Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 131 - Chapter 140

206 Chapters

Bab 131. Telpon Mencurigakan

Shanaya dikunci di dalam kamarnya, ia hanya bisa diam saat Farraz mengurung dan mengunci dirinya di sini seorang diri. Baginya tidak masalah, lagipula, Shanaya memang tidak bersalah. Tetapi Grisella yang menjebaknya.Wajah basah dipenuhi air mata itu mulai menghentikan tangisnya, Shanaya meringkuk sambil memeluk guling. Menyamarkan suara isakan tangisnya."Entah sampai kapan, aku sangat percaya jika kebenaran pasti akan terungkap," gumam Shanaya.***Sementara, di dalam kamarnya. Grisella teramat bahagia, dengan penderitaan Shanaya yang dikurung dan dimarahi oleh suaminya.Dia sedang berhias di depan cermin, memolesi wajahnya oleh polesan make up dan memakai super sexy. Guna enak dipandang oleh sang suami.Tidak lupa, dia menyemprotkan parfume dengan merk mahal itu ke semua tubuhnya. Kegiatannya terhenti, saat ponselnya kembali berbunyi."Arghhhh! Bisa gila aku lama-lama jika dia menelponku terus!" umpat Grisella.Menelisik ke penjuru kamar, memastikan jika Farraz tidak ada disekitar
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 132. Kabar Kecelakaan

Air mata Shanaya menitik begitu saja, ia tersentak dan membuyarkan saat cairan bening itu menggenang di matanya. Shanaya mengelap pipinya yang basah, ia tidak tahu apa yang terjadi. Hatinya kalut, ia mendadak resah tanpa sebab."Ya Tuhan ... kenapa perasaanku jadi tidak enak begini ya?" gumam Shanaya.Ia terus menenangkan pikirannya, agar kegundahan tidak beralasan ini tidak lagi dia pikirkan.Tapi, bukannya menenang. Shanaya justru semakin tak karuan, apalagi matanya terus berkaca-kaca. Seperti akan terjadi apa-apa, tetapi apa?"Kenapa tiba-tiba aku rindu Mas Farraz, ya. Apa dia baik-baik saja? Tuhan ... lindungi suamiku dimana pun dia berada."Agar ia tenang, Shanaya memilih membuka ponsel dan sosial medianya, guna mengobati kebosanan.Namun anehnya, saat kini sosial medianya sedang diramaikan oleh berita kecelakaan yang terjadi di Jakarta. Peristiwa itu ternyata diposting sejak beberapa menit yang lalu.Karena penasaran, Shanaya langsung melihat postingan dari pengguna yang menyeb
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 133. Mengungkap Kejahatan

Farraz bersedekap dada, badan tegapnya terus fokus pada pintu rumahnya, menunggu wanita yang selama ini dia tunggu.Tidak menyangka, jika wanita yang ia cintai dan ia sayangi malah berniat mencelakai. Untung saja dia sadar dari awal, akibatnya, sang sopir yang menjadi korban.Sebisa mungkin, amarahnya ia redam. Sesekali melihat Shanaya yang duduk sambil ngemil."Mas, menunggu Mbak Sella, ya?" Shanaya bertanya, menatap punggung suaminya yang hanya diam saja."Ya, Sayang."Tadi, saat Shanaya akan ke Rumah Sakit, dia berpaspasan dengan Grisella. Ia pikir, Grisella akan menyusul, ternyata tidak.Suara langkah kaki, membuat atensi keduanya beralih, menatap Tuan Aryan yang baru saja datang."Bagaimana, apa bukti-bukti sudah kau kumpulkan?" tanya Tuan Aryan to the point.Farraz menanggapinya dengan anggukan. Selama ini, mereka sudah bersekongkol untuk mengawasi Grisella. Jika bukan karena Ayahnya, Farraz tidak tahu jika Grisella adalah wanita berbisa.Dan yang lebih parahnya, kejahatan yang
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 134.

