Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Bab 122. Harus Memilih

Share

Bab 122. Harus Memilih

Author: RidaFa05
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Farraz terdiam, mendadak jadi mati kutu diberikan pilihan seperti itu. Meskipun dia mencintai Grisella, Farraz juga sudah mencintai Shanaya. Ini terlalu sulit untuk memilih. Jika bisa, dia tidak memilih salah satu diantaranya. Karena keduanya sama-sama penting.

Farraz menarik napas dalam-dalam. Dia menatap lembut pada Grisella yang terpuruk, wajah cantiknya meredup, terhalang oleh basanya air mata yang terus mengalir.

Sungguh, Farraz tidak berniat menyakiti istrinya di hari kepulangannya.

"Mas tidak bisa memilih, Sel. Ini terlalu sulit buatku jika harus begitu." Hanya itu yang mampu Farraz katakan. Sisa unek-uneknya tertahan di tenggorokan.

"Mengapa? Apa kau mencintai wanita jalang itu? Jika memang iya, kau ceraikan saja aku!" hardik Grisella. Tidak suka, jika Farraz memilih dua wanita.

Padahal, Grisella berharap, Farraz hanya memilihnya saja. Terlepas dari pernikahaan paksaan dan pilihan Ayahnya. Ia hanya ingin, Farraz menjadi miliknya, dan menjadi istri satu-satunya.

"Dia sedang men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 123. Kemesraan Farraz Dan Grisella

    Di dalam kamarnya. Shanaya hanya bisa meringkuk, dengan mata sembabnya. Air matanya jatuh tak tertahankan, setelah seharian ini diabaikan. Biasanya Shanaya selalu bermanja dengan sang suami di jam seperti ini. Sepertinya itu tidak akan terjadi lagi. Sebab, wanita yang Farraz cintai sudah kembali."Jangan meminta yang aneh-aneh, Sayang. Daddy tidak sedang bersama Mommy. Biar Mommy saja yang mengelusmu, ya."Shanaya mengusap perutnya, merasa lapar karena hanya makan roti dan susu saja. Selera makannya hilang, dia tidak ingin melakukan apa pun. Selain diam, meratapi kesedihannya."Kau tidak boleh menangis, Shanaya. Jangan cengeng seperti ini."Badannya bergetar, dengan isakan tangis yang lolos di mulutnya. Farraz yang menyelinap masuk, menatap iba pada istri keduanya karena diacuhkan olehnya.Merasakan gerakan di atas ranjang, tangis Shanaya terhenti. Ia tertegun, tak menyadari ada orang masuk ke dalam kamarnyanya.Matanya semakin memanas dan berair, saat tangan kekar melingkar di perutn

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 124. Dendam

    Grisella tidak suka. Jika Farraz lebih membela Shanaya dibandingkan padanya. Seolah-olah sikap suaminya itu peduli pada istri keduanya. Jika memang iya, tidak akan Grisella biarkan Farraz terus dipihak Shanaya.Ungkapan cinta yang Farraz katakan, membuat Grisella jadi kurang yakin. Kepercayaan pada sang suami berkurang, melihat Farraz menyuruh Shanaya untuk bergabung."Apa-apaan sih, Mas? Kenapa kau malah memintanya ke sini? Bukannya malah diusir, malah diundang. Kau bilang padaku akan abai padanya, Mas!" gerutu Grisella mencak-mencak, saat Farraz tidak membuktikan ucapannya.Shanaya yang akan melangkan, urung. Ia malah melayangkan tatapan penuh tanya pada Farraz yang mengurut pangkal hidungnya.Benarkah Farraz mengatakan akan abai? "Ya memangnya kenapa, Sel? Hanya sarapan saja, tidak perlu diperbesar," sahut Farraz. Tidak menyangka, jika kemarahan Grisella masih berlanjut. Bahkan, melampiaskannya secara langsung pada Shanaya.Grisella yang dikenalnya sosok anggun dan lembut, kini si

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 125. Menjadikan Shanaya Babu

    Di dalam sebuah ruangan meeting, dihadiri para pejabat-pejabat penting yang sedang melakukan presentasi demi memenangkan sebuah tender untuk proyek besar. Ada banyak pengusaha, mempresentasikan sebaik mungkin, agar pengusaha setuju dengan gagasan ide yang disampaikan.Mereka bersaing, demi mendapatkan hasil yang memuasakan. Seperti sekarang ini, Farraz dibantu Skretaris barunya untuk menyampaikan rangkuman yang sudah ia buat.Tampaknya, para pengusaha tertarik dengan apa yang disampaikannya.Hingga detik-detik menegangkan terjadi. Semua orang mengangkat tangan, setuju menjalan kerja sama dengannya."Saya setuju, jika bekerja sama dengan anda, Pak Farraz. Dari apa yang anda sampaikan tadi, saya tertarik untuk memberikan tender ini kepada anda," sahut seorang pengusaha yang tak kalah besar dari Arsawijaya Copration.Bisa dibilang, Mrs. Ben Copration itu sebanding dengan perusahaannya."Saya juga setuju, dengan apa yang disampaikan Pak Ben. Bila kita menjalin kerja sama ini, tentunya aka

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 126.

