Semua Bab Istri Kedua Tuan Farraz: Bab 111 - Bab 120

206 Bab

Bab 111. Undangan Pernikahan

Teriakan suara Shanaya terdengar begitu menggelegar, memenuhi seisi ruangan. Bagaimana dia tidak kesal, bahwa wajahnya kini sudah dipenuhi oleh spidol.Pantas saja, semua orang mentertawakannya, jika wajahnya saja seperti ini. Dengan kekesalan yang meradang, Shanaya mengeluarkan cairan beningnya. Saking malu, menjadi bahan tertawaan orang-orang.Seketika Farraz menghentikan tawa, memandangi Shanaya yang sudah berkaca-kaca akibat ulah jahilnya."Sayang ... kok nangis? Maaf, Shanaya," cicit Farraz.Niatnya ingin menjahili, dan bercanda. Malah jadi seperti ini. Shanaya marah, sampai menangis. Farraz meringis, jadi bersalah sudah keterlaluan mengerjai istrinya."Puas tertawanya?! Tidak lucu!" sentak Shanaya, menyela ucapan suaminya dengan tampang innocentnya.Benar-benar tidak habis pikir. Kejahilan Farraz sudah kelewatan, sudah mempermalukan Shanaya."Kenapa langsung diam? Tidak ingin tertawa lagi kah?"Amarahnya kian memuncak, perut yang tadinya lapar, jadi tidak bernapsu untuk makan. M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 112. Dansa

Saat ini, Shanaya hanya menuruti saja ketika Farraz mengajaknya menghadiri pesta pernikahan. Cukup lama ia bersiap, memakai polesan make up dan gaun yang senada dengan suaminya.Seperti biasa, Shanaya selalu cantik dengan ciri khas make up natural. Juga, menghias rambut panjangnya hingga bergelombang. Farraz berdecak kagum, pada wanita yang tengah tersenyum ke arahnya."Sebenarnya kita mau ke mana sih, Mas? Hmm ... maksudku, ke pesta siapa? Kenapa mendadak sekali," tanya Shanaya menunjukkan gestur bingungnya.Ah, akibat jadwalnya yang kembali padat di perusahaan. Dia baru ingat bahwa hari ini adalah hari pernikahan sahabatnya, Leonard. Ia jadi lupa, bahwa mereka akan menghadirinya. Itulah mengapa, Farraz memberitahunya secara mendadak."Mas, kok diam saja? Malah melamun."Sebenarnya Farraz ragu membawa Shanaya. Takutnya sang istri tidak nyaman saat mengetahui teman yang Farraz maksud.Haruskah ia jujur dari awal?"Teman yang ku maksud itu, pria yang ingin menjadikanmu model perusahaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 113. Raja Ampat

Tak terasa, waktu terus bergulir begitu cepat berlalu. Rumah tangga Farraz dan Shanaya jalani yang tadinya kelabu, kini lebih berwarna dari sebelumnya. Banyak hal yang mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, keduanya pun semakin mesra menjalaninya dengan perasaan cinta, bukan terpaksa."Aku senang kau memujudkan keinginanku, Mas. Terimakasih, aku senang sekali," ungkap Shanaya."Apapun akan ku lakukan jika itu membuatmu senang."Shanaya yang tadinya diabaikan, diperlakukan secara tidak baik. Kini sebaliknya. Farraz memperlakukannya bak seorang Ratu, hal yang sudah Shanaya impi-impikan sejak lama.Sesuai rencana sebelumnya, Farraz memilih untuk berbulan madu kedua kalinya bersama sang istri. Ke tempat yang masih di salam negri, dan menjadi destinasi wisata yang paling diminati.Bandara Domine Eduard Osok, Sorong. Sepasang suami-istri itu berjalan sembari bergandengan tangan, saat mereka baru saja sampai disalah satu Bandara Papua. "Akhirnya, aku datang lagi ke sini."Destinasi wi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 114. (21+)

