"Huaaa, Mama ... aku mau pulang!" Zico menangis sambil mengucek matanya. Bocah kecil itu bersembunyi di balik pohon. Bak main petak umpet, dia menyandarkan wajahnya di sana dengan waspada. "Lama–lama ngeri juga, ke mana semua orang pagi begini, sih? Kenapa tak ada yang lewat? Terus, kalau ada penculik bagaimana?" keluh Zico mulai takut, di sana sepi sekali. Pikirannya mengelana, apa dia bukan tersesat di alam manusia tapi di alam lain? "Huaaa!"Bocah itu kembali menangis, Aldrich yang sudah di belakangnya ragu menyapa. Dia takut anak kecil ini semakin ketakutan. Tapi tangisan Zico lucu, terdengar seperti tikus terjepit. Aldrich tak kuasa menahan tawa. Kasihan, lalu dia pun menepuk halus punggung Zico. "Adik kecil."Tubuh Zico tergemap. Napasnya ditahan, matanya membulat sempurna ketika bulu kuduknya berdiri. "Ih, kok hawanya mulai seram? Kata nenek Gema, jika ada yang memanggil sekali itu jangan dijawab. Siapa tahu itu hantu?" gerutu Zico bergidik. 'Hantu? Jadi, aku dikira han
Last Updated : 2024-02-12 Read more