    Farraz menarik selimut tebal untuk membaluti tubuh polos Grisella yang masih terlelap karena pertempuran tadi. Tidak terasa, hari sudah kembali malam. Saking asiknya, mereka tidak menyadari."Ah, rasanya aku malah merindukan Shanya. Sedang apa ya dia?"Sebelum pergi, Farraz memastikan dulu. Grisella sudah lelap atau tidak, agar ia bisa datang dan menemui Shanaya. Setelah dirasa aman, tak lupa, Farraz melabuhkan kecupan di bibir istrinya.Tok ... tok ... tok ...Mendengar suara ketukan pintu, Shanaya yang tertunduk lesu lantas mengangkat kepalanya. Melirik ke arah sumber suara. Entah siapa yang datang. Ia bergegas, membuka pintu kamarnya.Saat sosok Farraz yang datang, Shanaya dengan cepat menutup pintu. Sayangnya, Farraz menahannya dengan kaki."Arggggggghhhh!" Farraz mengaduh kesakitan, karena kakinya terjepit.Shanaya hanya diam, tidak peduli. Dia sudah malas dan tidak mau bertemu dengan Farraz terlebih dahulu. Ia hanya menginginkan istirahat panjang saja malam ini."Kau terlihat le

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 127. Tuan Aryan Menegaskan

    Grisella mengatupkan bibir rapat-rapat. Saat pria paruh baya itu berjalan mendekat, melerai perdebatan pagi buta seperti ini. Wanita yang tadinya baik pitam, mendadak bungkam."Tidak ada yang berhak menyuruh Shanaya dan Farraz bercerai, termasuk kau, Grisella!"Sementara Shanaya dan Farraz hanya bisa diam, saat Tuan Aryan kembali datang tanpa sepengetahuan. Tuan Aryan menatap nanar, pada Grisella yang entah kapan sudah sadar dari komanya.Namun, apa pedulinya? Dia hanya ingin melihat Shanaya dan calon cucunya saja."A-ayah ...." panggil Shanaya, mengangkat kepalanya untuk bersikap baik-baik saja."Jangan takut, ada Ayah di sini. Suamimu seperti pecundang saja, yang hanya bisa diam."Hinaan-hinaan yang Grisella lontarkan, tentu saja Shanaya tertekan. Apakah ini sebagai balasan Tuhan, untuk orang seperti dirinya?Tetapi, jikalau saja Shanaya bisa memilih. Dia juga tidak mau berada diposisi seperti ini. Keadaan yang memaksanya untuk tetap bertahan.Apalagi, Farraz selalu melakukan berbag

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 128. Rencana Jahat

    Jika Shanaya dan Farraz pergi, berbeda dengan Grisella yang duduk seorang diri dengan kedongkolan di hati.Dia benar-benar tidak habis pikir dengan Farraz, sudah ia tahan untuk tidak pergi, malah tidak mendengarkan.Sejak ada Shanaya, suaminya itu benar-benar berubah. Tentu saja, semua yang terjadi pada rumah tangganya karena Shanaya."Arghhhh! Jalang sialan! Aku harus bisa merebut apa yang menjadi milikku!" jeritnya, menjambak rambut panjangnya dengan frustasi. Sehingga penampilannya berantakan.Drrttt ... drrrtttt ...Di tengah-tengah kehancurannya, ponsel Grisella berbunyi. Menandakan ada orang yang menghubunginya. Mata itu memicing, saat ada nomer tidak dikenal menelponnya.Awalnya ia tolak. Namun ponselnya terus saja berbunyi. Alhasil, Grisella mengangkatnya saja."Mohon maaf, siapa ya ini?" tanya Grisella pada lawan bicara di seberang sana.Ia menggigit bibir bawahnya, padahal ia sudah ganti nomer. Masih saja nomer itu menghubunginya."Ck, ini aku. Kau ke mana saja, sialan?!" Gr