Sesudah sesi makan siang, keduanya memilih untuk tidur dan beristirahat sejenak. Merehatkan rasa lelah akibat pergulatan mereka satu jam yang lalu.Wajah cantik Shanaya adalah hal yang pertama kali Farraz lihat. Istrinya masih tertidur, dengan berbantalkan lengannya. Tubuh polos keduanya masih terbungkus selimut tebal, enggan untuk memakai pakaian, berjaga-jaga akan melakukan penyatuan.Farraz menyingkirkan tangannya di leher sang istri, ia terus mengamati wajah Shanaya yang terlihat kelelahan ia gempur habis-habis. Tiba-tiba saja, sesuatu di bawah sana menegang, mulai bereaksi saat selimut itu melorot. Memperlihatkan bongkahan dada Shanaya."Mhhhhh ... nghhh ...." Shanaya seketika terbangun. Dia terkejut pada seorang pria yang sedang mengendus leher jenjangnya."Mas, apa yang kau lakukan? Aku bahkan baru tidur."Naasnya, ucapannya tidak dihiraukan. Farraz menyibak selimut, menyingkirkan kain yang menghalangi tubuh polos mereka. Sigap saja ia naik ke atas Shanaya, mengungkungnya lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 115. Kejutan Menegangkan

Masih berada di tempat yang sama. Keseruan mereka terus berlanjut, akan mencicipi makanan yang ada di sekitar sini.Shanaya juga sangat antusias, tak mengenal lelah walaupun sudah berjalan kaki sedari tadi. Bahkan, sang istri tampak asik sendiri. Farraz hanya bisa mengikuti, kemana arah Shanaya pergi.Hingga mereka tiba di salah satu tempat, untuk menikmati makan malam. Supaya tidak terlalu lapar saat kembali pulang."Rasanya lututku akan keropos terlalu lama berjalan. Ini menyenangkan, dan juga melelahkan," keluh Shanaya. Menggerakkan kaki jenjangnya lantaran pegal.Wajar saja Shanaya pegal, wanita itu sangat aktif menjelajahi Raja Ampat ini. Ingin mengajaknya pulang pun tidak tega, karena Shanaya asik dengan dunianya."Duduk dan makan dulu. Energimu terkuras karena terlalu aktif dari tadi. Kau malah asik sendiri, sampai lupa suami juga ada di sini," cibir Farraz. Liburan yang dia inginkan itu menikmati waktu bersama-sama, diisi obrolan dan candaan antara mereka. Bukan seperti sekar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 116. (21+)

Dengan memakai cara yang ia tahu, Shanaya terus merangsang hasrat birahi sang lelaki. Wanita yang berara di atas tubuh suaminya itu terus bergerak, menjamahi tubuh Farraz yang sudah telanjang. Farraz refleks menjambak, memekik nikmat saat Shanaya bergerak lincah, mengabsen dan membungkam bibirnya dengan ciuman menuntun, namun sedikit kaku."Shh ... kejutan morning seks ini lebih indah dari yang aku kira," desah Farraz, mendesis saat Shanaya melepaskan tautan di bibirnya. Napasnya kembang kempis itu menghirup udara, agar masuk ke dalam dada.Shanaya kewalahan, menghentikan badannya yang sudah dibanjiri peluh keringat. "Aku sudah tidak tahan, Sha."Dengan gerakan cepat, Farraz menghempaskan tubuh Shanaya sedikit kasar, hingga wanita itu terbaring di sampingnya. Tak mau berlama-lama mencapai puncak nirwana, Farraz menindih tubuh istrinya dan membungkam mulut istrinya dengan ciuman panas.Sebelah tangannya diarahkan, membuka paha Shanaya lebar-lebar. Guna memberikan akses untuk memudahka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 117. Kehamilan Kedua

Semenjak dinyatakan hamil, Farraz mulai mengurangi kesibukannya di kantor. Ia lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan Shanaya, yang selalu ngidam di trimester pertama ini. Untung saja, sang istri tidak pernah ngidam aneh-aneh.Dia sering mendengar, ada juga wanita hamil yang ngidamnya di luar nalar. Ia bisa bernapas lega, jika Shanaya tak meminta yang tidak-tidak. Masih dibatas wajar."Usia berapa bulan perutmu menonjol?" tanya Farraz. Anteng menumpu kepalanya dengan sebelah tangan, sebelah tangannya mengusap perut istrinya yang masih rata."Kisaran 3 atau 4 bulanan paling, Mas. Itu pun janin masih belum terbentuk sempurna," jawab Shanaya, menyugar rambut hitam suaminya.Farraz manggut-manggut saja, karena dia tidak tahu. Saat diperiksa ke Dokter kandungan, Shanaya usia kehamilan Shanaya sekitar 4 bulan.Dia tidak sabar, untuk melihat perut istrinya yang membesar. Rasa bahagia itu terus melingkupi dua insan yang memang menanti buah hati."Jaga pola makanmu, Sha. Jangan makan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 118. Perkembangan Grisella

