Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 121 - Chapter 130

206 Chapters

Bab 121. Kedua Istri Bertemu

Shanaya mengurut pelipisnya, rasa pusing mendera karena dirinya tidak bisa tidur semalaman. Berharap, Farraz pulang. Nyatanya yang ditunggu tak datang.Kantung matanya terlihat hitam, menyisakan kantuk yang tertahankan. Di meja makan, Shanaya menolak makan. Ia kekeuh menunggu Farraz."Non Shanaya, lebih baik sarapan dulu, habis itu istirahat. Anda 'kan sedang hamil, Non. Begadang tidak baik untuk wanita hamil," ucap Alya, memberikan wejangan pada sang Nyonya. Meski dia belum menikah, dia sedikit tahu soal ini."Nanti saja, Al. Aku ingin menunggu Mas Farraz, Baby menolak makan," kata Shanaya.Alya tidak bisa memaksa, dia hanya memberikan hal yang ia tahu saja. Apalagi kandungan Shanaya semakin besar, pastinya butuh perhatian dari Tuannya."Mau saya buatkan susu saja, Non?"Shanaya pun membalasnya dengan anggukan. Lalu Alya membuatkan susu ke dapur. Menyisakan Shanaya seorang diri di sini.Mendengar deru mesin, kepala yang tadinya tertundu, kini terangkat. Mata sayunya berbinar kentara,
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 122. Harus Memilih

Farraz terdiam, mendadak jadi mati kutu diberikan pilihan seperti itu. Meskipun dia mencintai Grisella, Farraz juga sudah mencintai Shanaya. Ini terlalu sulit untuk memilih. Jika bisa, dia tidak memilih salah satu diantaranya. Karena keduanya sama-sama penting.Farraz menarik napas dalam-dalam. Dia menatap lembut pada Grisella yang terpuruk, wajah cantiknya meredup, terhalang oleh basanya air mata yang terus mengalir.Sungguh, Farraz tidak berniat menyakiti istrinya di hari kepulangannya."Mas tidak bisa memilih, Sel. Ini terlalu sulit buatku jika harus begitu." Hanya itu yang mampu Farraz katakan. Sisa unek-uneknya tertahan di tenggorokan."Mengapa? Apa kau mencintai wanita jalang itu? Jika memang iya, kau ceraikan saja aku!" hardik Grisella. Tidak suka, jika Farraz memilih dua wanita.Padahal, Grisella berharap, Farraz hanya memilihnya saja. Terlepas dari pernikahaan paksaan dan pilihan Ayahnya. Ia hanya ingin, Farraz menjadi miliknya, dan menjadi istri satu-satunya."Dia sedang men
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 123. Kemesraan Farraz Dan Grisella

Di dalam kamarnya. Shanaya hanya bisa meringkuk, dengan mata sembabnya. Air matanya jatuh tak tertahankan, setelah seharian ini diabaikan. Biasanya Shanaya selalu bermanja dengan sang suami di jam seperti ini. Sepertinya itu tidak akan terjadi lagi. Sebab, wanita yang Farraz cintai sudah kembali."Jangan meminta yang aneh-aneh, Sayang. Daddy tidak sedang bersama Mommy. Biar Mommy saja yang mengelusmu, ya."Shanaya mengusap perutnya, merasa lapar karena hanya makan roti dan susu saja. Selera makannya hilang, dia tidak ingin melakukan apa pun. Selain diam, meratapi kesedihannya."Kau tidak boleh menangis, Shanaya. Jangan cengeng seperti ini."Badannya bergetar, dengan isakan tangis yang lolos di mulutnya. Farraz yang menyelinap masuk, menatap iba pada istri keduanya karena diacuhkan olehnya.Merasakan gerakan di atas ranjang, tangis Shanaya terhenti. Ia tertegun, tak menyadari ada orang masuk ke dalam kamarnyanya.Matanya semakin memanas dan berair, saat tangan kekar melingkar di perutn
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 124. Dendam