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 129. Bekas Tamparan

    Tidak lama dari Rumah Sakit, mereka telah kembali ke kediaman. Karena Shanaya hanya ingin istiraha saja. Farraz mengantarnya ke dalam kamar, menemani istri dan anaknya tidur siang.Di dalam pelukan Farraz, Shanaya hanya menatap langit kamar, menikmati nyamannya tangan Farraz di perutnya."Aku ingin bertanya padamu, Sha ...." kata Farraz sambil berbisik.Si cantik itu mengubah posisi, jadi miring ke hadapan suaminya. "Tanya saja, Mas."Sejenak, Farraz menghirup aroma shampo istrinya yang sangat memabukan. Sudah lama dia tidak menyentuh istrinya, wajar saja jika dia gampang bereaksi. "Aku sempat melihat bekas tamparan di pipimu ... siapa yang melakukan hal itu padamu?" tanya Farraz.Tenggorokan Shanaya tercekak, ia nyaris tersedak oleh ludanya sendiri jika pertanyaan Farraz menyadari kejadian waktu lalu."Mas salah lihat kali, aku tidak sengaja terjedot tembok. Jadinya pipiku memar," alibi Shanaya.Tidak ingin berterus terang, belum tentu Farraz percaya dengan apa yang dia ucapkan. Bah

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 130. Grisella Licik

    Bisa dibayangkan, betapa senangnya Grisella ketik Farraz percaya padanya dan memarahi Shanaya habis-habisan. Memang ini rencana dan tujuannya, membuat Shanaya disalahkan dengan tuduhanya. Apalagi melihat raut khawatir yang tersira5 di wajah suaminya, Grisella harus merayakan kemenangan, jika Farraz ada dipihaknya.Ini hanya langkah awal saja, Grisella akan berupaya memisahkan Farraz dan Shanaya. Dari dulu, Grisella paling tidak suka pada orang yang merebut apa yang ia punya."Sakit Mas, kenapa Shanaya tega melakukan hal ini padaku?" Senyuman seringai itu ditampilkan, saat Farraz sibuk mencari kotak P3K.Sedari tadi, Grisella terus berakting seolah lukanya benar-benar menyakitkan. Padahal itu hanya pura-pura saja, dia juga sengaja menggores keningnya dengan cincin agak tajam agar berdarah."Tenang, Sayang. Mas cari obatnya dulu. Nah, obatnya ketemu!" Farrraz menyahuti sambil membawa kotak yang diperlukan.Ia bergeges, menuju sofa tempat Grisella duduk. Dengan telaten, Farraz mulai men

Latest chapter

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Maaf, Pak. Pak Nick mengatakan jika rapat dipercepat, saya sudah menyiapkan tiket pemberangkatan dua hari lagi," ujar sekretaris Arash mengabarkan perubahan jadwal kerja.Arash hanya bisa mengiyakan saja, tanpa membantah sama sekali. Biarkan saja sang sekretaris yang menghandle urusannya, Arash ingin menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya sebelum pemberangkatan.Ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana, kemudian kembali ke dalam kamar. Sengaja menghindar, agar Shiena tidak mendengar obrolan ini.Bisa-bisa Shiena bertambah marah saat tahu jadwal dipercepat. Shiena selesai menidurkan Keivandra, perempuan itu tampak kelelahan karena menyusui seharian."Kapan kau berangkat, Mas?" tanya Shiena, perlahan menarik puting payudaranya agar terlepas dari mulut Keivandra.Ditanyai seperti itu, Arash diam sejenak. "Tadi sekretarisku menghubungi."Wajah Shiena mendongak, menatap suaminya. "Terus kapan?""Ternyata jadwal dipercepat, aku akan melakukan pemberangkatan tiga hari lagi," kata Ara

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Akira menunggu seseorang untuk menjemputnya. Gadis kecil itu sedang duduk di kursi depan sekolah seorang diri. Karena temannya yang lain sudah ada yang pulang, hanya menyisa beberapa saja dari mereka.Entah ke mana kedua orang tuanya, sampai sekarang belum menjemput. Akira hanya bisa mengerucutkan bibir kesal, luka di kakinya membuat dirinya sakit saat berjalan."Mommy dan Daddy ke mana, sih? Kok lama banget!" gerutu Akira.Dari arah gerbang sana, terlihat seorang dewasa yang melihat ke arah Akira yang sendirian di sana. Tidak tega membiarkannya, wanita tersebut lantas menghampiri."Boleh nggak Tante ikut duduk?" tanya wanita asing itu. Dia memiliki paras cantik, membuat Akira jadi mencuri-curi pandang ke arahnya.Akira jadi teringat nasihat kedua orang tuanya untuk tidak mudah dekat dengan orang asing. Dengan cepat ia menggeser tubuh untuk menjauh.Heran karena Akira tiba-tiba menjaga jarak, wanita tersebut hanya bisa terkekeh pelan."Jangan takut, Tante bukan orang jahat kok. Tante