Entah bagaimana jadinya jika Farraz tidak tahu tentang kebusukan Grisella selama ini, sulit dipercaya jika istri pertama yang selalu ia banggakan malah mengecewakan.Beruntung, dia mempunyai Ayah seperti Tuan Aryan. Berkat Ayahnya, Farraz bisa mengusut kejahatan yang dilakukan Grisella.Untuk saat ini, Farraz diam demi keberlangsungan penyelidikannya. Ia menatap Grisella, yang sedang mencium bibirnya. Agak malas, tapi Farraz tahan."Sayang ... Mas jadi penasaran tentang pertemuan pertama kita, bisa kau jelaskan bagaimana awal mulanya?" tanya Farraz.Grisella yang asik mencumbu dirinya terhenti, menatap Farraz dengan terkejut. "Kenapa Mas pengen tahu? Bukannya udah jelas ya, kita bertemu saat aku menolong Mas."Tangan Farraz mengusap punggung polos Grisella, agar tidak curiga. "Sebelun dibawa ke Rumah Sakit. Bagaimana kau bisa menemukanku dan membawaku."Wajah cantik itu memucat, saat ia tanya. "Saat kecelakaan, aku menemukan Mas dipinggir jalan dalam keadaan parah dan penuh darah. Aku
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 135. Masa Lalu

Dengan apa yang sudah terjadi. Farraz benar-benar menyesali, sudah percaya sepenuhnya pada Grisella. Ia sudah dibutakan mata hatinya, oleh wanita yang selama ini ia cinta.Jika saja dia tidak tahu kebenaran ini, Farraz pasti hidup dalam kebodohan, sudah dipermainkan oleh Grisella.Begitu besar rasa sayang Tuan Aryan, sampai menikahkannya dengan Shanaya—wanita yang sebenarnya menyelamatkannya.Pagi sekali ini, Farraz mendatangi kamar istrinya dengan perasaan bersalah. Sudah mengurung Shanaya dari dalam."Ada yang ingin aku bicarakan padamu," kata Farraz. Berjongkok di hadapan sang istri, sambil menggenggam kedua tangannya dengan erat.Ia bahagia, jika penyelamat hidupnya ada di hadapannya dan menjadi istrinya.Sorot mata Shanaya begitu teduh, ia terenyuh saat Farraz mencium dagunya."Apa yang ingin Mas katakan?" tanya Shanaya.Farraz tidak langsung menjawab, ia malah mencium punggung tangan istrinya. Ia ingin mengucapkan ribuan kata maaf, atas apa yang sudah dia perbuat pada Shanaya di
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 136. Menjenguk Baby

Gegas mereka bertiga ikut andil ke kantor polisi, agar menahan Gutama bersama dengan putranya, karena mereka sudah terlibat.Selang beberapa menit kemudian, mereka sampai di kantor polisi, menjebloskan pelaku kejahatan untuk dipenjarakan.Tuan Aryan menyunggingkan senyum. Melihat sahabat sekaligus pengkhianat sudah berada di dalam jeruji besi."Kenapa kau memenjarakanku, Aryan?! Sialan kau!" maki Gutama, atau kerap disapa Tama."Agar kau mendapatkan hukuman yang sudah kau lakukan padaku dan putraku, Tama. Kenapa ... kau membunuh Alvita?" Tuan Aryan menimpalinya dengan suara parau.Kematian istrinya bukan disebabkan oleh penyakit, tetapi dibunuh dengan cara dicekik. Pelakunya adalah Grisella, sementara dalangnya Gutama.Meski mendekam di penjara, Gutama tak ketakutkan sama sekali. Pria itu malah biasa-biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa."Jika aku tidak bisa memilikinya. Maka, orang lain pun tidak ada yang bisa memiliknya, termasuk kau!" katanya begitu berani berterus terang.Memb
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 137. (21+)

Farraz membaringkan tubuh Shanaya ke ranjang dengan hati-hati, sembari melucuti pakaian yang dipakai Shanaya sampai terlepas tak tersisa.Melihat itu, Farraz tersenyum.Ia menatap Shanaya penuh puja, atensinya tidak terlepas dari wajah Shanaya yang berbaring. Sambil membantu Farraz membuka pakaiannya."I love you," bisik Farraz.Kening keduanya bertubrukan, bibir keduanya saling bersentuhan dan mulai mengawali percumbuan yang lembut dan menuntun. Mengingat Shanaya sedang hamil, Farraz harus melakukannya dengan hati-hati.Mulut itu terus menjelajah ke bawah, menyesap leher, bahu dan belahan dada Shanaya yang sangat menggoda."Nghhhhh!" Shanaya mengejang, ketika Farraz melahap buah dadanya.Sebelah tangannya tidak dibiarkan begitu saja, Farraz gunakan untuk meremas benda kenyal favoritnya, membuat tubuh Shanaya mulai terangsang."Mhhhh ... nghhhh ...." Entah berapa lamanya mereka tidak melakukannya, sampai keduanya merasakan nikmat tiada tara, padahal baru saja memulai.Kulit putih yan
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 138. Kelahiran Buah Hati