Grisella tidak suka. Jika Farraz lebih membela Shanaya dibandingkan padanya. Seolah-olah sikap suaminya itu peduli pada istri keduanya. Jika memang iya, tidak akan Grisella biarkan Farraz terus dipihak Shanaya.Ungkapan cinta yang Farraz katakan, membuat Grisella jadi kurang yakin. Kepercayaan pada sang suami berkurang, melihat Farraz menyuruh Shanaya untuk bergabung."Apa-apaan sih, Mas? Kenapa kau malah memintanya ke sini? Bukannya malah diusir, malah diundang. Kau bilang padaku akan abai padanya, Mas!" gerutu Grisella mencak-mencak, saat Farraz tidak membuktikan ucapannya.Shanaya yang akan melangkan, urung. Ia malah melayangkan tatapan penuh tanya pada Farraz yang mengurut pangkal hidungnya.Benarkah Farraz mengatakan akan abai? "Ya memangnya kenapa, Sel? Hanya sarapan saja, tidak perlu diperbesar," sahut Farraz. Tidak menyangka, jika kemarahan Grisella masih berlanjut. Bahkan, melampiaskannya secara langsung pada Shanaya.Grisella yang dikenalnya sosok anggun dan lembut, kini si
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 125. Menjadikan Shanaya Babu

Di dalam sebuah ruangan meeting, dihadiri para pejabat-pejabat penting yang sedang melakukan presentasi demi memenangkan sebuah tender untuk proyek besar. Ada banyak pengusaha, mempresentasikan sebaik mungkin, agar pengusaha setuju dengan gagasan ide yang disampaikan.Mereka bersaing, demi mendapatkan hasil yang memuasakan. Seperti sekarang ini, Farraz dibantu Skretaris barunya untuk menyampaikan rangkuman yang sudah ia buat.Tampaknya, para pengusaha tertarik dengan apa yang disampaikannya.Hingga detik-detik menegangkan terjadi. Semua orang mengangkat tangan, setuju menjalan kerja sama dengannya."Saya setuju, jika bekerja sama dengan anda, Pak Farraz. Dari apa yang anda sampaikan tadi, saya tertarik untuk memberikan tender ini kepada anda," sahut seorang pengusaha yang tak kalah besar dari Arsawijaya Copration.Bisa dibilang, Mrs. Ben Copration itu sebanding dengan perusahaannya."Saya juga setuju, dengan apa yang disampaikan Pak Ben. Bila kita menjalin kerja sama ini, tentunya aka
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 126.

Farraz menarik selimut tebal untuk membaluti tubuh polos Grisella yang masih terlelap karena pertempuran tadi. Tidak terasa, hari sudah kembali malam. Saking asiknya, mereka tidak menyadari."Ah, rasanya aku malah merindukan Shanya. Sedang apa ya dia?"Sebelum pergi, Farraz memastikan dulu. Grisella sudah lelap atau tidak, agar ia bisa datang dan menemui Shanaya. Setelah dirasa aman, tak lupa, Farraz melabuhkan kecupan di bibir istrinya.Tok ... tok ... tok ...Mendengar suara ketukan pintu, Shanaya yang tertunduk lesu lantas mengangkat kepalanya. Melirik ke arah sumber suara. Entah siapa yang datang. Ia bergegas, membuka pintu kamarnya.Saat sosok Farraz yang datang, Shanaya dengan cepat menutup pintu. Sayangnya, Farraz menahannya dengan kaki."Arggggggghhhh!" Farraz mengaduh kesakitan, karena kakinya terjepit.Shanaya hanya diam, tidak peduli. Dia sudah malas dan tidak mau bertemu dengan Farraz terlebih dahulu. Ia hanya menginginkan istirahat panjang saja malam ini."Kau terlihat le
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 127. Tuan Aryan Menegaskan

Grisella mengatupkan bibir rapat-rapat. Saat pria paruh baya itu berjalan mendekat, melerai perdebatan pagi buta seperti ini. Wanita yang tadinya baik pitam, mendadak bungkam."Tidak ada yang berhak menyuruh Shanaya dan Farraz bercerai, termasuk kau, Grisella!"Sementara Shanaya dan Farraz hanya bisa diam, saat Tuan Aryan kembali datang tanpa sepengetahuan. Tuan Aryan menatap nanar, pada Grisella yang entah kapan sudah sadar dari komanya.Namun, apa pedulinya? Dia hanya ingin melihat Shanaya dan calon cucunya saja."A-ayah ...." panggil Shanaya, mengangkat kepalanya untuk bersikap baik-baik saja."Jangan takut, ada Ayah di sini. Suamimu seperti pecundang saja, yang hanya bisa diam."Hinaan-hinaan yang Grisella lontarkan, tentu saja Shanaya tertekan. Apakah ini sebagai balasan Tuhan, untuk orang seperti dirinya?Tetapi, jikalau saja Shanaya bisa memilih. Dia juga tidak mau berada diposisi seperti ini. Keadaan yang memaksanya untuk tetap bertahan.Apalagi, Farraz selalu melakukan berbag
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 128. Rencana Jahat