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Shiena kembali ke rumah dengan kegundahan di hatinya. Panggilan dari Arash saja tidak ia dengarkan, ia masih tidak menyangka akan hamil anak ke tiga.Arash berlari untuk mengimbangi langkah Shiena yang sudah menjauh ke dalam sana."Sayang, tunggu aku!" teriak Arash terus memanggil-manggil.Namun nihil, Shiena bahkan tidak mempedulikannya dan tetap berjalan menaiki tangga.Shanaya dan Farraz yang sedang mengasuh Keivandra pun melirik ke arah anaknya yang mengajar istrinya."Ada apa, Nak?" tanya Shanaya menghentikan langkah Arash.Napas Arash tersengal-sengal, ia menetralkan degup jantungnya yang tak karuan. Kemudian menghampiri mereka."Entah ... Shiena marah karena tahu dia sedang hamil," kata Arash.Sepasang mata Shanaya dan Farraz membola, terkejut mendengar kabar bahwa menantunya sedang mengandung lagi.Yang membuat kaget, anak mereka saja yang kedua baru berusia beberapa bulan."Ya sudah. Kau bujuk saja istrimu, lain kali pakai pengaman kalau mau berhubungan. Atau kalau perlu puas

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Pagi ini, Shiena dan Arash dengan kompak mau mengantarkan Akira ke sekolahnya. Kebetulan juga, letak TK tak begitu jauh dari rumah.Arash juga sedang tidak terlalu sibuk, sehingga ia bisa bersantai. Toh, selagi ada waktu sebelum masuk jam kerja."Kalian mau nganter Rara?" tanya Shanaya. Lebih sering tinggal di sini, sekalian membantu Shiena mengurus anak-anak.Sementara Raisa dan Mark, mereka tinggal di luar negri dan pulang hanya sebulan sekali. Beruntung ada Shanaya, bisa membantu Shiena.Karena Akira ini memang susah dekat dengan orang, dulu pernah menyewa babysitter tetapi tak berlangsung lama."Iya, Mom. Rara ingin kami yang mengantar," jawab Shiena. Wajahnya masih terlihat lelah, Shanaya tahu itu."Oh ya sudah, Kevan bersama Mommy saja. Kalian pergilah." Shanaya mengambil alih Keivandra dalam gendongan menantunya. "Kalian tidak mau sarapan?"Arash melirik pada Shiena yang masih merasakan kantuk. "Mau sarapan dulu?"Kepala Shiena menggeleng, dia tidak selera makan, bawaanya mulai

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Nghhh, Masshh.""Ahh, Mas!""Kevan nangis tuh!"Di bawah kuasa suaminya, Shiena menahan desahan agar tak keluar saat Arash masiu masih sibuk meliuk-liukkan tubuhnya di atasnya.Suara tangisan bayi, membuat aktivitas dua insan itu terhenti dan melepaskan diri dengan peluh keringat membasahi."Cup, cup. Anak Mama jangan nangis, Nak," bisik Shiena, sembari menyusui anak bungsunya yang langsung tenang.Satu tahun sudah berlalu. Kehidupan rumah tangga Shiena dan Arash sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga semakin harmonis, hanya ada cekcok biasa saja.Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak perempuan dan laki-laki. Anak bungsu mereka diberinama Keivandra Asrawijaya. Kini usianya sudah memasuki 3 bulan.Akira juga sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah masuk TK. Kehidupan mereka tampak lebih bahagia dengan kehadiran anak-anak mereka."Kevan udah tidur lho, Sayang," bisik Arash, menunggu dengan sabar Shiena yang sedang menidurkan si bungsu.Shiena memutar bola mata malas, Arash

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 200. Ending

    Shiena merasa penasaran, karena Arash memilih beberapa pakaian di dalam lemari bajunya. Dia bilang, katanya ingin mengajaknya makan malam bersama yang lainnya.Pasalnya Arash bilang secara mendadak, tidak merencanakan dari awal jika memang ada acara seperti ini."Tumben sekali tidak memberitahuku dari awal kalau akan makan, kenapa mendadak sekali?" tanya Shiena, pasrah saja saat Arash memilah baju yang cocok untuk istrinya.Meresponnya, Arash hanya menerbitkan senyum saja. "Tidak mendadak, Sayang. Aku hanya lupa menyampaikannya," elaknya.Padahal hari ini Arash berencana untuk mengajak istrinya bertemu dengan ayah biologisnya, sesuai rencana yang mereka susun sebelumnya.Tentun tanpa sepengetahuan Shiena, agar menjadi kejutan nantinya."Mangkannya jangan bahas ranjang mulu yang dipikiranmu, jadinya lupa seperti itu," cibir Shiena.Mau bagaimana lagi, urusan ranjang sudah menjadi kebutuhan biologisnya."Ssstt, diam saja, Sayang. Bibirmu ingin kusumpal agar bisa diam?" ancam Arash, dian

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 199. Ayah Biologis

    Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 198. Kedatangan Mark

    Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 197. Shiena Hamil

    Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t

DMCA.com Protection Status