Mendengar kabar bahwa Shanaya sudah melahirkan. Tuan Aryan dan Pak Amir bergegas untuk menjenguk anak dan cucunya yang sudah lahir.Keduanya juga merasa sangat bahagia, jika cucu pertamanya sudah lahir dan berjenis kelamin laki-laki.Saat ini, si bayi sedang berada di ruangan bayi setelah diperiksa oleh pihak medis."Daddy senang, akhirnya impian Daddy untuk menimang cucu tercapai," kata Pak Amir, mengelus rambut panjang putri semata wayangnya dengan sayang.Shanaya yang terbaring, hanya menanggapinya dengan senyim di wajah pucatnya. "Aku tidak sabar, ingin melihat bagaimana cucuku," sahut Tuan Aryan.Farraz membuang napas, malas. Sedari tadi, sejak kedatangan mereka, kedua pria paruh baya itu begitu antusias."Mas lelah, ya? Sebaiknya Mas istirahat saja," kata Shanaya, membelai lembut pipi Farraz yang terlihat lelah. Lantaran sudah menjaga dan merawatnya.Sebagai seorang suami, Farraz rasa itu memang sudah tugasnya. "Lebih lelah dirimu, Sha. Mas nyilu melihatmu kesakitan seperti itu
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 139. Baby Arash

Pukul 01.45 dini hari. Terdengar suara tangisan bayi begitu nyari sepanjang malam.Farraz terbangun, ia mengucek-ngucek matanya melihat ke arah box bayi. Baby Arash menangis, padahal baru satu jam istrinya tidur.Ia melirik ke arah samping, tempat istrinya masih tidur pulas karena begadang menyusui Baby. Farraz tak tega membangunkan, ia menghampiri dan menggendong Baby Arash untuk ditenangkan."Hari masih malam, Boy. Jangan menangis. Akan Daddy temani, ya," bisiknya.Baby Arash terlelap digendongannya, Farraz menghela napas lega karena anaknya tenang."Daddy tidur, ya. Kau juga tidurlah, Boy.""Oekk ... oeekk ..." Belum sempat menuju ranjang. Baby Arash terbangun dan menangis.Mendengar itu, tidur Shanaya terganggu. Dia membuka mata secara perlahan. Meskipun rasa kantuk datang, ada Baby Arash yang lebih membutuhkan."Mas, kok tidak membangunkanku sih? Coba kemarikan!" kata Shanaya.Farraz menggendong anaknya dan diberikan pada Ibunya. Menilik wajah kantuk dan lelah Shanaya, Farraz jad
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 140. Ending

Tak terasa, waktu terus berjalan begitu cepat. Memberikan perubahan pada rumah tangga Farraz dan Shanaya ke arah yang lebih baik, mereka juga semakin bahagia, membesarkan buah hatinya yang kini sudah menginjak usia 4 tahun.Arash tumbuh menjadi anak yang lucu dan menggemaskan, tampan tentunya."Astaga, sudah pukul berapa ini? Kenapa mereka belum selesai juga."Saat ini, ketiga orang itu sedang berada di taman belakang rumah, menemani Arash yang sedang bermain bola bersama Farraz."Arash, udahan ya mainnya, udah sore loh," bujuk Shanaya.Arash menggelengkan kepalanya cepat, tidak mau berhenti bermain."Nggak mau! Mau main sama Dy!" tolak Arash dengan suara cadelnya.Shanaya menyerah, sudah kewalahan membujuk. "Mas Farraz, bujuk dong anaknya buat mandi. Malah diam saja!""Ya gimana ya, Sayang. Sudah Mas bujuk pun tidak mau.""Ck, anak sama Ayah sama saja!" kesalnya.Farraz mengedikkan bahu acuh tak acuh. Dia juga sudah mencoba membujuk, tapi Arash malah tidak mau.Arash menyimak pembica
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status