Jika Shanaya dan Farraz pergi, berbeda dengan Grisella yang duduk seorang diri dengan kedongkolan di hati.Dia benar-benar tidak habis pikir dengan Farraz, sudah ia tahan untuk tidak pergi, malah tidak mendengarkan.Sejak ada Shanaya, suaminya itu benar-benar berubah. Tentu saja, semua yang terjadi pada rumah tangganya karena Shanaya."Arghhhh! Jalang sialan! Aku harus bisa merebut apa yang menjadi milikku!" jeritnya, menjambak rambut panjangnya dengan frustasi. Sehingga penampilannya berantakan.Drrttt ... drrrtttt ...Di tengah-tengah kehancurannya, ponsel Grisella berbunyi. Menandakan ada orang yang menghubunginya. Mata itu memicing, saat ada nomer tidak dikenal menelponnya.Awalnya ia tolak. Namun ponselnya terus saja berbunyi. Alhasil, Grisella mengangkatnya saja."Mohon maaf, siapa ya ini?" tanya Grisella pada lawan bicara di seberang sana.Ia menggigit bibir bawahnya, padahal ia sudah ganti nomer. Masih saja nomer itu menghubunginya."Ck, ini aku. Kau ke mana saja, sialan?!" Gr
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 129. Bekas Tamparan

Tidak lama dari Rumah Sakit, mereka telah kembali ke kediaman. Karena Shanaya hanya ingin istiraha saja. Farraz mengantarnya ke dalam kamar, menemani istri dan anaknya tidur siang.Di dalam pelukan Farraz, Shanaya hanya menatap langit kamar, menikmati nyamannya tangan Farraz di perutnya."Aku ingin bertanya padamu, Sha ...." kata Farraz sambil berbisik.Si cantik itu mengubah posisi, jadi miring ke hadapan suaminya. "Tanya saja, Mas."Sejenak, Farraz menghirup aroma shampo istrinya yang sangat memabukan. Sudah lama dia tidak menyentuh istrinya, wajar saja jika dia gampang bereaksi. "Aku sempat melihat bekas tamparan di pipimu ... siapa yang melakukan hal itu padamu?" tanya Farraz.Tenggorokan Shanaya tercekak, ia nyaris tersedak oleh ludanya sendiri jika pertanyaan Farraz menyadari kejadian waktu lalu."Mas salah lihat kali, aku tidak sengaja terjedot tembok. Jadinya pipiku memar," alibi Shanaya.Tidak ingin berterus terang, belum tentu Farraz percaya dengan apa yang dia ucapkan. Bah
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 130. Grisella Licik

Bisa dibayangkan, betapa senangnya Grisella ketik Farraz percaya padanya dan memarahi Shanaya habis-habisan. Memang ini rencana dan tujuannya, membuat Shanaya disalahkan dengan tuduhanya. Apalagi melihat raut khawatir yang tersira5 di wajah suaminya, Grisella harus merayakan kemenangan, jika Farraz ada dipihaknya.Ini hanya langkah awal saja, Grisella akan berupaya memisahkan Farraz dan Shanaya. Dari dulu, Grisella paling tidak suka pada orang yang merebut apa yang ia punya."Sakit Mas, kenapa Shanaya tega melakukan hal ini padaku?" Senyuman seringai itu ditampilkan, saat Farraz sibuk mencari kotak P3K.Sedari tadi, Grisella terus berakting seolah lukanya benar-benar menyakitkan. Padahal itu hanya pura-pura saja, dia juga sengaja menggores keningnya dengan cincin agak tajam agar berdarah."Tenang, Sayang. Mas cari obatnya dulu. Nah, obatnya ketemu!" Farrraz menyahuti sambil membawa kotak yang diperlukan.Ia bergeges, menuju sofa tempat Grisella duduk. Dengan telaten, Farraz mulai men
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status