kutahu, Mas."Benar juga, harusnya dia menanyakan ini pada Ibunya sendiri, yang lebih tahu jawabannya."Dari dulu Mommy ingin punya seorang anak perempuan, tetapi adikku meninggal saat dilahirkan," kata Arash, bibirnya tiba-tiba berkata demikian.Ah, agar tidak canggung-canggung amat 'kan?Pertama kalinya, Shiena mend
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 166. Kenangan Orang Tua

Selang beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sudah sampai ditempat tujuan. Mobil Arash terparkir, di pekarangan panti asuhan, tempat istrinya dibesarkan.Arash dan Shiena turun. Mereka berdua jalan beriringan, tetapi memberi jarak. Kala keduanya memasuki halaman, semua anak-anak di panti berseru riang, kedatangan Shiena pagi ini.Shiena menyapa para adiknya, yang sedang belajar. Melihatnya, Arash hanya bisa diam, memerhatikan interaksi istrinya, tampak dekat pada mereka."Horee! Kakak datang lagi!" seru mereka, dengan riang gembira."Kakak rindu kalian."Namun, para bocah kecil itu menatap bingung pada pria yang berada di samping Shiena. Pasalnya mereka belum mengenal Arash.Shiena tersenyum kecil, gemas dengan kebingungan mereka. "Perkenalkan, Dek. Ini Kak Arash, suami kakak."Dada Arash berdesir, ada rasa senang saat Shiena memperkenalkannya pada anak kecil di hadapannya.Serempak, mereka mengangguk kompak dan tersenyum ke arah Arash."Kak Arash tampan sekali," puji me
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 167. Playing Victim

Di kediaman Arash.Sebuah mobil mewah berwarna merah terparkie di pekarangan rumah saat Arash menepikan mobilnya di garasi. Shiena yang tak tahu, hanya diam saja.Hinggalah terlihat seorang wanita berpakaian terbuka dan ketat turun dari mobil, menghampiri Arash dan lancang memeluknya."Sayang, aku rindu," ungkap Zeva dengan manja, mencium bibir Arash di hadapan istrinya. Kurang tidak tahu diri bagaimana lagi Zeva ini.Dan parahnya, Arash hanya diam saja dan senang disosor seperti itu. "Kau sudah lama di sini?" tanya Arash, sekilaa melirik Shiena yang mendelik dan melangkah masuk.Malas sekali, dihadapkan dua sejoli tak tahu diri, bisanya hanya membuat hati sesak bak dihantam tombak berlama-lama dengan keduanya."Baru saja. Ponselnya tidak aktif, mangkannya aku datang, ternyata tidak ada siapa-siapa di sini," kata Zeva, berhadapan dengan sang kekasih dan melingkarkan tangannya di leher Arash.Beruntung Shanaya dan Farraz sudah pulang sejak pagi, Arash tidak perlu takut hubungannya dike
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 168. Memuntahi Pelakor

Arash membawa tab-nya ke meja makan pagi ini, karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan karena tertinggalkan. Pria bertubuh atletis itu menatap meja makan, tidak ada satu pun makanan yang dihidangkan. Hanya ada segelas kopi hitam.Zeva menyusul Arash, rambut wanita itu masih basah sehingga aroma shamponya begitu menyeruak, menyengat di hidung."Lho kok tidak ada makanan, Sayang?" tanya Zeva.Dengan tidak tahu diri dan tanpa kenal malu, Zeva melingkarkan tangannya di bahu Arash dan menumpukan dagunya di kepala sang kekasih. Arash tampak serius sekali."Makan saja yang ada, jika pesan takut kelamaan," kata Arash, tak mengalihkan tatapan pada layar tab.Bibir merah Zeva yang dipolesi lipstik itu mengerucut, dia pikir Arash akan marah-marah pada Shiena dan menyuruhnya masak."Tapi aku lapar, Sayang. Si kumal kenapa pemalas sekali jadi istri? Cih, benar-benar tidak berguna sekali dia!" maki Zeva, mendaratkan bokongnya di sebelah paha Arash dan memeluk lehernya.Arash menghela
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

(S2) Bab 169.

Selagi ada waktu, Shiena ingin menghabiskan waktu dengan sang suami sebelum akhirnya mereka mengakhiri pernikahan ini. Ada rasa tak rela yang dirasakan Shiena. Sebagai nalurinya berkata, ingin mempertahankan saja.Naasnya, Arash kekeuh akan mengakhiri. Jadi, tidak ada gunanya Shiena memprotes jika keinginan melanjutkan hubungan hanya diinginkan sepihak saja."Kenapa kau ceria sekali pagi ini."Shiena menoleh, pada Arash. Pria itu menatap nasi goreng buatannya dan memakannya, Shiena bersyukur jika Arash suka dengan masakannya."Hari ini aku akan kontrol, Mas. Kau akan mengantarku, 'kan?" tanya Shiena. Antusias, ingin segera mendengar perkembangan buah hatinya.Sementara Arash diam, dia lupa sekarang adalah jadwal kontrol istrinya. Akan tetapi, sepertinya Arash tidak bisa, lantaran ada janji dengan Zeva.Rencana ini sudah dibahas lebih awal, Arash tidak mungkin membatalkannya begitu saja. Zeva pasti akan marah padanya."Mas, kok diam?" ulang Shiena.4 bulan ini, sikap Shiena berubah, se
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
21
DMCA.com Protection Status