Jepang. Bunyi benda jatuh membuat Ivan lari tergopoh-gopoh menuju dapur. "Ada apa pak bos?" Lelaki itu bertanya panik, gegas menolong Birru yang menekan dada kiri, dengan wajah memucat. Di kaki lelaki itu ada pecahan gelas. "Dadaku sakit Van," keluh Birru. Lelaki itu meringis, nyerinya tak tertahan. Diikuti rasa panas menjalar ke mana-mana. Ivan tentu kebingungan. Dia memapah Birru ke sofa di ruang tengah. Tangannya dengan sigap meraih ponsel, menghubungi dokter pribadi Birru."Ponselku Van," pinta Birru lirih. Tidak tahu kenapa, dalam keadaan sakit begini ada satu nama yang terlintas di wajahnya."Dokter otewe ke sini." Info Ivan. Sang co- asisten bergerak ke dapur. Membereskan kekacauan akibat ulah Birru. Sementara sang tuan gegas mendial nomor yang selama lima bulan ini nyaris tak terpikir olehnya. Panggilan terhubung tapi diangkat. Tidak sabaran, jemarinya mengetik sebuah pesan, yang mungkin sebentar lagi akan Birru sesali. "Gemoy, apa kamu baik-baik saja?" Entah kenapa, rasa ce
Read more