Share

Dikira Penculik

"Huaaa, Mama ... aku mau pulang!" Zico menangis sambil mengucek matanya.

Bocah kecil itu bersembunyi di balik pohon. Bak main petak umpet, dia menyandarkan wajahnya di sana dengan waspada.

"Lama–lama ngeri juga, ke mana semua orang pagi begini, sih? Kenapa tak ada yang lewat? Terus, kalau ada penculik bagaimana?" keluh Zico mulai takut, di sana sepi sekali.

Pikirannya mengelana, apa dia bukan tersesat di alam manusia tapi di alam lain?

"Huaaa!"

Bocah itu kembali menangis, Aldrich yang sudah di belakangnya ragu menyapa. Dia takut anak kecil ini semakin ketakutan.

Tapi tangisan Zico lucu, terdengar seperti tikus terjepit. Aldrich tak kuasa menahan tawa. Kasihan, lalu dia pun menepuk halus punggung Zico.

"Adik kecil."

Tubuh Zico tergemap. Napasnya ditahan, matanya membulat sempurna ketika bulu kuduknya berdiri.

"Ih, kok hawanya mulai seram? Kata nenek Gema, jika ada yang memanggil sekali itu jangan dijawab. Siapa tahu itu hantu?" gerutu Zico bergidik.

'Hantu? Jadi, aku dikira han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
hahaha.....Zico kocak bilang hati nya sakit ,dia penyakitan lucu banget Aldrich dia emang anakmu
goodnovel comment avatar
Madinah Ayyara
hahaha......
goodnovel comment avatar
Awesome Secret
humorku sebatas makanku banyak nanti kau tekor......... zico zico
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status