Bola mata Birru melebar, dengan gejolak bahagia memenuhi. "Siapa kamu?" tanya wanita yang berdiri di depan Birru."Ma ...," rengek Birru. Perempuan itu membeku di tempatnya berdiri. Bermaksud ingin mengulur waktu. Tapi dia sendiri nyatanya tak mampu menahan rindu. "Jangan drama lagi. Dua tahun, Birru seperti orang bodoh. Percaya kalau mama sudah pergi bersama papa. Kurang ya lihat Birru menderita. Kalau gitu kenapa gak suruh saja Birru mati nyusul papa." Emosi menguasai jiwa. Birru yang merasa akan dipermainkan kenyataan lagi, memilih memaksa Kamelia mengaku. Ya, wanita itu Kamelia, datang bersama Malik yang saat ini duduk di teras rumah megah tersebut.Tentu saja membuat laporan untuk sang junjungan. "Cucumu ketemu mamanya." Pesan singkat terkirim. Menunggu, sebab sinyal tidak ada. Sepertinya mereka harus pasang tower sendiri di vila daerah Bandung."Kamelia Putri Erlangga. Ma ....""Hush, gak sopan. Masak manggil gitu." Tak ada pilihan lain. Kamelia merentangkan dua tangannya, ber
Baca selengkapnya