"Mohon tunggu di luar."Tubuh Birru luruh di depan ruang tindakan UGD. Tangannya, bajunya semua berwarna merah. Air mata lelaki itu menetes, setelah kepergian orang tuanya baru kali ini Birru menangis lagi. Namun kali ini rasanya terlalu sakit. Sesak menghimpit dada dengan kecemasan memasuki level paling tinggi dalam hidupnya. "Birru."Ivan memanggil lirih. Birru tak bergeming dari posisinya. "Mr Kurata akan membantu mencari pelakunya." Diam, Birru tak merespon. Lelaki itu bergeming. Tetap dengan sikap berlutut.Sampai Ivan berlalu pergi. Bulir bening itu mengalir makin deras. "Ya Allah, hamba tak pernah minta apa pun dari Mu, bahkan ketika papa dan mama dikabarkan meninggal. Tapi sekarang, hamba minta sembuhkan istri hamba. Kembalikan dia seperti sedia kala. Amin."Tak berapa lama, suara langkah kaki terdengar mendekat. Suara sang mama yang membuat Birru menoleh. "Birru!""Ma, Mama! Zee Ma, Zee berdarah banyak sekali. Birru takut." Kamelia langsung memeluk tubuh sang putra yang geme
Terakhir Diperbarui : 2024-03-09 Baca selengkapnya