Sebuah pesta pernikahan tengah dihelat. Sepasang pengantin baru saja selesai menyalami tamu undangan yang tak seberapa. Pesta memang tidak digelar meriah. Wajah pengantin lelaki yang tadinya tampak ramah dan penuh senyum. Seketika berubah seratus delapan puluh derajat, ketika tinggal dirinya dan sang istri."Ingat pernikahan ini hanya sementara! Jangan berharap lebih, apalagi sampai aku mencintaimu!" Wajah lelaki itu terlihat dingin dengan aura dominasi begitu kuat. Menekan mental sang istri yang buru-buru menunduk, enggan meladeni tatapan setajam elang pria yang beberapa waktu lalu sah menjadi suaminya.Jemari tangan Zee, begitu nama pengantin perempuan bertaut resah, dia tahu pernikahan ini adalah pernikahan paksa, baik untuknya maupun Birru, suaminya. "Aku tahu," balas Zee segera."Bagus kalau kamu tahu!" Birru melangkah turun sendiri tanpa mengajak istrinya. Helaan nafas dalam Zee hembuskan. Saat ini dia gamang, ragu juga bingung akan masa depannya. Birru bilang hanya sementara, t
Read more