Langkah Farraz mulai memasuki Rumah Sakit. Ia berjalan disepanjang lorong menuju lantai dua, tempat ruangan Grisella dirawat. Farraz tidak sabar, untuk bertemu dengan wanita yang sudah lama mengisi hatinya.Sesampainya di sana, Farraz melihat ada Dokter Liam yang hendak masuk ke dalam sana. Namun, mendengar langkah kaki mendekat. Dokter Liam mengurungkan niatnya.Dokter muda itu menoleh, ke arah sumber suara. Dimana, ada kedatangan Farraz ke sini, atas perintahnya."Selamat sore, Pak Farraz," sapa dr. Liam.Farraz mengangguk singkat, menerima jabatan dari Dokter yang sudah lama ini ia percayakan merawat Grisella."Bagaimana keadaan istriku? Katamu ada hal yang ingin kau sampaikan," tanya Farraz to the point. Dia ingin segera mengetahui, ada kabar apa, sehingga dr. Liam memanggilnya kemari.Dr. Liam membenarkan kacamata minesnya, lantas membuka pintu untuk masuk. "Akan saya jelaskan di dalam, Pak Farraz. Saya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu."Dua pria berbeda generasi itu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 119. Merayakan Kehamilan

Selama proses kehamilan, Farraz tidak membiarkan Shanaya beraktivitas terlalu berat. Tak terasa, kehamilan istrinya sudah berusia 4 bulan, memasuki trimester kedua.Di usia kandungan ini, Shanaya tidak lagi merasakan mulai seperti sebelumnya. Nafsu makan Shanaya jadi bertambah, sampai berat badannya pun naik.Kecantikan wanita itu tetap terpancar, walaupun perutnya sudah menonjol. Bagi Farraz, Shanaya jauh lebih sexy disaat hamil. Penampilan istrinya selalu mempesona, sehingga ia muda tergoda."Mas ... sepertinya badanku gendutan ya?" Shanaya membuka suara, setelah sekian menit hanya keheningan diantara mereka.Farraz yang sedang mengetik di laptop menghentikan jarinya, lalu beralih menatap Shanaya yang sedang berdiri dipantulan cermin. Mengamati penampilannya yang berbeda, Shanaya merasa, dia lebih berisi."Tidak, kehamilanmu 'kan sudah 4 bulan, Sayang. Wajar saja jika kau agak gendutan," balas Farraz, kedua sudutnya menerbitkan senyum tak kentara. Saat Shanaya selalu mempertanyakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 120. Grisella Sadar

Rupanya, hal itu bukan dirasakan oleh Farraz saja. Tetapi Shanaya juga. Berbulan-bulan tidak disentuh, membuat Shanaya menyetujui permintaan suaminya.Shanaya mengulum senyum di bibirnya, lalu mengangguk malu-malu. Farraz yang tadinya lesu, kedua matanya berbinar. Karena hasratnya ingin disalurkan.Sudah sejak lama ia menahan, meskipun penampilan Shanaya sangat menantang. Akhirnya ia bisa mendapatkan ia nanti dari lama."Tapi aku bersihkan make up dulu," kata Shanaya."Aku tunggu."Dengan sabar, Farraz menunggu Shanaya yang menghapus polesan riasan di wajahnya. Daripada menunggu secara percuma, Farraz membuka kemeja putihnya supaya mempersingkat waktu."Sudah, Mas," Shanaya bangkit dari hadapan meja riasa, lalu berjalan ke arah Farraz yang langsung mengangkat tubuhnya ala bridal style.Tubuhnya dibaringkan dengan hati-hati, seolah tak mau menyakiti istri dan buah hati. Farraz menindih setengah tubuh Shanaya, ia jadi was-was, takut perut istri sakit."Pelan ya Mas, aku agak takut seben
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
21
DMCA.com Protection Status